Anda di halaman 1dari 8

FPBS/CM-DEPT/11

LEMBAR SOAL UJIAN TENGAH/AKHIR SEMESTER* UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

DEPARTEMEN/PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAERAH


SEMESTER GANJIL/GENAP/PADAT* TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Kode Mata Kuliah : DR503 Kode Soal: -
Nama Mata Kuliah : Media pembelajaran Bahasa dan Sastra Sunda
NamaDosen : 1. Prof. Dr. H. Rahman, M.Pd.
2. Ade Sutisna, M.Pd.
Hari/Tanggal : Rabu/31 Mei 2017
Waktu : 09.30 s.d. 11.00

*) coret yang tidak perlu

LEMBAR SOAL

1. Tetelakeun nu dimaksud konsep dasar media pangajaran!


2. Tetelakeun hubungan antara inovasi jeung media pangajaran!
3. Tetelakeun naon bae sarat-sarat media pangajaran nu hade pikeun pangajaran
kaparigelan basa teh!
4. Tetelakeun peran jeung fungsi guru dina mateakeun media pangajaran!
5. Naon nu dimaksud media pembelajaran berbasis kearifan lokal teh?
6. Komparasikeun kaonjoyan jeung kahengkeran antara media audio jeung audio
visual!
7. Jieun rarancang media pangajaran pikeun salah sahiji kompetensi dasar:
a. Nyarita
b. Ngaregepkeun
c. Maca
d. Nulis
8. Numutkeun saderek naon sababna guru kudu parigel nyangking media
pangajaran? jentrekeun!

Jawaban
1. Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar” Kata
“media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
FPBS/CM-DEPT/11

LEMBAR SOAL UJIAN TENGAH/AKHIR SEMESTER* UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

“medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Media


adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat serta perhatian siswa yang sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi. (Sadiman, 2002:6).
Latuheru (1988:14) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan,
alat, atau tekhnik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud agar proses interaksi komunikasi dan edukasi antara guru dan siswa
dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut softwere dan
hardwere yang digunakan unuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber
belajar ke pembelajar (individu atau kelompok)yang dapat merangsang
pikiran perasaan, perhatian dan minat pembelajar sedemikian rupa sehingga
proses belajar (di dalam atau di luar kelas) menjadi lebih efektif.
2. Tacan aya jawabanna
3. Media-media yang akan dipilih dalam proses pembelajaran juga harus
memenuhi syarat-syarat visible, intresting, simple, useful, accurate, legitimate,
structure (VISUALS). Penjelasan dari syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Visible atau mudah dilihat, artinya media yang digunakan harus dapat
memberikan keterbacaan bagi orang lain yang melihatnya
2. Interesting atau menarik, yaitu media yang digunakan harus memiliki
nilai kemenarikan. Sehingga yang melihatnya akan tergerak dan terdorong
untuk memperhatikan pesan yang disampaikan melalui media tersebut
3. Simple atau sederhana, yaitu media yang digunakan harus memiliki nilai
kepraktisan dan kesederhanaan, sehingga tidak berakibat pada in-efesiensi
dalam pembelajaran
4. Useful atau bermanfaat, yaitu media yang digunakan dapat bermanfaat
dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan,
5. Accurate atau benar, yaitu media yang dipilih benar-benar sesuai dengan
karakteristik materi atau tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain media
FPBS/CM-DEPT/11

LEMBAR SOAL UJIAN TENGAH/AKHIR SEMESTER* UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

tersebut benar-benar valid dalam pembuatan dan penggunaannya dalam


pembelajaran
6. Legitimate atau Sah, masuk akal artinya media pembelajaran dirancang
dan digunakan untuk kepentingan pembelajaran oleh orang atau lembaga yang
berwenang (seperti guru)
7. Structure atau tersetruktur artinya media pembelajaran, baik dalam
pembuatan atau penggunaannya merupakan bagian tak terpisahkan dari materi
yang akan disampaikan melalui media tersebut.
Sumber: Dr. Nana Sunjana, Drs. Ahmad Rival ( media pengajaran )
4. Peran
1. Peran Guru Sebagai Mediator

Sebagai mediator guru hendaknya menciptakan kualitas lingkungan yang


interaktif secara maksimal, mengatur arus kegiatan siswa, menampung semua
persoalan yang diajukan siswa dan mengembalikan lagi persoalan tersebut
kepada siswa yang lain untuk dijawab dan dipecahkan, lalu guru bersama
siswa menarik kesimpulan atas jawaban masalah sebagai hasil belajar. Untuk
itu guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana
orang berinteraksi dan berkomunikasi.
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan
alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan
demikian pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat
melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Tujuannya agar guru dapat
menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal
ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu:

a. Mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik.


b. Mengembangkan gaya interaksi pribadi.
c. Menumbuhkan hubungan yang positif dengan para siswa.
FPBS/CM-DEPT/11

LEMBAR SOAL UJIAN TENGAH/AKHIR SEMESTER* UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

2. Peran Guru Sebagai Fasilitator

Dalam konteks pendidikan, istilah fasilitator semula lebih banyak


diterapkan untuk kepentingan pendidikan orang dewasa (andragogi),
khususnya dalam lingkungan pendidikan non formal. Namun sejalan dengan
perubahan makna pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa,
belakangan ini di Indonesia istilah fasilitator pun mulai diadopsi dalam
lingkungan pendidikan formal di sekolah, yakni berkenaan dengan peran guru
pada saat melaksanakan interaksi belajar mengajar. Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa “sebagai fasilitator, guru berperan memberikan
pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.”
Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan
pola hubungan guru-siswa, yang semula lebih bersifat “top-down” ke
hubungan kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat “top-down”, guru
seringkali diposisikan sebagai “atasan” yang cenderung bersifat otoriter, sarat
komando, instruksi bergaya birokrat, bahkan pawang, sebagaimana disinyalir
oleh Y.B. Mangunwijaya (Sindhunata, 2001). Sementara, siswa lebih
diposisikan sebagai “bawahan” yang harus selalu patuh mengikuti instruksi
dan segala sesuatu yang dikehendaki oleh guru.
Selain itu, sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan
sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, maupun
surat kabar. Guru juga harus memberikan fasilitas dan kemudahan dalam
proses pembelajaran, misalnya dengan menciptakan suasana kegiatan belajar
yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa sehingga interaksi
edukatif akan berlangsung secara efektif.
Fungsi
Seorang pengajar atau guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang
membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Tekanan ada pada
siswa yang belajar dan bukan pada disiplin atau pun guru yang mengajar.
FPBS/CM-DEPT/11

LEMBAR SOAL UJIAN TENGAH/AKHIR SEMESTER* UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai
berikut:
1. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa
bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian. Karena
itu, jelas memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang guru.
2. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang
keingin tahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-
gagasan dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka. Menyediakan sarana
yang merangsang siswa berpikir secara produktif. Menyediakan kesempatan
dan mengalaman yang paling mendukung proses belajar siswa.
3. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran siswa
jalan atau tidak. Dan guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan
siswa.

5. Istilah lokal secara spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan
sistem nilai yang terbatas pula. Sebagai ruang interaksi yang sudah didesain
sedemikian rupa yang di dalamnya melibatkan suatu pola-pola hubungan
antara manusia dengan manusia atau manusia dengan lingkungan fisiknya.
Pola interaksi yang sudah terdesain tersebut disebut setting. Setting adalah
sebuah ruang interaksi tempat seseorang dapat menyusun hubungan-
hubungan face to face dalam lingkungannya. Sebuah setting kehidupan yang
sudah terbentuk secara langsung akan memproduksi nilai-nilai. Nilai-nilai
tersebut yang akan menjadi landasan hubungan mereka atau menjadi acuan
tingkah-laku mereka.
……
Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami usaha
manusia dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal
budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau
peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Pengertian tersebut disusun secara
etimologi, di mana wisdom dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam
menggunakan akal pikirnya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil
FPBS/CM-DEPT/11

LEMBAR SOAL UJIAN TENGAH/AKHIR SEMESTER* UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

penilaian terhadap suatu objek atau peristiwa yang terjadi. Sebagai sebuah
istilah wisdom sering diartikan sebagai kearifan atau kebijaksanaan (Ridwan,
2007: 2-3).
Pendidikan berbasis kearifan lokal adalah pendidikan yang mengajarkan
peserta didik untuk selalu lekat dengan situasi konkret yang mereka hadapi.
Paulo Freire (Wagiran, 2010) menyebutkan, dengan dihadapkan pada problem
dan situasi konkret yang dihadapi, peserta didik akan semakin tertantang
untuk menanggapinya secara kritis. Hal ini selaras dengan pendapat Suwito
yang mengemukakan pilar pendidikan kearifan lokal meliputi:
1) membangun manusia berpendidikan harus berlandaskan pada pengakuan
eksistensi manusia sejak dalam kandungan,
2) pendidikan harus berbasis kebenaran dan keluhuran budi, menjauhkan dari
cara berpikir tidak benar dan grusa-grusu atau waton sulaya,
3) pendidikan harus mengembangkan ranah moral, spiritual (ranah afektif)
bukan sekedar kognitif dan ranah psikomotorik, dan
4) sinergitas budaya, pendidikan dan pariwisata perlu dikembangkan secara
sinergis dalam pendidikan yang berkarakter (2008).
.
6. A. Media Visual

a. Kelebihan media visual


1. Repeatable, dapat dibaca berkali-kali dengan menyimpannya atau
mengelipingnya.
2. Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi
berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang
berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan
3. Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta
didik
4. Media visual memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan sekitarnya
5. Dapat menanamkan konsep yang benar
FPBS/CM-DEPT/11

LEMBAR SOAL UJIAN TENGAH/AKHIR SEMESTER* UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

6. Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru


7. Dapat meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
b. Kekurangan media visual
1. Lambat dan kurang praktis
2. Tidak adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak
dapat didengar. Sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan
3. Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual berupa
gambar yang mewakili isi berita
4. Biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak dan
mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.
B. Media Audio
a. Kelebihan media audio
1. Harga murah dan variasi program lebih banyak dari pada TV.
2. Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
3. Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat
diulang atau diputar kembali.
4. Dapat merangsang partisipasi aktif pendengaran siswa, serta dapat
mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan
sebagainya.

b. Kekurangan media audio


1. Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap
dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar yang
khusus.
2. Media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk
auditif adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan
pengalaman visual.
3. Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui
tingkatan penguasaan perbendaharaan kata-kata atau bahasa, serta susunan
kalimat.
FPBS/CM-DEPT/11

LEMBAR SOAL UJIAN TENGAH/AKHIR SEMESTER* UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

4. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah
mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak.
5. Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya dalam
bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog
tersebut pada si penerima.

8. Ada 2 alasan penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar – mengajar, yaitu :
a. Alasan yang pertama yaitu berkenaan dengan menfaat media pengajaran itu sendiri,
antara lain:
1. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi
belajar.
2. Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan
pembelajaran dengan baik.
3. Metode pengajaran akan bervariasi
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
b. Alasan kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai dari taraf berfikir
konkret menuju abstrak, dimulai dari yang sederhana menuju berfikir yang kompleks.
Sebab dengan adanya media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan
hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Itulah beberapa alasan mengapa media
pembelajaran dapat mempertinggi keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Menurut Arif Sadiman (1996:89) terdapat beberapa alasan orang memilih media
pembelajaran, yaitu :
· Demonstration.
Media dapat digunakan untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek,
kegunaan, cara mengoperasikan dll. Media berfungsi sebagai alat peraga
pembelajaran.
· Familiarity.
Karena sudah terbiasa menggunkaan media tersebut dan merasa sudah menguasai.
· Clarity.
Ingin memberikan gambaran/penjelasan yang lebih konkret.
· Active Learning.
Guru dapat membuat siswa berperan aktif baik secara fisik, mental, emosional.

Jadi, seorang guru sebagai pengguna harus dapat memilih media yang tepat dengan
kebutuhan pembelajran sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai