Anda di halaman 1dari 17

Kultur Sekolah yang

Kondusif
Kultur sekolah yang kondusif tercermin dalam core values (nilai-nilai inti)
yang dikembangkan di sekolah tersebut. Nilai-nilai tersebut juga tercermin
dalam perilaku warga sekolah dan kondisi iklim akademik yang ada di sekolah
tersebut. Selama ini, upaya perbaikan mutu sekolah lebih berfokus pada
unsur-unsur structural, fisik, dan material namun kurang menyentuh
perbaikan pada kultur sekolah,.
Perspektif kultur sekolah

1) Kultur Sekolah Efikasi


Menurut Goddard, Hoy, dan Woolfolk Hoy, 2000 (dalam Zamroni, 2016)
kultur sekolah efikasi menunjukkan bahwa suatu sekolah para guru dan siswa
memegang teguh persepsi bersama bahwa para guru memiliki kemampuan
untuk melaksanakan pembelajaran secara baik sehingga bisa memberi
kesempatan para siswa berprestasi maksimal. Kultur sekolah efikasi ini
menekankan pada prestasi akademik dan norma-norma yang mendorong siswa
belajar keras, berpikir positif dan pengambilan keputusan secara rasional.
2) Kultur Sekolah Trust
Perspektif kultur sekolah trust, yakni kultur sekolah di mana para pemangku
sekolah meyakini bahwa para guru dan staf administrasi sekolah senantiasa
menekankan saling percaya mempercayai, dan memiliki keyakinan bahwa para
guru dan staf administrasi adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Saling
percaya mempercayai ini tumbuh dan berkembang tidak hanya dikalangan 239
guru dan staf administrasi tetapi meluas sampai di kalangan siswa dan bahkan
orang tua siswa. Secara umum, trust merupakan aspek yang paling penting dalam
pengelolaan sekolah. Keberadaan kultur trust di sekolah akan dapat mencegah
siswa berbohong, mencontek ataupun berlaku tidak jujur lainnya.
3) Kultur Sekolah Optimis Pencapaian Prestasi
Berkembangnya kultur sekolah efikasi dan kultur sekolah trust akan
melahirkan kultur sekolah optimis akan prestasi. Ini merupakan suatu
keyakinan bahwa warga sekolah mampu meraih berbagai prestasi yang
membanggakan.
4. Kultur Sekolah Kontrol Siswa
Perspektif lain kultur sekolah adalah kultur sekolah yang menekankan perlu adanya
pengendalian dan kontrol atas siswa, agar mereka belajar keras dan hidup teratur demi
meraih prestasi yang tinggi. Kultur sekolah kontrol ini akan mengembangkan kultur
autokratik, di mana dengan kendali kekuasaan dan kontrol yang ada pada para guru untuk
mengendalikan para siswa. Kontrol atas para siswa ini berdasarkan suatu keyakinan para
siswa merupakan pribadi yang belum bisa rasional dan tidak disiplin sehingga perlu kendali
dengan berbagai aturan dan sanksi. Pada sekolah dengan kultur kontrol ini pada umumnya
muncul nilai sinisme, perilaku tidak manusiawi, dan saling tidak percaya mempercayai.
5) Kultur Sekolah Humanis
Kultur sekolah humanis ditujukan dengan kehidupan sekolah dalam belajar
didasarkan pada kebersamaan dalam mewujudkan prestasi. Pembelajaran senantiasa
bertumpu pada kebersamaan, sehingga model-model pembelajaran kooperatif, problem
base learning and teaching mendapat tempat di sekolah. Penekanan agar siswa mampu
mengkontrol dan mendisiplinkan diri memperoleh tempat sebagai pengganti kontrol
siswa oleh sekolah. Sekolah senantiasa mengedepankan penciptaan kondisi yang dapat
memenuhi kebutuhan siswa.Nilai- 240 nilai dan norma-norma humanitas dikembangkan
di sekolah.
Jenis Kultur Sekolah (Ditinjau Dari Usaha
Peningkatan Kualitas Sekolah)

1)Kultur Sekolah Positif


Yaitu kegiatan-kegiatan yang mendukung (pro) peningkatan kualitas pendidikan
Misalnya:
•Kerjasama dalam mencapai prestasi: kasek, guru, siswa, karyawan, komite sekolah
•Penghargaan terhadap yang berprestasi: pujian, hasiah, sertifikat
•Komitmen terhadap belajar: guru, staf, siswa
•Interaksi antar warga sekolah: hangat, harmonis
.
2) Kultur Sekolah Negatif
Yaitu kegiatan-kegiatan yang kontra peningkatan kualitas pendidikan.
Misal:
• Siswa takut berbuat salah diancam, dihukum, diejek
• Siswa takut bertanya/mengemukakan pendapat  malu, tidak diberi
kesempatan, takut dicemooh, takut pada guru
• Siswa jarang melakukan kerjasama dalam memecahkan masalah  tidak
dibiasakan oleh guru, dianggap tidak penting
3) Kultur Sekolah Netral
Yaitu kegiatan yang kurang berpengaruh positif dan negatif, seperti: arisan guru-guru di
sekolah, seragam guru-guru
Budaya/kultur yang ada di suatu sekolah sangat berpengaruh kepada hasil belajar
yang dilakukan oleh siswa-siswinya. Jika budaya disuatu sekolah baik maka tentunya
hal ini tentunya akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat dan unggul
dibandingkan dengan sekolah yang unggul diantaranya memiliki visi dan misi yang
jelas.
Ciri khas dari sekolah- sekolah yang unggul diantaranya :
• memiliki komitmen yang tinggi untuk unggul,
• jiwa kepemimpinan yang handal,
• kesempatan untuk belajar dan pengaturan waktu yang jelas,
• lingkungan sekolah yang aman,
• terjalin hubungan yang baik antara rumah dan sekolah, serta
• monitoring terhadap kemajuan siswa-siswi dilakukan secara berkala.
Menurut jumadi (2006: 6) keberhasilan pengembangan kultur sekolah dapat
dilihat dari tanda-tanda atau indikator sesuai fokus yang dikembangkan.
Beberapa indikator yang dapat dilihat antara lain :
• Adanya rasa kebersamaan dan hubungan yang sinergis diantara warga sekolah
• Berkurangnya pelanggaran disiplin
• Adanya motivasi untuk berprestasi
• Adanya semangat dan kegairahan dalam menjalankan tugas, dan sebagainya
Perbaikan sekolah dipengaruhi oleh :

• Tujuan bersama (shared goals): Kami tahu ke mana kami menuju


• Tanggung jawab akan kesusksesan (responsibility for success): Kami harus sukses
• Kolegial (collegiality): kami bekerja bersama-sama
• Perbaikan terus menerus (continous improvement): kami mampu melakukan yang
lebih naik
• Pembelajaran sepanjang waktu (life long learning): Pembelajaran untuk semua
orang
• Mengambnil resiko (risk taking): Kami belajar dengan mencoba yang baru
• Dukungan (support): Selalu ada seseorang yang ditolong
• Saling menghormati (mutual respect): Semua orang memiliki sesuatu untuk
diberikan
• Keterbukaan (openness): Kami mendiskusikan perbedaan kami
• Perayaan dan humor (celebration and humor): Kami merasa baik dengan diri
kami.
Membangun dan Mengembangkan Kultur Sekolah

• Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif dan Demokratis


Membangun dan mengembangkan kultur sekolah adalah tanggung
jawab bersama para warga sekolah. Namun yang paling dominan adalah
Kepala sekolah. Kathy Ohm (2006) menegaskan bahwa kepemimpinan dan
kultur sekolah memiliki keterkaitan yang erat. Kepemimpinan yang
demokratis akan berdampak pada tumbuhnya kultur sekolah yang positif,
yang mendorong pencapaian prestasi yang tinggi dan inovasi. Kepala
sekolah yang menghargai pendapat para guru dan staf administrasi akan
membangun rasa loyalitas dari bawahannya tersebut. Keputusan yang
diambil bersama akan memberi tanggung jawab bersama pada keputusan
tersebut. Pembagian kerja yang adil dan merata yang dilakukan kepala
sekolah akan mendatangkan rasa percaya dan nyaman bagi bawahannya.
• Arah dan Rencana Perkembangan Kultur Sekolah Didiskusikan Bersama
Dalam membangun kultur sekolah seharusnya ada arah dan tujuan yang ingin
dicapai dengan jelas dan tahapan-tahapan pencapaiannya. Salah satu arah penting
dalam pengembangan kultur sekolah adalah menetapkan bagaimana dan sejauh
mana aspek kebersamaan, kerjasama dan kolaborasi yang akan diwujudkan
sekolah (Zamroni, 2016). Bekerjasama bisa terjadi secara spontanitas, sedang
kolaborasi merupakan bentuk kerja sama antara dua atau lebih orang atau lembaga
yang direncanakan sebelumnya dengan tujuan dan sistem kerja yang jelas.
• Kemampuan Guru Senantiasa Terus Ditingkatkan.
Iklim akademik sekolah yang kondusif dan beretos kerja tinggi merupakan dasar
penentu suatu kualitas sekolah dapat terus ditingkatkan. Kemajuan sekolah sangat
ditentukan oleh kemampuan dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, di
ruang-ruang kelas maupun di luar kelas. Sejalan dengan perubahan masyarakat dan
perkembangan ilmu pengetahuan para guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan
kemampuan profesionalnya dari waktu ke waktu. Kemampuan guru harus terus
menerus di up date (diperbaharui) sesuai tuntutan jaman.
• Memotivasi dan memfasilitasi Siswa Untuk Berprestasi
Kualitas sekolah ditunjukkan dari tingkat prestasi yang dicapai para siswa
sekolah tersebut. Sekolah yang memiliki siswa yang berprestasi selalu menjadi
idaman orang tua dan calon siswa untuk mendapat pendidikan di sana. Untuk
dapat meraih tingkat prestasi yang tinggi dalam berbagai bidang, maka
sekolah harus memiliki program dan kegiatan yang jelas dan fokus yang dapat
dilakukan secara bekelanjutan. Program pemberian motivasi dan tambahan
pembelajaran dapat cepat terlihat hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai