keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.
Suatu ikatan perkawinan yang sah dapat rusak atau putus sebagai akibat
mereka. Bagi suami istri yang belum dapat mengatasi perselisihan masalah.
harmonis dan kekal hingga akhir hayat, maka dari itu UU ini lebih
1
Nunung Rodliyah. “Akibat hukum perceraian berdasarkanUndang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan”.
1
2
masalah suami-istri, pembagian harta bersama, nafkah dan hak asuh anak
asuh anak. Hak asuh anak yang masih di bawah umur (Hadhanah) pasti
sering jatuh kepada Ibu kandungnya. Karena ibu dianggap orang yang
paling dekat dengan anak tersebut, ibu juga yang melahirkan, dan mampu
mengurus segala kebutuhan hidup anaknya. Maka dari itu hak asuh anak di
catatan selama sang Ibu belum meninggal dan tidak memenuhi kriteria
untuk mendapatkan hak asuh anaknya. Seorang Ibu bisa dikatakan tidak
layak mendapatkan hak asuh anak dikarenakan beberapa faktor. Salah satu
2
Ibid
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974
3
Anak ialah anugrah Allah SWT. yang wajib dijaga, di didik, di rawat,
di asuh, dan dilindungi dengan baik dan benar karna ia akan berguna bagi
bangsa dan negara. Orang tua merupakan orang yang paling dekat dan
berbagai biaya pemeliharaannya yang merupakan hak bagi tiap anak dalam
sedikit anak juga yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua
lainnya karena berbagai hal yang dikehendaki pasangan itu diluar kehendak
perceraian.
diantara orang tuanya. Dari segi psikologis perkembangan mental dan jiwa
si anak dalam menghadapi hal yang baru tentu belum pernah dirasakan
sebelumnya, anak sangat bergantung pada orang tua terutama anak yang ada
mengatur pertemuan antara ayah dan ibunya dilakukan dengan baik, maka
anak tidak merasakan perubahan tersebut, padahal hal ini sangat berdampak
selama 10 tahun dan diikuti dengan pernikahan pihak lainnya dengan orang
lain. Ketiga, karena putusan hakim setelah adanya perpisahan ranjang dan
antara suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri”.5
Tahun 1975 yaitu hal-hal yang dapat dijadikan alasan untuk perceraian
yaitu:
1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi
2. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang
tanpa izin pihak llain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain
diluar kemampuannya
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga
yang belum mumayyiz di bawah usia 12 tahun adalah hak ibunya. Setelah
4
Hizkia Immanuel Toban, dkk. “Pertimbangan Hakim Dalam Hak Asuh Anak Di Bawah
Umur Akibat Terjadinya Perceraian.”
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974
5
memilih untuk diasuh oleh ayah atau ibunya. Mengacu pada point-point
diatas tidak serta merta ibu memiliki hak asuh pada anak sepenuhnya, serta
merta dapat dikatakan bahwa anda sebagai seorang ibu memiliki kelakuan
yang tidak baik yang bisa menghilangkan hak asuh anak yang belum
dewasa.6
tua laki-laki (Ayah kandung) anak tersebut. Hal ini tidak lepas dari
Hadhanah kepadanya.
Hakim yang akan menentukan ibu atau ayah yang cocok dan sesuai
dengan kualifikasi pengasuh yang sesuai dengan ajaran agama islam. Oleh
karena itu dalam hal ini penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang
“Analisis Putusan Hakim Dalam Perkara Hak Asuh Anak Yang Jatuh
Kelas 1A Tanjungpinang)”
6
Mansari, dkk. “Hak Asuh Anak Pasca Terjadinya Perceraian Orangtua Dalam Putusan
Hakim Makamah Sya’iyyah Banda Aceh”, Jurnal
6
B. Rumusan Masalah
terhadap perkara ini dari tinjauan Hukum Positif dan Hukum Islam
Islam.
2. Kegunaan Praktis
memutuskan putusan terutama dalam hal hak asuh anak yang jatuh
ditangan ayahnya.
D. Kajian Pustaka
7
kaitanya dengan judul yang diangkat dan sesuai dengan masalah yang akan
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Diana Yulita Sari mahasiswa UIN
membahas tentang ruang lingkup hak asuh anak dibawah umur dalam
siapa yang paling berhak dalam mendapatkan pengasuh anak. Hal ini
tentang hak asuh anak, dalam perihal ini hak asuh anak diberikan kepada
ayah karena sang ibu dari anak tersebut bekerja sebagai publik figur yang
sibuk dengan pekerjaannya, bahkan pergi dari pagi hari hingga sore hari,
bahkan terkadang juga pulang malam hari. Sehingga anak tersebut akan
dinyatakan siapapun yang dapat memegang hak asuh anak harus bisa
Yuridis Tentang Hak Asuh Anak Dibawah Umur Kepada Ayah Akibat
anak dibawah umur 12 tahun menjadi hak ibu, namun dalam beberapa
kepada ayahnya, salah satu contoh dalam perkara perceraian dalam putusan
hak Hadhanah kepada ayahnya dikarenakan sang ibu tidak memenuhi syarat
mutlak. selain alasan itu sang anak juga sangat dekat dengan sang ayah
dirawat oleh ayahnya. oleh dari itu hl tersebut dapat menggugurkan hak
7
Diana Yulita Sari, “Hak Asuh Anak Di Bawah Umur Akibat Perceraian Menurut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2001 Tentang Perlindungan Anak (Analisis Putusan Perkara
Mahkamah Agung Nomor 349 K/AG/2006)”, Skripsi, Program Studi Perbandingan Madzah
Hukum Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010,
hlm. 77
9
asuh seorang ibu, seperti yang terdapat dalam Kitab Kifayatun Ahyar seperti
Karena Salah Satu Orang Tuanya Murtad Menurut Hukum Positif Dan
Hasil dari penelitian ini bahwa tidak semua perkara hadhanah jatuh di
tangan ibu. Karena dalam hukum positif lebih luas mengatur ketentuan
memiliki kasus studi perkara yang berbeda-beda dan juga dari aspek
8
Ika Riani Pasaribu, “Tinjauan Yuridis Tentang Hak Asuh Anak Dibawah Umur Kepada
Ayah Akibat Perceraian (Analisis Putusan Nomor : 1723/Pdt.G/2017/PA.MDN)” skripsi, Fakultas
Hukum Universitas Sumatra Utara Medan , 2019, hlm. 96
9
Andi Tenri Sucia, “Kedudukan Hak Asuh Anak Pasca Terjadinya Perceraian Karena
Salah Satu Orang Tuanya Murtad Menurut Hukum Positif Dan Hukum Islam (Studi Perbandingan
Pengadian Negeri dan Pengadilan Agama Di Makassar)”, Sripsi, Prodi Hukum Acrara Peradilan
pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Alauddin Makassar, 2017
10
tinjauan yang berbeda. Penelitian ini membahas hak asuh anak yang jatuh di
tangan ayahnya ditinjau dari hukum positif dan juga hukum islam.
E. Landasan Teori
1. Teori Hak Asuh Anak Dalam Hukum Islam dan Hukum Positif
Dalam Islam hak asuh anak di disebut Hadhanah yang berasal dari
kalimat al-hidhn yang artinya bagian yang berada dari bawah ketiak
pada seorang anak yang masih kecil yang membutuhkannya dan tidak
haknya orang tua.11 Hak anak yang masih kecil harus sangat di perhatikan
Pendidikan ini wajib diberikan dari ayah maupun ibunya karena anak
orang yang tidak memiliki budi pekerti, seperti pezina dan pencuri.
Pengikut Mazhab Imam Hanafi hak asuh anak itu adalaha hak anak,
Pengikut Imam Maliki yang berhak atas hak asuh anak adalah hadhin.
pada pasal 105. Adapun dalam pasal 105 dijelaskan dalam hal
pasal 45 tentang hak keajiban antara orang tua dan anak dalam
berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri. Keajiban
12
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Perkainan dan Pengangkatan Anak,
(Bandung: Fokusmedia, 2010), hlm. 13
13
keatas dan saudara kandung yang telah dewasa atau pejabat yang
Tahun 2002 dalam Pasal 26, pasal 30, pasal 31, dan pasal 32.14
asuh anak terhadap anak pemohon dan termohon pada asuhan pemohon
13
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Perkawinan dan Pengangkatan Anak,
(Bandung: Fokusmedia, 2010), hlm. 14-15
14
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, Undang-Undang Perlindungan Anak,
(Bandung: Fokusmedia, 2010), hlm. 13
14
diakui kesalahannya.
dan fotokopi Akta Kelahiran Anak. Pada bukti kutipan akta Kelahiran
dinyatakan benar bahwa anak itu adalah anak sah dari pasangan pemohon
Hukum Islam.
kondisi rumah tangga tersebut, maka alasan perceraian dalam perkara ini
terhadap anak sah pemohon dan termohon, dan selama tidak adanya
bantahan dari termohon dari selama keluar rumah dan tak pernah kembali
dengan baik dan sabar oleh pihak pemohon. Maka Hakim mengabulkan
F. Metode Penelitian
15
Putusan Perkara Nomor 883/Pdt.G/2019/PA.TPI
15
1. Jenis Penelitian
masyarakat.16 Dalam hal ini peneliti akan membaca dan memahami buku-
buku maupun literatur yang berkaitan dengan hak asuh anak tinjauan
hukum islam dan hukum positif, dan juga menelaah putusan hakim dalam
2. Pendekatan Penelitian
16
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2017), hlm. 105
17
Henni Muchtar, (Analisis Yuridis Normatif Sinkronisasi Peraturan Daerah Dengan Hak
Asasi Manusia), Jurnal Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang, hlm. 84
18
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2017), hlm. 25-26
16
3. Sumber data
Nomor 105.
b. Bahan sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari pihak lain,
c. Bahan tersier, yaitu sumber data yang menjelaskan data primer dan
19
Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif , (Jakarta:Alfabeta, 2018), hlm. 104
17
Perlindungan Anak
G. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
20
https://dqlab.id/penelitian-kualitatif-teknik-analisis-data-deskriptif
21
Immatul Azimmah, “Hak Asuh Anak Kepada Bapak Akibat Perceraian (Analisis Putusan
Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan Perkara Nomor 0305/Pdt.G/2010/PA.JS)” Skrips, Prodi
Ahwal Syakhsiyyah Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011, hlm. 13
18
(HADHANAH)
hadhanah dan hadhin, hukum hadhanah, yang berhak atas hak asuh anak.
Pada bab ini penulis mendeskripsikan hak asuh anak dari Hukum Islam,
BAB V PENUTUP
Pada bab ini terdiri dari kesimpulan sebuah jawaban terhadap rumusan
masalah yang telah dinyatakan dalam bab pendahuluan dan saran dibuat
H. Kerangka Skripsi
19
tersusun secara sistematis dan dapat dipahami. Adapun yang akan di bahas
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................
HALAMAN MOTTO.............................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................
HALAMAN ABSTRAK.........................................................................
TRANSLITERASI..................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
D. Kajian Pustaka..................................................................................
F. Metode Penelitian.............................................................................
G. Sistematika Pembahasan..................................................................
H. Kerangka Skripsi..............................................................................
B. Hukum Hadhanah.......................................................................................
C. Syarat Hadhanah.........................................................................................
A. Hukum Islam.............................................................................................
B. Duduknya Perkara.....................................................................................
C. Pertimbangan Hakim.................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................
Lampiran-Lampiran
21
Daftar Pustaka
Sabiq, Sayyid . Fiqih Sunnah, Jakarta Selatan: Pena Pundi Aksara, 2004
Negeri Padang
Nomor 0305/Pdt.G/2010/PA.JS)
Mansari, dkk, Hak Asuh Anak Pasca Terjadinya Perceraian Orangtua Dalam
Pasaribu, Ika Riani Pasaribu, “Tinjauan Yuridis Tentang Hak Asuh Anak
Sari, Diana Yulita, “Hak Asuh Anak Di Bawah Umur Akibat Perceraian
Makassar, 2017.
https://dqlab.id/penelitian-kualitatif-teknik-analisis-data-deskriptif