Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dinda Dwi Parameitha

Nim : 180811642052
Offering : B
Teknik Dasar Konseling

1. Acceptence : menerima apa adanya, menerima pribadi klien sebagai suatu keseluruhan.
2. Understanding (Sikap memahami) : berkaitan dengan tuntutan seorang konselor agar
berusaha dengan sekuat tenaga menangkap dengan jelas dan lengkap hal-hal yang sedang
diungkapkan oleh klien.
3. Restatement : teknik yang digunakan konselor untuk mengulang atau menyatakan kembali
pernyataan klien (sebagian atau seluruhnnya) yang dianggap penting.
4. Reassurance : keterampilan/teknik yang digunakan untuk memberikan dukungan/penguatan
terhadap pernyataan positif klien agar ia menjadi lebih yakin dan percaya diri.
Contoh: “Bagus, saya yakin Anda sukses.”, “Anda pasti bisa”, “Itu rencana yang bagus
sekali, Anda pasti bisa melakukannya.”
5. Clarification : pola respon atau teknik menanggapi pembicaraan dengan cara memperjelas
kata-kata yang telah diucapkan konseli melalui pemetikan atau pengambilan inti pembicaraan
yang dianggap penting.
Contoh:
Konseli : “saya benar-benar bingung harus memilih si A atau si B.”
Konselor : “anda bingung memilih A yang sangat baik dan mencintai anda dengan tulus
tapi anda tidak mencintainya, atau bertahan dengan B yang sangat anda cintai meski B
kerapkali menyakiti hati anda. Begitu?”
6. Reflecting of feeling : ( Pemantulan Perasaan): teknik yang digunakan konselor untuk
memantulkan perasaan / sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien.
Contoh:
Klien :”pak, saya sudah belajar dengan giat sebelum ujian, tetapi nilai yang saya terima
jauh dibawah yang saya harapkan.”
Konselor :”sepertinya anda merasa kecewa dengan nilai ujian yang anda terima”
7. Confrontation : keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor untuk menunjukkan
adanya kesenjangan, diskrepansi atau inkronguensi dalam diri klien dan kemudian konselor
mengumpanbalikkan kepada klien.
Contoh:
Konselor : “apa kabarnya hari ini?”
Klien :” oh (nada datar) keadaan saya baik-baik saja pak” (suara rendah, posisi tubuh
agak gelisah)
Konselor :”anda mengatakan baik-baik saja, tetapi anda keliatan seperti ada sesuatu yang
kurang beres.”
8. Structuring (pembatasan) : teknik yang digunakan konselor untuk memberikan batas-batas
atau pembatasan agar proses konseling berjalan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan
dalam konseling.
a. Goal limit (pembatasan tujuan) : mengspesifikasikan tujuan yang diharapkan akan
tercapai dalam proses konseling.
b. Time limit (pembatasan waktu) : menyepakati pertemuan konseling akan dilakukan
seberapa lama.
c. Action limit (pembatasan tindakan): meminta konseli untuk mengendalikan tindakannya
agar tidak mengarah pada perusakan.
d. Problem limit (pembatasan permasalahan) : menspesifikasikan pembahasan konseling
hanya dalam satu topic permasalahan
9. Exploration : suatu ketrampilan konselor untuk menggali perasaan pengalaman, dan pikiran
konseli
Contoh:
Konselor :”bisa diceritakan apa saja yang mengganggu pikiran mbak, nanti kita akan
mencari jalan keluarnya sama-sama.”
10. Summary : ketrampilan konselor untuk mendapatkan kesimpulan atau ringkasan mengenai
apa yang telah dikemukakan oleh konseli. Pada proses wawancara konseling.
a. Summary bagian : kesimpulan yang dibuat setiap saat dari percakapan klien dan konselor
yang dipandang penting.
b. Summary akhir : kesimpulan yang dibuat pada akhir komunikasi konseling sebagaai
kesimpulan keseluruhan pembicaraan.
11. Lead Umum : teknik pengarahan atau pertanyaan yang memberikan kesempatan kepada klien
untuk bebas mengelaborasi, mengeksplorasi, atau memberikan reaksi atau jawaban dari
berbagai kemungkinan sesuai dengan keinginan klien.
12. Lead Khusus : teknik pengarahan atau pertanyaan pada klien untuk memberikan suatu
reaksi/jawaban yang spesifik/tertentu
13. Termination (mengakhiri pembicaraan) : keterampilan/ teknik yang digunakan konselor
untuk mengakhiri komunikasi konseling, baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada pertemuan
berikutnya maupun mengakhiri karena komunikasi konseling betul-betul telah berakhir.
14. Rapport : Konseling merupakan suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan
bersama.
Contoh: “bagaimana mbak? Apa ruangannya sudah nyaman? Apa suhunya sudah pas?”
15. Listening : Keterampilan performansi. Anda dapat melakukannya dengan baik jika Anda
berusaha untuk berbicara banyak.
16. Pharaprase : Cara merefleksikan (menegaskan) kembali pada klien yang penting tetapi
secara lebih jelas dan menggunakan kata – kata konselor sendiri.
Contoh:
Konseli : “akhir-akhir ini ibu saya selalu marah-marah kalau uang saya habis. Padahal
sudah saya katakan bahwa uang itu saya gunakan untuk keperluan kuliah, tapi ibu tidak
percaya. Biasanya ibu tidak pernah seperti itu.”
Konselor : “apakah yang anda maksud ibu anda mulai tidak percaya kepada anda?”
17. Generalisasi : fase dimana klien diminta untuk diajak membuat rencana perbaikan terhadap
kelemahan yan dihadapi oleh klien.
18. Silence : Suasana hening, tidak ada nteraksi verbal antara konselor dan klien, dalam proses
konseling
19. Opening : Ketrampilan membuka atau memulai wawancara konseling dalam hubungan
konseling.
20. Topik Netral : Bahan pembicaraan yang sifatnya umum dan tidak menyinggung perasaan
klien
21. Pengalihan topik : Diperlukan agar konseli sungguh-sungguh ingin mendiskusikan masalah
dan kerisauannya.

Anda mungkin juga menyukai