Anda di halaman 1dari 13

Modul peatihan

Materi 1

Kegiatan : Materi 1 (team work based on sense of belonging)


PIC : Pemateri
Metode : Presentasi dan tanya jawab
Durasi : 40 menit (presentasi) dan 5 menit (tanya jawab)
Tujuan:
Peserta dapat memahami mengenai Sense of belonging pada organisasi

Materi :

1. Gap organisasi
Berdasarkan semua analisis yang telah dilakukan, ditemukan permasalahan pada pengelolaan
sumber daya manusia yang berakibat pada berkurangnya anggota pengurus UKM GERMAN
UM di tengah kepengurusan setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena kurangnya komitmen, rasa
saling memiiki, dan rasa solidaritas antar anggota. Bidang PSDM selaku bidang yang bertugas
dan bertanggungjawab mengenai pengelolaan sumberdaya manusia seharusnya dapat mengatasi
dan meminimalisir terjadinya penurunan jumlah anggota pengurus. Namun, keseluruhan anggota
bidang PSDM belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
peningkatan rasa saling memiliki dan solidaritas antar anggota sehingga ditemukan adanya
kesenjangan pengetahuan dan keterampilan dengan standar yang telah ditentukan pada
kompetensi mengenai teamwork. Berdasarkan analisis tersebut, maka diputuskan training yang
akan dilakukan yaitu teamwork training based on sense of belonging.

2. Definisi team work


Menurut Buchholz (dalam Arizona, 2017) teamwork merupakan proses bekerja dalam suatu
kelompok dengan kepemimpinan partisipatif, membagi tanggung jawab dengan adil, tujuan yang
jelas, komunikasi yang intensif, fokus ke masa depan, fokus pada tanggungjawab tugas dan
responsif untuk mencapai tujuan organisasi. Teamwork adalah proses keterampilan dan perilaku
yang kompleks dan dinamis untuk mendukung kinerja tim (Arizona, 2017).

3. Aspek team work


Terdapat beberapa indikator team work menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Organizational Characteristic
Organizational characteristic adalah keadaan atau gambaran tertentu yang mendeskripsikan
tentang organisasi tersebut. Adapun yang termasuk dalam lingkup organizational characteristic,
yaitu Sistem Sumber Daya Manusia, Manajemen Sistem Pengendalian, dan Reward and
Punishment, dan dukungan materi.
b. Environmental Characteristic
Environmental characteristic merupakan keadaan yang berhubungan dengan lingkungan
organisasi.Adapun yang termasuk dalam lingkup environmental characteristic adalah otonomi,
iklim organisasi, budaya bekerjasama, dan potensi stress.
c. Task Characteristic
Task characteristic berkenaan dengan tugas dan kerja dalam tim. Task characteristic meliputi
kompleksitas, beban kerja, kejelasan tujuan, dan stabilitas tujuan.
d. Individual Characteristic
Individual characteristic merupakan sesuatu yang berkaitan mengenai karyawan yang
mendukung gerak kerjanya bagi organisasi. Individual characteristic merupakan salah satu
bagian dari variabel input yang menunjang terhadap proses tim. Individual characteristic yang
dimaksud yaitu skill, pengetahuan, kecocokan individu terhadap tujuan organisasi, dan
komitmen.
e. Team Characteristic
Team characteristic menggambarkan susunan tim, yaitu ukuran, komposisi, kematangan, dan
gaya kepemimpinan tim tersebut.
f. Task-related
Task-related didefinisikan sebagai aspek-aspek interaksi yang berhubungan langsung dengan
kerja kelompok dalam tugasnya.Taskrelated meliputi pengelolaan informasi, penafsiran situasi,
pengambilan keputusan, dan manajemen.
g. Team-related
Team-related menggambarkan bagaimana hubungan antar anggota dalam tim terjadi. Team-
related meliputi penentuan dan pengawalan misi, interaksi internal tim, dan sokongan.
h. Task outcome
Task outcomes memberikan indikasi penting tentang apakah tim telah benar-benar sukses.
Indikasi tersebut ditunjukkan oleh ketercapaian tujuan dan kepuasan.
i. Team Outcome
Team Outcome menunjukkan kemajuan tim sebagai sebuah hasil dari proses tim. Team outcome,
dalam banyak kasus merupakan hasil yang diinginkan proses tim dalam mencapai tujuan, yaitu
saling percaya, moril, kohesi, kepercayaan bersama mencapai tujuan, berbagi visi, dan saling
menghormati.

4. Keuntungan team work


Terdapat beberapa keuntungan dari teamwork sesuai dengan yang dipaparkan oleh ahli yaitu
teamwork sebagai kunci pengembangan terhadap staf, teamwork dapat menjadi strategi yang
sesuai untuk pertumbuhan, teamwork dapat memengaruhi hasil kinerja individu serta sasaran
organisasional, teamwork dapat membuat peningkatan hubungan sosial untuk menangani rasa
terpisah dan sindrom kepercayaan diri yang rendah, teamwork dapat membuat individu
berbagi tanggungjawab yang dimiliki dan sasaran yang sama untuk kinerja, yaitu sasaran
umum pada suatu organisasi.

5. Team Work yang efektif


Hoegl dan Gemuenden (2001, dalam Usman, 2018) membuat sebuah konsep tentang
kualitas kerjasama tim yang efektif dengan istilah teamwork quality (TWQ) yang didasarkan
pada kualitas interaksi di dalam team yaitu dengan melihat seberapa baik kolaborasi dan
interaksi yang terjadi diantara anggota team. TWQ menggunakan enam aspek proses kolaborasi
team yaitu :
a. Komunikasi
Komponen dasar dari TWQ adalah komunikasi diantara anggota team. Komunikasi
memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara anggota team. Kualitas komunikasi
diantara anggota team dapat dilihat dari frekuensi, formalisasi struktur dan keterbukaan dari
pertukaran informasi. Frekuensi mengacu kepada seberapa intensif anggota team dalam
berkomunikasi. Formalisasi berkaitan dengan seberapa spontan anggota team dalam
menyampaikan pendapatnya. Struktur berkaitan dengan cara komunikasi diantara para
anggota (langsung atau terdapat mediator) dan keterbukaan dari pertukaran informasi
berkaitan dengan seberapa banyak pihak-pihak yang dapat mengakses informasi.
b. Koordinasi
Koordinasi berarti bahwa team harus membuat jenjang tanggung jawab dari pekerjaan secara
jelas diantara anggota team sehingga tidak terdapat jarak dan tumpang tindih wewenang dan
tanggung jawab terhadap pekerjaan
c. Keseimbangan kontribusi anggota
Hal penting bagi sebuah team yang berkualitas adalah semua anggota team dapat
memberikan kontribusi terhadap tugas yang berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman
terhadap team. Selain itu terdapat juga penghargaan terhadap pengetahuan dan pengalaman
spesifik dari masing-masing anggota team.
d. Dukungan
Dukungan diantara anggota team merupakan komponen yang penting dalam TWQ.
Kolaborasi anggota team dan dukungan lebih diutamakan daripada kompetisi dalam sebuah
teamwork yang berkualitas. Kebiasaan berkompetisi dalam anggota team memunculkan
adanya ketidak percayaan dan frustasi sementara dukungan mempercepat integrasi keahlian
dari masing-masing anggota team.
e. Usaha
Usaha diperlukan oleh anggota team untuk mencapai harapan bersama. Pembagian beban
kerja diantara anggota team dan memprioritaskan tugas team untuk diselesaikan merupakan
indikator adanya usaha dari anggota team.
f. Kohesivitas
Kohesitivitas team mengacu kepada tingkat dimana anggota team berusaha untuk tetap
berada dalam team. Terdapat tiga kekuatan yang mendorong terjadinya kohesivitas yaitu
motivasi pribadi anggota team, komitmen pada tugas team, dan kebanggaan semangat
kelompok.

Sebuah tim dapat terus memperbaiki efektifitasnya dengan fokus pada 5 kunci utama, yaitu:
a. Goals (tujuan), suatu tim dapat bekerjasama dnegan efektif apabila mengetahui dan memiliki
apa yang ingin dicapai oleh tim
b. Roles (peran), setiap anggota tim harus memiliki dan mengetahui peran-perannya yang
dilakukan di dalam tim tersebut dan ditunut untuk sinergis dalam melakukan usaha
c. Procedures (prosedur), metode yang membantu tim melakukan pekerjaan bersama
d. Relationship (Hubungan), bagaimana anggota tim “rukun” satu sama lain
e. Leadership (kepemimpinan), cara pemimpin mendukung tim dalam mencapai tujuan

6. Definisi sense of belonging


Sense of belonging dapat didefinisikan sebagai perasaan individu seolah-olah berada di rumah,
yaitu dimana kondisi seseorang merasakan kenyamanan, diinginkan, dihormati, dihargai serta
diterima menjadi bagian dari anggota didalamnya (Afryana, 2018). Sense of belonging juga
merupakan salah satu dari teori lima hierarki kebutuhan milik Maslow yang sangat berperan
penting, yaitu perasaan diterima, dihargai, terlibat dan didukung oleh lingkungan sekitarnya
(Taorimina dan Gao, 2013)
7. Dimensi sense of belonging
Hagerty & Patusky (dalam Nurayni dan Supradewi, 2017) menjelaskan sense of belonging atau
rasa memiliki terdiri dari dua penyusun utama yang menjadi dasar dari pembentukan sense of
belonging instrument, yaitu sebagai berikut:
a. Valued Involvenment (Dihargai dan Keterlibatan)
Merupakan pengalaman atau peristiwa merasa dihargai, dibutuhkan, diterima serta didukung
oleh lingkungan sekitarnya. Menurut Moore (dalam Afryana, 2018) menayatakan bahwa
suatu perusahaan atau organisasi akan tetap ada dan bertahan apabila dilengkapi dengan
seluruh anggota atau karyawannya memiliki sense of belonging yang tinggi.
b. Fit (Sesuai)
Merupakan persepsi bahwa karakter yang dimiliki seseorang telah sesuai dengan sistem atau
lingkungan dimana ia berada. Dengan kata lain, individu merasa dirinya menjadi bagian dari
kelompok atau lingkungannya.

8. Manfaat sense of belonging


Terdapat beberapa manfaat sense of belonging yang meliputi ketercapaian manfaat fisik
dan manfaat psikologis (Jones, 2003 dalam Muhaeminah, 2015). Manfaat fisik meliputi
peningkatan pada fungsi neurologis, meningkatkan resistensi terhadap penyakit serta memiliki
fungsi fisik yang bekerja secara lebih baik. Kemudian manfaat psikologis meliputi ketercapaian
seluruh aspek kesehatan mental seperti self efficacy, self esteem, berkurangnya level stress dan
depresi, berkurangnya kecemasan, memiliki coping yang baik serta meningkatnya kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan komunitas dan lingkungan yang lebih sehat. Manfaat sense of
belonging dalam organisasi lainnya yaitu ketika individu memiliki sense of belonging yang
tinggi maka ia akan dapat berkontribusi secara baik dalam kegiatan di lingkungan atau
organisasinya (Jones, 2003 dalam Putri dan Suryanto, 2018). Menurut Jing-Lu (2015 dalam AN
dan Ginting, 2020) sense of belonging juga memengaruhi komitmen organisasi, motivasi kerja,
kepuasan kerja, dan prestasi kerja. Sense of belonging akan membantu dalam mencapai tujuan
pendidikan dalam organisasi ini dapat menumbuhkan motivasi dan kinerja karyawan. Dengan
adanya sense of belonging maka individu akan mengerjakan tanggungjawab yang diberikan
dengan kinerja yang terbaik.

9. Pengaruh sense of belonging terhadap kerjasama tim


Dickson (2011, dalam Afryana, 2018) menjelaskan bahwa sense of belonging pada
organisasi membuat anggota merasa dihargai dan sejalan dengan norma-norma di organisasi
serta merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya dan anggota lainnya. Kenyamanan dan
kecocokan anggota pada kelompok dapat membangun kerjasama tim dalam organisasi
dengan baik sehingga dapat tercipta etos kerja yang tinggi dan performance yang maksimal.
10. Cara Meningkatkan Sense of Belonging to build Team Work
Untuk membangun kerjasama tim diperlukan sense of belonging. Terdapat beberapa faktor
yang menumbuhkan rasa memiliki di dalam organisasi, yaitu :
a. Open interaction (Interaksi terbuka)
Interaksi terbuka dideskripsikan sebagai kesempatan untuk mengungkapkan pikiran dan
pendapat seseorang secara terbuka, meskipun berbeda dari pandangan orang lain. Dalam
melakukan interaksi terjadi percakapan yang seimbang dan saling mendengarkan satu sama
lain.
b. Effective conversation culture (Budaya percakapan yang efektif)
Budaya percakapan yang efektif terdiri dari pertemuan bersama yang teratur dan percakapan
bersama, serta dapat menghabiskan waktu bersama. Hal ini dapat dilakukan melalui rapat
organisasi. Melalui percakapan bersama, anggota dapat memperoleh dukungan untuk
menyampaikan ide-idenya. Selain itu, mengadakan diskusi terbuka di luar rapat juga dapat
membantu dalam terjadinya percakapan yang efektif.
c. Support and encouragement (Dukungan dan dorongan)
Dukungan dan dorongan dapat membantu sama lain, memotivasi satu sama lain, setia kawan,
berbagi pengalam kerja, arus informasi terbuka, bimbingan profesional dan menjalin
hubungan baik secara pribadi (seperti; menjalin hubungan baik jangka panjang, chemistry
yang baik).
d. Common values (Nilai Umum)
Nilai-nilai umum digambarkan sebagai humor, kepercayaan, rasa hormat, penghargaan,
kejujuran dan berbagi nilai yang sama. Berbagi nilai yang sama digambarkan sebagai
keseragaman nilai dan sikap terkait pekerjaan.
e. A shared vision of the work
Struktur kepemimpinan dipandang terdiri dari praktik fungsional, dan hubungan atasan-
bawahan yang baik. Praktik fungsional terdiri dari organisasi yang jelas, pembagian tugas
kerja yang jelas, menjalani visi bersama, ukuran tim manajemen yang wajar dan praktik rapat
fungsional serta jadwal rapat. Hubungan bawahan atasan yang baik mencakup ekspresi
seperti atasan yang baik, perlakuan yang sama dari tingkat manajemen yang lebih tinggi,
manajemen dan penghargaan yang adil, minat pada pengetahuan karyawannya, penghargaan
yang diterima dari atasannya sendiri.

Materi 2 (Case Study)

PIC : Pemateri
Kegiatan : peserta mendiskusikan,menalaah, dan menyelesaikan kasus fenomena yang disajikan
Durasi: 20 menit
Tujuan : Peserta dapat menyadari pentingnya sense of belonging sebagai kompetensi yang
dibutuhkan serta peserta dapat memahami secara mendalam mengenai team work berdasar sense
of belonging

Studi Kasus 1 :
Mahasiswa semester akhir yang terdaftar dalam kursus Multimedia Interaktif di
Universitas X diminta untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian dalam mengelola
desain dan pengembangan situs web klien. Setiap tim terdiri dari empat atau lima orang untuk
memanfaatkan keterampilan khusus mereka guna memenuhi kebutuhan klien. Peran tim terdiri
dari programmer, desainer grafis, dan manajer proyek. Ada 82 siswa (20 tim) untuk
menyelesaikan kursus ini. Tujuannya adalah agar siswa mendapat pengalaman di masalah
manajemen proyek yang terjadi ketika berhadapan dengan klien dalam proyek dan sangat
terfokus pada kerja tim dan pemecahan masalah. Lalu dua tim dipilih untuk investigasi. Satu tim
sangat sukses dalam mengembangkan produk berkualitas, dan berkolaborasi dengan cara yang
sangat sukses. Tim lain, mengalami masalah tim yang parah mulai dari komitmen dan tujuan
bersama yang tidak selaras, anggota tim hanya fokus ditugasnya masing-masing dan tidak
tertarik untuk saling membantu, tim menunjukkan sedikit perhatian satu sama lain dan hampir
tidak memberikan dukungan untuk orang lain, tim cenderung tidak mendiskusikan masalah, dan
anggota tim sering mengeluh tentang pertemuan tim yang hanya membuang-buang waktu, dan
juga anggota tim yang terlambat atau berkontribusi secara efektif, anggota tim merasa bahwa dia
tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan tidak menerima semua komunikasi mengenai
kemajuan serta perkembangan proyek sehingga tim menjadi tidak berfungsi dan berakibat
perpecahan.

Analisis
Dalam mengerjakan sebuah proyek di dalam satu tim, maka harus memiliki Teamwork.
Teamwork didefinisikan oleh Scarnati (2001, dalam Pina & Joe, 2002) sebagai proses kerja sama
yang memungkinkan orang biasa mencapai hasil yang luar biasa. Teamwork menjawab setiap
individu yang bekerja bersama dalam lingkungan kooperatif untuk mencapai tujuan tim bersama
melalui berbagi pengetahuan dan keterampilan. Teamwork yang sukses bergantung pada
sinergisme yang ada di antara semua anggota tim yang menciptakan lingkungan di mana mereka
semua bersedia untuk berkontribusi dan berpartisipasi untuk mempromosikan dan memelihara
lingkungan tim yang positif dan efektif. Anggota tim harus cukup fleksibel untuk beradaptasi
dengan lingkungan kerja kooperatif di mana tujuan dicapai melalui kolaborasi dan saling
ketergantungan sosial daripada tujuan kompetitif yang individual.

Tim yang Sukses


Tim mahasiswa sangat sukses dalam mengembangkan produk berkualitas, serta sangat
kolaboratif. Pertemuan tim selalu bersahabat, dan tidak pernah ada masalah tim. Tim selalu fokus
pada proyek dan bagaimana proses pengembangan dapat ditingkatkan dengan mengeksplorasi
ekspektasi tutor, klien, dan pengguna. Tim yang sukses akan memiliki nilai-nilai sebagai
berikut :
 Komitmen untuk kesuksesan tim dan tujuan bersama. Tim sangat fokus pada
menghasilkan produk yang berkualitas, dan tidak disibukkan oleh masalah pribadi yang
mungkin mengganggu tujuan ini. Mereka memfasilitasi dan memelihara hubungan kerja
kooperatif yang positif berdasarkan fokus pada pengembangan produk akhir berkualitas
yang akan mengesankan tutor klien, rekan kerja, dan pengguna akhir mereka. Seluruh tim
sangat termotivasi untuk mengungguli tim lain dan memiliki tujuan bersama yang kuat
yaitu ingin mengembangkan produk yang akan mendukung peluang mereka untuk
mendapatkan pekerjaan di akhir kursus.
 Saling ketergantungan. Anggota tim merasa bahwa mereka memiliki tanggung jawab
terhadap anggota tim lainnya dan bahwa keberhasilan proyek didasarkan pada kontribusi
masing-masing anggota tim. Anggota tim selalu senang membantu teman saat mereka
mengalami kesulitan. Tim secara proaktif akan melakukan brainstorming masalah yang
dialami anggota tim dan menawarkan bantuan jika diperlukan.
 Kemampuan interpesonal. Tim menyadari bahwa anggota tim memiliki kepribadian
yang berbeda dan mengalami masalah pada tahapan yang berbeda. Mereka menunjukkan
perhatian satu sama lain, menghormati dan mendukung orang lain di masa-masa sulit.
 Komunikasi yang terbuka dan umpan balik positif. Tim menyadari bahwa
mendiskusikan masalah atau masalah yang sulit adalah hal yang sehat dan mencoba
menawarkan bantuan / kritik yang membangun untuk mencoba menyelesaikannya.
Mereka sangat menghargai dialog terbuka yang memungkinkan anggota tim untuk
mengungkapkan keprihatinan mereka dengan cara yang tidak defensif. Mereka terbuka
dan jujur tentang semua aspek proyek
 Komposisi tim yang sesuai. Tim ini proaktif dalam memilih anggota timnya jauh-jauh hari
untuk kursus ini. Mereka telah mempertimbangkan dengan cermat keterampilan yang dibutuhkan
untuk setiap anggota tim, dan juga tipe kepribadian setiap anggota tim.
 Komitmen untuk proses tim, kepemimpinan & akuntabilitas. Anggota tim menyadari
pentingnya peran setiap orang dalam tim dan proses yang digunakan oleh tim untuk
merencanakan dan melacak waktu dan kualitas tugas yang diperlukan.

Studi Kasus 2 :
Perusahaan X adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi kebutuhan konsumen
seperti susu, sabun, shampo dan lain sebagainya. Mereka mempunyai visi menjadi perusahaan
yang dikenal akan produk yang dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat. Perusahaan X
selalu memperbaiki kinerjanya untuk mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan. Akan tetapi di
lapangan UKM X belum menunjukan hasil yang memuaskan karena banyaknya keluhan dari
masyarakat mengenai kualitas. Hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan X belum mampu
mewujudkan visinya. Sikap karyawan yang melepas tanggung jawab tugasnya, menyepelekan
tugas yang diberikan serta kekurangan kesadaran atas pentingnya kerjasama. Hal di atas terjadi
karena karyawan kurang merasakan ikatan kerjasama sehingga tidak memiliki kepercayaan satu
sama lain, tidak mengetahui visi misi perusahaan X dan komunikasi yang buruk sehingga
karyawan tidak mempunyai sense of belonging terhadap perusahaan ini.

Analisis
Perusahaan layaknya sebuah rumah yang membutuhkan pondasi dan tiang yang kuat agar
bangunannya tetap berdiri kokoh. Sama halnya dengan visi misi sebuah perusahaan sebagai
pondasi dan diperlukan teamwork sehingga terciptanya sense of belonging. Teamwork sangatlah
penting dalam sebuah bisnis karena sangat mempengaruhi kemajuan sebuah perusahaan. Hal
yang terjadi pada perusahaan X adalah karena kurangnya teamwork sehingga karyawan tidak
memiliki sense of belonging, pelatihan teamwork sangat diperlukan demi membangun
kepercayaan masing-masing karyawan dan dengan demikian akan mendorong munculnya
produk-produk yang berkualitas baik. Harris & Harris (1996, dalam Pina & Joe, 2002)
menjelaskan bahwa tim memiliki tujuan atau tujuan yang sama di mana anggota tim dapat
mengembangkan hubungan timbal balik yang efektif untuk mencapai tujuan tim.
Setiap individu berhubungan erat dengan teamwork yang dibentuk oleh kesadaran kinerja
dan prestasi, dengan teamwork akan menyelesaikan berbagai macam masalah yang tidak dapat
diselesaikan seorang diri. Sehingga keunggulan dari teamwork adalah terbentuknya penyelesaian
secara sinergi dari banyak individu yang berada di dalam satu tim. Dengan mendorong karyawan
untuk terus mengembangkan sense of belonging melalui pelatihan Teamwork, perusahaan dapat
mempertahankan dan mengembangkan produk yang berkualitas.

Materi 3
PIC : Pemateri
Kegiatan : peserta mempraktekkan peran berdasarkan naskah
Durasi: 40 menit
Tujuan : Peserta dapat mengimplementasikan materi yang didapat mengenai teamwork berdasar
sense of belonging

Naskah Roleplay

Tokoh:
1. Siti (Ketua)
2. Siska (Wakil)
3. Rini (Sekretaris)
4. Tita (Bendahara)
5. Dina (Anggota)
6. Dessy (Anggota)
7. Irma (Anggota)

Peristiwa: Rapat diskusi pembentukan kepanitiaan dan kegiatan event


Lokasi: Zoom Meeting

Suatu hari, Organisasi GERMAN yang diketuai oleh Siti melakukan sebuah rapat untuk
membentuk kepanitiaan untuk sebuah event. Maka dari itu, Siti selaku ketua mngumpulkan
pengurus inti dan beberapa anggota untuk membahas hal tersebut melalu zoom meeting. Pada
saat itu anggota yang telah mengakses zoom sudah mulai banyak untuk memulai rapat.

Siti : “Kita mulai ya rapat hari ini, kita berkumpul hari ini untuk mendiskusikan pembentukan
kepanitiaan untuk event kita minggu depan.. Jadi, bagaimana? Apakah ada usul dari teman-
teman semua?”
Siska : “Ayo, teman-teman yang lain apakah ada usul mau gimana pembentukannya?”
Rini : “Kalau dari pendapatku lebih baik tentukan kandidatnya saja dulu, setelah itu kita
lakukan voting siapa yang terpilih di jabatan tersebut.”
Siska : “Yang lain ada usul lagi tidak?”
Dina : “Kita tentuin langsung saja jabatan-jabatannya daripada harus voting lagi akan
memakan banyak waktu”
Dessy : “Menurutku lebih baik kita kumpulkan pendapat teman-teman yang lain dulu lalu
dibahas bersama-sama. Siapa tahu jika kita asal menunjuk untuk diberikan jabatan nanti orang
tersebut tidak setuju.”
Dina : “Daripada memakan waktu banyak kalau harus voting-voting dulu. Nanti malah akan
berebut dan debat, mending langsung ditunjuk dan ditentukan saja jadi tidak buang-buang
waktu.”
Tita : “Aku setuju dengan Dessy. Kalau kita asal menunjuk dan tidak dibahas bersama-sama
itu sama saja kita tidak menghargai pendapat mereka dan tidak memberikan mereka kesempatan
untuk mengutarakan pendapatnya.”
Irma : “Aku juga kurang sependapat denganmu, Din. Karena apabila kita seenaknya seperti itu
nanti teman-teman yang lain malah kurang berkenan dan merasa tidak terlibat dalam diskusi ini.”
Dina : “Iya.. maaf kalau begitu, kita diskusikan bersama saja mengenai jabatan-jabatannya”
Siti : “Jadi begini saja teman-teman.. mending kita diskusikan bersama-sama tentang
kandidatnya dulu, lalu setelah itu kita semua voting, bagaimana?”
Tita : “Iya, aku setuju sama Siti. Jadi sekarang kita tentuin kandidatnya dulu supaya nanti
lebih mudah untuk melakukan voting.”
Irma : “Setuju, Tit. Kapan ya jadi kita mau melakukan voting?”
Siska : “Gimana kalau besok? Jadi besok sekaligus kita umumkan kandidatnya.”
Siti : “Baik, jadi kesimpulannya panitia ditentukan besok ya untuk melakukan voting. Terima
kasih sudah meluangkan waktunya ya teman-teman.”

Beberapa hari kemudian organisasi GERMAN melakukan rapat kembali untuk


membahas proposal kegiatan yang akan dilaksanakan.
Siti : “Baik, saya mulai ya rapat kita hari ini untuk mendiskusikan kegiatan yang akan kita
laksanakan untuk event kita, atau mungkin ada yang perlu disampaikan terkait event ini”
Siska : “Ti, ada yang mau aku sampaikan dulu sebelum kita membahas mengenai evemt.”
Siti : “Iya, silahkan Sis”
Siska : “Jadi, kemarin Irma terpilih menjadi ketua panitia event ini. Tapi dia ingin
mengundurkan diri dari posisi kepanitian ini.”
Rini : “Ada apa? Kenapa ingin mengundurkan diri?”
Irma : “Iya teman-teman, maaf sebelumnya. Aku merasa tidak sanggup untukmenjalankan
tanggungjawab sebagai ketua panitia di event ini, karena aku saat ini memiliki kesibukan lain
yang akan membuat tugasku menumpuk dan sehingga aku ragu untuk tetap mengambil posisi
ketua panitia ini. Aku takut nanti hasil kerjaku tidak maksimal untuk acara kita ini dan karna aku
nanti acara kita malah hancur tidak sesuai jadwal.”
Tita : “Irma, kita adalah tim disini. Kamu tidak perlu khawatir dengan hasil acara kita nanti,
karena ini menjadi tanggungjawab kita semua bukan hanya kamu”
Dina : “Benar, Ir. Kita semua bisa membantumu nanti apabila kamu membutuhkan bantuan.”
Dessy : “Iya, Ir. Dengan tugas yang dikerjakan bersama-sama kan akan semakin ringan
tugasnya.”
Siti : “Benar kata teman-teman. Kita ini adalah sebuah tim, yang akan saling membantu dan
bekerjasama karena tujuan yang sama-sama ingin kita capai. Ini semua menjadi tanggungjawab
buat kita semua untuk bekerja bersama. Sebaiknya berbagi beban atau pekerjaan dan saling
membantu agar semua pekerjaan menjadi lebih ringan.”
Irma : “Terima kasih ya teman-teman.”

Anda mungkin juga menyukai