Anda di halaman 1dari 13

STUDI KASUS PENGEMBANGAN CIVIL DISPOSITION

DALAM KEGIATAN OSIS T/A 2019-2020


OPPA (Organisasi Pelajar Pesantren Al-Husna)
(Studi Kasus Pada Siswi SMA Pesantren Al-Husna)

Studi Kasus ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas individu pada mata
kuliah manajemen Organisasi pendidikan (MOP)

Dosen Pengampu : Azwar Annas Manurung, MM

Disusun Oleh:
Nama : Syahadah
NIM : (0304203178)
Kelas/Semester : TBI-3/IV

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


TADRIS BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik di kehidupan alam dunia maupun di kehidupan akhirat kelak, sehingga
semua cita-cita dan harapan yang kita inginkan menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen Azwar Annas
Manurung, MM serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril
maupun materil, sehingga studi kasus ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari, didalam penyusunan studi kasus ini masih jauh dari kata sempurna,
serta banyaknya kekurangan dari segi tata bahasa. Harapan yang paling besar dari
penyusunan studi kasus ini ialah, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Aamiin.......

Medan, 07 juli 2022

Syahadah
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1) Pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi SMA pesantren
Al-Husna
2) Kendala pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi SMA
pesantren Al-Husna
3) Solusi pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi SMA
pesantren Al-Husna

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu hasil temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara mendalam dan mencatat dokumen. Penetapan validitas data dalam penulisan
ini melalui trianggulasi data dan informan review, untuk menganalisis data yang
terkumpul digunakan analisis interaktif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa:
1) Pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi SMA
pesantren Al-Husna ditunjukkan oleh siswa melalui upacara bendera setiap hari
Senin, latihan baris berbaris, mengikuti rapat OSIS dan kegiatan
ekstrakurikuler.
2) Kendala pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi
SMA pesantren Al-Husna meliputi sikap anak yang kurang stabil atau masih
labil sehingga siswa di dalam mengikuti kegiatan masih ada anak yang tidak
masuk, datang tidak tepat waktu, kurangnya penanaman karakter, dan masalah
biaya atau dana.
3) Solusi pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi SMA
pesantren Al-Husna dengan cara mengabsen kehadiran siswa, memberikan
penekanan pada siswa, mengingatkan pada anak hal-hal yang baik dan
memberikan dukungan serta motivasi pada peserta didik.
BAB I
PENDAHULUAN

Pengalaman siswa dalam mengembangkan keterampilan berpartisipasi towa dalam


mengembangka sangat penting untuk dibangun pada jenjang persekolahan. Siswa sebagai
generasi penerus yang akan melanjutkan kehidupan bermasyarakat di masa mendatang
hendaknya dipersiapkan untuk mengembangkan pengertian tentang pentingnya peran serta
aktif warga negara. Keterampilan berpartisipasi yang dikembangkan pada masa persekolahan
dapat melalui kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah. OSIS merupakan organisasi resmi di
sekolah dan sebagai wahana yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat siswa
sesuai dengan kondisi sekolah.
Pembelajaran di kelas yang didapat oleh siswa tentunya harus dipraktekan dalam
keseharian, melalui kegiatan OSIS dapat membantu siswa untuk mengaplikasikan materi
ataupun teori-teori dalam pembelajaran. Selain itu, melalui kegiatan OSIS siswa
mendapatkan keterampilan berpartisipasi yang menjadi modal untuk terjun di kehidupan
masyarakat. Dengan demikian melalui kegiatan-kegiatan OSIS, keterampilan berpartisipasi
siswa dapat dikembangkan dan dapat membentuk karakter kepemimpinan siswa, karena
dalam melaksanakan suatu kegiatan menuntut siswa untuk menjalin kerjasama yang baik dan
setiap kegiatan tentunya akan ditunjuk seorang untuk menjadi ketua/ pemimpin, maka dari
kegiatan tersebut siswa akan terlatih dengan natural karakter kepemimpinannya.
Ditetapkannya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai bentuk perhatian dan usaha
pemerintah dalam membina siswa sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan secara
nasional. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, bahwa "organisasi
kesiswaan di sekolah berbentuk organisasi siswa intra sekolah dan merupakan organisasi
resmi di sekolah". Tujuan didirikannya OSIS adalah untuk melatih siswa dalam berorganisasi
dengan baik dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubungan dengan siswa. Semua
kegiatan OSIS dilakukan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga OSIS yang telah
disahkan dan tidak bertentangan dengan tata tertib sekolah.
 Identifikasi Kasus
Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak.
Pengumpulan Data
Organisasi : OPPA (Organisasi Pelajar Pesantren Al-Husna)
Kelas : XII IPS
Sekolah : Pesantren Al-Husna
Alamat : Jl. Pelajar Marindal 1 pasar III
Masa jabatan : 2019-2020

BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN OSIS
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa Organisasi adalah
sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama. (Organization is a collection people, arranged into groups, working
together to achieve objectives).
Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerjasama para
siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya
pembinaan kesiswaan.
OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai suatu system, dimana
sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi
yang mampu mencapai tujuan. Intra Organisasi itu terbatas antar siswa di dalam sekolah itu
dan tidak ada hubungan dengan organisasi sekolah lain.
OSIS sebagai suatu system ditandai beberapa ciri pokok yaitu :
1. Berorientasi pada tujuan
2. Memiliki susunan kehidupan kelompok
3. Memiliki sejumlah peranan
4. Terkoordinasi
5. Berkelanjutan dalam waktu tertentu

FUNGSI OSIS
Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, fungsi OSIS adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Wadah
2. Sebagai Motivator
3. Sebagai Preventif

Dampak positif dan negativ


Dampak Positif Mengikuti Kepengurusan Osis :
1. Menambah rasa percaya diri
2. Meningkatkan rasa kebersamaan
3. Memiliki banyak pengalaman
4. Cepat menemukan problem solving dalam
5. menghadapi permasalahan
6. Memiliki jiwa sosial yang tinggi
7. Banyak dikenal oleh warga sekolah maupun luar sekolah
Dampak Negatif
1. Sulit membagi waktu antara belajar dan organisasi
2. Jarang mengikuti pelajaran di kelas
3. Prestasi belajar menurun

Masalah Dan Konflik


Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yg sekarang terjadi belumlah
sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih baik. Keyakinan bahwa
harapan bisa tercapai akan membuat seseorang memiliki sasaran untuk masa depan yang
lebih baik. Harapan membuat diri sendiri merasa tertantang dan tantangan semacam ini juga
layak juga disebut sebagai masalah.
Nardjana (1994), konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang
berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya
saling terganggu.
Sumber masalah dan konflik
● Faktor komunikasi
Misal: Adanya misunderstanding antar anggota
● Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi
Misal:Ketidaksamaan keinginan antara bendahara dan ketua
● Faktor yang bersifat personal
Misal: Individu harus membuat keputusan yang menyangkut dirinya dan organisasi.
● Faktor lingkungan
Misal: tidak adanya dukungan dari lingkungan atau pihak-pihak tertentu.

Masalah Keorganisasian
Masalah Keorganisasian yang sering ditemui:
● Perbedaan pendapat Kumpul nggak lengkap
● Banyak pengurus yang keluar
● Terjadi kesenjangan antar anggota
● Manajemen waktu yg kurang baik
● Prestasi Menurun

Pemecahan masalah atau solusi adalah suatu proses penghilangan perbedaan atau
ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker,
2005).
Solusi permasalahan
● Introspeksi diri & konflik
● Mengevaluasi pihak-pihak yang terkait
● Identifikasi sumber konflik
● Penyelesaian konflik
Solusi
● Bersikap proaktif
Setiap anggota tim harus turut aktif dalam penyelesaian konflik secara proaktif.
● Komunikasi
Komunikasi yang lancar dapat menghindari diri dari kesalahpahaman sehingga lebih
mudah dalam menyelesaikan konflik yang timbul.
● Keterbukaan
Setiap anggota harus terbuka supaya konflik tidak berlarut larut dan dapat
diselesaikan dengan baik.
● Sharing
● Akomodasi
● Meminimalisir masalah atau konflik, dengan cara melakukan sistem pengorganisasian
yang baik, yaitu:
● Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan
● Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang
● Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan efisien.
Setelah dibagi pekerjaan
● Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu
kesatuan yang harmonis
● Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian
untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

CONTOH KASUS
Ada kesenjangan antara pengurus A dan Pengurus B, hal ini dikarenakan si A dan Si
B mempunyai masalah pribadi yang tidak ada hubungannya dengan organisasi, tapi mereka
membawa-bawa masalah tersebut saat berkumpul bersama organisasi sehingga timbul
konflik? Apa dampaknya dlm organisasi? Seperti apakah solusinya?

Penyelesaian?
Untuk menghindari atau menyelesaikan masalah tersebut cobalah menggunakan cara
sharing dan meminta keduanya agar terbuka menceritakan masalah mereka. Namun jika
mereka tidak mau menceritakan masalahnya karena dianggap sebagai sesuatu yang sangat
pribadi atau tidak mau urusannya dicampuri, coba tegurlah dan beri saran agar mereka segera
menyelesaikan masalah itu dan sebisa mungkin bersikap profesional agar tidak membawa
masalah tersebut ke dalam organisasi.
PENGERTIAN STUDI KASUS
1. Menurut Mohamad Surya dan I. Djumhur
Studi kasus adalah suatu teknik mempelajari seorang individu secara mendalam untuk
membantunya memperoleh penyesuaian yang lebih baik.
2. Menurut Sayekti Pujosuwarno
Dengan studi kasus kita mampu mengumpulkan data selengkap-lengkapnya tentang
individu. Data tersebut dapat kita olah atau analisa kemudian hasilnya akan dapat merupakan
dugaan permasalahan dari individu terseut, berdasarkan semua itu maka kita dapat
melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dengan setepat mungkin.
3. Menurut A. N. Sadu dan Amarjit Singh
Studi kasus adalah bentuk analisa kualitatif dengan melakukan observasi yang cermat dan
lengkap tentang seorang manusia satu situasi atau satu lembaga.
4. Menurut S. Nasution
Studi kasus adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang aspek suatu lingkungan
sosial termasuk manusia didalamnya. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa studi kasus
merupakan salah satu bentuk desain penelitian disamping survey dan eksperimen.

KAJIAN TEORI
Civic disposition merupakan suatu usaha yang dilakukan secara teratur, terencana,
terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi produk yang semakin
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya untuk menciptakan mutu yang lebih
berkualitas dalam watak baik seseorang yang bersumber dari kepribadian bangsa Indonesia
setelah pembelajaran selesai.
Kajian Mengenai Civic Disposition Dalam Kegiatan OSIS Menurut Sundawa dkk.
(2008:26), civic disposition untuk itulah perlu diperhatikan pula etika kehidupan berbangsa
yang bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap
jujur, saling peduli, memahami, menghargai, mencintai, tolong menolong diantara sesama
manusia.
Adapun civic disposition yang ada di dalam kegiatan OSIS , sebagai berikut:
1. Mengikuti kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa).
2. Mengikuti kegiatan PASKIBRA (Pasukan Pengibar Bendera).
3. Mengadakan rapat pengurus OSIS.
4. Mengikuti sosialisasi bahaya narkoba terhadap generasi muda.
5. Mengikuti latihan kepemimpinan.
6. Membuat acara muhadharah (latihan pidato setiap malam rabu)
7. Membuat acara cerdas cermat setiap 3 bulan sekali
8. Membuat acara PORSENI (pekan olahraga dan seni)
9. Olahraga pagi setiap hari jum'at, dll

Kajian Mengenai Indikator Civic Disposition Menurut Branson (1998), bahwa


indikator dari sikap kewarganegaraan (civic disposition) dibedakan menjadi dua, yaitu
karakter privat dan publik. Karakter privat seperti tanggung jawab moral, disiplin diri, dan
penghargaan terhadap harkat martabat manusia dari setiap individu adalah wajib. Kepedulian
sebagai warga negara, kesopanan, berpikir kritis, rule of law, dan kemauan untuk mendengar,
bernegoisasi serta berkompromi merupakan karakter yang sangat diperlukan agar demokrasi
berjalan sukses.

BAB III
ISI LAPORAN

METODE PENELITIAN
Tempat penelitian ini adalah SMA Pesantren Al-Husna T/A 2019-2020 . Tahap-tahap
dalam pelaksanaan kegiatan dimulai dari tahap persiapan sampai dengan penulisan laporan
penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, karena penelitian ini lebih
menekankan pada proses-proses yang diambil dari peristiwa yang ada kemudian ditarik
kesimpulan.
Subjek-subjek penelitian ini terdiri dari:
1. Kesiswian SMA Pesantren Al-Husna T/A 2019-2020
2. Pembina OPPA SMA Pesantren Al-Husna T/A 2019-2020
3. Siswi yang menjadi anggota OPPA SMA Pesantren Al-Husna T/A 2019-2020
Objek penelitian dalam penelitian ini meliputi pengembangan civic disposition dalam
kegiatan OPPA pada siswi SMA Pesantren Al-Husna T/A 2019-2020. Penelitian ini
menggunakan tiga sumber data yaitu narasumber atau informan, tempat adanya peristiwa,
arisp atau dokumen. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan mencatat
dokumen atau arsip. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrument kisi-kisi
wawancara atau pedoman wawancara, kisi-kisi observasi atau lembaran pengamatan, dan
dokumen. Keabsahan data dengan menggunakan dua trianggulasi yaitu trianggulasi teknik
pengumpulan data dan sumber data. Analisis data menggunakan teori analisis data model
interaktif menurut Miles dan Huberman.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi SMA pesantren Al-
Husna. Siswi SMA pesantren Al-Husna juga dapat mengembangkan civic disposition
dalam kegiatan OSIS. Civic disposition tersebut diantaranya melaksanakan tanggung
jawab dengan baik, jujur dalam bersikap dan berbicara, bekerja secara mandiri, berpikir
secara kritis, sopan dalam kehidupan di sekolah, mau mendengarkan pendapat orang lain,
mau bernegoisasi dan mau berkompromi. Siswi SMA pesantren Al-Husna ditanamkan
civic disposition seperti mengikuti baris berbaris, kegiatan pramuka, PMR, olahraga,
BTQ, dan Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD). Siswi SMA pesantren Al-
Husna yang ikut berorganisasi mampu mengembangkan civic disposition. Siswa dalam
mengembangkan tidak merasa kesulitan dan terbebani dalam mempelajari civic
disposition sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan.
2. Kendala pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi SMA
pesantren Al-Husna. Pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi
SMA pesantren Al-Husna mempunyai beberapa kendala seperti sifat anak yang belum
stabil atau labil. Kurangnya penanaman karakter pada siswi SMA pesantren Al-Husna
T/A 2019-2020 yang masih kurang dan perlu dikembangkan. Waktu dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) yang sudah selesai setelah pulang sekolah anak-anak cenderung
lebih malas. Faktor dari lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap anak dengan latar
belakang setiap anak dari keluarga yang berbeda. Dana yang kurang dikarenakan
mayoritas anak SMA pesantren Al-Husna ekonominya sangat rendah.
3. Solusi pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi SMA pesantren
Al-Husna. Dalam mengembangkan civic disposition pada kegiatan OSIS SMA pesantren
Al-Husna guru harus lebih sering mengabsen anak sehingga guru lebih paham betul setiap
anak. Siswi SMA pesantren Al-Husna dalam pembinaan lebih ada penekanan, motivasi
dari guru sehingga anggota OSIS itu lebih terarah kedepannya. Anggota OSIS lebih
mempunyai suatu civic disposition yang lebih dan menjadikan anak mempunyai karakter
atau watak yang Pancasilais. Siswi SMA pesantren Al-Husna yang berorganisasi dengan
mengingatkan anak-anak, memberikan contoh baik, keberhasilan-keberhasilan sehingga
kedepannya akan terbentuk civic disposition. Memberikan motivasi, wawasan kepada
anak dengan gambaran yang baik sehingga anak bisa lebih berpikir secara luas manfaat
yang terkandung.

KESIMPULAN
1. Pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi SMA pesantren Al-
Husna adalah civic disposition siswi cukup baik dan tertanam didirinya. Civic
disposition dalam kegiatan OSIS pada siswi SMA pesantren Al-Husna T/A 2019-
2020 seperti baris berbaris, diajarkan dalam latihan PBB. Jadi baris berbaris yang
dilaksanakan siswa merupakan bentuk civic disposition untuk membentuk sebuah
sifat bertanggung jawab, dan displin. siswi SMA pesantren Al-Husna T/A 2019-2020
dikenalkan dengan Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD). Tujuannya untuk
mengembangkan civic disposition dalam kegiatan OSIS.
2. Kendala yang ada dalam pengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS pada
siswi SMA pesantren Al-Husna T/A 2019-2020 adalah sifat anak yang belum stabil
atau masih labil, kurangnya penanaman karakter pada siswa, tidak bisa mengatur
waktu dan siswi SMA pesantren Al-Husna di yang latar belakangnya mayoritas siswa
dari keluarga yang ekonominya lemah sehingga menyebabkan faktor dari keluarga
setiap anak berbeda.
3. Solusi yang digunakan untuk mengembangan civic disposition dalam kegiatan OSIS
pada siswi SMA pesantren Al-Husna T/A 2019-2020 adalah guru selalu mengabsen
siswa sehingga pendidik paham dengan watak setiap siswa. Memberikan penekanan
pada siswa dalam bimbingan. Mengingatkan pada anak hal-hal yang baik sehingga
siswa dapat mempunyai gambaran manfaat bagi kedepannya sehingga lebih terarah.
Memberikan dukungan dan motivasi dalam pelaksanaan.
STRUKTUR OPPA (ORGANISASI PELAJAR PESANTREN AL-HUSNA) T/A 2019-2020

KETUA OPPA

MEYSAH WANDA SARI

SEKRETARIS OPPA BENDAHARA OPPA

SYAHADAH SYAHADAH

BAG. BAHASA OPPA BAG. IBADAH OPPA BAG. KEPUTRIAN OPPA


BAG. KEAMANAN OPPA
-SYAHADAH -PUTRI NURHALIZAH -SYAHADAH
AIDA AFRIANY -MEYSAH WANDA -ELVI AZIZAH -ELVI AZIZAH

BAG. KESENIAN OPPA BAG. KEBERSIHAN &


BAG. LOGISTIK OPPA BAG. OLAHRAGA OPPA
KESEHATAN OPPA
-SALSABILA -SALSABILA -SALSABILA
-SALSABILA
- MISBATUL - MISBATUL - MISBATUL
- MISBATUL
-MAISARAH -MAISARAH -MAISARAH
-MAISARAH

Anda mungkin juga menyukai