“Perkawinan ialah ikatan lahir batin seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. 1 Sah atau tidaknya suatu
Perkawinan No.1 tahun 1974. Menurut pasal 2 ayat (1) UU No.1 tahun 1974,
untuk mencapai suatu perkawinan yang sah maka salah satu dari mereka pindah
Pencatat Nikah dan sah secara hukum. Tetapi ada juga pernikahan tersebut
ternoda setelah salah satu pihak murtad. Dalam kenyataanya, pelaksanaan dari
pindah agama setelah pernikahan tidak dilakukan dan masih melakukan ritual
1
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.
2
yang diyakini dari agama yang semula, yang dimungkinkan menjadi pemicu
hidup dengan didasarkan pada alasan yang dapat dibenarkan serta ditetapkan
dengan suatu keputusan hakim. 2 Ketentuan tentang perceraian sendiri telah diatur
diatur dalam KUH Perdata dan Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974.
1. Zinah (overspel)
2
Happy Marpaung, Masalah Perceraian, Ctk.Pertama, Tonis, Bandung, 1983, hlm.15-16.
3
KUH Perdata Pasal 209 KUH.
3
2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama dua tahun berturut-
turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang syah atau karena hal
3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang
5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
1. Apabila salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,
2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-
turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hallain
diluar kemampuannya.
3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman
5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak
6. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran
dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
Hal ini juga dirasakan oleh Evira Desiana dan J. Susanto. Karena dalam
terhadap J. Sutanto dengan alasan suaminya tersebut telah berpindah agama dari
Yogyakarta pada tahun 2005. Selain itu juga dikarenakan adanya alasan yang lain,
yaitu :
pendidikan anak, dikatakan bodoh, tidak becus, tidak tahu apa-apa dan
lain-lain.
c. Rumah tangga sudah tidak nyaman lagi, sulit didamaikan, dan telah pula
2006 pernikahan dinyatakan putus karena cerai gugat, namun demikian pihak
pernikahan tersebut dinyatakan putus dan mempunyai kekuatan hukum yang tetap
(inkraacht).
Masalah ini sangat jarang terjadi sehingga menarik untuk dikaji terutama
berlaku?
4
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia menurut Perundangan, Hukum Adat dan
Agama, Bandung, 1990, hlm. 204.