Anda di halaman 1dari 5

TUGAS IV

SEJARAH DAN FILSAFAT PENDIDIKAN JASMANI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah dan Filsafat Pendidikan Jasmani

Oleh:

Dimas Dwi Agung Wibowo

21601244074

RPL PJKR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2023
A. Pendahuluan

Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan


melalui sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih sehingga dilaksanakan
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. (Jesse Feiring Williams. 1999). Pendidikan
jasmani ini umumnya biasa dilakukan pada berbagai tingkat pendidikan, mulai dari
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Hal tersebut dilakukan karena
pentingnya melatih atau medidik jasmani peserta didik agar melatih kerjasama dan
meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran yang ada di dalam tubuh.
Suatu ilmu pengetahuan yang ada saat ini pasti ada sejarah dan filsafat yang
terjadi didalamnya. Suatu ilmu pengetahuan ataupun pendidikan tidak dapat secara
tiba-tiba lahir dan muncul sendiri tanpa adanya seseorang ataupun sekelompok orang
yang berfikir untuk mencari tahu sumber-sumber ilmu pengetahuan. Karena pada
dasarnya manusia memiliki akal untuk dapat berfikir dan memiliki rasa keingintahuan
yang tinggi. Sehingga terciptalah berbagai disiplin ilmu dan bermacam cabang ilmu
yang ada pada saat ini. Salah satu ilmu yang ada adalah pendidikan jasmani.
Sejarah dan filsafat dalam pendidikan jasmani memiliki objek dan landasan
sebagai awal pemikiran filsafat. Kemudian ada banyak landasan yang mendasari ilmu
pendidikan jasmani dan olahraga ini menurut berbagai macam ahli. Ada pula
pemikiran filsafat pendidikan jasmani yang meliputi ontologies, epistimologia, dan
juga aksiologis.

B. Pembahasan

Pendidikan jasmani merupakan sebuah ilmu yang mempelajari aktivitas


jasmani. Biasanya pendidikan ini dilakukan melalui aktivitas jasmani sebagai
sumbernya. Karena pendidikan jasmani umumnya dilakukan di luar ruangan atau
tidak dilaksanakan di dalam ruangan. Ada beberapa objek jika kita membahas filsafat
dalam pendidikan jasmani. Objek material dalam pendidikan jasmani adalah
pendidikan jasmani itu sendiri. Dimana di dalam mempelajari filsafat penjas, yang
akan dibahas juga seputar materi pendidikan jasmani tersebut, tidak akan keluar dari
topik tersebut. Kemudian untuk objek formal dalam pemikiran filsafat pendidikan
jasmani adalah filsafat tersebut. Karena semua hal dalam pendidikan jasmani akan kita
bahas filsafatnya.
Kemudian terdapat beberapa landasan yang mendasari pemikiran filsafat pendidikan
jasmani, yaitu :

Pendidikan jasmani dan olahraga di Indonesia telah dikenal dengan istilah


lichamelijke opvoeding atau physical education, yang berarti bahwa pendidikan
melalui jasmani dan olahraga (Harsuki, 2003). Pendidikan jasmani dan olahraga
merupakan kegiatan pendidikan dengan menggunakan jasmani, yang menuntut
peserta didik untuk bergerak dan mengambil nilai-nilai dari olahraga tersebut.
Barubaru ini, (Mashuri & Pratama, 2019) menguraikan cara mengubah pendidikan
jasmani dan olahraga ke dalam pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga dalam
rangka mengembangkan pola hidup bugar dan sehat. Hasilnya, pendidikan jasmani
dan olahraga membuat peserta didik bergerak sesuai instruksi atau tugas gerak yang
diberikan oleh guru. Namun lebih ke arah penciptaan gaya hidup sehat dan bugar yang
dapat diaplikasikan.

Ontologi, dalam Bahasa Inggris ontology, berakar dari bahasa Yunani on


berarti ada, dan ontos berarti kebenaran. Sedangkan logos berarti pemikiran (Bagus,
2000). Jadi, pemikiran mengenai yang ada dan keberadaannya. Selanjutnya, menurut
(Lacey, 1976) ontologi diartikan sebagai “a central part of metaphisics” (bagian
sentral dari metafisika). Sedangkan metafisika diartikan sebagai “that which comes
after „physics‟, … the study of nature in general” (hal yang hadir setelah fisika, …
studi umum mengenai alam). Ontologi berfokus pada apa yang ingin anda ketahui
atau dengan kata lain, ini adalah kumpulan teori tentang apa yang ingin anda ketahui.
Dasar ontologi ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi objek ilmu, ciri-ciri
esensial objek itu yang berlaku umum. Ontologi berperan dalam perbincangan
mengenai ilmu, asumsi dasar ilmu, dan konsekuensinya pada penerapan ilmu.
Ontologi adalah sarana ilmiah untuk mengetahui masalah penanganan secara ilmiah
(Van Peursen, 1985). Ontologi berperan dengan konsistensi ekstensif dan intensif
dalam pengembangan ilmu

Secara etimologis, epistemologi berakar dari bahasa Yunani episteme yang


berarti pengetahuan atau ilmu pengetahuan, dan logos yang juga berarti pengetahuan.
Jadi, epistemologi berarti pengetahuan mengenai pengetahuan. Sering kali disebut
teori pengetahuan (theory of knowledge). Persoalan sentral epistemologi adalah
mengenai persoalan apa yang dapat kita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya,
“what can me know, and how do we know it” (Lacey, 1976). Selanjutnya (Lacey,
1976) menegaskan antara lain persolan pokok dalam epistemologi adalah “belief,
understandisng, reason, judgment, sensation, imagination, supposing, guesting,
learning and forgetting.”

Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai, yang


umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Nama lain dari bidang kajian
aksiologi ini disebut dengan teori nilai. Teori nilai ini membahas mengenai kegunaan
atau manfaat pengetahuan. Untuk menggunakan kegunaan filsafat, kita dapat
melihatnya dari tiga hal: 1) filsafat sebagai kumpulan teori; 2) filsafat sebagai
pandangan hidup; dan 3) filsafat sebagai metode pemecahan masalah (Susanto, 2019).
Aksiologi juga merupakan ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia
dari pengetahuan yang didapatnya. Bila persoalan value free dan value bound ilmu
mendominasi fokus perhatian aksiologi pada umumnya, maka dalam hal
pengembangan ilmu baru seperti olahraga ini, dimensi aksiologi diperluas lagi
sehingga secara inheren mencakup dimensi nilai kehidupan manusia seperti etika,
estetika, religius (sisi dalam) dan juga interrelasi ilmu dengan aspek-aspek kehidupan
manusia dalam sosialitasnya (sisi luar aksiologi). Keduanya merupakan aspek dari
permasalahan transfer pengetahuan.

Beberapa aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan


pendidikan jasmani (penjas) diantaranya adalah idealisme, realisme, pragmatisme,
humanisme, behaviorisme, dan konstruktivisme. Aliran idealisme berpandangan
bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk membawanya pada tingkat
kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan pendidikan jasmani menurut aliran
ini membentuk karakter manusia. Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat
realitas adalah fisik dan ruh bersifat dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk
individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan memiliki rasa
tanggung jawab kepada masyarakat.

Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika dipengaruhi oleh


empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk
mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan
pendidikannya dalam pendidikan jasmani adalah menggunakan pengalaman sebagai
alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh
stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, aliran
behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku.
Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya,
mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan mengembangkan pribadi dan
masyarakat. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses
aktif individu mengonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan
lainlain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki
seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan
berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.

C. Kesimpulan
Filsafat pendidikan jasmani adalah sebuah filsafat yang didalamnya membahas
tentang pendidikan jasmani, baik itu dalam kesehatan, kebugaran, dan lain
sebagainya. Dalam filsafat pendidikan jasmani, ada beberapa objek pemikiran filsafat
penjas yaitu ada pendidikan jasmani itu sendiri sebagai objek material atau yang akan
sering dibahas, kemudian ada pula objek formal yaitu tentang filsafat tersebut. Karena
harus mengaitkan antara pendidikan jasmani dengan filsafat yang ada. Kemudian
selain membahas objek, ada pula berbagai jenis dari pemikiran contohnya adalah
Pendekatan Humanisme dan juga pragmatism. Kedua jenis pemikiran ini tentu
berbeda dan harus dikaji lebih lanjut jika ingin mendapatkan pengetahuan yang lebih.

D. Daftar Pustaka
Anwar, M.H. (2008). Relasi Pemikiran Filsafat dan Pendidikan, Handout Matakuliah
Filsafat Penjas dan Olahraga

Dlis, Firmansyah. (2022). Filsafat Ilmu Dalam Perspektif Pendidikan Jasmani dan
Olahraga. Jejak Pustaka : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai