1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu ciri sekolah yang bermutu adalah dapat merespon kepercayaan masyarakat
artinya, bagaimana pihak sekolah mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi putra-putrinya
sehingga menghasilkan anak-anak yang bermutu dalam segala hal. Mengingat perkembangan
dunia IPTEK serta era globalisasi di depan mata maka tujuan untuk menghasilkan lulusan yang
sesuai dengan tuntutan masyarakat maka pihak sekolah perlu melakukan pembenahan-
pembenahan dalam hal sumber daya manusia yang profesional, manajemen yang handal, kegiatan
belajar-mengajar yang berkualitas, adanya akses terhadap lembaga pendidikan tinggi baik dalam
maupun luar negeri bermutu serta ketersediaan sarana-prasana yang setaraf dengan pendidikan
bertaraf internasional. Tantangan yang semakin ketat dalam dunia pendidikan khususnya bagi para
pelaksana perencanaan dan manajemen, pengambil kebijakan urusan pendidikan dalam hal ini
pemerintah, harus memiliki alat untuk mengevaluasi sampai sejauh mana pembangunan
pendidikan terutama kinerja layanan pendidikan bagi masyarakat dapat tercapai secara optimal.
Salah satu strategi manajerial yang dikembangkan untuk menjamin sebuah organisasi (sekolah)
memiliki daya tahan dan daya hidup dari masa sekarang dan berkelajutan sampai masa yang akan
datang yaitu dengan melakukan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor – faktor sistematis untuk merumuskan
strategi sebuah organisasi baik perusahaan bisnis maupun organisasi sosial. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan Peluang (opportunities), Namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknessess) dan ancaman (threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, dan
kebijakan program – program sebuah organisasi. Dengan demikian perencana strategis (Strategic
planner) harus menganalisis faktor – faktor strategis organisasi (kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Model yang paling populer saat ini adalah analisis
SWOT.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
· Apakah definisi analisis SWOT?
· Bagaimana penerapan analisis SWOT di SD INPRES Watusampu?
· Bagaimana perhitungan analisis SWOT di SD INPRES Watusampu?
1.3 Tujuan
· Mengetahui definisi analisis SWOT
· Mengetahui bagaimana penerapan analisis SWOT di SD INPRES Watusamu
· Mengetahui dan membahas perhitungan analisis SWOT di SD INPRES Watusampu
1.4 Manfaat
· Memberikan pengetahuan kepada sekolah tentang analisis SWOT, cara penerapan dan
perhitungan analisis SWOT di organisasi sekolah.
2. PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi SD INPRES Watusampu
2.1.1 Profil Sekolah
1. Nama Sekolah : SDN INPRES Watusampu
2. Status : Negeri
3. NPSN : 40203710
4. Tahun Pendirian : 1983
5. Status Tanah : Hibah
6. Luas Tanah : m2
7. Rombongan Belajar : 6
8. Jumlah Tenaga Pendidik : 8 orang
9. Jumlah Tenaga Kependidikan : 2 orang
10. Lokasi Sekolah : Jln Malonda Watusampu, Kec Ulujadi Palu
” Menciptakan Generasi Yang Berakhlak, Berkarakter, Berprestasi, Menguasai Iptek Dan Peduli
Lingkungan.”
2. Indikator Visi
Ø Unggul dalam lomba olahraga dan seni
Ø Unggul dalam disiplin
Ø Unggul dalam aktivitas keagamaan
Ø Memiliki kelompok kegiatan ekstra kurikuler baca tulis Al-Qur’an yang secara teratur
mengadakan latihan baca tulis Al-Qur’an
2.1.5 Upaya Mencapai Tujuan
1. Peningkatan Iman dan Takwa
Kegiatan untuk meningkatkan iman dan takwa dilaksanakan secara terprogram dengan melibatkan
seluruh siswa dan guru. Kegiatan memerlukan persiapan yang matang dan dana yang
memadai. Kegiatan ini bukan hanya kegiatan ceremonial atau rutin saja, melainkan dilaksanakan
secara benar, bertanggung jawab dan monitoring yang tepat.
Usaha yang dilakukan antara lain:
1) Meningkatkan kualitas pengembangan diri, belajar Iqro’ dan seni baca Al-Qur’an
2) Belajar membaca Al-Qur’an berupa ayat pendek
3) Mengadakan pembacaan surat Yasin bersama setiap Jum’at pagi
4) Mengikuti berbagai lomba keagamaan, misalnya kaligrafi, dan ceramah agama.
5) Mengadakan Sholat Zuhur berjamaah
a. Menyelenggarakan latihan olahraga terprogram bola voli, sepak bola, bulu tangkis, tenis meja,
catur, dll.
b. Membuat sarana olahraga seperti lapangan bola voli
c. Mengadakan kegiatan pertandingan antar kelas (class meeting)
d. Mengikuti kegiatan pertandingan, baik di tingkat kecamatan, dan kota
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kebersihan dan penghijauan lingkungan sekolah
adalah:
1) Menyusun daftar piket guru dan siswa baik piket kelas maupun piket umum
2) Melaksanakan program penghijauan
3) Pengadaan/penambahan pot bunga
4) Menyediakan alat-alat kebersihan
5) Menyediakan kotak sampah
6) Membuat lobang pembuangan sampah
7) Menyediakan alat-alat P3K
8) Sebelum pulang siswa diwajibkan membersihkan kelas dan lingkungannya
Suatu kegiatan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai sasaran jika
sebelumnya dilakukan suatu perencanaan yang matang. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan,
di mana menyusun perencanaan sebagai langkah awal akan cukup diperhitungkan guna mencapai
tujuan yang ingin dicapai (Sanjaya, 2009). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai
sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.
Satu hal yang harus diingat oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT
adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang
dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib
yang mampu memberikan jalan keluar yang tepat bagi masalah – masalah yang dihadapi oleh
organisasi. Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman pada suatu lembaga sehingga mampu memaksimalkan kekuatan,
meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang.
2.3 Definisi Analisis SWOT
S = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi
atau program pada saat ini.
W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau
program pada saat ini.
O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan
memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
T = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar
organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.
Dalam dunia pendidikan analisis ini digunakan untuk mengevaluasi fungsi pengembangan
kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi proses
belajar mengajar, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan iklim akademik, fungsi
hubungan sekolah dengan masyarakat dan sebagainya dilibatkan. Maka untuk mencapai tingkat
kesiapan setiap fungsi dan faktor-faktornya dilakukanlah analisis SWOT (Depdiknas, 2002).
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi
dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Berhubung tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang
terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam
setiap fungsi, baik faktor internal maupun eksternal (Depdiknas, 2002).
Analisis SWOT adalah bagian dari tahap tahap perencanaan strategis suatu organisasi yang terdiri
dari tiga tahap yaitu : tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan.
Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan
suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis data. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi
dua yaitu data eksternal dan data internal.
Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar sekolah seperti:
ü Peran masyarakat
ü Donatur
ü Pemerintah
Data internal dapat diperoleh dari dalam sekolah itu sendiri, antara lain:
ü Laporan keuangan sekolah
ü Administrasi sekolah
ü Kegiatan Belajar mengajar
ü Keadaan guru dan siswa
ü Fasilitas dan prasarana sekolah
ü Administrasi guru dan lain lain
Pada tahap ini digunakan 2 model matriks pengumpulan data yaitu: matriks faktor strategi
eksternal dan matriks faktor strategi internal.
Langkah – Langkah Menyusun Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Matriks Faktor
Strategi Internal (IFAS)
· Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman serta Kekuatan dan
Kelemahan).
· Beri bobot masing – masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai
dengan 0,0 (tidak penting).
· Hitung rating (di dalam kolom 3) untuk masing masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi sekolah yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin
besar diberi rating +4 tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1), sedangkan pemberian rating
untuk ancaman adalah kebalikan dari pemberian rating peluang.
· Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan
dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (outsatnding) sampai 1,0 (poor).
· Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor – faktor
tersebut dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
· Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh skor pembobotan bagi
sekolah yang bersangkutan. Nilai total ini akan menunjukkan bagaimana sekolah dalam hal ini SD
INPRES Watusampu bereaksi terhadap faktor – faktor strategis eksternalnya.
Tabel 1. Perhitungan EFAS SD INPRES Watusampu
5.Dukungan orang tua tinggi 0,10 3 0,30 Terbukti dengan orang tua
yang mendaftarkan anaknya
test masuk SD 41 plus sangat
banyak
Kesimpulan:
Dapat dilihat dari butir peluang sarana dan prasarana adalah peluang yang paling besar yang
dimiliki oleh SD INP Watusampu walaupun ini peluang ini masih jauh dari sekali tertinggi. tetapi
haruslah dimanfaatkan secara maksimal dengan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan
pihak diluar sekolah, dimana peluang ini akan memperkecil ancaman pada butir lima yaitu
persaingan dalam bidang TIK yang belum begitu baik. Ancaman ini dapat diminimalisir dengan
peluang tersebut dengan cara tidak hanya infrastruktur saja yang di pehatikan tapi tenaga pengajar
yang mumpuni juga harus di penuhi.
Kesimpulan :
Dilihat dari bobot masing – masing butir Kekuatan dan kelemahan yang ada pada matrik diatas
dapat disimpulkan bahwa antara kekuatan dan kelemahan yang dimiliki SD INP Watusampu ini
seimbang baik dari skor dan rating. Hal ini bisa dijadikan pelajaran untuk pihak sekolah bahwa
kekuatan yang ada kurang begitu dimaksimalkan untuk meminimalisir kelemahan yang ada.
Diharapkan dengan analisis ini sekolah akan terus berusaha dan meningkatkan kekuatan sekolah
dengan seoptimal mungkin agar kelemahan yang ada dapat teratasi.
2.4.2 Tahap Analisis Data SWOT
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan sekolah, tahap
selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model – model kuantitatif
perumusan strategi. Ada beebrapa Model yang dapat digunakan dalam menyusun analisis SWOT
antara lain:
· Matriks TOWS atau Matrik SWOT
· Matriks BCG (Boston Consultinfg Group) atau dikenal dengan Growth/Share Matriks
· Matriks Internal Eksternal
· Matriks SPACE
· Matriks Grand Strategy
Dalam makalah ini penulis akan menggunakan Matriks TOWS atau SWOT, karena matrik
ini akan menggambarkan sevara jelas bagaimana peluang, ancaman eksternal yang dihadapi
sekolah dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Diagram 1 Matrik SWOT
Dengan mempergunakan tabel Faktor Internal-Eksternal, dan skala sangat tinggi, tinggi,
sedang, dan rendah, maka kedudukan SD INP Watusampu apabila dianalisis dengan diagram
Cartesius, maka posisinya dapat diketahui sebagai perhitungan berikut:
IFAS 3,60 EFAS 3,15
Total Skor Kekuatan (S) 1,80 Total Skor peluang (O) 1,95
Total Skor Kelemahan (W) 1,65 Total Skor Ancaman (T) 1,20
· Dari perhitungan diatas dapat diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan SWOT di SD
INP Watusampu ini bisa dikatakan memiliki kekuatan yang masih kurang baik terbukti dari AFI
(analisis faktor internal) berupa kekuatan dengan poin 1,80 dari skala 1 s/d 4 (1,80) adalah angka
yang masih kurang untuk kategori kekuatan.
· Poin kelemahan 1,65 adalah angka yang sangat besar untuk kategori kelemahan. Selisih S dan
T ini tidak jauh hanya 0,15. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi pihak sekolah untuk menetapkan
kebijakan kebijakan yang baru dan lebih kreatif guna meningkatkan poin kekuatan sekolah
sehingga jauh diatas poin kelemahan sekolah.
· Pada analisis AFE (analisis faktor eksternal) SDN 41 Plus Banyuasin III ini mempunyai poin
peluang 1,95 angka ini jika dilihat dari skala 1 – 4 masih belum bisa dikatakan cukup.. Hal ini
adalah dapat dijadikan pelajaran bagi sekolah ini untuk lebih cerdas dalam memanfaaatkan
peluang dan mencari peluang lain dalam rangka memajukan sekolah.
· Pada poin ancaman 1,20 poin ini adalah angka yang melebihi standar skala untuk kategori
ancaman yaitu jika poin 1 maka ancaman tersebut besar. Dengan demikian antara peluang dan
ancaman hanya beselisih 0,75 masih banyak hal – hal yang harus diusahakan sekolah agar poin
peluang bisa lebih besar daripada poin ancaman.
· Keadaan SDN 41 Plus Banyuasin III ini belum bisa dikatakan baik setelah dilakukan analisis
SWOT masih banyak hal – hal yang harus di perbaiki guna memperoleh keadaan yang stabil
sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kemajuan sekolah.
Berikut Skala yang biasa digunakan dalam menganalisis SWOT skala angka 1-4
(Dalam Rangkuti, 2008 : 22 – 25)
Kekuatan: Poin 1 = Kecil
Poin 4 = Besar
Peluang : Poin 1 = Kecil
Poin 4 = Besar
Dari pembahasan dan perhitungan analisis SWOT di SD INP Watusampu diatas dapat
disimpulkan:
· Analisis SWOT adalah didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strength), dan Peluang (opportunities), namun secaran bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknessess) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, dan kebijakan program – program sebuah
organisasi.
· Analisis SWOT SD INP Watusampu dilakukan dengan teknik EFAS dan IFAS yaitu analisis
faktor eksternal dan Faktor Internal sekolah. Kemudian dijabarkan ke dalam matrik analisis SWOT
dan dihitung dengan perhitungan AFE dan IFE yaitu analisis faktor eksternal dan analisis faktor
internal.
· Hasil dari tahap analisis tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: (S = 1.80) dan (W = 1,65)
, (O = 1,95) dan (T = 1,20). Dan poin poin angka ini masih sangat jauh dari skala tertinggi SWOT
dengan Kriteria :
Kekuatan: Poin 1 = Kecil Kelemahan : Poin 1 = Besar
Poin 4 = Besar Poin 4 = kecil
Ancaman: Poin 1 = Besar Peluang : Poin 1 = Kecil
Poin 4 = Kecil Poin 4 = besar
3.2 Saran
· Diharapkan kepada pihak sekolah SD INP Watusampu untuk selalu bekerja keras dalam
meningkatkan kekuatan sekolahnya dengan memanfaatkan peluang peluang yang ada. terus
berinovasi, membangun, memperbaiki diri dan administrasi agar dapat meningkatkan kualitas
sekolah ini lebih baik lagi
· Sebagai sekolah PLUS harusnya baik dalam segala aspek Analisis SWOT , maka jadikanlah
nama PLUS itu benar benar PLUS di segala aspek, tidak hanya dari jumlah lulusan yang
berkualitas saja tetapi juga didukung dengan aspek lainnya yang bisa di upgrade lebih tinggi lagi.
· Diharapkan analisis ini dapat dijadikan bahan pertimbangan SD INP Watusampu dalam
pengembangan dan inovasi sekolah ke arah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
REFERENSI
Depdiknas. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Ditjen Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Rangkuti, Freddy. 2008 Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Utama
Tata Usaha SDN 41 Plus Banyuasin III . 2011.
http://www.scribd.com/doc/11942959/Teknik-Penyusunan-Renstra-Sekolah. Diaksestanggal 5
mei 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT tanggal 5 mei 2012
PROFIL SEKOLAH
A. IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama Sekolah : SD INPRES WATUSAMPU
2. Status : Negeri
3. NPSN : 40203710
4. Tahun Pendirian : 1983
5. Status Tanah : Hibah
6. Luas Tanah : m2
7. Rombongan Belajar : 6
8. Jumlah Tenaga Pendidik : 8 orang
9. Jumlah Tenaga Kependidik : 2 orang
10. Lokasi Sekolah : Jln Malonda No 13 Watusampu Kec Ulujadi Palu
Palembang 01-
Hendrik Buditama, S.Pd S1
4 L Guru Penjas III/a 01- I,III,IV 01-01-2011 23-02-2011 1.394.720,-
21-05-1985
19850521 201101 1 004 2010
11
Lasmi,S.Pd.I Limbungan SI
10 P Guru Agama - - I,II,III,IV,V - 01-07-2009 -
- 14-08-1984 2006
Rekapitulasi golongan :
Golongan II/a = 1 orang Golongan III/a = - orang Golongan IV/a = - orang
Golongan II/b = 1 orang Golongan III/b = 1 orang Golongan IV/b = - orang
Golongan II/c = - orang Golongan III/c = 1 orang Golongan IV/c = - orang
Golongan II/d = - orang Golongan III/d = - orang Golongan IV/d = - orang
Mengetahui,
Kepala Sekolah
ARHAM, S.Pd
NIP.19801217 200801 1 012
FOTO KEADAAN DAN SITUASI
SD INPRES WATUSAMPU