Anda di halaman 1dari 9

Digest:

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa: "pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang,
dan melalui aktivitas jasmani"
Pengertian ini didukung oleh adanya pemahaman bahwa: "Manakalah pikiran (mental) dan
tubuh disebut sebagai dua unsur yang terpisah, pendidikan, pendidikan jasmani yang
menekankan pendidikan fisikal... melalui pemahaman sisi kealamiahan fitrah manusia ketika
sisi keutuhan individu adalah suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri, pendidikan jasmani
diartikan sebagai pendidikan melalui fisikal.
Pemahaman ini menunjukkan bahwa pendidikan jasmani juga terkait dengan respon
emosional, hubungan personal, perilaku kelompok, pembelajaran mental, intelektual,
emosional, dan estetika.' Pendidikan melalui fisikal maksudnya adalah pendidikan melalui
aktivitas fisikal (aktivitas jasmani), tujuannya mencakup semua aspek perkembangan
kependidikan, termasuk pertumbuhan mental, sosial siswa.
Hal ini hanya dapat dicapai ketika aktivitas jasmani menjadi budaya dan kebiasaan jasmani
atau pelatihan jasmani.' Pendapat lain namun dalam ungkapan yang senada, seperti
diungkapkan.
Lebih lanjut kedua ahli ini menyebutkan bahwa: 'Pendidikan jasmani adalah suatu proses
terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial,
kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas
jasmani.' Aktivitas jasmani yang dipilih disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dan
kapabilitas siswa.
Aktivitas fisikal yang dipilih ditekankan pada berbagai aktivitas jasmani yang wajar, aktivitas
jasmani yang membutuhkan sedikit usaha sebagai aktivitas rekreasi dan atau aktivitas
jasmani yang sangat membutuhkan upaya keras seperti untuk kegiatan olahraga kepelatihan
atau prestasi.
Pendidikan jasmani memusatkan diri pada semua bentuk kegiatan aktivitas jasmani yang
mengaktifkan otot-otot besar (gross motorik), memusatkan diri pada gerak fisikal dalam
permainan, olahraga, dan fungsi dasar tubuh manusia.
Konteks melalui aktivitas jasmani yang dimaksud adalah konteks yang utuh menyangkut
semua dimensi tentang manusia, seperti halnya hubungan tubuh dan pikiran.
Kepercayaan banyak orang adalah bahwa tubuh terpisah dari pikiran, yang kemudian
memunculkan pemahaman "dualisme" dan cenderung mengarah pada pikiran adalah sesuatu
yang diutamakan, sementara tubuh adalah sesuatu yang inferior.
Sebaliknya, ada juga filosofi yang menyebutkan bahwa tubuh dan pikiran bersatu, yang
kemudian dikenal sebagai aliran pemahaman holism, suatu kesatuan antara tubuh dan pikiran.
Pendidikan jasmani memanfaatkan aktivitas jasmani untuk mengembangkan aspek tubuh dan
pikiran, dan bahkan aspek spiritual.
Sesungguhnya, pendidikan jasmani mencoba membuktikan dan meyakinkan setiap orang
bahwa tubuh dan pikiran berpadu menjadi satu kesatuan dalam konsep holism, meskipun
pikiran berada di atas kedudukan tubuh.
Dalam perjalanan sejarah juga pernah mengalami istilah pendidikan olahraga, pendidikan
jasmani kesehatan rekreasi, pendidikan jasmani kesehatan, sebelum kembali pada istilah
pendidikan jasmani sekarang ini.
Perjalanan ini menunjukkan ketidak-konsistenan misi dan visi pendidikan jasmani yang
diemban di tanah air, terombang-ambing pengaruh zaman dan budaya serta nilai orientasi
yang diyakini masyarakat.

Digest:
Pengertian pendidikan jasmani telah banyak diterangkan oleh para ahli pendidikan jasmani
diantaranya adalah : Williams menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah semua aktivitas
manusia yang dipilih jenisnya dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Singer memberi batasan mengenai pendidikan jasmani sebagai pendidikan mela lui jasmani
berbentuk suatu program aktivitas jasmani yang medianya gerak tubuh dirancang untuk
menghasilkan beragam pengalaman dan tujuan antara lain belajar, sosial, intelektual,
keindahan dan kesehatan.
Bucher menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari seluruh
proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan fisik, mental, emosi, dan sosial, melalui
aktivitas jasmani yang telah dipilih untuk mencapai hasilnya.
Sukintaka menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari
pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani,
mental sosial, serta emosional dalam kerangka menuju manusia Indonesia seutuhnya dengan
wahana aktivitas jasmani sehingga pengertian pendidikan jasmani adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungan melalui aktivitas jasmani yang disusun secara
sistematis untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya.
Agus Mahendra menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan tentang
dan melalui jasmani, permainan dan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Wawan S Suherman menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pembelajaran
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif,
sikap sportif dan kecerdasan emosi.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan khususnya pertumbuhan dan perkembangan gerak manusia
yaitu gerak yang dibutuhkan manusia dalam aktivitas kesehariannya baik untuk belajar
mengenal alam sekitar maupun belajar mengenal dirinya sebagai mahluk individu dan
mahluk sosial dalam usaha mengatasi dan menyesuaikan perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
Hasil pendidikan jasmani yang diperoleh peserta didik bergantung pada respons dan sikap
yang mempengaruhinya, sebab pendidikan jasmani pada hakikatnya kondisi perubahan dan
penyesuaian yang terjadi pada individu sebagai akibat dari pengalaman dalam mempelajari
gerak.
Gerak yang dilakukan individu merupakan inti sari dari pendidikan jasmani, karena itu dalam
pendidikan jasmani terdapat tiga faktor yang sangat mendasar dalam gerak manusia.
Pertama, faktor unjuk kerja jasmani, faktor ini sangat berpengaruh dalam melakukan aktivitas
jasmani malahan mendasari semua gerak seperti kelincahan, kecepatan, kekuatan, daya tahan,
keseimbangan, kelentukan, dan stamina. kedua adalah aktivitas universal yakni keterampilan
fundamental seperti: lari, lempar, lompat, panjat, dan menggantung. ketiga adalah gerakan
khusus yang bertingkat tinggi yang dikuasai dengan latihan dan pengalaman khusus yakni
mencakup aktivitas dalam pendidikan jasmani.

Digest:

Kecerdasan anak yang dapat dibentuk melalui pendidikan jasmani.Bentuk pengajaran melalui
pendekatan permainan merupakan pendekatan terbaik, maka yang menjadi kunci
keberhasilan dalam penerapan model ini adalah kesiapan guru pendidikan jasmani sekolah
dasar itu sendiri.
Kata Kunci: Kecerdasan, Permainan, dan Pendidikan Jasmani PENDAHULUAN Sebagai
makhluk hidup, manusia terdiri dari jiwa dan raga, atau juga jasmani dan rohani, satu sama
lain tidak dapat dipisahkan bahkan saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Kondisi fisik dan keterampilan pada era primitif, secara tidak disadari merupakan suatu hal
sangat diperlukan, dan tanpa sengaja juga orang-orang primitif selalu melatihnya untuk
meningkatkan kondisi fisik dan keterampilan yang dimilikinya.
Untuk itulah disekolah perlu dibuat kurikulum pendidikan jasmani, dan kita harus percaya
bahwa pendidikan jasmani merupakan satu bagian penting dari keseluruhan kurikulum
sekolah (Tinning, et al
Pendidikan jasmani adalah proses belajar untuk bergerak, dan belajar melalui gerak.
Artinya dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mempertimbangkan
keseluruhan kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk memiliki kedudukan
yang sama penting.
Aktivitas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan
motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif dan sosial, sehingga
melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak didik dapat tumbuh dan berkembang
sehat dan segar jasmaninya, serta perkembangan pribadinya secara harmonis.
Melalui pemberian pengalaman tugas gerak dalam rangka membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak yang bersifat total atau menyeluruh Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat
dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih
yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa
adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani
adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami
berkembang searah dengan perkembangan zaman.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Berdasarkan berbagai pandangan dan pendapat tersebut diatas, dalam makalah ini akan
dibahas bagaimana cara mengajar pendidikan jasmani untuk anak Sekolah Dasar awal
melalui permainan dengan sentuhan kreativitas seni yang unik sehingga semua elemen
pengetahuan dapat tersentuh dan sasaran pedagogis pendidikan jasmani dapat tercapai.
Keterampilan gerak dasar dikembangkan pada saat anak sebelum Eva Faridah: Mengajar
pendidikan jasmani Melalui permainan "Ide Kreatif Mengoptimalkan Aspek Pedagogis" 41
memasuki usia sekolah dasar dan pada awal sekolah dasar, dan ini akan menjadi bekal awal
anak untuk mempelajari keterampilan-keterampilan gerak efisien yang bersifat umum dan
kemudian digunakan untuk mempelajari keterampilan-keterampilan yang bersifat khusus,
yang kesemuannya ini merupakan satu bagian integral prestasi motorik anak dalam segala
umur dan tingkatan.

Digest:

Gerak adalah ciri dari makhluk hidup dimana gerak merupakan bagian aktivitas jasmani yang
melekat pada manusia.
Pendidikan jasmani dan olahraga mempunyai berbagai macam visi jangka panjang yang
dijelaskan dan dijabarkan dalam beberapa rumusan jangka pendek agar visi tersebut dapat
tercapai sesuai dengan harapan
Pendidikan jasmani dan olahraga menjadi kesatuan dengan tujuan pendidikan pada
umumnya.
Pendidikan jasmani dan olahraga berusaha menjadikan manusia yang seutuhnya pada aspek
jasmani, tidak hanya itu pendidikan jasmani dan olahraga juga ikut berperan dalam
membentuk aspek rohani maupun aspek sosial.olahraga merupakandasar fundamentaldan
filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengkombinasikankeseimbangan antara jasmani
(badan yang sehat) dan rohani (kemauan, moral dan kecerdasan) serta mengharmonikan
antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian
dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang
mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dan penghargaan pada prinsip-prinsip etika yang baik
pula.
Dalam makalah ini penulis akan mencoba menjelaskan tujuan olahraga yang merupakan
bagian dari pendidikan jasmani dikaitkan dengan tujuan pendidikan pada umumnya.
Pendidikan Jasmani dan Olahraga A. Pendidikan Jasmani Menurut American Alliance for
Health, Physical Education, Recreation, and Dance (AAHPERD) pendidikan jasmani adalah
studi dan praktik tentang ilmu Visi Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Setiyawan) Jurnal
Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 76 dan seni gerak insani.
Pendidikan jasmani memiliki dua esensi yaitu: a. Pendidikan tentang aktivitas jasmani Pada
awal perkembangan pendidikan jasmani di tanah air, pelaksanaan pendidikan jasmani di
sekolah-sekolah dan masyarakat umum mengutamakan pada pencapaian derajat kesehatan
dan kebugaran siswa bahkan berkembang lebih memfokuskan diri pada peraihan atau
pencapaian prestasi di bidang kecabangan olahraga, sehingga sangat sedikit sekali pencapaian
pada kontribusi pendidikan jasmani sebagai alat mendidik siswa secara utuh.
Materi program berisikan kegiatan olahraga atletik (lari, lompat, lempar, dan tolak), bola
basket, bola voli, sepak bola, dan seterusnya, yang difokuskan pada aktivitas jasmani yang
cukup intensitasnya.
Pendidikan tentang aktivitas jasmani juga dicirikan oleh berkembangnya model kurikulum
pendidikan jasmani berbasis pendidikan gerak.
Pendidikan tentang aktivitas jasmani berkembang sehingga menghasilkan pengkajian
mendalam tentang hakikat aktivitas jasmani dari sudut pandang fisiologi, yang kemudian
melahirkan penajaman kajian fisiologi olahraga. b. Pendidikan melalui aktivitas jasmani Visi
Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Setiyawan) Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874
Vol.3 No.1, Januari 2017 77 Seorang tokoh pendidikan jasmani Amerika, mendefinisikan
pendidikan jasmani sebagai "pendidikan melalui aktivitas jasmani" daripada merupakan
pendidikan tentang aktivitas jasmani.
Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah sebaiknya lebih diarahkan kepada
"pendidikan melalui aktivtas jasmani" yaitu pemanfaatan segala aktivitas jasmani (termasuk
olahraga) untuk kepentingan pencapaian tujuan pendidikan.
Dari beberapa definisi olahraga dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah kegiatan aktivitas
jasmani yang mengandung sifat permainan.

Digest:

In this context Physical Education is a complex process which is determined by various


social, biological and, critically, pedagogical influences.
The introduction (Chapters 1 and 2) provides some information on the idea of teaching
physical education in various European countries, but it also gives some insight into the basic
means of the teaching/learning process.
The reader is presented with explanations of what is understood as play, game or exercise, as
well as definitions and the theoretical underpinning of motor, social and moral development,
which are core theoretical terms of physical education.
In the subsequent sections (Chapters 3, 4 and 5) the book concentrates on teaching practices
with summary critical reviews of teaching models in this area of physical education.
The models reviewed include: the Sport Education Model, Motor Learning Model, The
Tactical Games Approach Model, Co-operative Learning Model and newly Health(a)ware
Four-Module Model.
This section also includes a review of teaching styles and evaluation of the teaching/learning
process, with examples of grading students in various European countries.
Michał Bronikowski 1. INTRODUCTION TO TEACHING PHYSICAL EDUCATION
1.1....
The rationale for developing physical education curricula Civilization changes, therefore,
developing technology for the 21st century will require skills as well as qualifications that
one can hardly think of at the moment
The preparation for, and proof of this has to come through education and for that reason, the
way pupils are taught in schools today has to change, as a lot of young people today are
lacking appropriate attitudes and social skills (i.e. skills such as flexibility, adaptability,
punctuality, responsibility, creativity as well as citizenship, self-management and
communication will have to be improved).
So, in this unstable environment, children need to learn elementary skills rather than
knowledge, and develop attitudes enabling them to keep developing those skills throughout
their life.
In other words, they have to learn how to keep developing permanently and/by learning
constantly.
In the case of physical education, all children should be able to take part in physical activity
organized in school settings.
It comes through a process - the process of physical education, which is probably one of the
most difficult processes to provide as it requires a combination of both pedagogical skills and
a knowledge of biological nature.
For example the historical evolution of the British national curriculum in Physical Education
is believed to have begun in the late 18th century together with the system of boarding
schools which provided pupils with competitive sports and games (like the one ran by
Thomas Arnold in his school in Rugby)
.Despite the drill training tradition, introducing a syllabus of physical education in 1909
helped to put dance and games on the program and most importantly, allowed for some
teacher training to deliver the syllabus, which now became a formal part of overall school
education.
It is believed that physical education in schools was taught to provide the youth with the
social basics as "initially sporting activity was encouraged to structure boys' leisure as an
antidote to ill-discipline, immorality and general anti-social conduct, that is, as a form of
social control" [Donovan et al.
In Poland regular physical education in schools was introduced by a decree of the Committee
of National Education (Komisja Edukacji Narodowej) in 1783, which advocated.

Digest:

It is in this context that health has been made a significant component of the subject of
Physical Education in the school education system of the country.
The subject "Health and Physical Physical Education Box 3.1 Definitions 1. According to
Webster's Dictionary Physical education is a integral part of education which gives
instructions in the development and care of the body ranging from simple calisthenic
exercises to a course of study providing training in hygiene, gymnastics and the performance
and management of athletics games.
Physical education comprises holistic education for the development of personality of the
child to its fullest and perfection in body, mind and spirit through engaging in regular
physical activities.
Physical education through the medium of physical activities helps individuals to attain and
maintain physical fitness.
Physical education thus, can be defined as a subject that is not only focused on physical
fitness but is also concerned with development of a number of skills, abilities and attitudes
for leading a healthy lifestyle.
It promotes physical fitness, develops motor skills and the understanding of rules, concepts
and strategies of playing games and sports.
The main objectives of physical education are to: : develop motor abilities like strength,
speed, endurance, coordination, flexibility, agility and balance, as they are important aspects
for good performance in different games and sports.
It is possible that all the contents that constitute the scope of physical education may not find
a place in the syllabus meant for school education.
Sport activities which dominate any region is embedded in the cultural milieu.
How many students of a class actually participate in activities during such periods?
Box 3.2 Physical education consists of: : games and sports as a cultural heritage : mechanical
aspects in physical education : biological contents : health education and wellness contents :
psycho-social content : talent identification and training contents.
Community health, school health service programme, assessment of health status, prevention,
safety and first aid for common injuries are also included in the scope of physical education.
Training programmes, learning and perfection of various movements, sport skills, techniques
and tactical patterns, warming up, load adaptation, recovery and cooling down are also a part
of physical education.

References
B.Abduljabar, D. (n.d.). Pengertian Pendidikan Jasmani.

Bronikowski, M. (2010). PHYSICAL EDUCATION . 0303–5107.

Faridah, E. ( 2016). MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI MELALUI PERMAINAN. Fakultas Ilmu


Keolahragaan, 38 - 53.

Freeman, W. H. ((2001) ). Physical Education and sport in a changing society.

Setiyawan M.Or. ( 2017 ). Visi Pendidikan Jasmani dan Olahraga . Jurnal Ilmiah PENJAS, 2442-3874 .

William H. Freeman, 6thed. (2001) Physical Education and sport in a changing society. Boston: Allyn
& Bacon

Anda mungkin juga menyukai