Anda di halaman 1dari 22

PERANAN OSIS DALAM MENIGKATKAN KEDISPILINAN dan

LULUSAN BERMUTU di SMP 8 MUHAMMADIYAH JAKARTA

Dosen Pengampu : Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd.

Disusun Oleh:

Bagas Alif Pambekti

(11210182000074)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023

1
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr Wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
karunianya yang hingga saat ini di berikan nikmat sehat wal aafiat dan rahmat sehingga
penulis bisa menyelesaikan proposal Skripsi ini dengan judul Peranan OSIS dalam
meningkatkan kedisiplinan dan lulusan bermutu di SMP Mhammadiyah 8 Jakarta, shalawat
serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada keharibaan baginda Nabi Muhammad
SAW

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan proposal ini banyak kekurangan oleh
karna itu penulis mohon saran dan kritiknya.

Jakarta, 27 November 2023

Bagas Alif Pambekti

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................................4

PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................................4
B. Pembatasan Masalah....................................................................................................................5
C. Rumusan Masalah........................................................................................................................5
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................................................6
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................................................6

BAB II......................................................................................................................................7

KAJIAN TEORI.......................................................................................................................7
A. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).......................................................................................7
B. Kedisiplinan Siswa......................................................................................................................9
C. Meningkatkan Lulusan Bermutu...............................................................................................14
D. Peranan OSIS dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dan Lulusan Bermutu.....................15
E. Penilitian Relevan......................................................................................................................16
F. Kerangka Berfikir......................................................................................................................16

BAB III...................................................................................................................................17

METODE PENELITIAN.......................................................................................................17
A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................................................17
B. Jenis Penelitian..........................................................................................................................17
C. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................................17
D. Teknik Analisis Data.................................................................................................................19
E. Kisi-kisi Instrumen....................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Edukasi di Indonesia saat ini masih bertemu persoalan dan tantangan yang
kompleks dan mendasar, sekaligus menyongsong harapan pada masa kini. Derasnya
pengaruh kehidupan luar tidak diimbangi dengan
pemikiran atau paham, karakter dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan
karakter serta budaya bangsa. Hal ini menyebabkan Indonesia mengalami disorientasi
baik segi ekonomi, politik, sosial, budaya dan pendidikan. Peningkatan citra
pendidikan di sekolah menyangkut aspek akademis dan non akademis yang dilakukan
dalam bentuk kegiatan Pembelajaran (kurikuler), kegiatan berorganisasi
(extrakurikuler1). Mereka yang mengikuti organisasi mendapatkan pembelajaran dan
pengalaman dalam menghargai waktu, mampu mengatur segala kegiatan ataupun
waktu kesehariannya. Contohnya Organsasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), dengan
upaya itu peserta didik (siswa) diharapkan memperoleh pengalaman belajar yang utuh
hingga seluruh modalitas belajarnya berkembang secara optimal.
Organsasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan suatu organisasi resmi
sekolah yang berada disetiap lingkungan sekolah menengah dibawah naungan sekolah
dan didampingi Pembina OSIS. Adanya OSIS diharapkan agar mampu menumbuhkan
kedisplinan dan kepemimpinan terhadap seluruh siswa, khususnya kepada para
pengurus OSIS. Dalam setiap kegiatan OSIS terjalin komunikasi dengan Pembina
OSIS dan Pembina kesiswaan. Kegiatan-kegiatan dalam program kerja OSIS ataupun
ektrakurikuler diarahkan kepada upaya memantapkan pembentukkan serta
meningkatkan disiplin siswa.
Dalam upaya pembinaan siswa di sekolah. Kepala sekolah, guru, masyarakat
serta OSIS mempunyai tugas dan tanggungjawab yang sangat penting di sekolah.
Organisasi siswa ini menjadi patokan penting dalam meningkatkan kedisiplinan siswa

1
Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: PT indeks, 2014), h. 184

4
disekolah, dimana para pengurus OSIS membantu meningkatkan kedisiplinan pada
siswa lainnya dengan memberikan contoh, atau menjadi role model bagi siswa lain.
Kesadaran akan kedisiplinan yang datang dari dalam diri merupakan
kedisiplinan yang nyata dan dapat mempengaruhi siswa dalam kehidupannya. Sikap
disiplin yang berasal dari paksaan akan menjadi perilaku yang semu, yaitu berperilaku
disiplin hanya pada saat dilihat guru atau dapat dikatakan sebagai kesadaran semu
mengenai kedisiplinan. Contoh lain para pengurus OSIS baik pada siswa lainnya
dengan cara berpenampilan yang sesuai aturan, tutur kata yang baik, patuh kepada
guru dan baik terhadap teman- temannya. Kedisiplinan biasanya tumbuh seiring
institusi dan OSIS mampu bekerja sama menumbuhkan kebiasaan sekolah yang
merupakan suasana kehidupan sekolah tempat antara anggota masyarakat sekolah
saling beriteraksi. Interaksi tersebut berkaitan dengan berbagai aturan, norma serta
etika bersama yang dilakukan di sekolah.
Disiplin sekolah apabila ditingkatkan dan diterapkan dengan baik konsisten
dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan maupun perilaku siswa.
Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret dalam praktik kehidupan di
sekolah tentang hal-hal positif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar
berdapatasi dengan lingkungan yang baik, sehingga muncul kesimbangan diri dalam
hubungan dengan orang lain.

B. Pembatasan Masalah

Pengurus OSIS di SMP 8 Muhammadiyah Jakarta seperti halnya sekolah lain


salah satu contoh siswa teladan di sekolah, Biasanya pengurus OSIS terpilih dari
siswa aktif, kreatif serta berprestasi dikelas. Dalam berbagai program OSIS setiap
kegiatan menerapkan unsur disiplin siswa. Maka dari itu identifikasi masalah yang
dikemukakan di atas, tidak semua masalah dapat dibahas oleh peneliti, sehingga
memfokuskan penelitian kepada anggota OSIS Dengan permbatasan masalah sebagai
berikut :
1. Kesadaran siswa terhadap disiplin sekolah.
2. Pelaksanaan program OSIS dalam meningkatkan kedisiplinan siswa

C. Rumusan Masalah

5
1. Bagaimana Peranan Osis dalam meningkatkan kedisiplinan Siswa dan meningkatkan
mutu lulusan di SMP 8 Muhammadiyah Jakarta ?
2. Bagaimana sekolah menerapkan tata tertib yang meliputi pemberian reward &
punishment

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat kesadaran siswa terhadap disiplin sekolah


2. Untuk mengetahui optimalnya kedisiplinan melalui Kegiatan OSIS dalam pemberian reward
dan punishment siswa di sekolah.
3. Untuk mengetahui strategi penanggulang pelanggaran tata tertib sekolah.
4. Untuk mengetahui anggota OSIS dalam pencapaian prestasi di sekolah

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan literature yang
memperkaya khasanah ilmu dan pengetahuan maupun kajian putaka serta penelitian lebih
lanut yang berkaitan dengan bidang kependidikan
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi siswa; dengan adanya penelitian ini, diharapakan dapat meningkatkan kedisiplinan
pada siswa, terutama pada pengurus osis. Baik yang sedang menjabat atau yang akan
menjabat dan seterusnya.
b. Bagi guru; diharapkan dapat bermitra dengan osis dalam memaksimalkan kemampuan
meningkatkan kedisiplinan yang dimiliki para siswa terutama pengurus osis.
c. Bagi peneliti; diharapakan dapat mnabah wawasan dan sebagai wahana dalam melatih
kemampuan menulis karya tulis ilmiah, disamping itu diharapkan dapat membangkitkan
minat mahasiswa

6
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

1. Pengertian OSIS
Secara sistematis dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi
kepesertadidikan di sekolah adalah OSIS. OSIS adalah Organisasi Siswa Intra
Sekolah. Masing-masing kata mempunyai arti sebagai berikut:2
a) Organisasi sebagai satuan atau kelompok para siswa yang dibentuk
dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung
terwujudnya pembinaan Kesiswaan.
b) Siswa atau peserta didik merupakan satuan pendidikan dasar dan
menengah.
c) Intra berarti terletak di dalam, sehingga suatu organisasi siswa ada di
dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
d) Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan
belajar-mengajar.

Menurut Badruddin, OSIS (Organisasi siswa intra sekolah) adalah


organisasi yang berada di indonesia dalam tingkatan sekolah mulai dari tingkat
menengah pertama (SMP) dan tingkat menengah atas (SMA). OSIS diurus dan
dikelola oleh para siswa yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya
organisasi ini memiliki seorang Pembina dari guru yang ditunjuk oleh kepala
sekolah.3

2
Badruddin, Loc. Cit, h. 184
3
Badruddin, Ibid

7
OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa yang berada
dilingkungan sekolah untuk siswa belajar berorganisasi. Dalam hal ini OSIS
dipandang sebagai suatu system , dimana sekumpulan para peserta didik
mengadakan koordinasi dalam upaya mnciptakan suatu organisasi yang
mampu mencapai tujuan., OSIS hanya sebagai wadah dan alat untuk
melakukan proses memanajemen kegiatan yang dapat meningkatkan kedisiplinan
siswa. OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi
pengurus OSIS. Pada umumnya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari
guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang
berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk
memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS. Organisasi ini bersifat
intra sekolah dan menjadi satu-satunya wadah yang menampung dan menyalurkan
minat bakat siswa dalam kegiatan ektrakurikuler , tidak menjadi bagian dari
organisasi lain di luar sekolah.

2. Dasar Hukum OSIS


Dasar Hukum terbentuknya OSIS adalah sebagai berikut :4
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar
Nasional Pendidikan
c. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar
kompetensi kelulusan
d. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang standar
Pengelolaan
e. Permendiknas No. 39 Tahun 2008 tentang pembinaan
kesiswaan
3. Tujuan Organisasi Siswa Intra Sekolah
Tujuannya agar siswa nantinya dapat menjadi warga negara yang baik dan
berguna. Dengan demikian, pembinaan siswa meliputi pembentukan kepribadian dan
5
sikap, pembentukan pengetahuan, dan pembentukan keterampilan. Tujuan
didirikannya organisasi siswa disekolah adalah untuk melatih siswa dalam
berorganisasi dengan baik dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubungan
dengan siswa.

4
Muklish Citio, Petunjuk Pelaksanaan Organisasi Siswa Intra Sekolah,
5
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2008) h.
192

8
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP dalam bukunya
Mulyono. Secara umum, tujuan OSIS dapat dirumuskan sebagai berikut:
d. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa
pancasila, kepribadian luhur, moral yang tinggi, berkecakapan serta
memiliki pengetahuan yang siap untuk diamalkan.
e. Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar tetap menjadi warga yang
mengabdikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanah air, dan bangsanya.
f. Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di
Sekolah dalam satu wadah OSIS.
g. Menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan
mencegah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta kepentingan
suatu golongan (dalam usaha peningkatan ketahanan sekolah).
Sebagai Organisasi Siswa Intra Sekolah, maka perlu memiliki tujuan yang pasti dan bermutu.
6
Tujuan ini tidak terlepas dari menanamkan sikap positif, sportif, disiplin, jujur, tanggungjawab,
kepercayaan diri. Dengan begitu kegiatan yang menanamkan kesadaran tinggi dalam berperilaku baik,
maka seolah akan menyediakan saran prasana yang dapat menunjang proses kegiatan yang telah
disusun oleh OSIS.

B. Kedisiplinan Siswa

1. Pengertian Kedisiplinan
Menurut Depdiknas, disiplin adalah tingkat konsistensi dan konsekuen
seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang
berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan proses pelaksanaan
suatu kegiatan”.
Menurut Hadari, yang dikutip oleh Meiyanti Wulandari. Disiplin
diartikan bukan hanya sekedar pemberian hukuman atau paksaan agar setiap
orang melaksanakan peraturan atau kehendak kelompok orang-orang tertentu
yang disebut pimpinan”.
Menurut F.W. Foerster, yang dkutip oleh Doni Koesoema. Disiplin
sekolah merupakan keseluruhan ukuran bagi tindakan-tindakan yang
menjamin kondisi-kondisi moral yang diperlukan sehingga pendidikan
berjalan lancar dan tidak terganggu.Adanya kedisiplinan ini sebagai tindakan
cepat dan menanggulangi hal-hal yang merugikan hidup para siswa. Selain itu,

6
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Pedoman Pembinaan Organisasi SIswa Intra Sekolah

9
disiplin juga hasil dari sebuah proses interaksi antar siswa dengan lingkungan
sekitar, maka pentingnya lingkungan sekolah yang disiplin agar siswanya
terbiasa dan memiliki rasa kedisiplinan diri
Dengan disiplin, siswa diharapkan bersedia untuk patuh pada peraturan
dan menjauhi larangan tertentu yang tertera di peraturan sekolah. Sesuai
dengan setiap definisi diatas, sekolah melaksanakan disiplin untuk siswa, agar
siswa hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya
maupun oranglain kelak. Baik saat bersekolah maupun untuk kehidupan di
masa depannya. Akan tetapi, dalam meningkatkan maupun penegakan disiplin
tidak harus dengan membuat siswa tertekan dengan peraturan yang ditetapkan
sekolah dan penerapannya dengan alur demokratis atau mendidik. Disiplin
siswa dalam penelitian ini tingkah laku siswa yang menaati aturan kedisiplinan
di sekolah. Indicator disiplin siswa dalam penelitian ini adalah: ketaatan
terhadap tata tertib sekolah, dengan penuh kesadaran dan tanggug jawab.
Dalam menegakkan disiplin siswa, guru bertanggungjawab mengarahkan
kepada anggota OSIS dengan berbuat baik sehingga siswa lain akan melihat
dan meniru sikap baik yang tunjukan oleh temannya.

2. Fungsi Disiplin
Menurut Elizabeth B. Hurlock, fungsi disiplin ada yang bermanfaat dan ada yang
tidak bermanfaat, diantaranya:
a. Untuk mengajarkan anak bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti hukuman,
namun yang lain akan disertai pujian.
b. Untuk mengajarkan anak suatu tingkatan penyesuaian yang wajar, tanpa
menuntut konformitas yang berlebihan.
c. Untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri
sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakan
mereka.
d. Untuk menakut-nakuti siswa.
e. Sebagai pelampiasan agresi orang yang mendisiplin.

Fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa, berikut


fungsi kedisiplinan siswa disekolah :
a. Menata kehidupan bersama, dalam kehidupan bermasyarakat

10
sering terjadi pertikaian antara sesama orang yang disebabkan
karena beraturan kepetingan, karena manusia adalah makhluk
sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Dalam
fungsi ini adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam
kelompok tertentu atau dalam masyarakat.
b. Membangun kepribadian, kepribadian adalah keseluruhan sifat,
tingkah laku yang khas yang dimiliki oleh seseorang. Beberapa
factor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan
masyarakat dan lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan di
masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi
pertumbuhan kepribadian yang baik.
c. Melatih kepribadian, kepribadian yang baik perlu dilatih dan
dibiasakan, sikap perilaku dan pola kehid\upan yang baik dan
disiplin tidak terbentuk dalam waktu singkat, namun melalui
proses yang lama. Disiplin akan tercipta dengan kesadaran
individu yang mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma
yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.
d. Menciptakan lingkungan kondusif, Sekolah terdapat aturan dan
tata tertib yang menjadi ruang lingkup pendidikan. Sekolah
sebagai ruang lingkup pendidikan mendukung terlaksananya
proses pendidikan yang baik. Sekolah akan kondusif bagi kegiatan
dan proses pendidikan.
Secara umum, fungsi disiplin adalah untuk membentuk perilaku
atau pribadi peserta didik yang tidak menyimpang dari aturan atau
norma yang berlaku dan memiliki kebiasaan-kebiasaan bagi
dirinya dan lingkungannya

3. Ciri-ciri Disiplin
Ciri orang disiplin yang kita ketahui adalah yang taat dan patuh
terhadap agama, lembaga maupun peraturan dalam sebuah oragnisasi. Berikut
ciri-ciri kedisiplinan yang ada di sekolah atau lembaga pendidikan adalah:
a. Patut pada peraturan sekolah
b. Melaksanakan tugasnya yaitu belajar
c. Teratur masuk kelas

11
d. Harus tiba pada waktu yang telah ditetapkan
e. Tidak membuat onar dikelas
f. Mengerjakan pekerjaan rumah (PR)

Dengan begitu sikap disiplin yang tertanam pada siswa, diharapkan berguna
dimana pun, kapanpun, dan dalam situasi apapun disiplin akan terus menahan diri
siswa dengan tidak melakukan pelanggaran apapun.
Sikap dan perilaku disiplin tercipta dari binaan orangtua, guru, lingkungan
masyarakat, pengalaman, serta pergaulan. Membiasakan anak untuk bersikap dan
berperilaku disiplin sejak dini dia akan beranggapan peraturan itu harus ditaati dan
dipatuhi dan demikian dia akan mulai mengaplikasikan dan membiasakan sikap
disiplinnya walaupun sulit dilakukan. Kebiasaan semacam itu tidak sepenuhnya
tercipta dari keluarga, dalam hal ini sejumlah kewajiban dibebankan kepada lembaga
pendidikan untuk membantu anak menanamkan dan meingkatkan kedisiplinan siswa
hingga melekat pada dalam dirinya serta menjadi rutinitas sehari-hari

4. Macam-macam Displin

Menurut Piet A. Sahertian disiplin terbagi dalam tiga macam yaitu :7


a. Disiplin tradisional, adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum,
mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik.
b. Disiplin modern, pendidikan hanya menciptakan situasi yang
memungkinkan agar si terdidik dapat mengatur dirinya. Jadi situasi yang
akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga si terdidik mengembangkan
kemampuan dirinya.
c. Disiplin liberal, yang dimaksud disiplin liberal adalah disiplin yang
diberikan sehingga anak merasa memiliki kebebasan tanpa batas.

Sedangkan menurut Jamal Ma’ruf Asmani macam-macam disiplin


terbagi menjadi 3 yaitu:8
a. Disiplin Waktu
Disiplin waktu menjadi sorotan utama dalam kedisplinan di sekolah
7
Piet A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), cet. ke-1, h. 127
8
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.173-174

12
bagi guru dan siswa. Peraturan sekolah yang telah diatur harus di patuhi
oleh siswa dan guru, Waktu masuk sekolah sebagai tolak ukur seseorang
yang disiplin di sekolah. ketika bel masuk sekolah berbunyi guru dan
siswa yang datang sebelum bel dinyatakan disiplin, akan tetapi jika siswa
maupun guru tiba setelah bel berbunyi dikatakan kurang disiplin dan akan
menerima
konsekuensinya. Menyalah gunakan waktu dapat menurunkan
efektifitas kedisiplinan seseorang begitupun berpengaruh terhadap mutu
sekolah. Jika disiplin tertanam buruk dalam lingkungan sekolah siswa akan
mengalami kecenderungan tidak disiplin dalam dirinya maupun ketika
melakukan kegiatan OSIS di sekolah, misalnya Tidak tepat waktu ketika
rapat OSIS, terlambat membuat berita acara dan laporan kegiatan OSIS,
terlambat ke sekolah. Hal ini dalam disiplin waktu tidak boleh disepelekan,
karena waktu penting diisi dengan berbagai kegiatan yang manfaat dan
dapat menunjang kedisiplinan agar mutu sekolah tetap terjaga dengan baik.

b. Displin Menegakkan Aturan


Disiplin menegakkan aturan berpengaruh terhadap kewibawaan guru.
Pemberian sanksi tidak bisa semena-mena dan model diskriminatif harus
ditinggalkan. Siswa pada jaman sekarang ini sangat kritis dan cerdas,
sehingga bila diperlakukan semena-mena dan pilih kasih mereka akan
melakukan hal-hal yang menjatuhkan kewibawaan seorang guru.
Peneggakkan keadilan dalam pemberian sanksi tidak boleh pandang bulu.
c. Disiplin Sikap
Displin ini mengatur dan mengontrol perbuatan diri menjadi poin awal
untuk menata perilaku orang lain9. Misalnya bertutur kata sopan dan
santun, tidak tergesa-gesa dalam mlakukan sesuatu, tidak gegabah dalam
bertindak. Disiplin sikap dibutuhkan latihan dan perjuangan. Dalam
melaksanakan disiplin sikap ini, harus sabar dan dapat mengendalikan
emosi sesaat ketika dihadapkan dengan persoalan sepele maupun berat.
Pada dasarnya disiplin memegang prinsip dan perilaku baik dalam
kehidupan, niscaya kesuksesan akan menghampiri.

9
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, kreatif, dan Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press,
2010), h.94-95

13
C. Meningkatkan Lulusan Bermutu

 Pengertian Mutu Lulusan


Menurut Tom Peters dan Nancy Austin, mutu adalah sebuah hal yang
10
berhubungan dengan gairah dan harga diri. Pada saat mutu tercipta maka akan
timbul rasa bergairah dan percaya diri untuk meningkatkan kerja yang lebih baik
Mutu lulusan menurut Immegart (dalam widodo,2011) juga di kutip oleh Kompri di
rumuskan dalam bentuk kepentingan yaitu : (1) sinergi dengan rumusan tujuan,
kepentingan pimpinan sekolah, esksekutif, pendukung dan petugas sekolah, dan (2)
sinergi dengan kepentingan rumusan pelanggan sekolah
Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menghasilkan lulusan yang baik pula,
tingginya tingkat kelulusan siswa, dan banyaknya lulusan yang melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi. Mutu sangat berpengaruh pada pamor dan wibawa sekolah,
sekolah yang bermutu menjadi favorit, sebagai alat promosi dan nilai jual sekolah di
kalangan masyarakat. Tentu saja sekolah yang minati masyakarat kemungkinan besar
menghasilkan lulusan yang juga bermutu, terutama lulusan dengan background aktif
berorganisasi di sekolahnya akan mudah melanjutkan ke jenjang selanjutnya atau
yang sudah jenjang SMA akan lebih mudah mencari
kerja karena lulusan bermutu mampu bersaing dalam dunia kerja. Lulusan
yang bermutu juga memperoleh kesempatan untuk mengabdi di sekolahnya dan di
masyarakat. Kesempatan untuk hidup tenang dan nyaman.

 Faktor Pendukung Mutu Lulusan


Faktor-faktor pendukung membangun lulusan ada 2 yaitu :
1. Faktor internal, faktor ini meliputi kepribadian siswa, motivasi diri, semangat dan
daya juang merampungkan tugas belajarnya, cita-cita dan target hidupnya.Hal-hal
tersebut perlu diperhatikan, dibina, diarahkan dan dipupuk dalam diri siswa
10
Edward Sallis, Total Quality Manajemen in Education, (Yogyakarta : IRCiSoD, cet. Ke 16, 2012) h.
23

14
menjadi sebuah kebutuhan mereka dalam menjalani kehidupannya. Jika hal
tersebut sudah terbangun dalam diri siswa akan lebih mudah untuk menyalurkan
semangatnya dalam mencapai kesuksesan dan disiplin mengejar target dalam
hidupnya.
2. Faktor eksternal, meliputi unsur guru, kenyamanan lingkungan sekolah, KBM,
lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar anak.Guru pun menjadi sosok utama
yang dibutuhkan oleh siswa sebagai penganti orangtua di sekolah 11. Guru perlu
menjadi sosok yang visioner, supel, ramah tapi tegas, teladan, sabar, disiplin,
menjadi inspirator, inisiator, dan innovator. Bila guru menjadi sosok seperti itu
pasti akan disenangi siswa, dicari siswa untuk menjadi pembimbing belajar dan
Pembina spriritual. Lingkungan sekolah perlu diciptakan kenyamanan, tenang,
aman dan mendukung terciptanya KBM yang efektif. Ruang kelas yang memilki
pentilasi yang baik, penghijauan di area sekolah.Lingkngan keluarga perlu
diperhatikan saling perhatian, saling membutuhkan.

D. Peranan OSIS dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dan Lulusan


Bermutu

OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa yang berada dilingkungan


sekolah untuk siswa belajar berorganisasi. OSIS mempunyai peranan sebagai wadah
organisasi, sebagai penggerak, dan bersifat prefentif. Menurut Direktorat Pembinaan
kesiswaan (Depdikbud12), bahwa OSIS dibentuk dengan tujuan mempersiapkan siswa sebagai
kader penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani pembangunan nasional. Peranan
OSIS mempunyai manfaat :
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur.
2. Meningkkatkan pengetahuan dan keterampilan.
3. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
4. Memantapkan kepribadian dan mandiri

11
5 Rih Ayuningsih dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
SMK Gedong Tataan, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah, (Vol. 3 no. 1, 2018) h.25
12
7 Kompri, Manejemen Sekolah: Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2015) Cet. 1 h. 317

15
E. Penilitian Relevan

1. Marwan Alatas (2011) Fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan,


UIN SUSKA. Judul penelitiannya “Peranan OSIS Dalam
pembinaan Akhlak Siswa MAN 1 Pekanbaru”
2. . Yuliariska Lutfitasari (2009) Jurusan Pendidikan
Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang, meneliti tentang “Pengaruh Aktivitas dalam OSIS
dan Kedisiplinan Terhadap Prestasi Belajar Pengurus OSIS
Periode 2008/2009 dalam Mata Pelajaran PKn Tingkat SMA-
MA SeKecamatan Subah Kabupaten Batang”.

F. Kerangka Berfikir

OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa yang berada


dilingkungan sekolah untuk siswa belajar berorganisasi. Dalam hal ini OSIS
dipandang sebagi suatu system , dimana sekumpulan para peserta didik mengadakan
koordinasi dalam upaya mnciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan.
Melalui OSIS dapat disalurkan berbagai inisiatif, kreativitas dan kemampuan
memimpin dapat dikembangkan. Termasuk pendisiplinan siswa lain selain pengurus
OSIS, Disiplin siswa adalah suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib,
dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan berasal
dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung
jawab, tugas dan kewajiban. disiplin di sekolah akan mempengaruhi kehidupan positif
bagi siswa ke depannya dan lulus dengan predikat siswa yang bermutu

16
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian mengenai peranan OSIS dalam meningkatkan disiplin


dan lulusan bermutu di SMP 8 Muhammadiyah Jakarta. Sekolah ini adalah salah satu
sekolah menengah pertama swasta di daerah jonggol lengkapnya beralamat di Jl.
Bendi Raya No 42,. Rt8/10, Kby. Lama Utara, Kota Jakarta Selatan

No. Kegiatan Oktober November


1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi Pendahuluan
2 Penyusunan instrumen
3 Uji coba instrumen
4 Penyebaran angket

B. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif


kualitatif. Menurut Crewell (1998) “Qualitative research is an inquiry process of
understanding based on distnict methodological traditions of inquiry that explore a
social or human problem. The research builds a complex, holistic, analize words,
report detailed views of informants, and conducts the study in an natural setting”.
Yang dikatakan Creswell tentang penelitian kualitatif singkatnya suatu proses
penelitian ilmiah yang menekankan pada permasalahan manusia dalam konteks social.
Melakukan penelitian ini secara alamiah tanpa interpensi dari sang peneliti. Penilitian
kualitif ini berupa dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan
responden. Sedangkan yang dinamakan sumber data penelitian adalah subyek dari
mana data yang di peroleh.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data.

17
Berikut metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data :
1. Studi Dokumentasi Peneliti akan melakukan studi dokumentasi dalam rangka
melengkapi data penelitian. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini
diantaranya: dokumen mengenai sejarah dan perkembangan SMP 8
Muhamadiyah Jakarta, visi dan misi, data sarana prasarana, struktur organisasi,
data guru, data tenaga kependidikan, data siswa, dokumen prestasi sekolah, letak
geografis, data kegiatan OSIS, program kerja OSIS, Tata tertib sekolah, tata tertib
pengurus OSIS, daftar kehadiran peserta didik, daftar pelanggaran peserta didik,
daftar poin pelanggaran dan penghargaan.
2. Wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan
diperoleh.
3. Observasi, Cartwright & Cartwright yang dikutip oleh Haris Herdiansyah,
mendefinisikan observasi ialah sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan
mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk tujuan tertentu.
Metode observasi yang akan digunakan dalam Penelitian ini adalah observasi
langsung dengan teknik partisipatif pasif atau bisa dikatakan sebagai observasi
nonpartisipan, dalam hal ini peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang
diamati, namun tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Penelitian ini juga menggunakan behavioral checklist atau biasa disebut
daftar checklist yang merupakan metode dalam observasi yang mampu
memberikan keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang
diobservasi dengan menberikan tanda cek (√).
Dalam hal ini, peneliti akan melakukan observasi mendalam terhadap
beberapa aspek, diantaranya:
a. Memantau langsung piket pagi ketika siswa datang ke sekolah
b. Kegiatan harian dan mingguan pengurus OSIS yang berkaitan dengan
disiplin
c. Aktivitas KBM
d. Kegiatan siswa diluar KBM atau jam istirahat melalui sikap dan
perilaku siswa

18
D. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatatif menggunakan model analisis data mengalir
(flow model). Dalam model ini terdapat 4 langkah analisis, yaitu :
1. Kategorisasi Dilakukan untuk mengumpulkan data berdasarkan kategori
tertentu bisa berupa data yang berkaitan langsung dengan pokok penelitian
atau data pelengkap yang berasal dari sekolah dan data-data baru yang bisa
muncul pada saat penelitian. Kategorisasi harus sesuai dengan masalah
penelitian sehingga dapat mencapai tujuan penelitian dalam memecahkan
masalah
2. Reduksi data
Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk
data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis.
Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung. Langkah ini
dilakukan sebelum data benar-benar dikumpulkan. Peneliti sudah mengetahui
data-data apa saja yang dibutuhkan terkait penelitiannya tentang peranan
OSIS dalam meningkatkan kedisiplinan dan luluan bermutu di sekolah.
3. Validasi Data
Validasi dilakukan untuk mengecek kebenaran data yang telah diperoleh
dengan keadaan lapangan yang sebenarnya.
4. Penarikan kesimpulan
Data yang terkumpul dari hasil lapangan yang terkait peranan OSIS dalam
meningkatkan kedisiplinan dan lulusan yang bermutu di sekolah yang
sedemikian banyak direduksi untuk dipilih mana yang paling tepat untuk di
sajiikan
5. Penyajian Data
Bentuk penyajian data yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif
adalah teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar temuan
penelitian. Namun, untuk teks naratif tertentu ada yang dialihkan dalam
bentuk gambar, bagan, dan tabel. Penggunaan gambar, bagan, dan tabel dapat
memperkuat data deskriptif dan mempermudah pembaca dalam memahami
isi penelitian ini.

19
E. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.1
Daftar Ceklist Studi Dokumen
No Dokumen Ada Tidak Ada
1. Dokumen Sekolah
2. Prestasi
3. Nilai siswa yang
menjadi pengurus
OSIS stabil /
meningkat
4. Dokumen Osis
5. Dokumen Osis
6. Daftar
pelanggaran siswa

20
DAFTAR PUSTAKA

Badrudin, 2014. Manajemen Peserta Didik. Jakarta: PT. Indeks

Citio, Muklish. 2015. Petunjuk Pelaksanaan Organisasi Siswa Intra Sekolah. Jakarta:
Dikmenum Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. 2008. Pedoman Pembinaan
Organisasi Siswa Intra Sekolah. Jakarta: Depdiknas

Dkk, Rih A. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di SMK Gedong Tataan. Vol. 3 no. 1. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Al-Idarah.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta Hasibuan, Malayu. 2011.
Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi aksara

Herdiansyah, Haris. 2010 Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika. Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara

Koesoema A, Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.
Jakarta: Grasindo. Kompri. 2015. Manajemen Sekolah: Orientasi Kemandirian Kepala
Sekolah. Cet. I. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Kurniawan, Syamsul. 2016. Pendidikan Karakter : Konsepsi & Implementasi secar Terpadu
di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Cet. III.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Ma’mur Asmani, Jamal. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif.

21
Jogjakarta: Diva Press. Mahmud. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Pustaka Setia

22

Anda mungkin juga menyukai