Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENELITIAN DAN OBSERVASI

PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen pengampu :

Muhimmatul Hasanah, S.Psi.M.A

Oleh :
Mohammad Ilyasin (200701022)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam ilmu psikologi, ilmu psikologi perkembangan termasuk bidang kajian yang
melibatkan banyak pihak untuk mempelajarinya. Dengan memahami perkembangan individu
dan mengetahui fase-fasenya dalam dunia pendidikan misalnya, maka dapat disusun
kurikulum, materi, metode, sarana dan alat-alat yang sesuai dengan situasi dan konsisi anak
didik yang ada. Bagi orang tua dengan mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak
mampu memberikan berbagai model pelayanan pada anak secara psikologis sampai usia
remaja, sehingga setiap individu diharapkan bisa menjalani tugas perkembangan dengan baik
dalam setiap tahapannya sekaligus beradaptasi dengan lingkungan dengan baik pula.
Sebagai suatu disiplin ilmu, Psikologi perkembangan merupakan sekumpulan ide-ide
dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui penelitian. Dengan kata
lain psikologi perkembangan bertumpu pada gagasan-gagasan dialogis dengan pengalaman
empiris yang terdiri atas fakta atau informasi untuk diolah menjadi teori yang valid sebagai
tempat berpijaknya suatu ilmu pengetahuan yang ilmiah. Dengan demikian psikologi
perkembangan membahas tentang perkembangan dan pertumbuhan individu sepanjang hayat
life span.
Jika berbicara perkembangan anak, maka akan mengacu pada perubahan biologis,
psikologis dan emosional yang terjadi pada manusia antara kelahiran dan akhir masa remaja,
sebagai individu berlangsung dari ketergantungan untuk meningkatkan otonomi. Ini adalah
proses yang berkesinambungan dengan urutan diprediksi belum memiliki kursus yang unik
untuk setiap anak. Itu tidak berkembang pada tingkat yang sama dan setiap tahap dipengaruhi
oleh jenis sebelumnya perkembangan. Karena perubahan-perubahan perkembangan dapat
sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan acara selama hidup prenatal, genetika dan
perkembangan janin biasanya dimasukkan sebagai bagian dari studi perkembangan anak.
Istilah terkait termasuk psikologi perkembangan, mengacu pada perkembangan di seluruh
umur, dan pediatri, cabang kedokteran yang berhubungan dengan perawatan anak-anak.
Perubahan perkembangan dapat terjadi sebagai akibat dari proses genetik yang dikendalikan
dikenal sebagai pematangan, atau sebagai akibat dari faktor lingkungan dan belajar, tetapi
paling sering melibatkan interaksi antara keduanya. Hal ini juga dapat terjadi sebagai akibat
dari sifat manusia dan kemampuan kita untuk belajar dari lingkungan kita.
Memicu perkembangan anak melalui pelatihan orang tua, antara lain faktor,
mempromosikan tingkat yang sangat baik dari perkembangan anak. Orang tua memainkan
peran besar dalam kehidupan anak, sosialisasi, dan pengembangan. Memiliki beberapa orang
tua dapat menambahkan stabilitas kehidupan anak dan karena itu mendorong perkembangan
yang sehat. Faktor lain yang berpengaruh dalam perkembangan anak adalah kualitas
pelayanan mereka. Program penitipan anak menyajikan kesempatan penting untuk promosi
perkembangan anak.
Perkembangan optimal anak dianggap penting untuk masyarakat dan sehingga sangat
penting untuk memahami perkembangan sosial, kognitif, emosional, dan pendidikan anak-
anak. Peningkatan penelitian dan minat dalam bidang ini telah menghasilkan teori-teori dan
strategi baru, dengan memperhatikan khusus untuk berlatih yang mempromosikan
perkembangan dalam sistem sekolah. Selain itu ada juga beberapa teori yang berusaha untuk
menggambarkan urutan negara yang membentuk perkembangan anak.

B. Tujuan
Tujuan dari observasi ini adalahdapat mengetahui di usia anak-anak faktor apa saja-
kah yang paling berpengaruh dalam hal perkembangan, dan bagaimana di usia anak-anak
cara dia berkomunikasi dan interaksi antar sesama dan lingkungannya, bagaimana dia
menyampaikan sesuatu hal yang dia inginkan karena dari sekian anak-anak pasti mempunyai
karakter dan sifat yang berbeda-beda.

C. Manfaat
Menjadi pengetahuan bagi kita apa saja hal-hal yang harus di lakukan ketika mendidik
anak nantinya dan sebagai pegangan dasar untuk membentuk karakter anak yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Identitas Subjek
Nama : Ramadhani Gusta Prawira
Usia : 6 Tahun
Sekolah : TK PGRI Grujugan Kidul. Bondowoso
Jumlah Saudara : Anak ke-2 dari 2 Bersaudara
Alamat : Dsn. Kerajan 1, Grujugan Kidul. Bondowoso
Narasumber : Ratna Puspita Pratiwi

2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Fisik
Seperti yang diketahui bahwa perkembangan fisik berlangsung secara teratur
sesuai usia sang anak. Perkembangan bayi ditandai dengan adanya perubahan dari
aktivitas yang terkendali menjadi suatu aktivitas yang terkendali. Misal pada
awalnya seorang bayi selalu menggerakkan seluruh anggota badannya ketika
menginginkan sesuatu, namun lambat laun pergerakan tersebut akan lebih teratur
dan berpola seperti mulai merangkak, berjalan, bahkan berlari. Pergerakan yang
dilakukan secara sengaja dan terkendali juga akan terorganisir ke dalam pola.
Pola-pola ini kemudian berubah menjadi gerakan-
gerakan anak dalam melakukan respon terhadap berbagai stimulasi yang berbeda.
Dalam hal ini Dhani yang notabennya termasuk bayi premature yakni lahir di
usia kandungan menginjak 8 bulan dan berindikasi keracunan air ketuban
memiliki gejala seperti sesak nafas, hal ini ditandai dengan pola nafasnya yang
terlalu cepat, hingga kurang lebih usia bayi 1 bulan Dhani masih dalam incubator.
Di usia menginjak 1 tahun Ia sudah mulai bisa berjalan meskipun dengan kondisi
fisik yang masih rentan terhadap penyakit, ini dikarenakan daya tahan tubuhnya
termasuk lemah. Tetapi usia 2 tahun lebih dan sampai sekarang kesehatannya
sudah beranjak normal seperti anak sehat pada umumnya, meskipun fisiknya
cenderung kecil karena Ia termasuk anak yang susah makan.

b. Perkembangan Motorik
 Motorik Kasar
Meskipun tidak termasuk anak yang aktif secara motoric Dhani juga termasuk
bagus perkembangan motorik di anak seusianya. Terbukti ia dari belajar
berjalan dan juga bersepedah tidak membutuhkan waktu yang lama, bahkan
saat belajar sepeda tidak menggunakan roda bantu.
 Motorik Halus
Dhani juga mahir dalam hal mewarnai dan menggambar, dan saat ini Ia lebih
belajar untuk membuat lukisan tentang alam.

c. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif mengacu pada perkembangan anak dalam berpikir dan
kemampuan untuk memberikan alasan. Para pendukung teori behavioris memiliki
sudut pandang bahwa anak-anak tumbuh dengan mengumpulkan informasi yang
semakin banyak dari hari ke hari. Sedangkan Piaget sebagai
tokoh dari psikologi kognitif menjelaskan tahap perkembangan intelektual melalui
beberapa tahapan, untuk anak usia dini terdapat dua tahap perkembangan, yaitu
tahap sensorimotor dan pra-operasional.
Pada tahap sensorimotor yang dimulai dari lahir sampai dengan usia dua tahun,
ditandai dengan adanya interaksi dengan lingkungan yang didasarkan pada
penerimaan anak yang berkaitan dengan semua masukan-masukan dari indera dan
adanya reaksi dari otot-otot. Periode ini di awali oleh gerakan-
gerakan reflektif yang kemudian berkembang pada gerakan-gerakan yang bisa
dikendalikan. Tugas perkembangan dari periode ini adalah anak bisa memahami
bahwa objek itu ada bahkan ketika objek tersebut tidak dapat dilihat atau
didengar. Anak yang berada pada tahap ini memerlukan pengalaman yang
berhubungan dengan sentuhan, rasa, dan juga penyelidikan.
Tahap yang selanjutnya adalah tahap praoperasional, tahap ini ditandai dengan
adanya kemampuan dalam menghadirkan objek dan pengetahuan melalui imitasi,
permainan simbolis, menggambar, gambaran mental, dan bahasa lisan. Salah satu
karakteristik dari periode ini adalah rendahnya tingkat konservasi, konservasi
adalah pengetahuan mengenai nomor, jumlah, massa, panjang, berat, dan volume
objek. Anak yang masih berada dalam tahap ini masih bersikap egosentris di mana
mereka tidak dapat menerima pendapat orang lain dengan mudah. Hal ini yang
menyebabkan anak pada usia tiga sampai enam tahun cenderung aktif bertanya
dan selalu menanyakan alasan dari setiap jawaban hingga mereka merasa puas.
Pada tahapan ini hendaknya anak diarahkan kepada aktifitas yang di dalamnya
terdapat kegiatan memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, dan
menyediakan kesempatan untuk saling bertukar pikiran.
Dalam perkembangan kognitif ini Dhani sangat terlihat dengan cara ia selalu
aktif bertanya mengenai hal-hal baru di sekitarnya, dan mulai memahami apa saja
serta resiko nantinya dan kemampuan membacanya juga semakin lancar, cara
berkomunikasi semakin jelas. Pada tahapan ini Dhani memasuki tahapan pre-
operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun.
Dari pakar terkemuka anak Jean Piaget (Jin Piasye). Menurut Thorndike (1911),
salah seorang pendiri aliran tingkah laku, teori behavioristik dikaitkan dengan
belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang berupa pikiran, perasaan,
atau gerakan) dan respons (yang juga berupa pikiran, perasaan, dan gerakan).
d. Perkembangan Sosial
Dasar untuk sosialisasi pada anak-anak diletakkan dengan meningkatnya
hubungan antara anak dengan teman-teman sebayanya dari tahun ke tahun. Anak
tidak hanya lebih bermain dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak bicara.
Jika anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya
kadangkadang saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik
daripada hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik. Pada
pernyataan di atas dijelaskan bahwa perkembangan sosialisasi pada awal masa
anak-anak awal ditandai dengan meningkatnya intensitas hubungan dengan
teman-teman sebayanya, dan perkembangan ini meningkat dari tahun ke tahun.
Pada fase ini juga anak-anak tidak hanya senang bermain tetapi juga lebih banyak
berbicara. Hubungan atau kontak sosial lebih baik dari pada hubungan sosial yang
kurang baik.
Dalam kesehariannya Dhani hanya bermain di sekitaran rumahnya saja. Ia
termasuk jarang bermain dengan teman-teman di lingkungannya, hal ini
dikarenakan Ia termasuk anak yang pemalu. Di sekolahnya-pun Ia hanya bergaul
dengan segelintir anak. Mungkin hal tersebut dikarenakan pembiasaan dari orang
tuanya yang cenderung kurang mengenalkan Ia kepada lingkungan sekitar dan
berinteraksi terhadapnya.
e. Perkembangan Emosi
Dalam pola asuh dimana si anak sebagian besar hanya berinteraksi dengan
orang rumah dan orang tuanya yang cenderung sibuk, Dhani termasuk anak yang
dimanja mengingat banyak dari aktifitas anak-anaknya dihabiskan secara mandiri
dan yang berperan hanyalah orang tua dan orang rumah saja. Hal ini menimbulkan
bebrapa prilaku negatif. Contohnya saja ketia si anak meminta sesuatu dari orang
tuanya dan itu tidak diindahkan, maka anak tersebut berontak bersikeras agar
permintaannya dituruti. Tidak jarang menangis atau bahkan tantrum dijadikan
“senjata” olehnya.
f. Perkembangan Kepribadian
Salah satu tokoh psikologi yang menjelaskan secara rinci mengenai
kepribadian pada anak adalah Erik Erikson, seorang ahli psikoanalisis yang
menjelaskan kepribadian melalui ego (suatu perasaan terhadap diri). Secara luas
Erikson memandang perkembangan identitas anak sebagai cerminan dari
hubungan dengan orang tua dan keluarga di dalam konteks yang lebih luas tentang
masyarakat. Membangun kepercayaan penting dilakukan pada anak usia dini,
melalui pertemanan maupun interaksi di sekolah. Anak harus merasakan bahwa
gagasannya adalah gagasan yang baik dan orang lain menghormati gagasan itu,
hal ini sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan pada diri anak.
Dalam proses perkembangan kepribadian ini, Dhani termasuk anak yang cepat
tanggap dan aktif. Ia tak segan menanyakan hal-hal yang tidak diketahuinya. Ia
juga juga suka menirukan apa yang di contohkan orang sekitarnya, baik itu orang
tua, pengasuh, maupun para sanak saudara. Disisi lain itu Ia termasuk anak yang
punya inisiatif terhadap beberapa hal; diantaranya adalah mandi tepat pada
waktunya, berangkat kesekolah, dsb. Meskupun disisi lain Ia suka tidak
mengindahkan perintah orang tua ketika disuruh untuk belajar.
g. Perkembangan Bermain
Bermain adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada awal
masa anak-anak. Sebab anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di luar
rumah bermain dengan teman-temannya dibanding terlibat dalam aktivitas lain.
Permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktivitas yang menyenangkan
yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri, bukan karena ingin
memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Hal ini adalah karena
bagi anak-anak proses melakukan sesuatu lebih menarik dari pada hasil yang akan
didapatkannya. Dalam hal ini saat bermain Dhani lebih bisa menerima sesuatu
yang tidak dia senangi dan bisa menerima dengan lingkungan nya, dia selalu
menunjukan ekpresi yang ceria, di badingkan dulu waktu masih balita, sekarang
dia jauh lebih meng eksplor bakat nya sendiri.
h. Perkembangan Bahasa
Dalam hal perkembangan bahasa Dhani sangat lancar dan selalu aktif ketika di
sekolah selalu menjawab pertanyaan gurunya dan cara penyampaian nya pun juga
semakin jelas, sering mencoba memakai istilah bahasa yang baru baik di sekolah
maupun di rumah dan bermain, sering mendengarkan obrolan orang tua dan sering
menonton animasi dan mendengarkan lagu membuatnya lebih bisa memahami
bahasa bahasa baru di antara teman seumurannya. Yang dimana seperti Teori
Orientasi Proses dari Jean Piaget, proses informasi mengenai intelektual
menunjukan bahwa intelektual akan di ukur dari fungsi-fungsi seperti sensoris,
ingatan, dan kemampuan mental yang lain termasuk belajar dan menimbulkan
kembali. Perkembangan bahasa pada usia 6 menjelang 7 tahun anak sudah dapat
menyusun pendapat, yang mana hal yang tidak boleh dan mana yang tidak baik,
dan di usia ini juga sudah bisa menyimpulkan berbagai analogi.
BAB III
KESIMPULAN

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam berbagai aspek sedang


mengalami masa yang sangat cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia dan terjadi
sejak dalam kandungan, setiap organ dan fungsinya mempunyai kecepatan tumbuh yang
berbeda-beda. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan terdapat faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Faktor tersebut adalah
faktor yang berasal dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dalam meliputi hal-hal yang
diturunkan dari orang tua, unsur berfikir dan kemampuan, keadaan kelenjar zat-zat dalam
tubuh dan emosi atau sifat-sifat (tempramen) tertentu.
Sementara itu, faktor luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah keluarga, gizi, budaya atau lingkungan dan tempat bermain juga sekolah Dalam
masa pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, adalah masa yang sangat sensitif, dan
mungkin saja dalam masa pertumbuhan dan perkembangan ini bukan tidak mungkin adanya
hambatan-hambatan dalam perkembangan fisik dan mentalnya, sehingga akan menjadi suatu
masalah dikemudian hari, maka sangatlah penting bagi orangtua ataupun pendidik (guru)
untuk dapat mengetahui hambatan tersebut, dengan mendeteksinya secara dini (deteksi dini
tumbuh kembang anak) agar dapat diatasi sedari awal.
DAFTAR PUSTAKA

M. Dahlan Djawad,“Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja”,Cet I ,PT.Remaja.


Rosdakarya,Bandung Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, “Psikologi Remaja:
Perkembangan Peserta Didik“PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009.
Elfi Yuliani Rocmah, “Perkembangan anak”, STAIN Ponorogo Press, Ponorogo, 2011.
Elizabeth B Hurlock, “Psikologi Perkembangan,” terj ,Gelora Aksara Pratama Jakarta, 1980.
F. J. Monks,”Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagiannya,” Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, 1982.

Anda mungkin juga menyukai