Soal-soal Hk Lingkungan
Pasal 88 UUPPLH merupakan tanggung jawab mutlak yang tidak perlu dibuktikan lagi, dan
untuk pasal 88 UUPPLH ini beban pembuktiannya terbalik
Kunci Hukum Lingkungan Pasal 13 dan pasal 14 Undang-Undang No.32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
Hubungan tata ruang dengan pengelolaan lingkungan hidup terdapat dalam pasal 14 dan pasal
19
Kelebihan UU 39 isi uu ini lebih banyak mengatur tentang pengendalian yang diatur dalam
pasal 13, UU lama tidak dikenal yang namanya KLHS dan RPPLH
Amdal itu istilah lainnya adalah studi kelayakan lingkungan yang hanya bisa dilakukan
jika kegiatan itu masih dalam bentuk rencana, dokumen amdal dulu ada 5 menurut PP 29
Tahun 1986 yaitu :
PP 29 Tahun 1986
PP No.51 Tahun 1993
PP No.21 Tahun 1996
PP12 Tahun 2007
PP 22 Tahun 2021
Merupakan cabang dari hukum international publik. Dalam hukum lingkungan dikenal
namanya prinsip Sustainability (SDG)
Global Warming
Plastic Pollution, salah satu penyebabnya baru-baru ini adalah pada saat masa
pandemic Covid-19, penggunaan plastik meningkat pesat seperti dalam penggunaan
baju Hazmat, Dispossable Medical Kit, masker dan peralatan medis yang sebagian
besar berbahan dasar plastik.
Efek rumah kaca
Illegal Fishing.
Electronic Waste (Limbah Elektronik)
Hazardous Waste Basel Convention
Hukum Klasik itu cenderung represif atau menghukum orang. Sedangkan hukum lingkungan
bersifat preventif (lebih menitikberatkan pada penegasan pemberian izin) izin tersebutlah
yang berhubungan dengan Hukum Administrasi Negara, pencegahan diatur didalam pasal 14
UUPPLH.
Asas dan tujuan pengelolaan lingkungan hidup menurut UUPPLH dalam UUPPLH bab II
bagian kesatu mengenai asas pada pasal 2 yaitu :
Dalam UUPPLH bab II bagian kedua mengenai tujuan ada pada pasal 3 yaitu :
Peran Masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam pasal 70 ayat (2) yaitu
peran Masyarakat dapat berupa :
1) Pengawasan sosial;
2) Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau
3) Penyampaian informasi dan/atau laporan
Menurut pasal 85 ayat (1) UUPPLH penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar
pengadilan dilakukan untuk mencapai kesepakatan mengenai :
Jika terpilih sengketa diluar pengadilan, sengketa tersebut digugat di pengadilan dengan
syarat penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh
salah satu atau para pihak yang bersengketa. Sesuai dengan ketentuan pasal 84 ayat (3) Bab
XIII
Class Action
Gugatan class action merupakan suatu tata cara pengajuan gugatan, dimana satu orang
atau lebih mewakili kelompok mengajukan gugatan sendiri dan sekaligus mewakili kelompok
orang dengan jumlah banyak dan memiliki kesamaan fakta/dasar hukum. Diatur dalam pasal
91 ayat (1) UUPPLH, syaratnya harus banyak jumlah anggotanya, terdapat kesamaan
fakta/peristiwa, wakil kelompok bersifat jujur dan sungguh-sungguh dan hakim dapat
menganjurkan wakil kelompok.
Gugatan class action tidak hanya masuk dalam lapangan hukum perdata, gugatan
class action juga ada di UUPPLH di pasal 91 ayat (1). Penggugat pasif dalam gugatan class
action merupakan anggota kelompok yang diwakilkan dalam perkara tersebut.
Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas, atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. Suatu usaha/ kegiatan
tidak boleh melanggar baku mutu sebagaimana diatur di dalam pasal 20 ayat (3) UUPPLH.
Setiap rencana usaha/kegiatan tidak wajib memiliki AMDAL, yang membutuhkan AMDAL
adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam pasal 22 ayat (1) UUPPLH. Tim penanggung jawab usaha WAJIB
melakukan pengelolaan B3 sebagaimana diatur dalam pasal 58 ayat (1) UUPPLH dimana
setiap orang yang memasukan kedalam wilayah NKRI menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, memanfaatkan, membuang, mengolah, dan/atau menimbun B3
wajib melakukan pengelolaan B3.