Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN

UJIAN (BJU) UAS


TAKE HOME
EXAM (THE)
SEMESTER
2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : YUDI GUMELAR

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044345816

Tanggal Lahir : 29 April 1998

Kode/Nama Matakuliah : HKUM

Kode/Nama Program Studi : 311/Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 24/Bandung

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu/18 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini :


Nama Mahasiswa : YUDI GUMELAR
NIM : 044345816
Kode/Nama Matakuliah: HKUM4205/Kriminologi
Fakultas : FHISIP UT
Program Studi : Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : 24-Bandung

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Bandung, 18 Juni 2022


Yang Membuat Pernyataan
YUDI GUMELAR
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban No.1 :

1. identifikas terhadap ilmu lainnya yang berkaitan dengan kriminologi yaitu Kriminologi dapat dibagi

dalam 3 (tiga) bagian yang terkonsentrasi dalam 3 (tiga) bidang ilmu, yakni:

1. Sosiologi Hukum yang bertugas mencari penjelasan tentang kondisikondisi


terjadinya/terbentuknya hukum pidana melalui analisis ilmiah. Bidang ilmu ini juga merupakan
analisis sosiologis terhadap hukum. Pokok-pokok bahasan dalam sosilogi hukum ini, antara lain,
peranan hukum dalam mewujudkan nilai-nilai sosial, kondisi empiris perkembangan hukum dan
peranan hukum bagi perbaikan nasib kelompok-kelompok masyarakat yang lemah dan rentan baik
secara sosial, budaya, politik, dan ekonomi.

2. Etiologi kriminal yaitu bertugas mencari penjelasan tentang sebab sebab terjadi kejahatan secara
analisis ilmiah. Bidang ilmu ini, sebenarnya, muncul karena berbagai dorongan ketidakpuasan para
ahli hukum pidana atas kenyataan bahwa pelanggaran hukum (pidana) masih tetap saja terjadi
walaupun hukum (pidana) tersebut telah sedemikian rupa dikembangkan untuk menangkal
kejahatan. Salah satu aspek pengembangan hukum untuk menangkal pelanggaran hukum tersebut
adalah penataan sanksi hukum yang diarahkan menjadi sanksi hukum yang lebih keras, kejam, dan
tegas sehingga dianggap efektif untuk menakut-nakuti pelanggar hukum yang potensial untuk tidak
melakukan pelanggaran hukum. Namun apa yang terjadi? Ternyata, walaupun sanksi hukum sudah
sedemikian menakutkan tetapi kejahatan tetap saja terjadi. Kemudian, para ahli kriminologi
merespon masalah ini dengan mengalihkan perhatiannya pada masalah “mengapa orang-orang
tertentu melanggar hukum sementara orang lain tidak melakukan pelanggaran hukum?”. Mereka
meyakini bahwa jawabannya atau penjelasannya adalah pada faktor di luar hukum pidana itu
sendiri. Banyak faktor di luar hukum pidana yang harus dipertimbangkan sebagai pembenaran
seseorang melakukan pelanggaran hukum. Bisa jadi orang takut terhadap sanksi hukum namun
karena alasan lainnya dia tetap melakukan pelanggaran hukum. Dengan telusuran Etiologi Kriminal
ini kemudian kita sadari bahwa dalam mempelajari alasan mengapa seseorang melanggar hukum
(pidana) atau kejahatan kita harus mempertimbangkannya dari berbagai faktor (multiple factors)
tidak lagi hanya melihat faktor hukum atau legalnya saja (single factor).

3. Penologi artinya berarti ilmu pengetahuan tentang terjadinya atau berkembangnya hukuman,
artinya dan manfaatnya berhubungan dengan upaya “control of crime” (pengendalian kejahatan)
yang meliputi upaya preventif maupun represif. Penologi bertujuan untuk menjelaskan sejarah
perkembangan penghukuman, teori-teori dan masalah korelatif penghukuman, konteks
perkembangan penghukuman dan pelaksanaan penghukuman.

2. . Identifikasi keterkaitan kriminologi dengan bidang studi lainya dan mengapa hal ini terjadi yaitu :

Keterkaitan Antara Kriminologi Dan Ilmu Hukum Pidana

Terlepas dari adanya perbedaan antara kriminologi dan ilmu hukum pidana, dewasa ini perbedaan
tersebut tidaklah begitu tajam lagi, karena keduanya terdapat hubungan saling ketergantungan.
Hubungan saling bergantung antara kriminologi dan ilmu hukum pidana disebabkan oleh beberapa
hal, yakni adanya arah perkembangan dari ilmu hukum pidana yang memfokuskan perhatiannya
pada masalah yang terkait dengan kepribadian pelaku kejahatan yang dihubungkan dengan sifat dan
berat ringannya pidana yang diberikan kepada pelaku kejahatan itu. Perubahan arah perhatian dari
ilmu hukum pidana ini tentunya juga menyentuh area perhatian kriminologi, yakni mencari sebab-
sebab dilakukannya kejahatan oleh pelaku kejahatan walaupun masih terbatas pada hal-hal yang
sifatnya internal.

Keterkaitan Kriminologi dengan Antropologi

Telah di jelaskan di atas bahwa bahwa dalam hal mempelajari kejahatan dan penjahat maka fokus
perhatiannya tetap pada tingkah laku manusia di dalam masyarakat. Kejahatan sebagai suatu
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (penjahat) haruslah dicermati pula dalam konteks budaya
di mana orang yang bersangkutan berada. Asumsi ini didasari keyakinan bahwa terdapat hubungan
antara perilaku seseorang dan penilaian masyarakat terhadap perilaku tersebut dengan kebudayaan
masyarakat yang bersangkutan.

Keterkaitan Kriminologi dengan Psikologi

Kegunaan pemahaman psikologis dalam penjelasan kriminologi tentang kejahatan dan penjahat
merupakan sumbangan pengetahuan tentang penjelasan mengenai kejahatan dan penjahat dilihat
dari sudut ilmu jiwa. Penyelidikan tentang jiwa penjahat sangat berguna untuk mengerti dan
memahami hal-hal yang terkait dengan kepribadian penjahat. Kondisi kejiwaan, emosional, dan
sikap tempramen sesorang yang diyakini memiliki korelasi dengan tindakan agresivitas dan tidak
terkontrol ataupun maniak adalah suatu perhatian dari psikologi yang banyak menyumbang
terhadap kriminologi dalam upaya memahami dan memberikan penjelasan mengapa orang-orang
tertentu melakukan pelanggaran hukum atau melakukan. Dalam perkembangannya, karena fokus
penjelasan kejahatan dan penjahat ini juga banyak mendapatkan kontribusi dari psikologi maka
muncullah bidang ilmu seperti psikologi kriminal.

Keterkaitan Kriminologi dengan Sosiologi

Melalui pemahaman sosiologis dalam memberikan penjelasan kriminologis maka terlihat upaya
kriminologi dalam menjelaskan kejahatan sebagai suatu gejala sosial. Mempelajari kejahatan sebagai
suatu gejala sosial tidaklah mungkin mengabaikan kondisi kehidupan sosial di mana kejahatan itu
muncul sebagai produk dari kondisi sosial tersebut. Sosiologi membantu kriminologi untuk menguak
konsep dan pemahaman dari berbagai bentuk hubungan sosial yang terjadi serta berbagai aspek
yang merupakan produk daripada hubungan sosial tersebut, termasuk kejahatan. Kriminologi adalah
suatu bidang ilmu pengetahuan yang harus dipandang sebagai “suatu tempat pertemuan” bagi suatu
lingkup yang luas dari disiplin akademis termasuk sosiologi. Sebagai suatu bidang studi, kriminologi
bersinggungan dengan sosiologi dalam kaitannya dengan fokus perhatian mereka pada kejahatan
(Walklate, 1998). Perhatian kriminologi terhadap kejahatan ini, di satu pihak merupakan suatu
perhatian yang khas yang tidak mendapatkan tempat khusus dalam sosiologi namun di lain pihak
merupakan suatu bidang ilmu dalam konsep keseluruhan sosiologi.

Keterkaitan Kriminologi dengan Kriminalistik

Seringkali orang dengan gegabah menghubungkan kriminologi dengan kriminalistik. Melalui


pembahasan ini kita akan lebih mencermati apa persamaan dan perbedaan antara kriminologi
dengan kriminalistik. Kita telah pahami bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari kejahatan dengan segala aspeknya, yakni sebab-sebab timbulnya kejahatan, atau
dengan kata lain adalah mengupas sebab-sebab mengapa seseorang melakukan kejahatan, serta
reaksi sosial terhadap kejahatan dan pelaku kejahatan (penjahat). Sedangkan kriminalistik
merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan yang mempelajari bukti-bukti mati/bukti fisik (physical
evidence) yang merupakan akibat dari adanya peristiwa kejahatan dengan maksud agar bukti-bukti
tersebut dapat dianalisis dan dan dijadikan alat bukti yang mempunyai kekuatan pembuktian dalam
upaya penyelesaian perkara pidana di pengadilan.

Keterkaitan Kriminologi dengan ekonomi

Maka tindak kejahatan, kemunkaran, kemaksiatan, jarimah, premanisme adalah perbuatan yang
pelakunya dikenakan sanksi hukum, seperti pembunuhan, borsi, korupsi, dll. Ada sanksi hukum
agama, hukum adat dan hukum Negara. Tindak kejahatan secara yuridis bersifat reelatif, tergantung
dari waktu, tempat, sikon, tidak tetap, tidak universal. Sangat merugikan dalam aspek ekonomis.

3. analisis saya terhadap pernyataan Keterkaitan kriminologi dengan bidang studi lainya itu bisa
dikatakan bahwa itu merupakan kriminologi teoritis atau kriminologi murni (pure criminology) dan
sertakan dasar teorinya untuk mendukung analisis yang saya buat adalah Kriminologi sebagai ilmu
pengetahuan yang mencoba menjelaskan masalah-masalah yang terkait dengan kejahatan dan
penjahat, dalam perkembangannya, tidak terlepas dari berbagai bidang studi yang juga berorientasi
pada eksistensi hubungan sosial dan produk yang dihasilkan dari hubungan sosial yang ada., seperti
antropologi, sosiologi, psikologi kriminalistrik serta ilmu hukum pidana. Semakin kompleks pusat
perhatian kriminologi maka semakin bermanfaat pula pemahamanpemahaman dari berbagai bidang
ilmu dalam hal menyumbangkan ke arah penjelasan yang lebih komprensif yang merupakan tugas
dari kriminologi tersebut, karena sifatnya yang multidisipliner, perkembangan teori dan metodologi
pada disiplin ilmu yang lain sangat berpengaruh terhadap perkembangan kriminologi dalam
menganalisis kejahatan.

4. identifikasi disiplin ilmu di luar kriminologi dan analisis saya terhadap disiplin ilmu di luar
kriminologi yaitu menurut Djojodigoeno (1971) disiplin ilmu adalah uraian atau ajaran yang
memberiatahukan kepada kita bagaimana seharusnya segala sesuatu itu. Disiplin adalah ilmu yang
menguraikan tentang arah atau pedoman disipliner, yaitu tentang 5 bagaimana kita harus bertindak
untuk mendapatkan manfaat tentang yang menjadi sasaran studi.

Disiplin analitis merupakan sistem ajaran yang analistis yang menganalisis sera menjelaskan segala
gejala yang dihadapi : sosiologi, psikologi, ekonomi.
Disiplin prespektif merupakan ajaran yang menentukan apakah yang seyogyanya dilakukan dalam
menghadapi kenyataan tertentu : ilmu hukum (dogmatik hukum). Pada umumnya, kalangan ilmiah
berpendapat bahwa sifat-sifat (dasar pembenar, sistematis, dan intersubyektif). Suatu pengetahuan
untuk dapat digolongkan ke dalam ilmu atau pengetahuan ilmiah dasar pembenarandasar ini
mengharuskan seluruh cara kerja ilmiah diarahkan untuk memperoleh derajat kepastian yang
setinggi mungkin pada pengetahuan yang dihasilkan. Ini berarti pertama-tama pemahaman yang
akan diuji dalam suatu cara kerja ilmiah harus dapat dibenarkan secara a priori (sebelum diuji
melalui metode ilmiah). Pemahaman ini dapat berasal dari pengetahuan hasil tangkapan empiric
(menggunakan kelima indera, dengan atampa alat bantu indera), dapat juga hasil pengelohan
rasional (menggunakan berbagai bentuk berpikir), atau dari keduanya. Intinya dasar pembenaran ini
adalah, bahwa pemahaman mengenai ilmu pengetahuan teruji secara ilmiah.

Jawaban No.2 :

1. analisis saya mengapa analisis risiko viktimisai itu penting karena sebagai salah satu ilmu yang
bersifat interdisipliner viktimologi terdiri atas kumpulan pengetahuan dari berbagai disiplin antara
lain kriminologi, hukum, kedokteran, psikologi, pendidikan pekerjaan social, administrasi umum, dan
lainlain. Viktimologi juga mencakup berbagai bidang aktivitas yang dilakukan oleh kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, lembaga kesejahteraan social, lembaga pendidikan, perusahaan asuransi,
serta lembaga perundang-undangan. Dalam kaitannya dengan kedua batasan viktimologi tersebut di
atas maka viktimologi mempunyai tiga tujuan sebagai berikut (Separovic, 1985).

a. Menganalisis berbagai aspek masalah korban (to analyze the manifold aspect of the victim’s
problem). Dalam tujuan untuk menganalisa berbagai aspek masalah korban ini meliputi kerugian
dan/atau penderitaan korban.

b. Menjelaskan sebab-sebab terjadinya pengorbanan (to explain the causes for victimization). Hal ini
meliputi suatu analisis serta penjelasan tentang factor-faktor yang menyebabkan timbulnya korban.
Dalam kajian viktimologi akan tampak bahwa timbulnya korban tidak mutlak disebabkan oleh
kesalahan pelaku kejahatan, namun dapat pula disebabkan oleh kesalahan korban dari tingkat yang
ringan hingga kesalahan penuh dipihak korban

c. Menciptakan suatu system kebijakan dalam upaya untuk mengurangi penderitaan manusia (to
develop a system of measures for reducing human suffering). Hal ini dapar betupa kebijakan
perlindungan hukum bagi korban berupa pemberian hal dalam system peradilan pidana maupun
kebijakan lain berupa restitusi dan/atau kompensasi.

2. analisis saya mengapa individu melakukan risiko kejahatan dengan cara mengumpulkan informasi
yang di dapat dari pengalamannya sendiri dan informasi yang di dapat dari jaringan sosialnya atau
media massa Karena media massa sangat berpengaruh pada pembentukan mental seseorang
sehingga banyak sekali tutorial kejahatan yang mudah diakses sehingga informasi yang di dapatkan
membantu proses kejahatan itu sendiri.

3. analisis saya tentang penilaian terhadap risiko dan perilaku yang akan diambil selanjutnya yang
mana dipengaruhi oleh kedua jenis informasi tersebut yaitu Penilaian terhadap risiko dan perilaku
yang akan diambil dari dua jenis informasi ini bergantung pada proses mental seseorang yang
memiliki niatan jahat sehingga sangat mudah sekali kejahatan itu terlaksana dengan atau sesuai
kehendak pada pelaku . Perilaku ini pun juga sangat mudah dicontoh dari informasi aatau suatu
bentuk kejadian yang dialami atau dari media masa yang kemudian dijalankan untuk mendapatkan
apapun tujuan para pelaku

4.analisis saya terhadap peran dari pengaruh pengalaman tidak langsung tentang kejahatan juga
sangat menonjol dalam pembentukan fear of crime karena peran dari pengaruh pengalaman tidak
langsung tentang kejahatan juga sangat menonjol dalam pembentukan fear of crime yakni sebuah
pengalaman ang tidak berkaitan dengan di sendiri namun ketika menyakskan ada rasa keingintahuan
pada tindakan yang terjadi sehingga membentuk suatu dorongan yang ada untuk berbuat kejahatan.

Jawaban No.3 :

1. analisis saya tentang hal ini jika dihubungkan dengan ilmu kriminologi yaitu pandangan beccaria
ini besar pengaruhnya terhadap pembentukan Undang-Undang Perancis (French Code) tahun 1791.
Oleh karena itu sifat dari mazhab klasik ini sering pula identik dengan “administrative and legal
criminologi”. Perlu diketahui bersama bahwasannya mazhab kritis dikenal dengan istilah critical
criminology atau kriminologi baru. Mazhab kritis pada dasarnya meragukan eksistensi atau
keberadaan hukum pidan. Dalam perkembangan pemikiran tentang kejahatan, maka muncullah
upaya yang mencari sebab-musabab kejahatan dalam hubungannya dengan eksistensi hukum.

2. Saya menganalisis tentang peristiwa ini yaitu untuk mengukur sejauh mana keefektifan intelectual
background pada masa itu yaitu jaman pertengahan dimana pemikiran-pemikiran yang berkembang
waktu itu.

3. analisis saya akan hal ini yaitu perlu diketahui bersama bahwasannya mazhab kritis dikenal dengan
istilah critical criminology atau kriminologi baru. Mazhab kritis pada dasarnya meragukan eksistensi
atau keberadaan hukum pidan. Dalam perkembangan pemikiran tentang kejahatan, maka muncullah
upaya yang mencari sebab-musabab kejahatan dalam hubungannya dengan eksistensi hukum. Hal
ini muncul karena adanya pemikiran bahwa hukumlah yang menentukan keberadaan kejahatan.
Aliran pemikiran yang demikian dikenal sebagai mazhab kritis.
Jawaban No.4 :

1. analisis saya terhadap Struktur sosial dalam masyarakat dapat menyebabkan munculnya beberapa
kejahatan tertentu, dimana kejahatan tersebut didukung oleh perbedaan struktur sosial itu sendiri
yaitu Pada umumnya selalu menunjuk pada jenis kejahatan yang biasa disebut sebagai kejahatan
konvensional, seperti kejahatan terhadap harta benda, misalnya pencurian, perampokan, atau
pembunuhan, perkosaan serta jenis kejahatan yang dapat digolongkan sebagai kejahatan kekerasan.
Struktur sosial ini sangat berpengaruh pada tingkat kejahatan yang ada mengingat sebagian besar
memiliki alasan mengenai kehidupan ekonomi dan sosial yang berlaku sehingga untuk memenuhi
segala ini dibutuhkan upaya mendapatkanya , namun dengan cara yang salah.

2. analisis saya Jika berbicara tentang kejahatan, pada umumnya selalu menunjuk pada jenis
kejahatan yang biasa disebut sebagai kejahatan konvensional, seperti kejahatan terhadap harta
benda, misalnya pencurian, perampokan, atau pembunuhan, perkosaan serta jenis kejahatan yang
dapat digolongkan sebagai kejahatan kekerasan yaitu suatu bentuk kejahatan jika si pelaku tidak bisa
mendapatkan apa yang mereka harapkan maka akan lebih cenderung melukai korban , misalnya saja
pelaku terdesak dalam hal ekonomi , nah pada hal ini maka yang di pusatkan pada seseorang yang
memiliki status sosial tinggi dengan memiliki harta benda yang memiliki nilai ekonomi sehingga
pelaku menginginkanya , termasuk melakuakn keserasan pada para korban.

3. analisis saya terhadap Dalam kriminologi kejahatan di luar kejahatan konvensional disebut sebagai
white collar crime yakni penjahat berdasi dan orang terbaik, mereka adalah orang terhornat, jarang
ada yang miskin dan umumnya kaya raya yaitu Karena salah satu sifat manusia adala tidak pernah
puas akan hal yang sudah tercapai sehingga menginginkan hal yang instan tapi selalu
menguntungkan , nah dalam hal ini biasanya dikuasai oleh pada mereka yang justru memiliki hidup
yang berkecukupan namun tidak pernah merasa puas.

4. menurut analisis saya Hal yang terbanyak sehingga peristiwa ini terjadi adalah dari segi faktor
ekonomi , apalagi pada kalangan menengah kebawah yang selelu membutuhkan banyak pemasukan
namun nilai dari apa yang dikerjakan kemungkinan masih dibawah ekspektasi mereka , akan sering
terjadi cekcok dalam rumah tangga ketika suatu bentuk kebutuhan kurang bisa terpenuhi dengan
baik . Kemudian lingkungan yang memepengaruhi bagaimana tempat seseorang tinggal sehingga
akan menjadi suatu pola kebiasaan dalam hal ini aka nada hal kekerasan didalamnya yang
terpengaruh dari faktor lingkungan yang ada.

4. Mengapa hukum yang menentukan keberadaan kejahatan dalam hal ini dan analisis saya yaitu
karena hukum memang diciptakan dengan keterkaitan yang berbagai bidang ilmu yang mengatur
pada keberadaan tingkat kejahatan sehingga adanya hukum karena adanya kejatahan yang ada di
lingkungan sehingga harus ada batasan dalam hal ini.

Anda mungkin juga menyukai