Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tenaga pendidik adalah suatu subjek primer yang dapat mentransfer


ilmu dikegiatan belajar mengajar. Namun, kegiatan tersebut akan lebih
efektif jika ditambahkan subjek atau alat bantu lainnya(Azhar Arsyad,
2013). Faktor penting dalam pembelajaran salah satunya yaitu media,
karena dengan adanya media maka kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan akan lebih mudah dimengerti peserta didik, sehingga tujuan
efektifnya suatu komunikasi antara pengajar dan peserta didik akan
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu fungsi media adalah
memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Hal ini seperti
pernyataan (Arief Sadiman, 2010) yang mengemukakan bahwa media
adalah salah satu alat yang dipakai untuk meneruskan pesan ke
penerima, yang memiliki tujuan agar dapat membangkitkan daya pikir,
ketertarikan dan keingintahuan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran tradisional sering kali cenderung bersifat
monoton dan kurang interaktif, tidak mampu menggugah daya kreasi
siswa. Dalam menghadapi realitas perkembangan teknologi dan
kebutuhan pasar kerja yang semakin kompleks, diperlukan pendekatan
pembelajaran yang lebih dinamis dan relevan. Berdasarkan ini diketahui
bahwa media sangat bermanfaat dalam membantu peserta didik untuk
menerima materi pelajaran. Proses berpikir konvergen dan divergen
pada dasarnya selalu berkaitan dengan kreativitas yang ada pada
manusia. Konvergen merupakan berpikir yang menghasilkan satu
jawaban yang sangat benar, sedangkan divergen merupakan berpikir
yang menghasilkan rangkaian cadangan jawaban yang bervariasi. Akan
tetapi, di sekolah guru menggunakan media yang kurang kreatif dan
guru cenderung kurang inovatif dalam mengembangkan media yang
akan digunakan. Guru juga menggunakan metode yang didominasi
dengan ceramah dan diselingi dengan mencatat sehingga peran peserta
3

didik di dalam kelas masih terlihat pasif. Hal ini sesuai pada hasil
observasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran diketahui bahwa
guru masih belum maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran
yang seharusnya dipakai dalam K13.
Pendidik memakai teknik ceramah yang diselingi mencatat, sehingga
kegiatan belajar masih sangat didominasi oleh guru dan peserta didik
terlihat sangat pasif. Selain itu, hasil wawancara guru IPA di sekolah
SMPN 45 Surabaya juga menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar
mengajar IPA khususnya di kelas, pengajar memakai alat pembelajaran
seperti buku paket dari pemerintah, lembar kerja peserta didik, gambar 2
dimensi, powerpoint dan video yang menurutnya media tersebut masih
belum maksimal untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif
peserta didik.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa
keterampilan berpikir kreatif peserta didik dapat dikatakan rendah, hal
ini diperkuat dengan hasil angket pra penelitian peserta didik yang
dibagikan ke peserta didik kelas VII SMPN 45 Surabaya pada tanggal
14 Januari 2024, 36% dari peserta didik menyatakan bahwa media yang
digunakan guru sudah dapat mengembangkan keterampilan berpikir
kreatif mereka. Hasil angket lainnya juga menyatakan bahwa
ketertarikan peserta didik terhadap materi IPA yaitu 100% dan
ketertarikan pelajar jika belajar memakai alat belajar sangat tinggi yaitu
100%. Namun 40% dari peserta didik menyatakan bahwa guru
menggunakan media yang menarik, berdasarkan hal tersebut dapat
diketahui bahwa guru sangat terbatas dalam mengembangkan media
membuat pelajar tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sebanyak 92% dari peserta didik menyatakan bahwa mereka
menginginkan media yang menarik dan menyenangkan agar mereka
tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. 64% dari seluruh peserta
didik menyatakan bahwa model pembelajaran project based learning
sangat menarik namun 28% dari peserta didik menyatakan guru pernah
menggunakan model PJBL. Dan diketahui sebanyak 88% peserta didik

3
4

menyutujui jika mereka menggunakan pop-up book berbasis PjBL untuk


pembelajaran IPA karena mereka sangat penasaran dengan media yang
akan dikembangkan.
Berdasarkan permasalahan di atas perlu adanya pemecah masalah
tepat. Salah satu ide yang dapat menyelesaikan permasalahan di atas
adalah dikembangkannya media yang lebih kreatif, inovatif dan dapat
memikat minat pelajar agar tetbujuk mengikuti kegiatan pembelajaran
dan tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik sesuai yang sudah
direncanakan seperti media pop-up book. Pop-up book adalah media
berbentuk 3D dan memiliki gambar timbul jika halaman buku dibuka.
Hal ini di dukung dengan teori Taylor dan Bluemel yang menyatakan
bahwa: “Pop-up books encompasses formats of mechanical, movable
books, that unfold and rise from the page to our surprise and delight.
Pop-up book meliputi konstruksi, pergerakan buku yang mucul dari
halaman yang membuat kita terkejut dan menyenangkan.”
Konsep Project-Based Learning (PBL) muncul sebagai alternatif
inovatif dalam pendidikan. Pendekatan ini menempatkan siswa dalam
situasi proyek dunia nyata, memungkinkan mereka untuk belajar melalui
pengalaman dan memecahkan masalah secara kreatif dengan adanya
media pembelajaran memiliki peran signifikan dalam menyampaikan
informasi. Penggunaan media Pop-Up Book menawarkan pendekatan
visual dan interaktif yang dapat meningkatkan daya tarik siswa terhadap
materi pembelajaran. Dengan elem en tiga dimensi dan kemungkinan
interaksi, Pop-Up Book dapat menciptakan pengalaman belajar yang
lebih menarik. Pandangan para ahli, seperti Craft (2017), menekankan
pentingnya seni dan kreativitas dalam pembelajaran. Menyelaraskan
media Pop-Up Book dengan prinsip-prinsip ini dapat meningkatkan
pemahaman dan penerapan konsep-konsep kreatif oleh siswa. Ketika
memilih suatu media pembelajaran, guru harus mempunyai
pertimbangan yang baik. Hal ini harus sinkron dengan materi yang
diajarkan, sarana dan prasarana yang ada di sekolah serta sesuai dengan
keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
5

Penelitian mengenai pop-up book juga sudah pernah dilakukan oleh


beberapa peneliti seperti Yulisna Hawarya dkk (2014) dengan judul
“Pengembangan Pop-Up Module Pembelajaran Biologi pada Materi
Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan untuk Siswa SMA Kelas X”
data ini menandakan media yang dikembangkan mendapat nilai baik
(Ikshania , 2015). Penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Ressi
Domitila dengan judul “Kelayakan Pop-Up Book Keragaman Jamur di
Hutan Lindung Guning Naning pada Materi Keanekaragaman Hayati”
hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media pop-up book dapat
dikatakan valid atau layak dengan memperoleh nilai CVR dan CVI
sebesar 1,00.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka peneliti tertarik untuk


mengembangkan alat pembelajaran berupa media pop-up book biologi
berbasis project based learning pada materi pencemaran lingkungan
dengan judul “Pengembangan Media Pop-Up Book Berbasis Project
Based Learning untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kreatif
Peserta Didik Kelas VII di SMPN 45 Surabaya”.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Idealnya, pendidik seharusnya menggunakan media yang menarik


seperti pop-up book berbasis project-based learning agar peserta
didik dapat lebih mudah mengingat materi yang diajarkan. Namun,
pada kenyataannya, guru belum memanfaatkan media tersebut, yang
dapat menjadi hambatan dalam menciptakan pengalaman belajar
yang menarik dan efektif.
2. Proses pembelajaran seharusnya dipenuhi oleh keterlibatan aktif
peserta didik, namun kenyataannya masih didominasi oleh keaktifan
guru. Peserta didik cenderung menjadi pasif dalam kegiatan belajar,
yang dapat menghambat perkembangan keterampilan berpikir kreatif
dan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

5
6

3. Kurikulum 2013 menyarankan penggunaan model pembelajaran


yang lebih interaktif, seperti diskusi, untuk meningkatkan partisipasi
peserta didik. Sayangnya, dalam praktiknya, guru lebih cenderung
menggunakan metode ceramah dan mencatat, menciptakan
kecenderungan pembelajaran yang lebih terpusat pada guru (teacher-
centered) daripada peserta didik.
4. Meskipun seharusnya media yang digunakan dapat merangsang
kreativitas peserta didik, namun kenyataannya media yang
digunakan oleh guru belum sepenuhnya mampu menumbuhkan
keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Terdapat kesenjangan
antara harapan peserta didik untuk pengembangan kreativitas dan
kenyataan media yang belum maksimal dalam mencapai tujuan
tersebut.

1.3 Batasan Masalah

1. Penelitian ini akan memusatkan perhatian pada pengembangan pop-


up book berbasis project-based learning. Fokus utama adalah pada
pembuatan materi pembelajaran yang berinteraksi dengan materi
pencemaran lingkungan kelas VII di SMPN 45 Surabaya.
2. Penilaian terhadap kualitas produk yang dikembangkan akan
dilakukan oleh dosen yang memiliki pengalaman dalam bidang
materi pencemaran lingkungan, bahasa, dan media pembelajaran.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pop-up book tidak hanya
memenuhi standar materi, tetapi juga aspek bahasa dan presentasi
visual yang relevan.
3. Selain penilaian oleh dosen, evaluasi akan dilakukan oleh para ahli
pendidikan dan guru IPA sebagai praktisi lapangan. Ahli pendidikan
akan memberikan pandangan tentang aspek pedagogis, sedangkan
guru IPA dan peserta didik akan memberikan wawasan dari sudut
pandang pelaksanaan di lapangan.
4. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode yang
dikembangkan oleh Sugiyono, yang diadaptasi dari konsep Borg and
7

Gall. Langkah-langkah metode ini akan diterapkan hingga mencapai


tahap ketujuh, yaitu uji kelayakan produk. Proses ini mencakup
perencanaan, pengembangan, dan evaluasi produk dengan
mempertimbangkan kerangka kerja yang telah disusun.

1.4 Rumusan Masalah

Bersumber identifikasi dan batas masalah yag dipaparkan, terdapat


beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimanakah karakteristik media pop-up book berbasis PjBL untuk
menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik yang akan
2. Apakah media pop-up book berbasis PjBL untuk menumbuhkan
keterampilan berpikir kreatif peserta didik dapat dikatakan layak
sebagai media pembelajaran?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi karakteristik media pop-up book berbasis Project-


Based Learning (PjBL) yang akan dikembangkan untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
2. Menilai apakah media pop-up book berbasis PjBL dapat dianggap
layak sebagai sarana pembelajaran yang efektif untuk menumbuhkan
keterampilan berpikir kreatif peserta didik.

1.6 Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat dari penelitian ini diantaranya :


1. Segi Teori
Penelitian ini akan memberikan kontribusi dalam ranah teori dengan
menyajikan media pop-up book berbasis project-based learning
sebagai referensi yang berharga untuk pengembangan media
pembelajaran.

7
8

2. Segi Praktis
a. Peserta Didik: Mempermudah pemahaman materi
pembelajaran dan meningkatkan keterlibatan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
b. Guru: Mendukung guru dalam penyampaian materi dan
mendorong inovasi untuk menggunakan media pembelajaran
yang lebih efektif.
c. Sekolah: Memberikan kontribusi dalam pengembangan
media pembelajaran, memberikan variasi dalam bahan
pembelajaran.
d. Penulis: Menambah wawasan penulis dalam menciptakan
media pembelajaran yang inovatif dan menarik.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan alat atau bahan yang digunakan


oleh guru untuk membantu proses pembelajaran agar peserta didik
dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih mudah dan efektif
(Supriyanto, 2016). Me nurut Gagne’ dan Briggs secara implisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat secara fisik yang
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari
buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, slide, foto,gambar, grafik,
televisi dan komputer.
Daftar Pustaka
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2013, h. 234.
Arief Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2010), h.
7
Craft, A. (2017). "Childhood, Possibility Thinking, and Wise,
Humanising Educational Futures," in Discourse: Studies in the
Cultural Politics of Education, Vol. 38, No. 1, pp. 107-120.
Guilford, J.P, The Nature Of Human Intelligence, (New York: Mcgraw-
Hill Hergenhahn, 1967), h. 59.
Hasil wawancara dengan guru IPA Ibu Karina , S.Pd di SMPN 45
Surabaya
Ikshania Nikmatul Jannah, “Pengembangan Media Pembelajaran Pop-
Up Book Materi Virus bagi Siswa Kelas X SMA”, (Skripsi program
sarjana pendidikan biologi, Universitas Negeri Semarang, 2015).
Ressi Domitila, “Kelayakan Pop-Up Book Keragaman Jamur di Hutan
Lindung Guning Naning pada Materi Keanekaragaman Hayati”,
(Artikel penelitian pendidikan biologi, Universitas Tanjungpura,
Pontianak, 2017).
Suprianto, B. (2016). Pengembangan Trainer Mikrokontroler Berbasis
ATMega16 dengan Menerapkan Aplikasi Kit Sensor Ultrasonic dan
Kit Sensor Infra Red sebagai Media Pembelajaran pada Mata
Pelajaran Teknik Mikroprosessor di SMK Negeri 3 Surabaya.
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 5. (1). 333-338. Diakses dari
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/17842/44/article.pdf pada
tanggal 15 Januari 2024, pukul 13:45 WIB.

Anda mungkin juga menyukai