Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah sistem yang terbangun dalam beberapa

komponen yaitu pendidikan peserta didik, tujuan pendidikan dan lingkungan

pendidikan. Setiap komponen memiliki fungsi masing- masing dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan. Aktivitas pendidikan akan terselenggara dengan

baik apabila didukung oleh komponen – komponen tersebut.

Secara umum pendidikan itu sendiri merupakan usaha sadar untuk

mengembangkan kualitas yang ada pada diri setiap manusia. Oleh karna itu,

dalam peroses pendidikan. Hendaknya harus dipersiapkan sebaik mungkin.

Pendidikan juga berperan sebagai sarana untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar peserta didik dapat menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa, memiliki akhlak yang mulia, sehat,

berilmu, cakap,mandiri serta bertanggung jawab.

Inti pendidikan berada pada perosesnya yaitu peroses pembelajaran

dimana salah satu unsur memiliki perubahan paradigma dalam pendidikan.

Dimana guru menyampaikan pengetahuan secara klasikal kepada peserta

didik dan menjalankan intruksi yang sudah dirancang sebagai kegiatan

mengajar, berdasarkan hal tersebut tampak bahwa komunikasi bersifat satu

arah, sehingga menyebabkan perubahan paradigma menjadi pembelajaran

1
yang memiliki arti. Banyak sekali pembelajaran yang dipelajari pada berbagai

jenjang pendidikan, salah satunya yaitu pada jenjang sekolah dasar.

Berdasarkan jenjang sekolah dasar ada beberapa materi yang

diterapkan salah satunya yaitu materi ipa menggunakan media pop up yang

dijadikan sebagai wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar. Ruang lingkup pembelajaran ipa di jenjang SD disesuaikan dengan

tingkat kebutuhan siswa. Menurut Trianto (2014:143) mengemukakan bahwa

peroses belajar mengajar ipa lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan

peroses, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-

konsep, teori-teori dan sikap ilmiah itu sendiri dan akhirnya dapat

berpengaruh positif terhadap kualitas peroses pendidikn maupun produk

pendidikan.

Pemahaman dan penguasa konsep tentang ipa dapat diperoleh belajar

melalui pengalaman belajar secara langsung,siswa difasilitsi untuk

mengembangkan sejumlah keterampilan peroses dan sikap ilmiah dalam

memperoleh tentang alam ilmiah dan sekitarnya.

Dalam peroses pembelajaran siswa dituntut untuk lebih aktif.

Perubahan siswa sebagai obyek pembelajaran sekarang bergeser menjadi

subjek pembelajaran, menenyebab siswa harus aktif dalam peroses

pembelajaran. Oleh karna itu, guru dituntut untuk menciptakan suasana yang

menyenangkan yang dapat mengaktifkan siswa ketika peroses belajar

berlangsung.

2
Proses pembelajaran dikelas V sangat perlu menekankan pada

penggunan benda-benda konkret, alat visual contoh yang akrab dengan anak,

dari yang sederhana sampe kepada yang kompleks, penyajian yang padat dan

terorgsnisasi dan melatih menyelesekan masalah secara konkret. Salah satu

media yang cocok digunkan adalah pop up book. Pop up book merupakan

media yang berbentuk dua atau tiga dimensi sehingga siswa dapat mudah

memahami pelajaran oleh guru.

Pada hakikatnya, proses belajar mengajar adalah komunikasi. Proses

belajar mengajar dikelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri

dimana guru dan siswa pertukar pikiran untuk mengembankan ide dan

pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-

penyimpangan sehingga komunikasi tidak efektif dan efisien, antara lain tidak

kesiapan siswa, tidak minat dan sebagainya.

Salah satu untuk mengatasi keadaan tersebut adalah menggunakan

media. Media sangat membantu dalam peroses pembelajaran. konsep materi

dan pembelajaranlah yang dibutuhkan dalam media melalui pengguna media

yang tepat dan sesuai kebutuhan pembelajaran maka tujuan pembelajaran

akan mudah tercapai. Banyak media yang dapat digunakan dalam peroses

belajar mengajar salah satunya adalah media pop up book, pop up book

perkastis untuk digunakan mudah dibawa, tampilan bisa dibentuk dua atau

tiga dimensi yang dapat menambah semangat siswa belajar serta media dapat

digunakan secara mandiri maupun kelompok.

3
Berdasakan observasi yang di lakukan di SDN 2 APITAIK pada bulan

maret 2022, diketahui bahwa permasalahan terkait dengan peroses

pembelajarannya diantaranya berkaitan dengan metode pembelajaran, dan

kondisi kelas yang tidak kondusif sehingga membuat peroses pembelajaran

tidak maksimal, khususnya pada pembelajaran ipa. Metode pembelajaran

yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan ipa, khsusnya dalam materi

mengenal jenis hewan dan makananya bersifat monoton.

Guru sering kali menggunakan metode ceramah. Bukan berarti

metode ceramah itu tidak bagus digunakan namun jika digunakan secara

berulang-ulang akan menimbulkan kebosanan pada siswa. setiap metode

mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing seharusnya guru

mengunakan metode yang bervariasi, mengingat kondisi dan karakteristik

siswa yang juga bervarisi, jika motivasi belajar siswa lemah akibat kebosanan

terhadap pembelajaran maka akan berdampak pada hasil belajar siswa.

Selain metode pembelajaran, masalah terkait dengan peroses

pembelajaran ipa yang ada di SDN 2 APITAIK adalah media pembelajaran

guru jarang menggunakan media pembelajaran ipa yang dapat membuat siswa

bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Padahal untuk anak

sekolah dasar diperlukan suatu media pembelajaran untuk dapat membantu

siswa meningkatkan minat belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan di SDN 2 APITAIK yang pertama kali

dilakukan adalah bagaimana menumbuhkan kembali motivasi siswa dalam

belajar ipa sebab tanpa ada motivasi siswa akan sulit belajar.

4
Berbagi penelitian telah menunjukan bahwa pengguna media

pembelajaran dapat meningkatkan pemahama siswa. Penelitian yang

dilakukan dengan mengunakan media pop up book mengunakan gambar

untuk meningkatkan siswa berbicara.

B. Indentifikasi Masalah

Permasalahan yang muncul dalam menulis puisi dapat dipengaruhi

oleh pihak siswa sendiri maupun oleh guru. Masalah yang dialami siswa dan

guru yaitu:

1. Rendah nya intelektual siswa dalam penguasaan konsep materi yang

disampaikan pada proses pembelajaran.

2. Siswa merasa mendapatkan media ajar yang bervariatif dipergunakan oleh

guru di SDN 2 APITAIK.

3. Guru lebih banyak menggunakan sistem penyampaian materi metode

ceramah didalam kelas.

4. Guru terlalu monoton saat memberikan ide dan tidak berfikir kreatif dalam

hal penyampaian materi ajar di SDN 2 APITAIK.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut,maka penelitian ini dapat

difokuskan pada pengembangan media pop up book pada mata pembelajaran

ipa mengenal jenis hewan dan makannya pada kelas V SDN 2 APITAIK.

5
D. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah

peneliti dapat dirumuskan sebgai berikut:

1. Bagaimana pengembangan media pop-up book dalam peroses

pembelajaran pada materi mengenal jenis hewan dan makananya pada

SDN 2 APITAIK KELAS V

2. Bagaimana tingkat kemenarikan media pop-up book dalam peroses

pembelajaran pada materi mengenal jenis hewan dan makananya pada

SDN 2 APITAIK KELAS V

3. Bagaimana pemahaman siswa setelah mengunakan media pop-up book

dalam peroses pembelajaran pada materi mengenal jenis hewan dan

makananya pada SDN 2 APITAIK

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa

tujuan peneliti dan pengembangan media pop-up book yaitu:

1. Untuk mengetahui pengembangan media pop-up book dalam peroses

pembelajaran pada materi mengenal jenis hewan dan makananya pada

SDN 2 APITAIK KELAS V .

2. Untuk mengetahui sejauh mana kemenarikan media pop-up book dalam

peroses pembelajaran pada materi mengenal jenis hewan dan makananya

pada SDN 2 APITAIK KELAS V.

6
3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mengunakan media

pop-up book dalam peroses pembelajaran pada materi mengenal jenis

hewan dan makanannya pada SDN 2 APITAIK.

F. Manfaat Penelitian

Setiap peneliti pasti mempunyai sutu manfaat atau kegunaan, adapun

kegunaan dan manfaat dari peneliti ini adalah:

1. Manfaat Teoritas

Manfaat teoritas peneliti ini adalah untuk menambah wawasan

mengenai bagaimana cara mengembangkan media pop up book untuk

mengenal jenis hewan dan makananya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Bagai peneliti, ini dapat memberikan pemikiran atau

sumbangsih terhadap pendidikan tentang media yang dikembangkan

tersebut.

b. Bagi Guru

Media yang dihasilkan dapat memberikan motivasi pada guru

untuk meningkatkan kereativitas dan inovatif dalam melaksanakan

tugas sebagai seorang tenaga pendidikan yang bertangung jawab

terhadap siswa.

7
c. Bagai Sekolah

Memberikan solusi untuk meningkatkan pengembangan media

pop up book pada materi ipa mengenal jenis hewan dan makananya.

G. Spesifikasi Produk

Penelitian ini menghasilkan produk untuk guru dan siswa yang berupa

media pembelajaran pop-up book, secara rinci spesiikasinya sebagai berikut:

1. Materi yang dikembangkan diambil dari materi tematik yang diajarkan

dikelas lima.

2. Bentuk fisik produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini berupa

media pembelajaran yang dirancang berdasarkan materi kurikulum 2013.

3. Media pembelajaran yang digunakan adalah media pemebelajaran pop-up

book bahan dasar pembuatan fisik media tersebut: kertas hps, kertas warna,

katon, lem, pensil warna, spidol warna, perekat, dan bahan lainnya yang

dikreasikan oleh peneliti.

4. Materi pemebelajaran mencakup materi ipa mengenal hewan dan

makanannya, berbentuk rancangan nyata media pembelajaran pop-up

book, contoh dan hasil, petunjuk penggunaan media sebagai bahan ajar

dikelas lima SDN 2 APITAIK.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi Penelitian

Beberapa asumsi yang mendasari penelitian dan pengembangan ini

dilakukan antara lain:

8
a. Media pembelajaan pop-up book umtuk meningkatkan ketertarikan

belajar siswa.

b. Penggunaan media pop-up book dapat memancing antusias siswa dalam

belajar.

c. Belum adanya media pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan

siswa dalam mengenal jenis hewan dan makananya.

2. Keterbatasan Pengembangan

Dalam pengembangan media pembelajaran ini terdapat beberapa

keterbatasan antara lain:

a. Media pembelajaran ini hanya terbatas pada satu pokok materi yaitu

materi mengenal jenis hewan dan makananya.

b. Pengembangan ini hanya di tekankan pada prosedur pengembangan

media pembelajaran mengenal jenis hewan dan makanannya.

9
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

Menurut Dzuanda (2011 : 11) media pemebelajaran pop up book yaitu

sebuah buku yang memiliki bagian kertas yang dapat bergerak ketika

halaman buku dibuka atau memiliki unsur tiga dimensi serta memberikan

gambar cerita yang lebih menarik perhatian, mulai dari tampilan gambar yang

dapat bergerak ketika halamannya dibuka sampai pada warna buku yang

menarik sesuai tema pada pembelajaran. Artinya bahwa pengertian media pop

up book menurut dzuanda media pop up book memiliki unsur tiga dimensi

serta memberikan cerita yang lebih menarik. Menurut Nancyc dan Ronddha

(2012:1) pop up book adalah sebuah lembaran-lembaran yang memberikan

gerakan melalui penggunaan kertas yang dibuat dengan cara melipat, digeser,

ditekan dan diputar. Artinya bahwa pop up book tersebut yaitu sebuah buku

yang memberikan gerakangerakan dari penggunaan kertas yang dibentuk

lipatan, gulungan, slide,tab, atau putaran.Berdasarkan pendapat para ahli

maka disimpulkan bahwa pengertian media pop up book yaitu sebuah buku

yang mempunyai bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi

yang menampikan potensi untuk bergerak serta intraktif melalui pengunaan

mekanisme kertas seperti lipatan, gulungan, slide, tab, atau putaran untuk

memdapatkan hasil cetakan yang baik.

10
1. Manfaat Media Pop Up Book, Menurut Dzuanda (2011:5-6) medi pop up

book memiliki berbagaimanfaat, yaitu:

a. Mengajarkan anak untuk lebih mengahrgai buku dan merawatnya

dengan baik.

b. Mengembangkan kreatifitas anak.

c. Mendekatkan hubungan anak dengan orang tua.

d. Mengembangkan kreatifitas anak.

e. Merangsang imajinasi anak.

f. Dapat digunakan sebagai media untuk menanamkan kecintaan

anakterhadap membaca. Arinya bahwa manfaat media pop up book

menurut Dzuanda yaitu mengajarkan anak untuk lebih menghargai

buku, dapat mengembangkan kreatifitas anak juga mendekatakan

hubungan anak dengan orang tua. Manfaat media pop up book menurut

Bluemel dan Taylor (2012:23). Menyebutkan beberapa manfaat media

pop up book, yaitu:

1) Untuk mengembangkan kecintaan anak muda terhadap buku dan

membaca.

2) Dapat digunakan untuk berfikir kritis dan mengembangakan

kreatifitas Dapat menangkap makna melalui perwakilan gambar

yang menarik dan untuk memunculkan keinginan serta dorongan

membaca.

Artinya bahwa manfaat media pop up book menurut blumel

dan tailor yaitu dapat digunakan untuk berfikir kritis juga dapat

11
menangkap makna melalui perwakilan gambar yang menarik dan

untuk memunculkan keinginan serta dorongan untuk

membaca.Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan manfaat

media pop up book yaitu mengajarkan anak untuk lebih menghargai

buku, dapat digunakan untuk berfikir kritis juga dapat menangkap

makna melalui perwakilan gambar yang menarik dan untuk

memunculkan keinginan serta dorongan untuk membaca. Alat,

Bahan Dan Langkah Pembuatan Media Pop Up Book.

Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin

dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah

berarti perantar atau pengantar. Medoe adalahperantara atau

pengantar pesan dari pengirimke penerima pesan. Asosiasi

Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education

and Comunication Technologi/AETC) di amerika, membatasi media

sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk

menyalurkan pesan/informasi. Sadiman (2012: 6), menyatakan

bahwa “media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan

siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Buku, film, film bingkai adalah contoh-contohnya. Media adalah

wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada

sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang diterima adalah

pesan instruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah

12
tercapainya proses belajar” (Kustandi, 2011: 7). Hamdani (2011:

243), menyatakan bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang

secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran

yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video kamera, video

recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, tel Berdasarkan

uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan

berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan

sempurna. Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan

kegiatan proses belajar evisi, dan komputer. mengajar. Mengingat

banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka gruru harus dapat

memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat.

Dalam kegiatan belajar, sering pula kata media pembelajaran

dengan istilah-istilah, seperti: bahan pembelajaran (instructional

material), komunikasi pandang dengar (audio-visual

communication), alat peraga pandang (visual education), alat peraga

dan media penjelas.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai

pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Secara

umum, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi (Hamdani, 2011:

246), diantaranya sebagai berikut:

13
a. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa

lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau

media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang

benda atau peristiwa sejarah.

b. Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena

jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang

kehidupan harimau di hutan, keadaan kesibukan di pusat reaktor nuklir,

dan sebagainya

c. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atua hal-hal yang

sukar diamati secara langsung karena ukurannya terlalu besar atau

terlalu kecil. Misalnya, dengan perantaraan potret siswa dapat

memperoleh gambaran tentang bendungan dan kompleks pembangkit

listrik, dengan slide dan film, siswa memperoleh gambaran tentang

bakteri, amuba, dan sebagainya.

d. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung.

Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya. Mengamati

dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung

karena susah ditangkap. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film,

atau video, siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung

hantu, kelelawar, dan sebagainya.

e. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya

untuk didekati. Dengan slide, film, atau video, siswa dapat mengamati

pelangi, gunung meletus, pertempuran dan sebagainya.

14
f. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak atau sukar

diawetkan. Dengan menggunkan model atau benda tiruan, siswa

memperoleh gambaran yang jelas tentang organ tubuh manusia, seperti

jantung paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.

g. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar,

model, atau foto, siswa dapat dengan mudah membandingkan dua

benda yangberbeda, seperti sifat, ukuran, warna, dan sebagainya.

h. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara

lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai

menjadi katak, dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit.

i. Dapat melihat secara lambat berakan-gerakan yang berlangsung secara

cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan

jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara

lambat atau pada saat tertentu dihentikan.

j. Mengamati gerakan-gerakan mesin atau alat yang sukar diamati secara

langsung. Dengan film atau video, siswa dapat dengan mudah

mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan sebagainya.

k. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat. Dengan

diagram, bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang

sukar diamati secara langsung.

l. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang atau

lama. Setelah melihat proses penggilingan tebu di pabrik gula, mereka

15
dapat mengamati secara ringkas penggilingan tebu yang disajikan

dengan menggunakan video atau film.

m. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu

objek secara serempak. Dengan siaran radio atau televisi, ratusan,

bahkan ribuan siswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan narasumber

dalam waktu yang sama.

n. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya

masingmasing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, siswa

dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan

masing-masing.

B. Kajian Teori Relevan

Alfi Nurr Jannah, dengan judul skripsi, pengembangan media pop up

book pada mata pelajaran ipa materi daur hidup ulang untuk meningkatkan

pemahaman siswa kelas IV MI WAHID HASYIM III DAU MALANG.

Dengan hasil penelitian ini menunjukan bahwa Hasil pengembangan yang

dilakukan yakni berupa media pop-up book materi daur hidup hewan

(metamorfosis).

1. Hasil penelitian dan pengembangan memenuhi kriteria sangat valid

dengan hasil uji coba ahli materi mencapai tingkat kevalidan 90%, ahli

desain mencapai 100%, praktisi mencapai 98%.

2. Hasil uji coba untuk mengetahui tingkat kemenarikan media pop-up book

pada siswa kelas IV MI Wahid Hasyim III Dau Malang didapatkan

16
persentase sebesar 96,3%.

3. Tingkat pemahaman siswa lebih meningkat dilihat dari nilai rata-rata pre-

test sebesar 60,56% dan nilai rata-rata post test sebesar 80,5%, maka dapat

dikatakan bahwa media pop-up book efektif digunakan oleh siswa. Hasil

uji-t dengan tingkat kemaknaan 0,05 diperoleh thitung = 4,64061 > ttabel =

1,699, yang berarti thitung Hasil ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan

tingkat pemahaman siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pop-

up book materi daur hidup hewan (metamorfosis)

Nur Halisah, dengan judul skripsi, dengan media pembelajaran pop up

book guna menunjang penguasaan konsep peserta didik kelas V pada mata

pelajaran IPA ditingkat sd negri bandar lampung. Berdasakan hasil

pengembangan ini penelitian diperoleh hasil bahwa,pengembangan media

pembelajaran pop up book terdiri dari tiga aspek pengembangan, yaitu desain,

materi, bahasa, dari segi disaen yaitu: caver, kata pengantar, daftar isi,

petunjuk pengguna, diskusi, tugas peroyek, web link soal penguasaan konsep

dan biodata pengembangan. Selanjutnya untuk format isi tedapat keterangan

isi beralur, kemudian warna untuk setiap layernya berbeda, tknik disaen

menggunakan teknik peepshow, transformation, pull-tabs. Selain itu, dari segi

materi: jelas, sistematis, dan terperinci selain itu dari segi bahasa jelas dan

tegas. kelayakan media pembelajaran pop up book dari hasil penelitian yaitu

sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran peserta didik kelas V.

Hal ini dapat dilihat dari hasil peresentasi validasi pakar media sebesar

94,12 persen palidasi pakar materi 84,86 persen selanjutnya responden

17
peserdidik sebesar 82,73 persen menujukan keriteria sangat menarik

berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

pop up book terdiri dari tiga aspek oengembangan yaitu disaen,materi,

bahasa, kelayakan media pop up book dari hasil kelayakan media pop up

book dari hasil validasi tim ahli media, materi, bahasa sangat layak dan

respon peserta didik sangat menarik untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran

SD, SDN 2 BANDAR LAMPUNG.

18
C. Kerangka Fikir

Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penelitian pendahuluan dan Membuat produk


menganalisis kebutuhan media awal
pembelajaran IPA

Uji coba Revisi Uji validasi


media

Produk akhir media pop-up


book dalam pembelajaran
Revisi media
ipa materi mengenal jenis
hewan dan makanan pada
kelas v sdn 2 apitaik

(gambar. 1 Kerangka Fikir)

19
D. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimana meningkatkan ketertarikan siswa pada materi mengenal hewan

dan makananya dengan menggunakan media pop- up book?

2. Bagaimana cara meningkatkan respon siswa dalam pembelajaran IPA pada

kelas V SDN 2 APITAIK 2022?

3. Bagaimana cara pengolahan dan pemanfaatan kreatifitas guru dan fasilitas

sekolah dalam mengembangkan media pembelajaran?

20
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan atau researh and

depvelopment (R & D). Menurut sugiyono (2016) metode penelitia dan

pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya researh and depvelopment adalah

metode penelitian yang mengunakan untuk menghasilkan prodak tersebut.

Menurut puslitjaknov-Balitbang Depdiknas dalam buku karangan Zainal (2012),

metode penelitian dan pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu:

Model pengembangan, dan uji-coba produk.

A. Model Pengembangan

Model pengembangan menurut panuji terdapat dua, model konseptual

dan model prosedural. Model konseptual adalah model yang bersifat analisis

yang memberikan atau menjelaskan komponen-komponen produk yang akan

dikembangkan dan keterkaitan antar komponennya. Sedang model prosedural

adalah model deskriftif yang menggambarkan alur atau langkah-langkah

prosedural yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk tertentu.

Pada penelitian ini mengarah pada pedoman penelitian pengembangan

menurut Rusman (2014). Berikut langkah-langkah pengembangan media:

1. Potensi dan masalah, suatu penelitian dapat bermula dan adanya potensi

dan juga masalah.

2. Mengumpulkan informasi, setelah mendapatkan masalah dan potensinya

maka selanjutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi, yang

21
digunakan sebagai bahan untuk mengatasi suatu masalah yang akan

dipecahkan.

3. Desain produk harus diwujudkan berupa media pembelajaran seminsal

bentuk diorama, papan planel ataupun suatu rancangan sehingga dapat

dijadikan pedoman.

4. Validasi desain, merupakan suatu kegiatan untuk menilai apakah

rancangan produk sudah dapat dinilai atau belum.

5. Perbaikan desain, setelah produk divalidasi oleh ahlinya dengan begitu

akan mengerti letak salahnya.

6. Uji coba produk, dilakukannya ujian sehingga mengerti apakah produk

sudah layak dan lebih efektif atau belum.

7. Revisi produk dilakukan apabila hasil produk belum sempurna maka wajib

direvisi kembali.

8. Uji coba pemakaian setelah pengujian yang dilakukan selesai, maka ketika

di uji coba akan tahu apa kurang dan lebihnya dari media tersebut.

Revisi produk dilakukan apabila dalam diterapkannya media

pembelajaran serbaneka terdapat kurang dan sebagainya. Merupakan hal

pokok yang harus dilakukan sebelum merancang suatu program media. sebab

dengan penepatan tujuan tersebut dapat diketahui arah dari program

pembelajaran yang dilakukan. Dari sepuluh langkah tersebut, peneliti hanya

menggunakan delapan langkah, karena hasil pengembangan media tidak

sampai pada titik revisi produk dan poduksi banyak bentuk visual dari media

pembelajaran pop up tersebut.

22
B. Subjek Pengembangan

Pengembangan ini dilakukan pada materi mengenal jenis hewan dan

makanannya kelas lima SDN 2 APITAIK. Pengembangan ini dilakukan mulai

20 maret 2022. Subjek pengembangan ini adalah siswa 20 terdiri dari 4 dan 3

guru kelas lima SDN 2 APITAIK lombok timur nusa tenggara barat sebagai

tim ahli validasi. siswa sebagai pengguna, dan guru sebagai tim avalidasi

untuk Uji coba produk.

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam pengembangan ini yakni

menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui

kegiatan observasi selama pembelajaran didalam kelas, wawancara pada ahli

desain, materi, dan guru bidang studi apakah media yang dikembangkan

sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik, materi, atau tidak. Data

kualitatlif yang diperoleh kemudian diberikan skor. Sehingga data kualitatif

dalam penelitian ini berubah menjadi data kuantitatif.

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang

validitas desain awal produk. Dalam hal ini lembar validasi akan divalidasi

oleh tim ahli yaitu ahli bahasa, ahli materi, dan ahli desain. Hasil validasi

tersebut digunakan untuk merevisi media pembelajaran.

23
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Materi

No. Aspek Indikator Butir

1 Materi Kesesuaian materi dengan standar 1

kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) IPA SD

Materinya sesuai dengan tujuan 1

pembelajaran

Materi yang disajikan lengkap yang 1

mencangkup pengenalan jenis

hewan dan makanan nya

Penekanan materi pada pengalaman 1

langsung

Soal evaluasi sesuai dengan yang 1

ada pada tujuan pembelajaran

2 Aspek Kemudahan penyajian materi 1

Pembelajaran dengan menggunakan pop up book

Prinsip pengelolaan pembelajaran 1

pada setiap komponen media

pembelajaran yang dikembangkan

saling terkait

3 Aspek bahasa Menggunakan bahasa yang 1

komunikatif

24
Menggunakan sarana media sebagai 1

alat penyampaian yang efektif

Struktur kalimat sesuai dengan 1

pemahaman siswa

Total 10

2. Validasi Ahli Media

Validasi ahli media dilakukan oleh dosen yang ahli dalam bidang

pengembangan media pembelajaran.Validasi ahli media ini dilakukan

bertujuan untuk mendapatkan data berupa penilaian, komentar dan saran

terhadap tampilan media pop up book.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi instrument Ahli Media

No. Aspek Indikator Butir

1 Bahan produk Keutuhan fisik media pop up 1

pembelajaran pada mata pelajaran

IPA

2 Tampilan/Desain Cover sesuai dengan materi yang 1

disajikan dalam media

pembelajaran

Tampilan media pembelajaran bisa 1

menarik minat siswa

mempelajarinya

25
Menggunakan panduan warna yang 1

disukai oleh siswa SD

Ilustrasi gambar berkaitan langsung 1

dengan materi pelajaran yang

dibahas.

3 Desain Isi Kejelasan gambar yang ditampilkan 1

pada isi media pop up book

pembelajaran

Ketepatan penempatan gambar dan 1

item

Kesesuaian antara desain isi dengan 1

sampul

Kesesuain gambar dengan materi 1

4 Penyajian Media pop up book disajikan 1

secara menarik

Total 10

3. Angket Respon Siswa

Angket respon siswa digunakan untuk mendapatkan informasi

tentang respon dari siswa terkait dengan media pembelajaran pop up book

IPA dalam proses pengenalan jenis hewan dan makanannya. Dalam hal ini

angket respon akan diisi oleh siswa kelas V.

26
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa

No Aspek penilaian Indikator Butir

1 Ketertarikan siswa pada Pembelajaran menggunakan 1

media pop up pop up book pada mata

pembelajaran IPA pelajaran ipa menyenangkan

bagi siswa.

Dengan penggunaan media 1

pop up book pembalajaran ipa

menjadikan saya lebih

menyukai pembelajaran IPA.

Tampilan media pop up book 1

pembelajaran ipa sangat

menarik minat saya untuk

mempelajari ipa.

Gambar yang ada pada media 1

pop up book pembelajaran ipa

membuat saya tertarik untuk

membaca buku ipa

2 Kesesuaian dengan Penyajian materi dengan 1

materi pembelajaran media pop up book ipa

membuat saya tertarik untuk

belajar.

Materi lebih mudah dipahami 1

27
karena menggunakan bahasa

yang jelas

Saya bisa memahami dengan 1

jelas materi yang disampaikan

dengan menggunakan pop up

pada mata pelajaran ipa

3 Kualitas dan manfaat Pembelajaran dengan media 1

pop up book mengenal pop up book mata peljaran ipa

jenis hewan dan menjadikan saya lebih aktif

makananya. mengikuti pelajaran

Saya tidak merasa cepat bosan 1

belajar dengan menggunakan

pop up book pada

pembelajaran ini

Dengan adanya gambar- 1

gambar yang ada dalam pop

up book pembelajaran ipa ini

membuat saya menjadi lebih

bersemangat untuk belajar

Total 10

E. Teknik Analisis Data

28
Dalam pengembangan penelitian ini teknik pengumpulan data yang

digunakan yaitu :

1. Angket Validitasi Tim Ahli

Data yang diperoleh berupa skor yang didapati dari lembar validasi

ahli dan praktisi akan dilakukan analisis data sesuai yang didapatkan dan

akan diubah menjadi data interval. Adapun data yang diperoleh dalam

kuesioner disediakan lima pilihan untuk memberikan tanggapan tentang

kualitas produk yang dikembangkan, yaitu menggunakan skala lima sangat

baik (5), baik (4), cukup (3), kurang baik (2), tidak baik (1).

Skor yang diperoleh, kemudian dikonversikan menjadi data

kualitatif skala lima, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Konversi data kuantitatif ke data kualitatif dengan skala

lima

Nilai Interval Skor Kategori

A X > X i + 1,8SBi Sangat Baik

B X i + 0,6 SBi¿ X ≤ X i + 1,8 SBi Baik

C X i 0,6 SBi i + Cukup

0,6 SBi

D i 1,8 SBi Kurang

i 0,6 SBi

E i 1,8 SBi Sangat kurang

29
Keterangan:

= Rerata skor ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal

ideal).

= Simpangan baku ideal = 1/6 (skor maksimal ideal-skor

minimal ideal).

X = skor yang dicapai. (Eko Putro Widyoko, 2011: 238)

Dalam pengembangan ini, selain masukan dan saran dari validator,

maka produk media pembelajaran yang dikembangkan dikatakan layak

untuk digunakan minimal yang didapatkan dari penilaian validator, yaitu B

(baik).

2. Analisis Angket Respon Siswa

Data siswa diperoleh dari angket respon siswa terhadap kegiatan

pembelajaran bertujuan untuk mengetahui respon siswa mengenai media

pembelajaran pop up book pada mata pelajaran ipa mengenal hewan dan

jenis makanannya yang dikembangkan dan dianalisis menggunakan angket

skala likert. Hasil pengukuran berupa skor atau angka yang terdiri atas 4

pilihan jawaban dengan skala penilaian seperti tabel berikut:

Tabel 3.5 Skala Penilaian Respon Siswa

Kriteria
Skala Penilaian
Pernyataan Negatif Pernyataan Positif

Sangat Setuju (SS) 1 4

Setuju (S) 2 3

Tidak Setuju (TS) 3 2

30
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 1

Adapun langkah-langkah untuk mendapatkan hasil validasi dari

validator, menghitung rata-rata perolehan skor masing-masing aspek yang

dinilai yaitu dengan rumus:

X=

Keterangan:

X = rata-rata perolehan skor

= jumlah responden

= skor yang diperoleh

Skor yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi data

kualitatif menurut kriteria penilaian Widyoko (2011: 238) dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Konversi Skor Kualitatif Berdasarkan Respon Siswa

Rentang Skor Kriteria

X + > Mi + 1,8 Sbi Sangat Baik

Mi + 0,6 Sbi ˂ X ≤ Mi + 1,8 Sbi Baik

Mi - 0,6 Sbi ˂ X ≤ Mi + 0,6 Sbi Cukup

Mi – 1,8 Sbi ˂ X ≤ Mi - 0,6 Sbi Kurang

X ≤ Mi – 1,8 Sbi Sangat Kurang

31
Keterangan:

Mi (mean ideal) : ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal

Sbi (simpangan baku : 1/6 (skor maksimal + skor minimal ideal

ideal)

Skor maksimal ideal : skor tertinggi

Skor minimal ideal : skor terendah

Untuk memutuskan perlunya melakukan revisi pada produk maka

perlu diketahui keidealan produk uang dikembangkan, untuk mengetahui

persentase keidealan dari produk yang dikembangkan dapat dianalisis

menggunakan formula:

Persentase keidealan (p) =

x 100%

Untuk memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan

ketetapan seperti pada tabel 7.

Tabel 3.7 Pengambilan Keputusan Revisi Produk Hasil Respon

Siswa

Persentase Keidealan Kualifikasi Keterangan

86% - 100% Sangat efisien Tidak perlu revisi

71% - 85% Efisien Tidak perlu revisi

56% - 70% Cukup efisien Revisi

41% - 55% Kurang efisien Revisi

0% - 40% Sangat kurang efisien Revisi

32
33

Anda mungkin juga menyukai