Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN TEORI TENTANG HAKIKAT BERMAIN, HAKIKAT

PERMAINAN, HAKIKAT MAINAN


Dosen Pengampu: Fathan Nurcahyo S.Pd.Jas, M.Or

Dibuat :

Dimas Dwi Agung Wibowo

21601244074

RPL PJKR

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN & REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
KATAPENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul hakikat pendidikan dan pengajaran,
hakikat nilai-nilai sosial, hakikat dimensi sosial. Tak lupa sholawat serta salam kita junjungan
kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen bidang sejarah
dan filsafat penjas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
sejarah dan filsafat penjas
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak fathan nurcahyo selaku dosen dalam bidang
studi sejarah dan filsafat penjas yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang apa itu hakikat pendidikan dan pengajaran, hakikat
nilainilai sosial, hakikat dimensi sosial secara umum.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membagikan
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang di
berikan.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta , 11 Januari 2023

Dimas Dwi Agung Wibowo


1. Hakikat bermain, permainan dan mainan secara umum A. Hakikat bermain,
permainan dan mainan secara umum ( Bermain )
- Menurut Smith and Pellegrini bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
kepentingan diri sendiri, dilakukan dengan cara-cara menyenangkan, tidak
diorientasikan pada hasil akhir, fleksibel, aktif, dan positif. Hal ini berarti, bermain
bukanlah kegiatan yang dilakukan demi menyenangkan orang lain, tetapi
sematamata karena keinginan dari diri sendiri.
- Menurut Hurlock bermain adalah kegiatan yang menyenangkan, bersifat pribadi,
berorientasi proses, bersifat fleksibel, dan berefek positif. Bermain juga dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara suka rela,
tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar
- Selain itu Freeman dan Munandar mendefinisikan bermain sebagai suatu aktifitas
yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik secara fisik,
intelektual, social, moral dan emosional. Hurlock dalam bukunya menyebutkan
bahwa bermain (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga
arti utamanya mungkin hilang.
( Permainan )
- Menurut challer dan Nazaruz menyatakan permainan itu sebagai kesibukan
rekreatif, sebagai lawan dari kerja dan keseriusan hidup. Orang dewasa mencari
kegiatan bermain-main apabila ia merasa capai sesudah berkerja atau sesudah
melakukan tugas- tugas tertentu. Dengan begitu permainan tadi bisa “ me-rekriir ”
kembali kesegaran tubuh yang tengah lelah.
- Menurut Herbert Spencer, permainan disebabkan oleh mengalir keluarnya enegi,
yaitu tenaga yang belum dipakai danmenumpuk pada diri anak itu menuntut
dimanfaatkan atau dipekerjakan. Sehubungandengan itu energi tersebut “mencair”
dan “menunggah” dalam bentuk permainan. Teori inidisebut juga sebagai teori
“kelebihan tenaga” (krachtoverschot-theorie). Maka permainan merupakan katup
pengaman bagi energi vital yang berlebih-lebihan.
- Menurut tanley Hall dengan pandangannya yang biogenetismenyatakan bahwa
selama perkembangannya, anak akan mengalami semua faseke manusiaan.
Permainan itu merupakan penampilan dari semua factor hereditas (waris, sifat
keturunan): yaitu segala pengalaman jenis manusia sepanjang sejarah akan
diwariskankepada anak keturunannya, mulai dari pengalaman hidup dalam
guagua, berburu, menangkap ikan, berperang, bertani, berhuma, membangun
rumah sampai dengan menciptakan kebudayaan dan seterusnya. Semua bentuk ini
dihayati oleh anak dalam bentuk permainan-permainannya.
B. Hakikat Pendidikan Jasmani
- Williams menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah semua aktivitas manusia
yang dipilih jenisnya dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dcapai.
Singer memberi batasan mengenai pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui
jasmani berbentuk suatu program aktivitas jasmani yang medianya gerak tubuh
dirancang untuk menghasilkan beragam pengalaman dan tujuan antara lain belajar,
sosial, intelektual, keindahan dan kesehatan.
- Bucher menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral
dari seluruh proses pendididkan yang bertujuan mengembangkan fisik, mental,
emosi, dan sosial, melalui aktivitas jasmani yang telah dipilih untuk mencapai
hasilnya.
- Frost menyatakan bawa pendidikn jasmani terdiri dari perubahan dan penyesuaian
yang terjadi pada individu bila ia bergerak dan mempelajari gerak.
C. Hakikat Olahraga (Menurut para ahli)
- Menurut Cholik Mutohir,olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala
kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau
anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan
prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas berdasarkan Pancasila.
- Menurut Husdarta olahraga merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam
kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan kemauanya
semaksimal mungkin.
- Menurut Giriwijoyo mengatakan bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga
yang teratur dan terencana yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan
kemampuan fungsionalnya.
( UNESCO)
- Menurut UNESCO sport adalah setiap aktivitas fisik berupa permainan yang
berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain ataupun diri sendiri.
(UU sistem keolahragaan nasional tahun 2005)
- Menurut UU sistem keolahragaan nasional tahun 2005 olahraga adalah segala
kegiatan yang sistematik untuk mendorong, membina, serta mengembangkan
potensi jasmani, rohani, dan sosial.
2. Tujuan dan manfaat bermain, permainan, dan mainan secara umum A. Tujuan
dan manfaat bermain, permainan, dan mainan secara umum (Bermain)
- Menurut Sukintaka bermain bertujuan untuk mendapatkan keuntungan material
bukan bermain yang sesungguhnya. Dalambermain terdapat kebebasan,
pengharapan dan juga kesenangan. Selain itu akanmelatih diri untuk mengatasi
kesukaran-kesukaran sehingga dengan demikian berartianak dapat
mengembangkan kegiatan, baik jasmaniah maupun rokhaniah.
- Menurut Tedjsaputra ,anfaat bermain dapat dirasakan anak untuk perkembangan
aspek fisik, motorikkasar dan halus, aspek sosial, aspek emosi atau kepribadian,
aspek kognisi, untukmengasah ketajaman penginderaan serta untuk
mengembangkan keterampilanolahraga dan menari, bahkan bermain juga
digunakan oleh guru untuk pengamatandan penilaian (evaluasi), bermain bisa
dimanfaatkan sebagai media terapi sertabermain sebagai media intervensi.
- Menurut Patmonodewo manfaat bermain ditinjaudari segi sosial akan menambah
pergaulan, menambah keakraban, rekreasi, supayatidak dihina, dapat berkumpul,
mencegah kerusuhan, supaya terhindar dari narkoba,menjebak teman yang nakal.

B. Pendidikan Jasmani ( Para ahli)


- Menurut pendapat Voltmer et al, Bucher, Larson, Singer, dan Andrews tujuan
pendidikan jasmani adalah pendidikan anak secara keseluruhan, untuk
mengembangkan individu anak secara maksimal yang meliputi perubahan fisik,
mental, moral, sosial, estetika, emosional, intelektual, dan kesehatan.
- Secara khusus Vannier dan Foster dan Daughtrey & Lewis menyebutkan bahwa
tujuan pendidikan jasmani yang diajarkan oleh guru dilingkungan sekolah adalah
(1) membantu perkembangan fisik setiap siswa, (2) meningkatkan kemampuan
fisik anak, mengembangkan kepandaian yang beraneka ragam, penyesuaian diri,
memanfaatkan tenaga yang dimiliki guna menghadapi tugas-tugas yang ada
dengan situasi yang bervariasi, (3) memungkinkan tiap-tiap anak terus melakukan
aktivitas fisik untuk memperoleh pengalaman gerak, (4) membantu anak-anak
dalam memperoleh pengalaman yang menyenangkan dengan temannya, (5)
membantu anak-anak bagaimana bekerja sama satu dengan yang lain dan bekerja
dengan sukses sebagai anggota kelompok, (6) latihan dengan menggunakan proses
belajar secara alamiah melalui penelitian dan penemuan, melalui kreativitas dan
imajinasi aktivitas fisik, (7) mengembangkan koordinasi fisik dan mental, kontrol
diri, serta kepercayaan dirt, dan (8) memberikan kesempatan untuk memperoleh
pengalaman seluasluasnya dalam semua model gerakan dan aktivitas, keduanya
dengan peralatan dan tanpa peralatan dengan cara yang berbeda sepanjang
memungkinkan.
- Tujuan utama program pendidikan jasmani di sekolah lanjutan menurut Lawson dan
Placek adalah sebagai berikut (1) memberi kesempatan siswa untuk belajar
bagaimana bergerak secara terampil dan cekatan, (2) memberi kesempatan siswa
untuk memahami berbagai pengaruh dan akibat keterlibatan mereka dalam
kegiatan jasmani yang menggembirakan, (3) membantu siswa untuk memadukan
keterampilan baru yang dibutuhkan dengan pengetahuan yang telah dipelajari
sebelumnya, (4) meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan
pengetahuandanketerampilan mereka secara rasional.
(UESCO)
- UNESCO memberikan pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses
pendidikan manusia sebagai individu atau anggota masyarakat dilakukan secara
sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh
peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan
pembangunan watak.
(UU SKN tahun 2005)
- Berfungsi sebagai instrumen hukum yang mampu mendukung pembinaan dan
pengembangan keolahragaan nasional pada masa kini dan masa yang akan datang.
(Kurikulum Pendidikan Jasmani)
- Adapun tujuan umum Pendidikan Jasmani adalah memacu kepada pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya
membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai,
sikap dan membiasakan hidup sehat.
(PP Pemerintah)

- Pendidikan jasmani adalah bahan kajian pendidikan jasmani dan olah raga
dimaksudkan untuk membentuk karakter Peserta Didik agar sehat jasmani dan
rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas.
(Mahasiswa)
- Menurut saya pendidikan jasmani adalah bagian integral dan pendidikan kesluruhan
yang memanfaatkan aktivitas jasmani sebagai media untuk mencapai suatu tujuan
penjas itu sendiri.
C. Olahraga (Para ahli)
- Menurut Siti Koasasih olahraga bertujuan mendukung terciptanya sumber daya
manusia yang memiliki kualitas fisik yang baik sudah tidak diragukan lagi. Selain
bermanfaat untuk jasmani, olahraga juga berperan dalam pengembangan karakter
bangsa. Olahraga mampu melahirkan kebiasaan yang baik seperti jujur, disiplin,
sportif, tanggung jawab, dan kerja sama .
- Menurut Sugiyanto olahraga bertujuan mengembangkan warga negara yang segar
(fit) secara fisik, mental, emosi dan sosial melalui medium aktivitas fisik yang
dipilih sesuai sudut pandang perealisasian tujuan tersebut
- Menurut Kristiyanto Olahraga bertujuan untuk menciptakan prestasi yang
setinggitingginya. Artinya bahwa berbagai pihak seharusnya berupaya untuk
mensinergikan hal-hal dominan yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi
di bidang olahraga.
(UU SKN tahun 2005)
- Keolahragaan Nasional sekaligus berfungsi sebagai instrumen hukum yang mampu
mendukung pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional pada masa kini
dan masa yang akan datang
(Kurikulum Pendidikan Jasmani)
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang
membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental,
sosial, emosional dan moral.
(Mahasiswa)
- Menurut saya olahraga bertujuan sebagai bentuk aktivitas fisik dalam menjaga
tubuh, menguatkan pernapasan, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Tahapan permainan dalam pertubumbuhan dan perkembangan peserta didik Ada
beberapa ahli yang mengemukakan tentang teori-teori pertumbuhan dan perkembangan
anak sebagai berikut:
a. Kartini Kartono membagi masa perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi 5,
yaitu : - 0 – 2 tahun adalah masa bayi - 1 – 5 tahun adalah masa kanak-kanak - 6 – 12
tahun adalah masa anak-anak sekolah dasar - 12 – 14 adalah masa remaja - 14 – 17
tahun adalah masa pubertas awal
b. Aristoteles membagi masa perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi 3, yaitu : -
0 – 7 tahun adalah tahap masa anak kecil - 7 – 14 tahun adalah masa anak-anak, masa
belajar, atau masa sekolah rendah - 14 – 21 tahun adalah masa remaja atau pubertas,
masa peralihan dari anak menjadi dewasa
c. Tahap Perkembangan Anak Menurut Hurlock dalam bukunya yang berjudul Child
Development, perkembangan anak dibagi menjadi 5 periode, yaitu :
a periode pra lahir yang dimulai dari saat pembuahan sampai lahir. Pada periode ini
terjadi perkembangan fisiologis yang sangat cepat yaitu pertumbuhan seluruh
tubuh secara utuh.
b Periode neonatus adalah masa bayi yang baru lahir. Masa ini terhitung mulai 0
sampai dengan 14 hari. Pada periode ini bayi mengadakan adaptasi terhadap
lingkungan yang sama sekali baru untuk bayi tersebut yaitu lingkungan di luar
rahim ibu.
c Masa bayi adalah masa bayi berumur 2 minggu sampai 2 tahun. Pada masa ini
bayi belajar mengendalikan ototnya sendiri sampai bayi tersebut mempunyai
keinginan untuk mandiri.
d Masa kanak-kanak terdiri dari 2 bagian yaitu masa kanak-kanak dini dan akhir
masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak dini adalah masa anak berusia 2 sampai 6
tahun, masa ini disebut juga masa pra sekolah yaitu masa anak menyesuaikan diri
secara sosial. Akhir masa kanak-kanak adalah anak usia 6 sampai 13 tahun, biasa
disebut sebagai usia sekolah.
e Masa puber adalah masa anak berusia 11 sampai 16 tahun. Masa ini termasuk
periode yang tumpang tindih karena merupakan 2 tahun masa kanak-kanak akhir
dan 2 tahun masa awal remaja. Secara fisik tubuh anak pada periode ini berubah
menjadi tubuh orang dewasa.
4. Jenis-jenis pembagian olahraga

Macam-macam cabang olahraga seringkali didengar oleh sebagian orang di kala ajang
kompetisi yang melibatkan banyak negara. Beberapa di antaranya yakni berupa
Olimpiade hingga Pekan Olahraga. Hal ini membuat sejumlah cabang olahraga terdengar
familiar di telinga masyarakat.
Namun, cabang olahraga sebenarnya terdapat banyak macamnya. Pada umumnya,
cabang olahraga tersebut terbagi menjadi empat kategori utama yang berupa fisik seperti
senam dan renang, olahraga bermotor, pikiran, hingga memerlukan hewan sebagai unsur
pendukung. Macam-macam cabang olahraga tersebut diketahui dapat dilakukan secara
individu maupun berkelompok. Dengan begitu, semua orang dapat merasakan
berkompetisi secara individu maupun dengan bekerjasama.
Dengan mengetahui macam-macam cabang olahraga serta cara melakukannya, maka
Anda akan belajar mengenai keterampilan fisik hingga unsur kerjasama dan sportivitas
yang dibangun. Berikut macam-macam cabang olahraga yang berhasil dirangkum dari
berbagai sumber.
1. Atletik
Cabang olahraga ini diketahui merupakan olahraga pertama yang
dikompetisikan dalam olimpiade. Cabang atletik menjadi salah satu cabang olahraga
tertua lantaran pertama kali diselenggarakan pada tahun 776 SM. Beberapa olahraga
yang tergolong ke dalam cabang olahraga atletik tersebut adalah lempar lembing,
tolak peluru, lompat tinggi, lempar cakram, lompat galah, hingga panahan. Masing-
masing olahraga tersebut menggunakan alat khusus untuk mencapai target sasaran
sang atlet.
2. Tennis
Tenis merupakan macam-macam cabang olahraga yang membutuhkan raket
untuk memantulkan bola agar mendarat di lapangan lawan. Olahraga ini dapat
dimainkan secara individu maupun berkelompok (ganda).
Tenis merupakan jenis olahraga yang dapat dimainkan di dalam atau di luar
ruangan. Biasanya, permukaan lapangan tenis adalah lapangan keras, rumput, dan
tanah liat. Ukuran standar dari lapangan tenis yakni 23.77 meter x 8.23 meter untuk
dimainkan tunggal. Sementara itu, luas lapangan 23.77 meter x 10.97 meter untuk
dimainkan secara ganda.
3. Sepak Bola
Sepak bola adalah cabang olahraga yang paling banyak digemari dan populer
di hampir seluruh penjuru dunia. Tujuan dari cabang olahraga ini adalah untuk
memasukkan sebuah bola yang diperebutkan oleh kedua tim ke dalam gawang lawan.
Masing-masing tim memiliki sebelas pemain yang siap untuk saling
berhadapan di sebuah lapangan hijau. Di ujung lapangan terdapat gawang dari
masing-masing tim. Negara di Benua Eropa seperti Yunani dan Roma mengklaim
bahwa di sana merupakan pusat perkembangan permainan si kulit bundar tersebut.
Inggris disebut sebagai negara yang membuat aturan pertama untuk lawan tersandung
dan menyentuh bola dengan tangan dilarang.
4. Badminton
Badminton merupakan macam-macam olahraga yang juga cukup populer di
kalangan masyarakat Indonesia. Olahraga ini dimainkan secara individu melawan
individu lain atau dapat pula dimainkan secara ganda.
Pemain diwajibkan untuk memukul shuttlecock agar mendarat di lapangan lawan. Unsur
kecermatan dan kecepatan merupakan kunci utama agar seorang pemain dapat berhasil
memenangkan permainan.
5. Perbedaan Permainan, Olahraga, dan Pendidikan Jasmani
Permainan Olahraga Pendidikan Jasmani
Permainan adalah aktivitas Olahraga adalah suatu bentuk Pendidikan jasmani adalah
bermain yang yang bertujuan aktivitas fisik yang dapat suatu bagian integral dan
untuk memberikan dilakukan oleh orang dewasa pendidikan keseluruhan yang
kesenangan dan maupun anak-anak. memanfaatkan aktivitas
kebahagian.Permainan ini jasmani untuk mencapai
dapat dimainkan dengan tujuan pendidikan jasmani.
menggunakan alat atupun
tidak menggunkan alat.

.
KESIMPULAN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan
alatyang dapat memberi kesenangan maupun pengembangan imajinasi pada anak. Setiap
bentukkegiatan bermain pada anak pra sekolah mempunyai nilai positif terhadap
pertumbuhan danperkembangannya. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak
berlangsung secara teratur, saling terkait dan berkesinambungan, sehingga pertumbuhan
dan perkembangan terjadi secarabersamaan dan berkorelasi. Upaya lain yang dapat
dilakukan pendidik adalah denganmerancang lingkungan yang kondusif untuk anak
bermain, dan menjadi fasilitator sertamotivator untuk anak ketika anak sedang bermain.
Upaya yang dapat dilakukan pendidik pada anakusia dini yakni melakukan bermain yang
bersifat edukatif yaitu segala sesuatu yang dipergunakan atau yang dijalankan sebagai
sarana untuk bermain yang mengandungpendidikan (edukatif) dan mampu
mengembangkan kemampuan anak. Adapun alat yang bisadigunakan untuk memainkan
permainan edukatif yaittu harus mengandung nilai pendidikan,aman dan tidak berbahaya
dan berfungsi mengembangkan kemampuan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Utama, Bandi. Pembentukan Karakter Anak Melalui Aktivitas Bermain Dalam Pendidikan
Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Vol. 8 No. 1 (2011)

Winarno. Sistematika Pembelajaran Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan, ISSN 0854-8307


No.

1 (2022)

Ifrianti, Syfnida. Implementasi Metode Bermain dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS di
Madrasah. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2 No. 2 (2015)

Simatupang, Nurhayati. Bermain Sebagai Upaya Dini Menanamkan Aspek Sosial Bagi Siswa

Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Vol. 3 No. 1 (2005)


Farhurohman, Oman. Hakikat Bermain Dan Permainan Anak Usia Dini Dipendidikan Anak
Usia Dini (PAUD). Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 2 No. 1 (2017)
Kuntjoro, Bambang Ferianto Tjahyo. Rasisme dalam Olahraga. Jurnal Penjakora, Vol.7 No.1
(2020)
Setiyawan. Visi Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jurnal Ilmiah PENJAS, Vol. 3 No. 1
(2017)

Anda mungkin juga menyukai