Anda di halaman 1dari 27

A.

Judul Skripsi

Penggunan Media Pop Up untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS

Materi Kegiatan Ekonomi

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Panyingkiran 1 Kecamatan

Sumedang Utara Kabupaten Sumedang Tahun Pelajaran 2016/2017)

B. Pendahuluan

Dalam kehidupan manusia, tak lepas dari dunia pendidikan. Setiap manusia

pasti membutuhkan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia melakukan kegiatan

belajar yakni memperoleh pengetahuan dan pengalaman berupa perubahan

tingkah laku dan kemampuan yang relatif permanen karena adanya interaksi

individu dengan lingkungan. Menurut Hilgard (1962) dalam Suyono dan

Hariyanto (2014: 12). Dalam kegiatan belajar, terjadi interaksi siswa dengan guru

dan sumber belajar. Belajar dikatakan berhasil jika seseorang mampu mengulangi

kembali materi yang telaah dipelajarinya, sehingga belajar semacam ini disebut

dengan rote learning, belajar hafalan, belajar melalui ingatan, by heart, di luar

kepal, tanpa memperdulikan makna. Rote learning merupakan lawan dari

meaningful learning, pembelajaran bermakna.

Untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor.

Faktor pertama yaitu adalah peserta didik itu sendiri, guru, fasilitas, lingkungan,

media pendidikan serta metode pembelajaran yang digunakan.

1
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) sebagai salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di Sekolah Dasar mengkaji seperangkat peristiwa fakta, konsep dan

generalisasi, yang berkaitan dengan isu sosial sehingga melalui pembelajaran IPS

peserta didik akan diarahkan untuk menjadi warga Negara yang bijaksana,

demokratis, dan bertanggung jawab. Pembelajaran IPS dirancang untuk dapat

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

kondisi sosial. Menyikapi ini tentunya banyak hal yang harus dibenahi oleh guru

sebagai pendidik dan pengajar.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru saat ini cenderung pada

pencapaian target kurikulum, lebih mementingkan pada hapalan konsep bukan

pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas

yang selalu didominasi oleh guru, dalam penyampaian materi yang masih

menggunakan metode ceramah, dimana peserta didik hanya duduk mencatat, dan

mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga membuat suasana

pembelajaran menjadi tidak kondusif dan membuat peserta didik menjadi pasif.

Menyadari kekurangan dan kelemahan tersebut seorang guru harus memiliki

sejumlah kiat dalam pembelajaran, tetapi lebih jauh dalam rangka menumbuhkan

minat belajar peserta didik.

Pada pembelajaran IPS kelas IV di SDN Panyingkiran 1 materi kegiatan

ekonomi, hanya sebagian siswa yang mampu menjawab pertanyaan mengenai

materi ini.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kurang berhasilnya siswa dalam

menangkap materi pembelajaran IPS , diantaranya yaitu:

2
1. Siswa kurang tertarik untuk belajar IPS, hal ini disebabkan kurangnya

penerapan variasi model pembelajaran yang menyebabkan siswa jenuh

belajar IPS.

2. Latar belakang akademik siswa yang berbeda-beda.

3. Karakteristik siswa yang berbeda-beda.

4. Materi pembelajaran yang disajikan oleh guru terlalu luas cakupannya.

5. Sumber belajar dan media yang terbatas.

6. Pemilihan metode yang kurang tepat.

Sejalan dengan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk menggunakan

media pembelajaran pop up untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Menurut Ann Montanaro (Dzuanda :2009) media pop up berupa buku yang

apabila dibuka akan menampilkan gambar-gambar dalam bentuk tiga dimensi atau

timbul.

C. Identifikasi, Rumusan dan Pemecahan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah-

masalah sebagai berikut:

a. Pemahaman peserta didik terhadap konsep yang di ajarkan masih rendah.

b. Hasil belajar atau tes pun masih rendah.

c. Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran.

3
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas , maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

a. Bagaiman aktivitas belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS materi

kegiatan ekonomi melalui penggunaan media pop up?

b. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS materi

kegiatan ekonomi melalui penggunaan media pop up?

3. Pemecahan Masalah

Media pop up ini dipilih karena media ini konkret sehingga dapat diamati

secara langsung oleh siswa. Media ini mengatasi batasan ruang, waktu dan

pengamatan, karena media ini dapat dibawa ke dalam kelas dan ditunjukkan

kepada siswa. Gambar-gambar yang terdapat dalam pop up dapat menarik

perhatian siswa, sehingga siswa akan lebih konsentrasi dalam mengikuti

pembelajaran. Selain itu dalam penggunaan media ini gambar-gambar yang ada

di dalamnya dapat disesuaikan dengan konsep yang akan disampaikan kepada

siswa. Melalui media pop up tersebut, siswa diharapkan lebih memahami materi

pelajaran melalui gambar-gambar yang terdapat pada Pop-up.

Dengan menggunakan media pop up peneliti harus berhasil meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Panyingkiran I Kecamatan

Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.

4
D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut, supaya penelitian ini memiliki arah yang jelas

maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS

materi kegiatan ekonomi melalui penggunaan media pop up.

2. Untuk megetahui hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS materi

kegiatan ekonomi melalui penggunaan media pop up.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak, terutama bagi peneliti. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, hasil ini dapat menambah wawasan keilmuan yang relevan

dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni sehingga dapat meningkatkan

profesionalisme peneliti pada masa yang akan datang.

2. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi

di kelas IV.

3. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi baru tentang

penggunakan media pembelajaran pop up.

4. Bagi sekolah, penggunaan media pop up dapat digunakan pada mata pelajaran

lain yang dapat disesuaikan.

5
5. Bagi STKIP Sebelas April Sumedang, selain penelitian ini dapat menambah

literatur perpustakaaan STKIP karena diharapkan hasil penelitian ini akan

menjadi bahan pustaka sebagai rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

F. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran

a. Media

Kata “media” berasal dari bahasa Latin medius yang berarti ‘tengah’,

‘perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad mengatakan

bahwa media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi

yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau

sikap. Dalam proses pembelajaran, media sering diartikan sebagai alat-alat grafis,

photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali

informal visual atau verbal. Sedangkan Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyad

bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran. Dengan kata lain media merupakan

komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Dari pengertian media diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu

fisik yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam

memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

6
b. Ciri-ciri Media

Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad media mempunyai tiga ciri yaitu:

1) Ciri Fiksatif. Artinya media tersebut mempunyai kemampuan merekam,

menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi peristiwa atau objek.

2) Ciri Manipulatif. Ciri manipulatif yaitu media dapat diedit dengan

menghilangkan bagian yang tidak diperlukan, hanya menampilkan bagian-

bagian yang penting dari suatu kejadian. Dari hasil pengeditan tersebut,

media dapat menampilkan suatu proses kejadian secara detail.

3) Ciri Distributif. Ciri distributif memungkinkan suatu kejadian dapat

ditransportasikan melalui ruang dan dapat disajikan secara bersamaan.

Informasi yang ada dalam media dapat diproduksi berulang kali.

c. Jenis Media

Perkembangan media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi.

Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media dikelompokkan dalam

beberapa jenis. Leshin, Pollock & Reigeluth dalam Azhar Arsyad

mengelompokkan media ke dalam lima jenis sebagai berikut.

1) Media berbasis manusia, yakni guru, instruktur.

2) Media berbasis cetak, yakni buku, lembaran lepas, modul.

3) Media berbasis visual, yakni buku, bagan, grafik.

4) Media berbasis audio-visual, yakni video, film, televisi.

5) Media berbasis komputer, yakni interaktif video

7
Berdasarkan penjelasan diatas, secara umum media pembelajaran dapat

dibedakan menjadi 3 yaitu media visual, media audio dan media audio visual yang

akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Media visual

1) Media yang tidak diproyeksikan

Yang termasuk dalam media yang tidak diproyeksikan adalah media grafis

seperti sketsa, pop up book, gambar atau foto; model seperti torso; dan media

realita.

2) Media proyeksi

Yang termasuk dalam media proyeksi adalah OHP, film bingkai.

b. Media audio

Media yang termasuk audio yakni radio, rekaman.

c. Media audio visual

Media yang termasuk audio visual yakni video, komputer, film.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa jenis

media seperti media audio, media visual, media audio visual, multimedia, dan

lain-lain. Pengklasifikasian media tersebut dapat membantu guru dalam memilih

media pembelajaran.

d. Fungsi dan manfaat media pembelajaran

Menurut Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan

8
media dapat membantu mengefektifkan proses pembelajaran dan penyampaian

materi pembelajaran. Selain itu media juga dapat membantu siswa meningkatkan

pemahaman, menyajikan materi pelajaran dengan menarik serta memudahkan

dalam menerima materi pelajaran.

Levie & Lentz dalam Azhar Arsyad (2005: 16) mengemukakan media

pembelajaran sebagai berikut.

1) Fungsi atensi, yaitu media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa

untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna

visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2) Fungsi afektif, yaitu dapat terlihat dari tingkat kenyamanan siswa ketika

belajar

3) Fungsi kognitif, media terlihat dari temuan penelitian yang mengungkapkan

bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk

memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam

gambar.

4) Fungsi kompensatoris, media visual berfungsi untuk mengakomodasikan

siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang

disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Adapun manfaat media dalam proses pembelajaran adalah sebagai

berikut.

1) Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar

dan meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

9
2) Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan

motivasi belajar, interaksi secara langsung antara siswa dan lingkungan serta

mendorong kemandirian belajar siswa.

3) Media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.

4) Media dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang

peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan siswa.

Manfaat dari penggunaan media pembelajaran yakni membantu guru dalam

menyampaikan materi dan membantu siswa dalam memahami materi. Dengan

penggunaan media maka tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Manfaat dari

penggunaan media dapat dicapai secara maksimal jika guru dapat memilih dan

menggunakan media secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

2. Media Pop up

a. Pengertian Pop up

Peranan media dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Adanya media

dapat mendukung proses pembelajaran, mempermudah siswa dalam memahami

materi pembelajaran, serta meningkatkan kualitas mengajar guru yang akan

berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Media dibedakan menjadi media dua

dimensi dan media tiga dimensi. Salah satu media tiga dimensi adalah pop up.

Menurut Dzuanda pop up adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat

bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi serta memberikan visualisasi cerita yang

menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halamannya

dibuka. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa media pop up adalah media

berbentuk buku yang mempunyai unsur tiga dimensi dan gerak. Pada pop up,

10
materi disampaikan dalam bentuk gambar yang menarik karena terdapat bagian

yang jika dibuka dapat bergerak, berubah atau memberi kesan timbul.

Berdasarkan pengertian diatas, media pop up mempunyai kelebihan diantaranya

dapat menvisualisasikan cerita menjadi lebih baik, tampilan gambar yang

memiliki dimensi dan dapat bergerak saat dibuka dapat menarik siswa untuk

menggunakan media pop up.

b. Jenis-jenis Teknik Pop up

Menurut Sabuda terdapat beberapa macam teknik pop up diantaranya sebagai

berikut.

1) Transformations. Yaitu bentuk tampilan yang terdiri dari potongan potongan

pop up yang disusun secara vertikal

2) Volvelles. Yaitu bentuk tampilan yang menggunakan unsur lingkaran dalam

pembuatannya

3) Peepshow. Yaitu tampilan yang tersusun dari serangkaian tumpukan kertas

yang disusun bertumpuk menjadi satu sehingga menciptakan ilusi kedalaman

dan perspektif Pull-tabs.Yaitu sebuah tab kertas geser atau bentuk yang

ditarik dan didorong untuk memperlihatkan gerakan gambaran baru

4) Carousel. Teknik ini didukung dengan tali, pita atau kancing yang apabila

dibuka dan dilipat kembali berbentuk benda yang komplek

5) Box and cylinder. Box and cylinder atau kotak dan silinder adalah gerakan

sebuah kubus atau tabung yang bergerak naik dari tengah halaman ketika

halaman dibuka.

3. Manfaat Media Pop up

11
Menurut Dzuanda (2011: 5-6) manfaat media pop up yaitu:

1) Mengajarkan anak untuk menghargai buku dan merawatnya dengan baik.

2) Mendekatkan anak dengan orang tua karena pop up memberi kesempatan

orang tua mendampingi anak saat menggunakannya.

3) Mengembangkan kreatifitas anak

4) Merangsang imajinasi anak

5) Menambah pengetahuan serta memberi pengenalan bentuk pada benda

6) Dapat digunakan sebagai media untuk menumbuhkan minat baca pada anak

G. Anggapan Dasar

Adapun anggapan dasar yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini sebagai

berikut.

1. Untuk mengajarkan materi kegiatan ekonomi pada mata pelajaran IPS guru

harus menggunakan salah satu media dalam pembelajaran tertentu.

2. Media Pop up merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam mata

pelajaran IPS khususnya pada materi kegiatan ekonomi.

H. Hipotesis Tindakan

1. Melalui penerapan media Pop Up dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

kelas IV SDN Panyingkiran Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten

Sumedang tahun pelajaran 2016/2017 dapat ditingkatkan.

12
2. Melalui penerapan media Pop Up dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SDN Panyingkiran Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten

Sumedang tahun pelajaran 2016/2017 dapat ditingkatkan.

I. Rencana dan Prosedur Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

tindakan ini dilakukan untuk memberikan perbaikan dan peningkatan secara

berkesinambungan untuk memecahkan masalah pembelajaraan di kelas. Penelitian

ini merupakan penelitian kolaboratif, karena peneliti dan guru bersama-sama

dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di kelas. Hal ini sependapat dengan

Suharsimi Arikunto (2010: 17) yang menyatakan bahwa dalam Penelitian

Tindakan Kelas kolaboratif, pihak yang melakukan adalah guru, sedangkan yang

diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah

peneliti.

Pada penelitian ini, peneliti menemukan permasalahan dalam pembelajaran

IPS materi Kegiatan Ekonomi di kelas IV SDN Panyingkiran I. Permasalahan

tersebut yaitu siswa kurang memahami konsep tentang materi kegiatan ekonomi

ini terlihat dari proses dan hasil belajar yang kurang maksimal karena tidak

menggunakan media. Untuk itu, peneliti bermaksud memecahkan permasalahan

tersebut dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

menggunakan media pop up dalam meningkatkan proses dan hasil belajar kelas

IV SDN Panyingkiran I.

13
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Dalam model

penelitian ini terdiri dari beberapa siklus. Untuk tiap-tiap siklus kegiatan terdiri

atas empat komponen yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action),

observasi (observation), dan refleksi (reflection) (Zainal Aqib, 2006: 22).

Gambar 1. Alur PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart

( Wardhani, 2007: 425)

Dalam model penelitian ini sesudah siklus I selesai diterapkan, selanjutnya

dilakukan perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri

atau siklus II. Apabila setelah dilakukan tindakan siklus I dan II ternyata belum

berhasil maka dilakukan siklus selanjutnya sampai kriteria keberhasilan tercapai.

Alur penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu sebagai berikut.

14
a. Perencanaan

Adapun rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini melaui

tahap-tahap sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan apersepsi.

2) Memotivasi semangat beajar siswa.

3) Menyampaikan tujuan pelajaran yang akan disampaikan tentang kegiatan

ekonomi.

4) Menjelaskan konsep tentang materi kegiatan ekonomi.

5) Mengelompokan siswa (terdiri dari 3 kelompok).

6) Guru menunjukkan media Pop Up di depan kelas.

7) Guru mengajak siswa untuk mengamati bagian-bagian Pop Up secara

bergantian.

8) Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai media Pop Up yang

diamati.

9) Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS.

10) Guru meminta perwakilan kelompok untuk menjelaskan hasil kerja

kelompoknya.

11) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang meteri yang sudah dipelajari.

12) Guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan.

13) Guru memberikan refleksi.

14) Siswa diberikan soal evaluasi.

15) Guru menutup pembelajaran.

15
b. Pelaksanaan

Pelaksanaan yaitu kegiatan nyata pembelajaran di kelas dengan menggunakan

media pop up yang dilakukan berdasarkan rencana yang sudah disepakati

sebelumnya. Tahap pelaksanaan yang dimaksud adalah melaksanakan

pembelajaran IPS dengan pokok bahasan kegiatan ekonomi sesuai dengan

rancangan pembelajaran. Rencana tindakan dalam proses pembelajaran ini sebagai

berikut:

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.

2) Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi (soal sesuai dengan kemampuan

dasar yang terdapat direncana pembelajaran).

3) Melakukan analisis data.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

dan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan atau lembar observasi

yang telah dipersiapkan. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terhadap

kegiatan guru (peneliti) dan pengamatan terhadap kegiatan siswa. Tahap observasi

juga bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tindakan yang dilakukan dengan

perencanaan, sehingga dapat diketahui adanya pengaruh terhadap perbaikan dan

peningkatan proses pembelajaran.

d. Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan

memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi. Tahap

16
ini dilakukan sebagai upaya untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan

sudah mencapai kriteria keberhasilan atau belum. Hasil refleksi digunakan untuk

menentukan langkah selanjutnya. Penelitian dapat dihentikan ketika kriteria

keberhasilan telah tercapai. Namun jika kriteria belum tercapai tindakan dapat

dilakukan kembali. Refleksi yang dilakukan di sini bukan hanya mengenai hasil

tapi juga mengkaji apakah tindakan yang dilakukan guru sudah sesuai atau belum.

2. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Lokasi/tempat melaksanakan penelitian ini adalah di kelas IV SDN

Panyingkiran I.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Maret sampai Juli tahun 2016. Penelitian ini

dilaksanakan pada semester dua tahun pelajaran 2016-2017.

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas IV SDN

Panyingkiran I, kecamatan Sumedang Utara, kabupaten Sumedang. Jumlah siswa

tersebut adalah siswa dengan banyaknya siswa l1 1aki-laki dan 19 siswa

perempuan.

Tabel 3

Data siswa kelas IV SDN Panyingkiran 1

No. Kode Siswa Jenis Kelamin

1. A1 L

17
2. A2 P

3. A3 P

4. A4 P

5. A5 P

6. A6 L

7. A7 L

8. A8 P

9. A9 P

10. A10 L

11. A11 L

12. A12 P

13. A13 P

14. A14 P

15. A15 P

16. A16 L

17. A17 P

18. A18 P

19. A19 P

20. A20 L

21. A21 L

22. A22 L

23. A23 L

18
24. A24 P

25. A25 P

26. A26 P

27. A27 L

28. A28 P

29. A29 P

30. A30 P

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Observasi

Observasi pada penelitian ini dilaksanakan di kelas pada waktu pembelajaran

berlangsung. Observer terdiri dari guru kelas IV SDN Panyingkiran I untuk

mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu

yang terjadi dalam proses pembelajaran. Observasi aktivitas siswa meliputi

kegiatan siswa dalam proses pembelajaran diantaranya meliputi kegiatan

memperhatikan penjelasan guru, bertanya, memjawab, menyampaikan ide dan

mengerjakan tugas.

b. Teknik Tes

Menurut Arikunto (2005: 53) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui atau mengukur dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan

yang ditentukan. Metode tes digunakan untuk mengukur pengetahuan teoritis atau

hasil belajar ranah kognitif.

19
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tulisan dengan jenis piihan

ganda sebanyak 10 soal dengan materi kegiatan ekonomi.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data atau membantu kelancaran peneliti dalam memjawab rumusan masalah,

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Instrumen ini merupakan hasil dari pemberian tanda pada kolom pedoman

observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati seluruh aktivitas siswa dari

awal pembelajaran sampai pada akhir pembelajaran. Berikut adalah lembar

observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan pop up.

No. Kode Siswa Aspek yang Dinilai Jumlah

Partisipasi Kerjasama Kedisiplinan Skor

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. A1

2. A2

3. A3

4. A4

5. A5

6. A6

7. A7

20
8. A8

9. A9

10. A10

11. A11

12. A12

13. A13

14. A14

15. A15

16. A16

17. A17

18. A18

19. A19

20. A20

21. A21

22. A22

23. A23

24. A24

25. A25

26. A26

27. A27

28. A28

29. A29

21
30. A30

Jumlah Skor

Jumlah Total Skor

Persentase (%)

Kategori

b. Soal Tes

Dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis dengan jenis tes pilihan ganda.

Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif (bentuk nilai/skor rata-

rata persentase) untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam pembelajaran

tentang materi yang telah disajikan.

Jawaban peserta didik untuk masing-masing soal dianalisis dan diberi skor

berdasarkan tingkat kesesuaiannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan.

Hasil skor selanjutnya dimasukan ke dalam format analisis hasil penilaian untuk

dicari rata-rata persentase keberhasilannya.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran termasuk salah satu instrumen penelitian ini.

Dalam RPP tercantun aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran,

termasuk didalamnya Lembar Kerja Siswa dan lembar penilaian pelaksanaan

pembelajaran.

6. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2008: 335) teknik analisis data adalah proses mencari dan

menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

22
lapangan, dan dokumentasi dengan mengorganisasikan ke dalam kategori,

menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan. Data yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Analisis data

mengacu pada hasil tes dan observasi.

a. Analisis Data Aktivitas Siswa

Analisis data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai

berikut.

1) Dalam instrumen observasi aktivitas siswa terdapat 3 indikator dengan

rentang nilai 1 sampai 3 untuk setiap indikator.

3 = Apabila tiga indikator yang muncul.

2 = Apabila dua indikator yang muncul.

1 = Apabila satu indikator yang muncul.

2) Data skor hasil observasi terhadap aktivitas siswa dihitung dengan rumus

sebagai berikut.

a) Partisipasi

Nilai = Jumlah Skor Perolehan X 100%


Skor tertingi X Jumlah Siswa

Skor tertinggi =3

Jumlah siswa = 30

Skor Maksimal = 3 x 30

= 90

23
b) Kerjasama

Nilai = Jumlah Skor Perolehan X 100%


Skor tertinggi X Jumlah Siswa

Skor tertinggi =3

Jumlah siswa = 30

Skor Maksimal = 3 x 30

= 90

c) Kedisiplinan

Nilai = Jumlah Skor Perolehan X 100%


Skor tertinggi X Jumlah Siswa

Skor tertinggi =3

Jumlah siswa = 30

Skor Maksimal = 3 x 30

= 90

3) Kemudian mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif berpedoman

pada acuan konvensi nilai menurut Bloom, Madaus & Hastings (Borg, W.R

& Gall, M.D, 2003).

Tabel 4

Konvensi Nilai Kuantitatif Menjadi Niai Kualitatif

24
Prosentase Kriteria

X>90 Sangat Baik

80-X<90 Baik

70-X<80 Cukup

60-X<70 Kurang

X<60 Sangat Kurang

b. Analisi Data Hasil Pembelajaran Siswa

Dalam analisis data hasil pembelajaran ini meliputi dua kegiatan yang menetukan

nilai tes individu dan menentukan ketuntasan belajar.

1) Menetukan nilai tes individu

Untuk menentukan nilai siswa dihitung dengan rumus sebagai berikut.

N=B
T

Keterangan:

N = Nilai

B = Banyaknya butir yang dijawab benar (dalam bentuk pilihan ganda) atau

jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/item soal pada tes bentuk penguraian).

St = skor teoritis (banyaknya butir soal pasa pilihan ganda, jumlah skor

keseluruhan).

Aqib (2009: 204) menyatakan untuk menghitung persentase siswa yang

meningkat prestasi hasil belajarnya dapat dilakukan dengan rumus berikut:

Σx
P = ----- x 100%

25
N
Keterangan :

P = angka persentase

ΣX = siswa yang tuntas belajar

ΣN = jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian

2) Menentukan ketuntasan belajar

Pada penelitian ini, batas minimal nilai ketuntassn peserta didik berpedoman

pada KKM yang diterapkan satuan pendidikan. Mata pelajaran IPS telah

ditetapkan KKM siswa yaitu 70. Jadi ketuntasan belajar siswa dapat dicapai ≥70

secara individu, apabila siswa mendapat <70 maka siswa tersebut belum tuntas.

Sedangkan ketuntasan klasikal menurut Djamarah dan Zain (2010: 107) yang

mengemukakan bahwa tingkat keberhasilan baik sekali/optimal diperoleh apabila

sebagian besar (76% sampai 99%) suswa menguasai bahan peajaran yang

diajarkan.

J. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan rencana penelitian seperti yang tertera

pada tabel berikut.

No Kegiatan Bulan 2017

Jan Feb Mar Apr Mei Jul

1. Tahap Persiapan Penelitian

26
a. Pengajuan judul

b. Pengajuan proposal

c. Perijinan penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengumpulan Data

b. Analisis Data

3. Tahap Penyusunan Laporan

K. Daftar Pustaka

Azhar Arsyad. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Suyono & harianto, M.S. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Suharsimi Arikunto. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara.

27

Anda mungkin juga menyukai