2 (2), 107-116
Helga Yunia,
helgayunia9@gmail.com
Sumarsih
sumarsihasiih@gmail.com
Wembrayarli
wembrayarli@yahoo.com
Abstract
The purpose of this research is to improve children’s fine motor skills through building activities
using sponge media in B1 PAUD Assalam group in Bengkulu City. The method used is a classroom
action research (CAR), conducted through two cycles and each cycle consists of three meetings.
Research subjects of children group B1 PAUD Assalam Bengkulu City which requires sixteen
children, consisting of six girl students and ten boy students. Data completion technique using
observation.Technique of data analysis using the average. The results showed an increase in fine
motor skills through development activities using sponge media. It’s recommended for further
researchers to improve the fine motor skills of children overcome the cutting aspect to be more
stimulated again.
107
Helga Yunia, Sumarsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2017, Vol. 2 (2), 107-116
moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial anak yang berkaitan dengan keterampilan
emosional, dan seni. gerak jari-jemari dan koordinasi gerak mata
Berdasarkan 6 aspek perkembangan dan tangan anak yakni melalui kegiatan
anak usia dini, perkembangan motorik anak membentuk atau memanipulasi,
sangat penting untuk diperhatikan dan menggambar, mewarnai, menempel,
dikembangkan, karena aspek motorik meronce, dan menggunting. Pengembangan
merupakan dasar bagi individu untuk keterampilan motorik halus anak sangat
mencapai kematangan dalam aspek berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam
perkembangan lainnya, dan juga sebagai menulis (pengembangan bahasa), kegiatan
penunjang bagi anak dalam melakukan melatih koordinasi antara tangan dengan mata
aktivitas disekolah, seperti belajar dan yang dianjurkan dalam jumlah dan waktu yang
bermain. cukup meskipun menggunakan tangan secara
Perkembangan motorik adalah utuh belum tentu tercapai (Sumantri, 2005:
keterampilan mengendalikan gerak tubuh 145).
melalui kegitan terkoordinir antara susunan Berdasarkan kegiatan yang dapat
saraf, otot, otak, dan tulang sendi. mengoptimalkan pertumbuhan dan
Perkembangan motorik pada dasarnya perkembangan anak usia dini peneliti memilih
dibedakan menjadi 2 yaitu keterampilan kegiatan membentuk untuk meningkatkan
motorik halus dan motorik kasar. Motorik keterampilan motorik halus anak. Kegiatan
kasar adalah keterampilan gerak tubuh yang membentuk dipilih peneliti karena
menggunakan otot-otot besar, sebagian besar membentuk termasuk dalam salah satu
atau seluruh anggota tubuh dan diperlukan kegiatan yang dapat melatih perkembangan
agar anak dapat memfungsikan otot-otot motorik halus anak. Dalam kegiatan
tubuhnya dengan benar, seperti kemampuan membentuk gerak tangan yang dapat dilatih
duduk, menendang, berlari, naik turun tangga seperti gerak tangan dalam memegang spons,
dan sebagainya. Sedangkan motorik halus gerak tangan saat menggunting, gerak tangan
adalah gerakan yang menggunakan otor-otot saat menjimpit kuas, gerak tangan saat
halus atau sebagian anggota tubuh tertentu menjumput dan gerak tangan saat mewarnai
(tangan dan jari-jari) dan dipergunakan untuk spons spons hingga terbentuk suatu hasil
memanipulasi lingkungan (Sunardi dan karya. Keterampilan motorik halus anak dapat
Sunaryo 2007:113). meningkat melalui kegiatan membentuk
Seperti yang dikemukakan oleh karena pada kegiatan membentuk anak
Mahendra dalam Sumantri (2005:143) mampu menggerakkan anggota tubuh yang
Keterampilan motorik halus adalah berhubungan dengan kemampuan gerak
kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil tangan dan gerak jari-jemari serta mampu
atau halus untuk mencapai pelaksanaan yang mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas
berhasil. Aktivitas pengembangan tangan.
kemampuan motorik halus anak usia dini Kegiatan membentuk dapat
bertujuan untuk melatih pengembangan menggunakan berbagai media yang bersifat
kemampuan motorik yang berhubungan lembut atau lunak seperti plastisin, sabun
dengan kemampuan gerak kedua tangan, batang, lilin, tanah liat, bubur kertas dan
mampu menggerakkan anggota tubuh yang spons. Dari macam-macam media yang dapat
berhubungan dengan gerak jari, mampu digunakan dalam melakukan kegiatan
mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas membentuk peneliti lebih tertarik memilih
tangan. media spons karena media spons tidak
Berdasarkan kegiatan yang dapat berbahaya, mudah di dapat dan ada disekitar
mengembangkan keterampilan motorik halus anak. Selain itu juga media spons bertekstur
108
Helga Yunia, Sumarsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2017, Vol. 2 (2), 107-116
lembut dan halus yang mudah untuk anak meningatkan mutu (kualitas) proses
memegang, menggunting, menjimpit, dan pembelajaran dikelasnya melalui suatu
menjumput. Aktivitas ini sangat digemari anak tindakan (treatment) tertentu dalam suatu
dan membentuk termasuk juga dalam kategori siklus (Kunandar, 2010: 44)
pengembangan kreativitas yang menuntut Tempat dan Waktu Penelitian
imajinasi anak. Penelitian ini dilakukan di Kelompok B
Dengan demikian, judul dalam penelitian Paud Assalam Kota Bengkulu yang berada di
ini yaitu “Meningkatan Keterampilan Motorik Jalan WR. Supratman Gang. Cipta Baru RT 19
Halus Anak Melalui Kegiatan Membentuk RW 01, Pematang Gubernur, Muara
dengan Menggunakan Media Spons pada Bangkahulu, Kota Bengkulu. Penelitian ini
Kelompok B PAUD Assalam Kota Bengkulu”. dilaksanakan dari bulan Februari 2017 sampai
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dengan Oktober 2017.
dirumuskan tujuan penelitian adalah: Subjek Penelitian
1. Mendeskripsikan proses meningkatkan Subjek penelitian ini adalah anak
keterampilan motorik halus anak usia dini kelompok B1 Paud Assalam Kota Bengkulu
melalui kegiatan membentuk yang berjumlah 16 Orang, terdiri dari 6 anak
perempuan dan 10 anak lak-laki.
menggunakan media spons pada kelompok
Prosedur penelitian
B PAUD Assalam Kota Bengkulu. Penelitian yang akan dilaksanakan
Meningkatkan motorik halus anak adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
melalui kegiatan membentuk menggunakan dirancang dalam dua siklus. Prosedur
media spons pada kelompok B Paud Assalam penelitian ini menggunakan model penelitian
Kota Bengkulu tindakan kelas yang digunakan oleh Arikunto
METODE yang terdiri atas empat rangkaian kegiatan
Jenis Penelitian yaitu: 1. Perencanaan (Planning), 2.
Penelitian ini merupakan Penelitian Pelaksanaan (Acting), 3. Observasi
Tindakan Kelas (action research) yaitu (Observing), 4. Refleksi (Reflecting). Keempat
penelitian pembelajaran yang berkonteks tahapan tersebut saling terkait dan
kelas dan dilaksanakan oleh guru untuk berkelanjutan, adapun rangkaian kegiatan
memecahkan masalah-masalah pembelajaran dalam penelitian ini adalah seperti pada
yang dihadapi oleh guru, untuk memperbaiki gambar 1.:
mutu pembelajaran dan mencoba hal- hal baru
dibidang pembelajaran demi meningkatkan
mutu dan hasil pembelajaran.
Arikunto dalam Suyadi, (2010:18)
mengungkapkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas merupakan pencermatan dalam bentuk
tindakan terhadap kegiatan belajar yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersamaan.
Penelitian tindakan kelas (PTK) suatu
penelitian tindakan yang dilakukan guru yang
sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau
bersama orang lain dengan merancang,
melaksanakan dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif yang
bertujuan untuk memperbaiki atau
109
Helga Yunia, Sumarsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2017, Vol. 2 (2), 107-116
110
Helga Yunia, Sumarsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2017, Vol. 2 (2), 107-116
111
Helga Yunia, Sumarsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2017, Vol. 2 (2), 107-116
kedua 3,16 dengan ketuntasan 63,2% dan 16 Ds 3,2 3,5 3.8 Meningkat
pertemuan ketiga 3,52 dengan ketuntasan Jumlah 51,3 8,1 62,3 Meningkat
70,4%. Rata-rata 3,20 3,63 3.89
Meningkat
Keterampilan motorik halus anak melalui Ketuntasan
64% 72,6% 77,8% Meningkat
kegiatan membentuk dengan menggunakan Klasikal
menggunting sesuai dengan pola yang telah belajar, cara mengajar guru, serta sistem
disediakan, 3) ada anak yang belum bisa pemberian umpan balik, dan sebagainya. Serta
menjimpit kuas tanpa bantuan guru, 4) masih faktor dari dalam anak mencakup kecerdasan,
ada anak yang belum dapat menjumput dan strategi belajar, motivasi, dan sebagainya.
menaburkan potongan kertas dengan rata dan Dari hasil pengamataan siklus I dan siklus
rapi, 5) pemberian contoh dan bimbingan yang II, aspek menggunting mendapat hasil
diberikan peneliti masih belum maksimal, 6) peningkatan yang paling kecil, hal ini karena
peneliti belum bisa membangun konsentrasi anak-anak masih kaku dalam menggunting
anak. sehingga anak-anak masih membutuhkan
Secara umum peningkatan keterampilan bantuan dan bimbingan dari guru. Sedangkan
motorik halus anak antara siklus I dan siklus II aspek keterampilan yang paling menonjol
mengalami peningkatan yang sangat baik. hal yaitu aspek memegang hal ini terjadi karena
ini terlihat dari setiap pertemuan dari siklus I anak sudah lentur dalam memegang. Hal ini
dan siklus II. Hal ini dikarenakan, selama senada dengan pendapat Yamin (2012:101)
kegiatan membentuk peneliti selalu yang menyatakan bahwa anak dapat
meningkatkan cara mengajar dengan lebih memegang benda-benda besar dan benda-
baik, seperti: 1) peneliti menjelaskan materi benda kecil, semakin tinggi kemampuan
dan langkah-langkah proses kegiatan motorik halus anak, maa ia mampu memegang
membentuk dengan perlahan dan lebih detail benda-benda kecil. Dilihat dari setiap hasil
serta mencontohkan langsung kepada anak perolehan nilai rata-rata dan hasil perolehan
yang mengalami kesulitan dalam melakukan ketuntasan klasikal anak pada setiap
kegiatan, sehingga apa yang disampaikan oleh pertemuan siklus I dan siklus II bahwa terdapat
peneliti dapat diterima dengan baik oleh anak- suatu peningkatan yang baik untuk anak dalam
anak dan anak akan menjadi lebih paham keterampilan motorik halus.
dengan apa yang disampaikan peneliti, 2) Dilihat dari hasil akhir siklus II pertemuan
peneliti memberikan penguatan dan 3 secara individual terdapat peningkatan yang
penghargaan kepada semua anak, sehingga sangat signifikan yaitu terdapat 2 orang anak
anak lebih bersemangat melakukan kegiatan yang mendapat kriteria sangat baik Fn dan Ad.
pembelajaran yang diberikan, 3) peneliti Hal ini dikarenakan dari awal pertemuan, Fn
memperbanyak kegiatan yang dapat melatih dan Ad memang memiliki kemampuan yang
konsentrasi dan kefokusan anak, 4) peneliti menonjol dibandingkan dengan anak lainnya.
langsung mempraktekkan kegiatan Ketika proses pembelajaran berlangsung Fn
menggunting, menjimpit dan menjumput dan Ad mengikuti pembelajaran dengan baik,
dengan cara memegang langsung tangan anak memperhatikan ketika peneliti menjelaskan
yang masih mengalami kesulitan, 5) peneliti kegiatan, memiliki semangat pada saat
duduk didekat anak yang masih mengalami melakukan kegiatan terlihat pada saat
kesulitan melakukan kegiatan, 6) peneliti lebih kegiataan memegang Fn dan Ad sudah sangat
memperhatikan anak yang masih mengalami baik, pada saat kegiatan menggunting Fn dan
kesulitan membentuk. dengan strategi yang Ad sudah sangat terampil dalam
dilakukan oleh peneliti ini sehingga membuat memfungsikan gunting sehingga hasil
anak-anak melakukanya dengan semangat dan guntingannya sudah rapi dan mengikuti pola,
antusias yang baik. pada saat kegiatan memegang, menjimpit dan
Hal tersebut sesuai dengan pendapat menjumput FN dan Ad sudah sangat baik serta
Danim (2011:49) yang menyatakan bahwa bentuk yang dihasilkan rapi dan bagus,
keberhasilan belajar anak dipengaruhi oleh sehingga dengan melakukan kegiatan
banyak faktor yang berasal dari dalam maupun membentuk dapat mengoptimalkan
luar kelas. Faktor luar misalnya, Fasilitas
114
Helga Yunia, Sumarsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2017, Vol. 2 (2), 107-116
116
Helga Yunia, Sumarsih dan Wembrayarli