Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Penulis
Nama : Gazhi Al Ghifari Ridwan
Npm : 2113051007
P.S : Pendidikan Jasmani
Kelas : A

Mata Kuliah : Pengetahuan Umum Olahraga


Dosen : Drs. Herman Tarigan, M.Pd
Lungit, M.Pd

Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah kurikulum .
Pada kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada bapak Drs. Herman
Tarigan, M.Pd., dan Lungit, M.Pd selaku dosen pengampu PUOR. Saya juga mengucapkan
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas ini.
Saya menyadari bahwa tugas yang saya kerjakan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan menuju
kesempurnaan tugas mata kuliah kurikulum ini.

Bandar Lampung, 17 Oktober 2022


RPS 1

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang:


1. Pengertian Pendidikan Olahraga
Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar menguasai cabang-
cabang olahraga tertentu. Kepada peserta didik diperkenalkan berbagai cabang
olahraga agar mereka menguasai keterampilan berolahraga. Juga menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta
emosional.

2. Pengertian Hakikat Olahraga


Hakikat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan
berisi perjuangan melawan diri sendiri atau orang lain atau konfrontasi dengan unsur-
unsur alam. Kegiatan olahraga meliputi gaya pertandingan, maka kegiatan itu harus
dilakukan dengan semangat atau jiwa sportif. Pada olahraga kelompok mendorong
manusia saling bertanding dalam suasana kegembiraan dan kejujuran. Olahraga juga
dapat menjadikan pemersatu.

3. Esensi Play dan Game dalam olahraga


Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita juga harus mempertimbangkan
hubungan antara bermain (play) dan olehraga (sport), sebagai istilah yang lebih
dulupopuler dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari.
Pemahaman tersebut akan membantu para pendidik atau masyarakat dalam
memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.
Bermain pada intinya merupakan aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita
mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fiskal yang tidak kompetitif,
meskipun bermain tidak harus bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan
pendidikan jasmani, meskipun elemendari bermain dapat ditemukan dari keduanya.
Olahraga dipihak lain adalah suatu bentuk yang terorganisir dan bersifat kompetitif.
Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentukpermainan yang
terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat dengan istilah pendidikan jasmani.
Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional,
olahraga melibatkan aktivitas kompetitif. Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai
kativitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah
disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa
bentuk dan proses.
Peraturan misalnya tertulis maupun tidak tertulis, digunakan dalam aktivitas tersebut
dan aturan tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas
kesepatan semua pihak yang terlibat didalamnya. Diatas semua pengertian tersebut,
olahraga merupakan aktivitas atau kegiatan yang kompetitif.
4. Fungsi Dan Manfaat Olahraga
• Meningkatkan suasana hati dan mengurangi perasaan depresi, kecemasan,
serta stres. Membantu menurunkan berat badan.
• Membangun dan mempertahankan kekuatan otot dan tulang.
• Meningkatkan energi, baik untuk orang yang sehat atau mereka yang
menderita berbagai kondisi medis.
• Mengurangi risiko penyakit kronis.
• Menjaga kesehatan kulit.
• Menjaga kesehatan dan memori otak
• Membantu meningkatkan kualitas tidur.
• Membantu menghilangkan rasa sakit kronis.

5. Pola Pembinaan Prestasi


Pola pembinaan prestasi merupakan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Untuk mencapai prestasi atlet secara maksimal dan optimal diperlukan pembinaan
yang terprogram, terarah dan berkesinambungan serta didukung dengan beberapa
faktor penunjang yang memadai. Dan untuk mencapai prestasi optimal atlet, juga
diperlukan daya melatih yang dituangkan dalam rencana program latihan tertulis yang
tersusun secara sistematis sebagai pedoman arah kegiatan untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Pencapaian prestasi maksimal olahraga harus
dikembangkan melalui kegiatan pembinaan terprogram, terarah, terencana melalui
kegiatan berjenjang dalam waktu yang relatif lama. Terciptanya prestasi puncak
adalah hasil dari persiapan atlet yang amat cermat, berdasarkan program latihan yang
terorganisasi secara sangat rinci, direncanakan secara bertahap, obyektif, dan
diterapkan secara berkesinambungan
RPS 2

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang:


1. Pengertian Bermain
Bermain merupakan kegiatan mengekspresikan diri tanpa paksaan dengan perasaan
senang. Pada anak usia dini, bermain dapat memberikan banyak manfaat terhadap
perkembangannya. Adapun manfaat bermain dapat mengembangkan aspek moral,
motorik, kognitif, bahasa, serta perkembangan sosial anak.
2. Teori-Teori Bermain
Teori Bermain dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : teori klasik dan teori modern.
Teori Klasik : muncul pada abad 20, sebagian besar menggambarkan suatu kekuasaan
dan kekuatan pada saat teori itu diangkat atau dimunculkan.Teori Modern sering
disebut dengan teori “Analisa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara
teori klasik dan neo- klasik. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur
organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan.
Menurut para pakar piskologis dan biologi Teori Klasik terdiri dari:
• Teori Teleologi/Pembawaan (K. Groos & Roeles)
Permainan merupakan kegiatan yang mempunyai tugas biologis yang akan
dipergunakan mempelajari fungsi hidup, penguasaan gerak, keingintahuan,
persaingan sebagai persiapan hidup dimasa yang akan datang.

• Teori Surplus Energi (H. Spencer)


Kelebihan tenaga yang dimiliki oleh seseorang akan disalurkan atau
dikeluarkan melalui kegiatan bermain atau permainan. Surplus/kelebihan
tersebut meliputi: Kelebihan energy, penyaluran emosi dan vitalitas.

• Teori Rekreasi/Pelepasan (Lazarus & Schaller)


Bermain sebagai perimbangan antara kerja dengan istirahat. Kepenatan dan
kejenuhan seseorang akan disalurkan melalui kegiatan bermain&berekreasi
sebagai pelepasan agar kesegaran jasmani dan rohaninya segera kembali
.
• Teori Sublimasi (Ed. Clapatade)
Melalui bermain seseorang yang memiliki insting/naluri yang rendah
berproses menuju perubahan menjadi perbuatan dan tindakan kearah yang
lebih baik.

• Rekapitulasi / Evolusi / Reinkarnasi (Hall)


Permainan merupakan kesimpulan dari masa lalu (anak akan bermain
permainan yang pernah dimainkan oleh nenek moyangnya), anak akan tumbuh
secara wajar jika ia mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan secara
wajar sehingga perlu diperhatikan dan didukung tahap perkembangan anak
tersebut.
Teori Bermain Modern terdiri dari teori belajar social, teori psikoanalisa, teori
kompensasi, teori kognitif:
• Teori Belajar Sosial
Manusia sebagai makluk monodualisme yaitu makluk individu dan makluk
sosial. Bermain dapat menjadi sarana atau media untuk bersosialisasi dan
berinteraksi, berkomunikasi dengan individu lain atau makhluk sosial.

• Teori Psikoanalisa (Sigmund Freud)


Bermain sebagai media, sarana, alat atau cara untuk menyalurkan emosi-emosi
dari dalam diri. Bermain juga sebagai media untuk belajar mengatasi
pengalaman traumatik atau frustasi.
• Teori Kompensasi
Bermain selain berfungsi sebagai pengisi waktu luang dan penyalur rekreasi
tetapi tetapi menjadi kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dan sebagai
pertahanan hidup (sebagai profesi).
• Teori Kognitif (Piaget & Vygotsky)
Bermain merupakan bagian atau tahap perkembangan kognitif (daya tangkap,
daya tiru, daya imajinasi daya ingat) yang harus dilalui oleh seorang
anak.Bermain juga merupakan sarana belajar berpikir dan mengungkapkan
ide-ide (kreatifitas/daya cipta) maupun imajinasi Tokoh Nasional Indonesia Ki
Hadjar Dewantara, tentang bermain :yaitu : Bermain bagi anak merupakan
kodrat alam mempunyai pembawaan masing masing serta kebebasan untuk
berbuat serta mengatur dirinya sendiri.

Kekuatan kodrati yang ada pada anak ini tiada lain adalah suatu kekuatan dalam
kehidupan lahir dan batin anak yang ada karena kekuasaan kodrat (karena faktor
pembawaan atau keturunan yang ditakdirkan secara ajali). Ki Hadjar Dewantara
menaruh perhatian penuh terhadap permainan anak dalam kaitannya dengan
pendidikan Nasional.Permainan sesuai dengan jiwa anak sebagai pemenuhan daya
khayal dan dorongan bergerak, maka permainan merupakan faktor yang sangat
penting untuk pendidikan yang banyak diberikan di Taman Indrya, Taman Anak, dan
Taman Muda.
3. Permainan sebagai variasi bermain
Perbedaan bermain dan permainan ialah jika di lihat makna bermain bisa kita artikan
suatu aktivitas yang di lakukan baik di lakukan anak- anak maupun orang dewasa
sedangkan permainan merupakan suatu jenis kegiatan yang ingin di mainkan.
Permainan sesuatu yang digunakan untuk bermain (sebuah mainan), sebuah barang
atau sesuatu yang pada umumnya digunakan untuk hiburan atau kesenangan, dan
kadang-kadang digunakan sebagai alat pendidikan. Permainan berbeda dari pekerjaan,
yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan upah, dan dari seni, yang lebih sering
merupakan ekspresi elemen estetika atau ideologis. Namun, perbedaannya tidak jelas,
dan banyak permainan juga dianggap sebagai karya (seperti pemain profesional
olahraga atau permainan penonton) atau seni (seperti puzzle atau permainan yang
melibatkan tata letak artistik seperti mahyong, solitaire, atau beberapa permainan
video). Siedentop, Herskovits berpendapat bahwa bermain adalah aktivitas jasmani
yang dilakukan secara sukarela, terpisah antara lingkup dan keluasannya, secara
ekonomi tidak produktif, peraturan dapat ditentukan oleh para peserta/pemain, dan
bersifat fiktif. Artinya dengan bermain anak dapat terbantu mengembangkan seluruh
potensi yang mereka miliki baik fisik, psikomotorik, kognitif, maupun afektifnya.
RPS 3

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang:


1. Pengertian Pendidikan Jasmani Menurut Pakar Pendidikan
Menurut Wawan S. Suherman (2004: 23) Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan
dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif, kecerdasan emosi.

2. Pengertian Pendidikan Jasmani menurut UU Keolahragaan dan Sistem Pendidikan


Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem


Keolahragaan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (3) Sistem Keolahragaan
Nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang saling terkait secara terencana,
sistimatis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu kesatuan yang meliputi pengaturan
pendidikan pelatihan, pengelolaan, pembinaan pengembangan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan keolahragaan nasional

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa pendidikan merupakan salah satu
aspek yang terikat dengan Keolahragaan atau dengan kata lain pendidikan berada dalam
sistem keolahragaan Jadi legitimasi untuk Pendidikan Olahraga di Indonesia sudah
nampak yang tertuang dalam Undang-Undang RI Kemudian lebih lanjut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan
Nasional Bab VI Ruang Lingkup Olahraga Pasal 17 Ruang lingkup olahraga meliputi
kegiatan:

1. Olahraga Pendidikan
2. Olahraga Rekreasi Dan
3. Olahraga Prestasi

Pada pasal 17 bagian (a) diatas menyebutkan tentang olahraga pendidikan itulah point
yang akan kita buat agar mudah memahami tentang defenisi pendidikan olahraga
kemudian mari kita that lagi dua UU RI dibawah ini yang menjelaskan defenisi
pendidikan dan defenisi olahraga sebagai berikut

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 yang dimaksud dengan (1)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dainya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian
kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat
bangsa dan negara
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional Bab Ketentuan Umum Pasal 1 (4) Olahraga adalah segala
kegiatan yang sistematis untuk mendorong membina serta mengembangkan potensi
jasmani rohani dan sosial
3. Tiga cakupan Pendidikan Jasmani menurut undang undang pendidikan dan pengajaran
Cakupan atau ruang lingkup pendidikan jasmani meliputi:
• Olahraga Pendidikan
• Olahraga Rekreasi
• Olahraga Prestasi

Olahraga Pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan


sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh
pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.
Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran
dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya
masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan.
Olahraga Prestasi adalah Olahraga yang membina dan mengembangkan Olahragawan
secara terencana, sistematis, terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi
untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
Keolahragaan.

4. Empat tujuan Pendidikan Jasmani


• Meningkatkan komponen kelenturan, stamina, dan kecepatan.
• Bagi balita dan anak-anak, kebugaran jasmani penting untuk merangsang
perkembangan dan pertumbuhannya.
• Meningkatkan sistem sirkulasi darah, fungsi janting, dan sistem saraf.
• Mempercepat pemulihan fungsi organ tubug setelah berlatih atau pada
kondisi-kondisi tertentu. Seperti orang tua, pemulihan setelah sakit, pemulihan
pascamelahirkan, proses kehamilan, dan kondisi-kondisi lainnya.
RPS 4

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang:

1. Fungsi Olahraga di Sekolah


Pendidikan jasmani di sekolah sebagai bagian integral dari pendidikan akan membantu
para siswa untuk dapat menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal baik fisik, motorik, mental, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk
dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan
membiasakan hidup sehat. Selain menunjang proses pertumbuhan dan
perkembangannya, aktivitas fisik juga sangat berguna bagi kesehatan.
2. Fungsi Olahraga Pemuda
• Penyusunan rencana kerja sesuai dengan bidangnya.
• Penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan rencana kerja.
• Pengkoordinasian dengan seksi-seksi agar terwujudnya keserasian rencana
kerja
• Pengkoordinasian dengan seksi yang sesuai dengan bidangnya pada setiap RT
di wilayah RW. agar terwujudnya keserasian rencana kerja;
• Pengendalian kelompok-kelompok kerja yang dibentuk berdasarkan wilayah
dan jenis kegiatan.
• Pengawasan terhadap kegiatan masing-masing;
• Pelaksanaan pencatatan segala kegiatan dalam seksi serta mengevaluasi
kegiatan yang telah dilaksanakan;
• Penyusunan laporan secara berkala (triwulan, semester, tahunan )
• Pemberian saran dan pendapat pada Ketua sesuai bidang tugasnya.
• Penyelenggaraan tugas tertentu yang diberikan oleh Ketua yang berkaitan
langsung dengan seksi Pemuda dan Olahraga.

3. Fungsi Olahraga Masyarakat


Olahraga Masyarakat adalah Olahraga yang dilakukan oleh Masyarakat berdasarkan
kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan
nilai budaya masyarakat setempat yang dilakukan secara terus-menerus untuk
kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan. Pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap
manusia di dalam kehidupan, agar kondisi fisik dan kesehatannya tetap terjaga dengan
baik. Olahraga dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit
termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoporsis, bentuk kanker, obesitas, dan
cidera. Meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan fungsi otak, menghilangkan
stress, menurunkan kolestrol. Olahraga sederhana yang dapat dijadikan pilihan dalam
menjaga kesehatan adalah, jalan cepat,senam,renang,lari dan bersepeda.
4. Fungsi Olahraga di Waktu Senggang
Dengan berolahraga, sumber energi untuk sel-sel tubuh akan bertambah. Hal ini akan
memberi efek semangat dan kekuatan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu
olahraga diwaktu senggang dapat menurunkan risiko penyakit jantung, stroke dan
diabetes. Menyehatkan jantung. Menurunkan berat badan atau kalori dalam tubuh.
Meningkatkan kekuatan serta kelenturan tubuh. Meningkatkan kepercayaan diri serta
interaksi sosial. Meningkatkan konsentrasi ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dan meningkatkan kualitas tidur.
RPS 5

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang:


1. Dua Ciri-Ciri Fair Play Dalam Olahraga
Adanya keinginan yang tulus iklas agar lawan bertanding mendapatkan kesempatan
yang benar-benar sama dengan dirinya sendiri. Dalam kaitan ini olahragawan yang
bersangkutan :
• Menolak untuk berbuat, dimana mungkin, untuk mendapatkan keuntungan dari
suatu keadaan yang merugikan lawan.
• Menolak kejadian yang berkaitan dengan aspek materiil atau fisik, misalnya
perlengkapan bertanding, bila hal itu dapat dibetulkan atau dikurangi, karena
ketidaklengkapan akan berpengaruh besar terhadap hasil akhir pertandingan.
• Berusaha pada diri scndiri untuk mengurangi dorongan berbuat yang berakibat
ketidakadilan yang akan menimpa lawan.

Sangat teliti dalam menimbang cara-cara untuk mendapatkan kesempatan:


• Menolak menggunakan cara-cara, walaupun tidak bertentangan dengan
peraturan-peraturan yang tidak jelas disebutkan dalam peraturan sehingga
akan menguntungkan diri sendiri.
• Sengaja untuk tidak memanfaatkan kcuntungan-keuntungan yang dapat
dipcroleh dari penerapan peraturan-peraturan yang ketat.
• Tunduk dan ikhlas kepada keputusan juri atau wasit, meskipun nyata-nyata
merugikan dirinya sendiri.
• Menujukkan secara berkelanjutan, sikap bersedia membantu wasit dan juri
dalam hal-hal khusus, dan berusaha secara bijaksana agar wasit atau juri mau
membetulkan kcputusan yang salah yang telah memberikan keuntunga,
kepada diri sendiri.

2. Lima isi Fair Play dalam Olahhraga


• Kejujuran dan rasa keadilan.
• Rasa hormat kepada lawan, baik dalam kekalahan maupun dalam kemenangan.
• Sikap dan perbuatan ksatria, tanpa pamrih.
• Sikap tegas dan berwibawa, kalau terjadi bahwa lawan atau penonton tidak
berbuat fair paly.
• Kerendahan hati dalam kemenangan, dan ketenangan/pengendalian diri dalam
kekalahan.

3. Defenisi Fair Play


FairPlay adalah suatu bentuk harga diri yang tercermin oleh: kejujuran dan rasa
keadilan,rasa hormat terhadap lawan, baik dalam kekalahan maupun kemenangan,
rasa hormat terhadap referee,umpire, serta kekalahan maupun kemenangan, rasa
hormat terhadap referee,umpire, serta kesediaan bekerja sama dengan mereka secara
ikhlas dan tegas, sikap dan perbuatan keksatriaan, tanpa pamrih, sikap tegas dan
berwibawa, kalau terjadi bahwa lawan atau penonton tidak berbuat fairplay.
FairPlay merupakan kesadaran yang selalu melekat, bahwa lawan bertanding adalah
kawan bertanding (friendlyrival) yang diikat oleh persaudaraan olahraga.

4. Ancaman Terhadap Fair Play Dalam Kegiatan Olahraga


• Bahaya terhadap fairplay timbulnya terutama dari kesalahan-arah yang
ditempuh olahraga masa kini.
• Olahraga diekploitir oleh politik, ideologo, dan bisnis; karena olahraga sangat
tenar dan digemari.
• Pertandingan atau perlombaan yang semestinya bersifat ksatria dan membentuk
kepribadian luhur berubah menjadi perjuangan tak kenal ampun, yang dikuasai
oleh pikiran prestise, popularitas dan uang.
• Chauvinisme, nasionalisme, rasialisme,dan pengaruh komersil merusak
suasana dan semangat keolahrgaan.
• Didorong oleh bayangan akan menerima keuntungan materil, ditekan oleh
penonton, tidak diredakan ole massmedia, maka olahragawan dapat tergoda
untuk melanggar peraturan, melawan dan menganggap sepi keputusan wasit,
dan menganggap lawan main adalah musuh yang harus ditumpas.
• Keterlanjuran ini tidak hanya karena penyelewengan semangat olahragawan
sejati saja, tetapi juga karena pengaruh kebiadaban di seluruh dunia, yang
mempengaruhi individu dari segala umur di semua negara.
RPS 6 & 7

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang:


1. Pengertian Informasi Olahraga
Olahraga adalah jenis kegiatan yang sangat populer di dunia termasuk Indonesia.
Selain menyehatkan tubuh, olahraga juga menjadi sarana meraih prestasi. Olahraga
berbeda dengan aktivitas fisik biasa. Aktivitas fisik merujuk kepada gerakan yang
membutuhkan kontraksi otot. Dari aktivitas fisik yang terencana dan sengaja dilakukan
untuk menyehatkan badan. Dan Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang
dilakukan untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot – otot
tubuh. Olahraga adalah cara alami menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
Penelitian membuktikan, aktif bergerak setiap hari dapat menjauhkan dari risiko
penyakit.

2. Hubungan Olahraga dengan Politik


Olahraga dan politik bukanlah sesuatu yang baru, bahkan bukan hanya dengan
politik.Sebab olahraga memiliki multimakna, yaitu sosial, ekonomi, politik dan
kesehatan. Politik secara umum yaitu sebuah tahapan dimana umtuk membentuk atau
membangun keputusan yang terkait dengan kondisi masyarakat.Jadi hubungan
olahraga dan politik sudah tampak betapa olahraga dalam peradaban modern, bukan
lagi sekedar kegiatan yang netral, melainkan sudah kental sekali kandungan
multimakna itu, bahkan sudah tidak terlihat makna olahraga itu sendiri setelah semua
terbaur oleh politik yang ada hanyalah manipulasi sebuah kepuasan sendiri. Di zaman
seperti ini jika olahraga dicampur dengan politik akan menjadi sesuatu sangat
berbahaya.Unsur fairplay hilang, keselamatan atlet terabaikan, tujuan utama olahraga
sebagain sarana untuk mencapai atau mendapatkan kesehatan serta ajang untuk
meraih prestasi tercoreng.

3. Hubungan Olahraga dengan Hukum


Menurut UU RI NOMOR 3 TAHUN 2005, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum. Sejalan
dengan ketentuan tersebut, segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan,
kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus senantiasa berdasarkan atas
hukum. Olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan pembangunan
nasional sehingga keberadaan dan peranan olahraga dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara harus ditempatkan pada kedudukan yang jelas dalam sistem
hukum nasional. Selama ini bidang keolahragaan hanya diatur oleh peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang bersifat parsial atau belum mengatur
semua aspek keolahragaan nasional secara menyeluruh, dan belum mencerminkan
tatanan hukum yang tertib di bidang keolahragaan.

Permasalahan keolahragaan nasional semakin kompleks dan berkaitan dengan


dinamika sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat dan bangsa serta tuntutan
perubahan global sehingga sudah saatnya Indonesia memiliki suatu undang-undang
yang mengatur keolahragaan secara menyeluruh dengan memperhatikan semua aspek
terkait, adaptif terhadap perkembangan olahraga dan masyarakat, sekaligus sebagai
instrumen hukum yang mampu mendukung pembinaan dan pengembangan
keolahragaan nasional pada masa kini dan masa yang akan datang.

Undang-Undang ini mengatur secara tegas mengenai hak dan kewajiban serta
kewenangan dan tanggung jawab semua pihak (Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat) serta koordinasi yang sinergis secara vertikal antara pusat dan daerah dan
secara horizontal antara lembaga terkait baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat
daerah dalam rangka pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan keolahragaan
nasional. Sebagai wujud kepedulian dalam pembinaan dan pengembangan olahraga,
masyarakat dapat berperan serta dengan membentuk induk organisasi cabang olahraga
pada tingkat pusat dan daerah. Organisasi/kelembagaan yang dibentuk oleh
masyarakat itu membutuhkan dasar hukum sehingga kedudukan dan keberadaannya
akan lebih mantap.

4. Hubungan Olahraga dengan Ekonomi


Menurut Arief Natakusumah ( 2008 : 4) bahwa kegiatan olahraga tidak mungkin
terlepas dari prinsip – prinsip ekonomi, karena pada perjalanannya kebutuhan
ekonomi, dalam hal ini dana atau uang sangat dibutuhkan pada kegiatan olahraga,
lebih khusus pada even yang besar, misalnya PORDA, PON, Olympiade atau even-
even lainnya.

Nilai ekonomi dalam olahraga adalah seberapa banyak olahraga tersebut disukai
banyak orang dan memiliki nilai hiburan tinggi sehingga menghasilkan uang. Nilai
ekonomi olahraga mengikuti perkembangan masyarakat perbudakan dan semakin
meningkat pada zaman feodalisme hingga kini kapitalisme. Pada zaman kapitalisme
ini, sisa zaman perbudakan masih bisa dilihat dalam olahraga gulat dan tinju, olahraga
dijadikan nilai ekonomi yang tinggi. Olahraga ditempatkan sebagai tempat orang
mencari uang sambil berolahraga. Dalam dunia kapitalisme, olahraga dijadikan alat
promosi sebuah produk sekaligus pengguna produk (Henry Maksum. 2014: 219-220).

5. Hubungan Olahraga dengan Pemasaran


Pemasaran olahraga adalah pembagian pemasaran yang berfokus baik pada promosi
acara olahraga dan tim serta promosi produk dan layanan melalui acara olahraga dan
tim olahraga. Ini adalah layanan di mana elemen dipromosikan bisa menjadi produk
fisik atau nama merek. Tujuannya adalah untuk menyediakan klien dengan strategi
untuk mempromosikan olahraga atau mempromosikan sesuatu selain olahraga melalui
olahraga. Marketing Olahraga juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen melalui proses pertukaran. Strategi ini mengikuti empat
tradisional “P” ‘s umum pemasaran produk, Harga Promosi, dan Place, tempat “P” ‘s
ditambahkan ke pemasaran olahraga, berkaitan dengan fakta olahraga dianggap
layanan. The P 4 tambahan itu adalah: Perencanaan, Packaging, Positioning dan
Persepsi. Penambahan empat elemen tambahan ini disebut “olahraga bauran
pemasaran.”

Anda mungkin juga menyukai