KAJIAN TEORETIK
Alat Pada Siswa Kelas III SDN Sukadanau 01 Cikarang Barat”. Adapun
kajian teori yang akan dibahas di dalam bab ini sebagai dasar penelitian. Hal-
hal yang akan dibahas antara lain adalah sebagai berikut yaitu: (1) Hakikat
Pendidikan Jasmani, (2) Kreativitas Gerak, (3) Karakteristik Siswa Kelas III
1. Kreativitas Gerak
1
Conny R. Semiawan, Landasan Pembelajaran dalam Perkembangan Manusia (Jakarta:
Pusat Pengembangan Kemampuan Manusia, 2007), h. 37.
9
10
menyimpang dari jalan yang telah dirintis sebelumnya dan mencari variasi.
menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya
(1) Pribadi (person), bahwa setiap anak adalah pribadi unik dan
kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan pribadi individu. (2)
Proses (process), kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru atau untuk menemukan hubungan-hubungan baru
antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya dalam mencari jawaban
baru terhadap suatu masalah, merupakan manifestasi dari kelancaran,
fleksibilitas dan orisinalitas pemikiran anak. (3) Pendorong (press),
kreativitas dapat berkembang jika ada “press” atau pendorong, baik dari
dalam (dorongan internal, keinginan, motivasi atau hasrat yang kuat dari
diri sendiri) untuk berkreasi, maupun dari luar, yaitu lingkungan yang
memupuk dan mendorong pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anak
yang kreatif dengan memberikan peluang kepada anak untuk bersibuk
diri secara kreatif. (4) Produk (product), bahwa produk-produk kreativitas
2
Yusuf, Syamsu LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: Rosdakarya,
2000), h. 59.
11
yang konstruktif pasti akan muncul, karena produk kreativitas muncul dari
proses interaksi dari keunikan individu, di satu pihak dan bahan,
kejadian, orang-orang atau keadaan hidupnya (faktor lingkungan dilain
pihak). Dengan dorongan internal maupun eksternal untuk bersibuk diri
secara kreatif, maka produk-produk kreatif dengan sendirinya akan
muncul.3
Sedangkan Gerak dasar merupakan gerak yang bersifat umum yang
biasa dilakukan oleh siswa SD. Setiap melakukan aktivitas siswa pun tidak
luput dari gerak baik sadar maupun tidak sadar. Gerak dasar manusia secara
umum terdiri atas tiga macam gerak, yaitu lokomotor, non lokomotor dan
manipulatif.
tubuh yang berbeda seperti kaki, lengan, dan kepala. Gerak dasar lokomotor
Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi pada dasamya gerak dasar manusia
3
Ibid., h.59
4
Universitas Pendidikan Indonesia, Gerak Dasar Lokomotor (Lanjutan), h.1
(http://file.upi.edu/Direktori/ FPOK/JUR. PEND.OLAHRAGA/AGUS MAHENDRA/Modul
Praktek Agus Mahendra/Modul Lokomotor] Lanjutan.pdf) diunduh 17 Maret 2015
5
Aip Syarifuddin dan Muhadi. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan 1992/1993), h. 4.
12
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau sudah
anak sepenuhnya dalam aktivitas jasmani mulai dari hal kecil seperti
adalah pendidikan.
pembentuk watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara
6
Ibid., .h.4.
13
(fisik, mental, moral, dan sosial) dalam rangka menyiapkan kehidupan anak
individu tetapi juga ada unsur pendidikan melalui aspek kemampuan fisik,
saling menghargai satu sama lain sehingga dapat membentuk manusia yang
seutuhnya.
7
Toho Cholik, M. Rusli Lutan, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Jakarta: Depdikbud,
1996/1997), h.11.
14
gerak dasar yang kaya dengan koordinasi otot-otot saraf yang halus yang
akan bermanfaat bagi kelangsungan hidup sehari hari dan menjadi pondasi
prestasi optimal, rekor, juara, tidak menjadi tujuan utama dalam pendidikan
sportifitas, dan perbuatan fair play yang menjadi nafas inti dalam Pendidikan
jasmani telah dikemas secara sistematik dalam bentuk aktivitas fisik untuk
bakat yang tidak terlepas dari penumbuhan kebiasaan dan prilaku hidup
sehat.
8
Ibid., h. 13
15
karena rentang usia siswa berada diantara 7 – 11 tahun. Pada tahap ini
sifat-sifat peserta didik sangat penting untuk dikuasai bagi seorang pendidik.
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada
rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak
kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki
Pada siswa kelas III SD ada pada kisaran umur 9 – 10 tahun. Menurut
Karakteristik jasmani umur 9-10 tahun (kelas III dan IV) yang dimiliki
antara lain;. (1) perbaikan koordinasi dalam keterampilan gerak, (2) daya
tahan berkembang, (3) pertumbuhan tetap, (4) koordinasi mata dan
tangan baik, (5) sikap tubuh yang tidak baik mungkin diperlihatkan, (6)
perbedaan jenis kelamin tidak menimbulkan konsekuensi yang besar, (7)
secara fisiologi putri pada umumnya mencapai kematangan lebih dahulu
daripada anak laki-Iaki,(8) gigi tetap mulai tumbuh, (9) perbedaan secara
perorangan dapat dibedakan dengan nyata, (10) kecelakaan cenderung
memacu mobilitas.9
Dengan mengetahui karakteristik siswa kelas III SD, guru atau pendidik
1. Pengertian Permainan
karena permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari
yang tidak ia kenali sampai pada yang ia ketahui dan dari yang tidak dapat
9
Ibid., h. 69
17
situasi atau kondisi tertentu pada saat seseorang mencari kesenangan atau
10
Conny R. Semiawan.,Op.cit. h. 20.
11
Jasa Unggah Muliawan, Tips Jitu Memulih Mainan Positif & Kreatif untuk Anak Anda
(Yogyakarta: Diva press, 2009), h. 16.
12
Wikipedia Indonesia, “Permainan”. h. 1 http://id.wikipedia.org/wiki/Permainan, diakses
(21/3/2015).
18
melakukan permainan.
dalam Syarifuddin dan Muhadi, bahwa permainan itu sebagai latihan bagi
hasrat anak melalui aktivitas gerak, permainan yang dilakukan oleh anak
13
Aip Syarifuddin dan Muhadi, op.cit., h. 135.
14
Agus Mahendra, Modul 2 Permainan Menggunakan Alat, h.3
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031-
AGUS_MAHENDRA/Modul_Praktek_3_Agus_Mahendra/Modul_2_Permainan_dengan_Alat.
pdf.
19
dasar.
dan olahraga adalah kegiatan yang ditandai oleh aturan serta persyaratan-
persyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan
kelompok kecil tidak memiliki aturan-aturan yang baku, aturan ini bisa dirubah
anak akan memiliki pengetahuan dalam sikap sosialnya saat bergaul dengan
peraturan serta peran aktif semua peserta. Hal ini sesuai dengan prinsip
permainan yang dikemukakan oleh Najib dan Rahmawati, yaitu; (1) interaksi,
15
Maykes.S Tedjasaputra, Bermain, Mainan, dan Permainan untuk PAUD, (Jakarta:
Grasindo, 2001), h.60
20
(2) pertandingan, (3) kerjasama, (4) peraturan, dan (5) akhir atau batas
permainan.16
tertentu. Hal ini juga dikuatkan oleh pendapat Kartono. Menurut Kartono,
diantara setiap pemain baik itu individu ataupun sebuah kelompok, hal ini
yang sebelumnya harus diketahui oleh setiap pemain sebelum permainan itu
untuk menentukan strategi yang akan digunakan oleh setiap pemain agar
permainan yaitu:
18
Aip Syarifuddin dan Muhadi, Loc.cit., h. 135.
19
Agus Mahendra, Modul 2 Permainan Menggunakan Alat, op.cit., h.5
22
sederhana dan mudah dimengerti, sehingga mereka lebih mudah belajar dan
adalah alat untuk menjelajahi dunia, dari yang tidak ia kenali sampai pada
yang ia ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya, sampai mampu
20
Tadkiroatun Musfiroh, Cerdas Melalui Bermain, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 4
23
menjadi dua, yaitu permainan kecil dengan alat dan permainan kecil tanpa
alat adalah permainan yang tidak menggunakan fasilitas atau alat bantu
untuk menghibur hati, baik yang mempergunakan alat ataupun yang tidak
waktu jam istirahat atau pulang sekolah permainan menjadi sarana untuk
21
Aip Syarifuddin dan Muhadi, op.cit., h. 135.
22
Ifa Hanifah Misbach, http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.PSIKOLOGI/197507292005012-
IFA HANIFAH MISBACH/LAPORAN PENELITIAN PERAN PERMAINAN TRADISIONAL
REVISI FINAL.pdf, diakses (25/3/2015)
24
memerlukan hadirnya alat agar permainan itu bisa berlangsung dan lebih
bekerja sama dengan teman maupun guru serta dapat memupuk rasa
23
Soemitro, Permainan Kecil (Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992),
h. 9.
24
Agus Mahendra, Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak Dominan.(Jakarta :
Depdiknas,2001), h. 2
25
atas maka dapat disimpulkan bahwa permaianan kecil tanpa alat adalah
lainnya. Di dalam permainan kecil tanpa alat, siswa akan bergerak lari,
Gambar 2.1
26
Cara bermain
Seluruh siswa dibariskan menjadi lima syaf dengan jarak antar siswa
satu orang siswa sebagai kucing (gambar bulat hitam) dan empat orang
lainnya sebagai tikus (gambar bulat putih). Kucing bertugas mengejar tikus,
Kucing. Pergerakan baik tikus maupun kucing, hanya boleh dilakukan pada
lorong yang tersedia, dan tidak boleh memotong jalur yang dihubungkan oleh
kepada siswa, jika Guru membunyikan peluit satu kali siswa yang menjadi
lorong harus menghadap ke arah 90 derajat dan seterusnya bila pluit dua kali
siswa yang menjadi lorong berubah arah 180 derajat dan seterusnya.
Dengan demikian lorong yang dilalui tikus maupun kucing dapat berubah
Kucing menjadi tikus, yang tikus menjadi kucing. Dan jika tikus berlari keluar
2. Membebaskan Tawanan
Gambar 2.2
Cara Bermain
Buatlah garis yang membagi ruangan menjadi dua buah serta garis
siswa. Guru menunjuk dua orang anak menjadi penjaga (bulatan hitam) dan
menempati ruang kedua dekat dengan garis pemisah antara ruang pertama
dan kedua. Siswa yang lain sebagai tawanan (kotak putih) masuk kedalam
ruangan tahan yang paling besar. Setelah guru membunyikan pluit, maka
dari ruang kedua. Tentara dapat dikatakan selamat bila tidak tersentuh
28
3. Membentuk kelompok
Gambar 2.3
Cara bermain:
aba-aba guru sambil berlarian tadi, dan harus bereaksi sesuai dengan aba-
Demikian juga jika guru menyebut angka “5”, maka siswa pun harus
membentuk kelompok dengan jumlah anggota lima orang. Pada saat siswa
29
berusaha memenuhi tugas yang diminta guru, pada saat yang sama guru
jumlahnya dengan yang diminta guru? Atau mungkin juga ada kelompok
4. Menjala Ikan I
Gambar 2.4
Cara Bermain
yang telah diberi batas dan siswa tersebut berperan sebagai ikan. Guru
menunjuk tiga orang siswa untuk menjadi 'Jala', ketiga siswa yang menjadi
menjauhkan diri dari 'Jala' dan siswa yang menjadi 'Jala" berusaha dapat
menangkap 'ikan. 'Ikan' yang tertangkap dapat keluar dari lapangan dan bila
jumlahnya sudah tiga maka dapat menjadi 'Jala', sehingga 'Jala' semakin
banyak. 'Ikan' yang berlari kesana-kemari tidak boleh keluar dari batas yang
telah ditentukan, jika keluar dari batas yang telah ditentukan dapat dikatakan
tertangkap. Demikian seterusnya hingga ikan tersebut habis dan 'ikan' yang
gerak melalui permainan kecil tanpa alat diantaranya oleh Pratiwi yang
pendidikan jasmani melalui permainan kecil di kelas III SDN Tanah Tinggi 03
Pagi Jakarta Pusat.25 Dari hasil Hasil penelitian menunjukan data yang
76% dan pada siklus II menjadi 100%. Hasil data pengamatan kreativitas
siswa 69% pada siklus I menjadi 82% pada siklus II. Dengan demikian
25
Pratiwi, Dini Indah, “Meningkatkan Kreativitas gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan
jasmani melalui permainan kecil di kelas III SDN Tanah Tinggi 03 Pagi Jakarta Pusat”,
Skripsi. (Jakarta: FIP UNJ, 2014), h. 9
31
tiap siklusnya. Dari penelitian tersebut yang relevan, maka dapat diduga pula
dilakukan oleh mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Jakarta, yaitu oleh
penelitian Pada siklus I variabel kreativitas gerak siswa skor terendah 12 dan
tertinggi 16 dan jumlah skor keseluruhan adalah 232 yang artinya rata-rata
skor kelas mencapai 64%, ada 4 orang siswa yang mendapatkan skor diatas
gerak siswa pada siklus II menunjukan peningkatan dilihat dari jumlah skor
total perkelas mencapai 291 dengan persentase 81% jumlah siswa yang
memenuhi target ada 26 orang siswa dari target 75% yang mendapat nilai 75.
Sedangkan skor untuk permainan kecil pada siklus I adalah 76% dan
permainan kecil tanpa alat yang pernah dilakukan, maka peneliti tertarik
32
kerjasama, sportivitas, dan rasa persatuan dan kesatuan dapat terjalin serta
siswa dapat aktif bergerak dan membuat siswa lebih kreatif dalam
menentukan gerak.