Anda di halaman 1dari 7

Mizan: Jurnal Ilmu Hukum, Volume 11, Nomor 1, Juni 2022 ISSN : 2301-7295

e-ISSN : 2657-2494

TINJAUAN YURIDIS KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP NAFKAH ANAK


PASCA PUTUSAN PERCERAIAN
( Studi Kasus di Pengadilan Agama Kediri )

Nurrohmatul Jannah1, Nurbaedah2


1Sekolah Tinggi Agama Islam Hidayatut Thullab Kediri
2Magister Hukum, Universitas Islam Kadiri

Email: nurrohmatul@staihitkediri.ac.id

ABSTRAK

Perceraian selama ini seringkali menyisakan problem-problem, terutama persoalan hak-hak


anak yang mencakup seluruh hak yang melekat pada anak. Persoalan yang akan menjadi kajian
dalam penelitian ini adalah terjadi suatu penyimpangan bahwa orang tua laki-laki tidak
melaksanakan putusan pengadilan tersebut dalam hal biaya pemeliharaan dan menafkahi anaknya.
Berdasarkan dari putusan perkara No. 0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr dan perkara No.
0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr. Tujuan penelitian Untuk mengetahui bagaimana seharusnya nafkah
anak pasca putusan perceraian, hambatan apa saja dalam mewujudkan kewajiban seorang ayah
terhadap nafkah anak dan akibat hukum bagi orang tua yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya
terhadap nafkah anak pasca putusan perceraian. Merujuk pada latar belakang sehingga penelitian ini
dikategorikan sebagai penelitian empiris atau metode pendekatan yuridis sosiologis. Nafkah anak
setelah perceraian tetap dibebankan kepada orang tua laki-laki (Ayah), sesuai dengan Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 41 dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 105
huruf “c”. Adapun yang menjadi faktor penyebab atau hambatan tidak dilaksanakannya isi putusan
Pengadilan Agama Kediri, antara lain: faktor ekonomi dan faktor orang tua laki-laki telah menikah
lagi. Akibat dari lalainya orang tua dalam melaksanakan kewajibannya terhadap nafkah anak setelah
putusan perceraian, dapat dilakukan atau dapat diupayakan dengan mengajukan Permohonan
Eksekusi.
Kata kunci: kewajiban orang tua, nafkah anak, putusan perceraian.

ABSTRACT

Divorce has often left problems, especially the issue of children's rights which include all rights inherent in
children. The problem that will be studied in this study is that there is a deviation that the parents of men do not
carry out the court ruling in terms of maintenance costs and provide for their children. Based on the case decision No.
0357 / Pdt.G / 2017 / PA.Kdr and case No. 0599 / Pdt.G / 2017 / PA.Kdr. Research Objectives To find
out how a child should live after a divorce decision, what obstacles are in realizing the obligation of a father to the
livelihood of the child and the legal consequences for parents who are negligent in carrying out their obligations to the
child after the divorce decision. Referring to the background so that this study is categorized as empirical research or a
sociological juridical approach method. The living of children after divorce is still charged to the parents of men
(Father), in accordance with Law Number 1 of 1974 concerning Marriage Article 41 and Compilation of Islamic
Law Article 105 letter "c". As for the factors that caused or did not carry out the contents of the decision of the
Kediri Religious Court, among others: economic factors and the factor of male parents having remarried. As a result
of the negligence of parents in carrying out their obligations to the livelihood of children after the divorce decision, it can
be done or can be sought by submitting an Execution Request.
Keywords: parental obligations, child income, divorce decisions.

A. PENDAHULUAN lembaga atau pranata lainnya berkembang.1


Dari perkawinan yang sah akan Keluarga diartikan sebagai satuan terkecil
terbentuk sebuah keluarga. Keluarga adalah yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial,
lembaga sosial dasar darimana semua yang ditandai dengan adanya kerjasama

1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang


Perkawinan, Pasal 1.

79
Licensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
Mizan: Jurnal Ilmu Hukum, Volume 11, Nomor 1, Juni 2022 ISSN : 2301-7295
e-ISSN : 2657-2494

ekonomi. Adapun anggota keluarga kecil b. Bapak yang bertanggungjawab atas


terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga kecil semua biaya pemeliharaan dan
disebut juga keluarga inti.2 Dengan adanya pendidikan yang diperlukan anak, dan
perkawinan antara laki-laki dan perempuan, bila ternyata dalam kenyataannya
maka terdapat hak dan kewajiban bagi bapak tidak dapat memenuhi
seorang suami dan isteri. Pada pasal 80 ayat 4 kewajiban tersebut, maka Pengadilan
Kompilasi Hukum Islam (KHI), menjelaskan dapat menentukan bahwa ibu ikut
bahwa sesuai dengan penghasilannya suami memikul kewajiban tersebut.
menanggung : c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada
1. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bekas suami untuk memberikan biaya
bagi istri penghidupan dan atau menentukan
2. biaya rumah tangga, biaya perawatan suatukewajiban bagi bekas istri.
dan biaya pengobatan bagi istri dan anak Bagi orang tua yang diberi hak untuk
3. biaya pendidikan bagi anak3 memelihara anak, harus memelihara anak
Terlepas dari tujuan awal pernikahan dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan anak
yaitu untuk mewujudkan rumah tangga yang bukan hanya meliputi memberi nafkah lahir
sakinah, mawaddah, warrahmah. Seiring saja, tetapi juga meliputi nafkah bathin seperti
dengan berjalannya kehidupan setelah pendidikan formal dan pendidikan informal.
pernikahan, sangat mungkin terjadi selisih Dalam hal ini siapapun yang melakukan
paham dan perbedaan pendapat antara suami pemeliharaan anak, menurut Pasal 41 UUP
dan istri, yang akhirnya menimbulkan No.l Tahun 1974 ayah tetap berkewajiban
perselisihan dan pertengkaran. Sehingga akan untuk memberi biaya pemeliharaan dan
ada pada kondisi dimana rumah tangga sudah nafkah anak sampai anak berumur 21 ( dua
tidak lagi dapat dipertahankan. Namun puluh satu ) tahun.
apabila permasalahan rumah tangga sudah Perceraian selama ini seringkali
terjadi pada tingkat yang cukup parah dan menyisakan problem-problem, terutama
tidak dapat didamaikan, maka solusi terakhir persoalan hak-hak anak yang mencakup
yang ditawarkan adalah perceraian. seluruh hak yang melekat pada anak yaitu hak
Pada Pasal 113 Kompilasi Hukum memperoleh pendidikan, kesehatan, biaya
Islam (KHI) menyebutkan bahwa pemeliharaan dan lain sebagainya.
perkawinan dapat putus karena 3 (tiga) hal, Sehingga pemenuhan hak-hak anak
yaitu : pertama, kematian, kedua, perceraian, masih terdapat sebagian besar orang tua
ketiga, putusnya pengadilan. Apabila belum memenuhi hak-hak anak pasca
perkawinan berakhir karena kematian atau perceraiannya. Akibat perceraian terkadang
perceraian, maka akibat-akibat hukumnya hak-hak anak ada yang dikesampingkan,
berdampak kepada anak-anak yang di terutama yang berkaitan dengan hak-hak
tinggalkan, ataupun terhadap pasangan suami pokok anak yaitu biaya pemeliharaan,
istri yang bersangkutan. pendidikan, tempat tinggal dan fasilitas-
Akibat putusnya perkawinan karena fasilitas penunjang lainnya.
perceraian, maka Pasal 41 UU Perkawinan Persoalan yang akan menjadi kajian
No.l Tahun 1974 menyebutkan bahwa: dalam penelitian ini adalah benar terjadi
a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban perceraian yang telah berkekuatan hukum
memelihara dan mendidik anak- tetap, akan tetapi terjadi suatu penyimpangan
anaknya, semata-mata berdasarkan bahwa orang tua laki-laki tidak melaksanakan
kepentingan anak, bilamana ada putusan pengadilan tersebut dalam hal biaya
perselisihan mengenai penguasaan pemeliharaan dan menafkahi anaknya.
anak pengadilan memberi Berdasarkan dari berbagai perkara yang ada di
keputusannya. Pengadilan Agama Kediri melalui putusan
perkara No. 0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr dan
perkara No. 0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr.
2 Khoiruddin Nasution,2007, Hukum Keluarga Nomor perkara diatas merupakan
(Perdata) Islam Indonesia , Academia Tazzafa, bukti bahwa adanya perceraian yang
Yogyakarta, h. 64. mengakibatkan hak anak sebagai tanggung
3 Kompilasi Hukum Islam. Instruksi Presiden No. 154

Tahun 1991. jawab orang tua terhadap nafkah anak

80 Nurrohmatul Jannah, Nurbaedah, Tinjauan Yuridis Kewajiban Orang Tua Terhadap...


Mizan: Jurnal Ilmu Hukum, Volume 11, Nomor 1, Juni 2022 ISSN : 2301-7295
e-ISSN : 2657-2494

kemudian perkara yang disebut diatas sebagai berkaitan dengan permasalahan diatas
putusan pengadilan agama Kediri merupakan dalam mendukung penelitian ini.4
suatu misal atau contoh dari beberapa 3. Sample Sumber Data
perkara perceraian yang mengakibatkan Sumber data utama dalam penelitian
tanggung jawab orang tua laki-laki (ayah) ini adalah putusan Pengadilan Agama Kediri
untuk menafkahi anak pasca putusan dan tindakan. Selebihnya adalah tambahan,
perceraian. seperti dokumen dan lainnya. Dengan
Atas uraian diatas, peneliti ingin demikian sumber data dalam penelitian ini
mengkaji bagaimana nafkah anak pasca berupa putusan Pengadilan Agama Kediri
perceraian, apa saja yang menjadi hambatan dan tindakan sebagai sumber utama.
dalam mewujudkan kewajiban seorang ayah 4. Teknik Pengumpulan Data
terhadap nafkah anak pasca perceraian serta Dalam upaya mengumpulkan data, peneliti
bagaimana akibat hukum bagi orang tua yang menggunakan metode:
tidak melaksanakan kewajibannya. a. Interview/wawancara
Peneliti mengumpulkan data dengan
B. METODE PENELITIAN cara mengadakan wawancara secara
Merujuk pada latar belakang dan langsung dengan informan yang
rumusan masalah yang diambil, dengan mengetahui tentang permasalahan
obyek yang akan dikaji dalam penelitian ini tersebut.
adalah Tinjauan Yuridis Kewajiban Orang Tua 5. Teknik Pengolahan Data
Terhadap Nafkah Anak Pasca Putusan Perceraian Pengolahan data secara induktif,
(Studi Kasus di Pengadilan Agama Kediri)., proses berawal dari proposisi-proposisi
sehingga metode yang digunakan dalam khusus (sebagai hasil pengamatan) dan
penelitian ini menerapkan metode yang berakhir pada suatu kesimpulan (pengetahuan
berdasarkan pada analisis hukum. Penelitian baru) barupa asas-asas umum.5
ini dikategorikan sebagai penelitian empiris. 6. Analisis Data
1. Lokasi Penelitian Teknik analisa data yang digunakan
Lokasi penelitian ini berada di dalam penelitian ini adalah dengan membuat
Pengadilan Agama Kediri, dengan mengambil gambaran sistematika dan faktual serta
putusan perkara yang ada di Pengadilan analisisnya dilakukan dengan tiga cara yakni
Agama Kediri. Yaitu : putusan perkara No. redusi data, paparan data atau penyajian data,
0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr. dan perkara No. penarikan kesimpulan.6
0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr.
2. Sumber Data C. HASIL PENELITIAN DAN
Adapun sumber data yang digunakan dalam PEMBAHASAN
penelitian ini: 1. Nafkah Anak Setelah Perceraian
a) Data primer, yakni data pokok yang Ditinjau dari Aspek Perundang-
digunakan peneliti untuk mendapatkan undangan
sejumlah informasi yang diperlukan Perceraian tidak akan menghilangkan
yang berkaitan dengan penelitian. kewajiban orang tua terhadap anaknya,
Sumber data utama tersebut diperoleh bahwa kewajiban orang tua masih tetap sama
secara langsung dari lapangan yaitu baik terjadi perceraian atau tidak terjadi
putusan Pengadilan Agama Kediri. perceraian anak tetap harus memperoleh hak-
b) Data sekunder, yakni data yang haknya sebagai seorang anak. Adanya
dihasilkan dari studi kepustakaan perceraian tersebut mempunyai akibat hukum
berupa buku-buku mengenai hukum yaitu orang tua yang sudah bercerai masih
perundang-undangan yang mempunyai kewajiban memelihara, mendidik
berhubungan dengan nafkah anak, hak
dan kewajiban orang tua dan anak, 4 Amiruddin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,
serta sumber-sumber lain yang PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 119.
5 Bambang Sunggono, 2007, Metodologi Penelitian Hukum,

PT Raja Grafindo Persada,Jakarta, h.10.


6 Mattew B. Miles A. Michael.H, 1997, Analisis data

Kualitatif. Buku Sumber tentang Metode-metode Baru, CV.


Karya Ilmu,Jakarta, h.97.

81
Licensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
Mizan: Jurnal Ilmu Hukum, Volume 11, Nomor 1, Juni 2022 ISSN : 2301-7295
e-ISSN : 2657-2494

dan menafkahi anak-anaknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanggung jawab seorang
dijelaskan pada Kompilasi Hukum Islam ayah kepada anaknya tidak dapat gugur
Pasal 149 huruf “d”, yakni: walaupun ia sudah bercerai dengan istrinya
d. Memberikan biaya hadhanah untuk ataupun dia sudah menikah lagi. Dapat juga
anak-anaknya yang belum mencapai dipahami bahwa segala yang menyangkut
umur 21 tahun. biaya pemeliharaan anak sepenuhnya
Kompilasi Hukum Islam Pasal 105 ditanggung ayahnya.
memaparkan bahwa: hak pemeliharan anak Terkait nafkah anak pasca perceraian
yang belum mumayyiz (kurang dari 12 tahun) yang terjadi di Pengadilan Agama Kediri,
berada di tangan ibu. Anak baru dapat Peneliti mengajukan 2 Perkara perceraian,
menggunakan hak pilihnya untuk yakni Putusan Perceraian Perkara Nomor :
menentukan pihak yang mengasuh setelah 0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr, dalam amar
anak mumayyiz (12 tahun ke atas). Ayah putusannya berbunyi: “Menghukum Tergugat
tetap sebagai penanggung biaya pemeliharaan Rekonpensi untuk membayar kepada Penggugat
anak. Rekonpensi biaya hadlonah ketiga anak tersebut
Akibat terjadinya perceraian diatur setiap bulannya masing-masing Rp. 1.500.000,-
dalam Pasal 41 Undang-Undang No. 1 (satu juta lima ratus ribu rupiah) sejak putusan
Tahun 1974 tentang Perkawinan, yakni: berkekuatan hukum tetap sampai anak tersebut
a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban dewasa atau mandiri dan setiap tahun ditambah
memelihara dan mendidik anak-anaknya, sebesar 10% dari jumlah tersebut.” dan perkara
semata-mata berdasarkan kepentingan nomor 0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr, dimana
anak, bilamana ada perselisihan dalam amar putusannya berbunyi
mengenai penguasaan anak pengadilan “Menghukum Pemohon Konpensi atau Tergugat
memberi keputusannya. Rekonpensi untuk membayar kepada Penggugat
b. Bapak yang bertanggungjawab atas Rekonpensi nafkah satu orang anak Tergugat
semua biaya pemeliharaan dan Rekonpensi dan Penggugat Rekonpensi yang
pendidikan yang diperlukan anak, dan bernama Muhammad Raka Aldiansyah Saputra
bila ternyata dalam kenyataannya bapak sejumlah Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
tidak dapat memenuhi kewajiban setiap bulannya dengan kenaikan sebesar 10%
tersebut, maka Pengadilan dapat pertahun diluar biaya pendidikan dan kesehatan
menentukan bahwa ibu ikut memikul sampai anak tersebut dewasa atau telah berusia 21
kewajiban tersebut. tahun.”.
c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada Jika diperhatikan dari perkara diatas,
bekas suami untuk memberikan biaya mengenai nafkah anak pasca perceraian tetap
penghidupan dan atau menentukan dibebankan kepada orang tua laki-laki (Ayah),
suatu kewajiban bagi bekas istri. sesuai dengan Undang-undang Nomor 1
Berdasarkan pasal-pasal diatas, maka Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 41 dan
dapat disimpulkan meskipun orang tua telah Kompilasi Hukum Islam Pasal 105 huruf “c”.
bercerai, mereka tetap berkewajiban untuk Berdasarkan putusan dalam perkara ini dapat
memelihara dan mendidik anak-anaknya itu diketahui bahwa pertimbangan majelis hakim
semua semata-mata berdasarkan kepentingan dalam memutuskan besaran biaya nafkah
anak. Sementara yang bertanggung jawab atas anak adalah berdasarkan pertimbangan
semua biaya pemeliharaan dan pendidikan kemampuan ekonomi orang tua laki-laki
yang diperlukan anak ialah orang tua laki-laki (Ayah), sebagaimana dimaksud pada
(Ayah). Kompilasi Hukum Islam Pasal 156 huruf
Ketentuan yang ada dalam Pasal 41 “d”.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Aturan di atas menunjukkan, betapa
tentang Perkawinan, mengenai kewajiban undang-undang sangat melindungi hak anak,
orang tua dalam melaksanakan kewajibannya meskipun perceraian terjadi di antara orang
terdapat pengecualian yaitu jika ayah tidak tuanya. Bagaimanapun posisi orang tua, maka
mampu dalam memenuhi kewajibannya, hak anak haruslah terpenuhi oleh kedua
maka ibu ikut memikul kewajiban tersebut. orangtuanya. Undang-undang pun tidak
Sedangkan ketentuan dalam Kompilasi memaksa di luar kemampuan sang ayah
Hukum Islam Pasal 105 huruf “c”, dalam menafkahi anak, sehingga ibu dapat

82 Nurrohmatul Jannah, Nurbaedah, Tinjauan Yuridis Kewajiban Orang Tua Terhadap...


Mizan: Jurnal Ilmu Hukum, Volume 11, Nomor 1, Juni 2022 ISSN : 2301-7295
e-ISSN : 2657-2494

ikut menafkahi selama alasan ayah tidak perceraian kedua orang tuanya, akan tetapi
mampu menafkahi karena alasan yang karena orang tua laki-laki (ayah) telah
memang benar-benar dapat diterima oleh menikah lagi, maka akan sangat sulit bagi
akal. Hal ini dimaksudkan untuk memberi orang tua laki-laki (ayah) tersebut untuk tetap
keadilan kepada keduanya, agar kedua pihak memberikan biaya nafkah anak. 9
tidak merasa terbebani oleh adanya anak. Meskipun dalam hal ini tentunya
2. Hambatan Dalam Mewujudkan faktor orang tua laki-laki (ayah) telah
Kewajiban Seorang Ayah Terhadap menikah lagi yang lebih dominan, namun
Nafkah Anak Pasca Putusan Perceraian faktor ini sangat berkaitan erat dengan faktor
Persoalan nafkah anak setelah ekonomi dari orang tua laki-laki (ayah), jadi
terjadinya perceraian merupakan masalah faktor telah menikah lagi ini sangat berkaitan
yang sangat penting untuk menjamin anak- dengan faktor ekonomi. Dari penelitian ini
anak yang dilahirkan dalam perkawinan juga menjelaskan bahwa tingkat kepatuhan
tersebut. Jika diperhatikan Undang-undang orang tua laki-laki (ayah) terhadap putusan
Perkawinan maupun Kompilasi Hukum Pengadilan Agama yang menghukumnya
Islam telah mengatur bahwa tanggung jawab untuk memberikan nafkah anak sangat
tentang biaya nafkah anak setelah terjadinya rendah, dan juga menggambarkan rasa
perceraian pada prinsipnya membebankan tanggung jawab orang tua laki-laki (ayah)
pada orang tua laki-laki (Ayah). sama sekali tidak memberikan biaya nafkah
Dalam hasil penelitian yang peneliti anak terlepas karena tidak adanya sanksi
lakukan pada putusan Pengadilan Agama terhadap putusan Pengadilan Agama yang
Kediri perkara nomor menghukumnya.
0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr dan perkara Bahwa dengan penjelasan diatas,
nomor 0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr, maka peneliti menyimpulkan terdapat faktor
menyatakan bahwa putusan Pengadilan pendukung dari tidak dilaksanakannya
Agama Kediri menghukum Orang tua laki- putusan Pengadilan Agama Kediri perkara
laki (ayah) untuk membayar nafkah anak. nomor 0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr dan
Akan tetapi meskipun biaya nafkah anak perkara nomor 0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr
telah diputus oleh Pengadilan Agama Kediri yang sudah berkekuatan hukum tetap
kenyataannya orang tua laki-laki (ayah) tidak mengenai nafkah anak adalah:
mematuhi isi putusan mengenai biaya nafkah 1. Dalam amar putusan tidak
anak tersebut.7 menyebutkan jaminan bagi anak, jika
Adapun yang menjadi penyebab tidak Pemohon Konpensi atau Tergugat
dilaksanakannya isi putusan Pengadilan Rekonpensi lalai dalam melaksanakan
Agama Kediri yang menghukum untuk kewajibannya terhadap nafkah anak.
memberikan biaya nafkah anak oleh orang 2. Instansi atau Perusahaan dimana
tua laki-laki (ayah) ditentukan oleh berbagai tempat Pemohon Konpensi atau
faktor. Salah satunya ialah faktor ekonomi, Tergugat Rekonpensi bekerja harusnya
dimana orang tua laki-laki (ayah) juga tunduk, taat dan melaksanakan
berpenghasilan kecil. Dengan penghasilan putusan yang telah dibacakan oleh
kecil, dapatlah dipahami jika orang tua laki- majelis hakim yang memutuskan
laki (ayah) tidak mematuhi isi putusan perkara nomor
Pengadilan Agama Kediri yang 0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr dan
menghukumnya.8 perkara nomor
0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr yang
Faktor lainnya ialah orang tua laki- sudah berkekuatan hukum tetap.
laki (ayah) telah menikah lagi. Meskipun biaya 3. Dalam pelaksanaan pemberian nafkah
nafkah anak telah dijamin dalam putusan anak setelah terjadinya perceraian,
Pengadilan Agama Kediri yang memutus pihak Pengadilan Agama tidak pernah
mengawasi, apakah putusan tersebut
7 Wawancara dengan responden yang bernama Ely dilaksanakan sesuai dengan keputusan
Suryadini dan Herawati, pada tanggal 11 dan 13
November 2018.
8 Wawancara dengan ibu Herawati, pada tanggal 13 9Wawancara dengan ibu Ely Suryadini, pada tanggal 11
November 2018. November 2018.

83
Licensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
Mizan: Jurnal Ilmu Hukum, Volume 11, Nomor 1, Juni 2022 ISSN : 2301-7295
e-ISSN : 2657-2494

majelis hakim atau tidak. Pihak pendidikan dan kesehatan sampai anak tersebut
Pengadilan Agama baru bertindak bila dewasa atau telah berusia 21 tahun.”.
pihak yang memelihara dan mendidik Majelis hakim dalam amar putusan
anak (ibu) melaporkan ke Pengadilan perkara diatas membebankan nafkah anak
Agama bahwa isi keputusan setelah perceraian kepada orang tua laki-laki
Pengadilan Agama tidak dilaksanakan (ayah). Ayah dari si anaklah yang dibebani
dengan baik atau tidak di eksekusi. pembiayaan untuk memberikan nafkah
4. Tidak adanya sanksi yang diberikan kepada anak-anaknya meskipun anak tersebut
oleh instansi yang berwenang untuk berada dalam asuhan ibunya. Namun Tidak
memberikan hukuman kepada ada konsekuensi hukum apapun yang
Pemohon Konpensi atau Tergugat diberikah oleh Majelis Hakim jika perintah
Rekonpensi agar memaksa untuk pada amar putusan tersebut tidak dijalankan
melaksanakan amar putusan mengenai oleh pihak Pemohon/Tergugat Rekonpensi,
nafkah anak tersebut. hal itu sesuai dengan prinsip Hakim yang
Menurut peneliti agar putusan bersifat pasif.
nomor 0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr dan Meskipun tidak terdapat sanksi atau
putusan nomor 0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr konsekuensi hukum yang diberikan majelis
tentang nafkah anak dapat dilaksanakan atau hakim dalam amar putusan tersebut. Akan
agar Pemohon Konpensi atau Termohon tetapi, putusan hakim mempunyai kekuatan
Rekonpensi patuh terhadap amar putusan antara lain adalah kekuatan mengikat dan
yang telah menghukumnya untuk membayar kekuatan eksekutorial.
biaya nafkah anak kepada Termohon Bahwa dengan penjelasan diatas
Konpensi atau Penggugat Rekonpensi hingga peneliti menyimpulkan, akibat dari lalainya
anak tersebut dewasa. Maka harus ada yang orang tua dalam melaksanakan kewajibannya
dilakukan untuk menjamin dilaksanakannya terhadap nafkah anak setelah putusan
nafkah anak oleh Pemohon Konpensi atau perceraian, meskipun tidak adanya sanksi atau
Tergugat Rekonpensi, dalam amar putusan jaminan dalam amar putusan tersebut, maka
nomor 0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr dan dapat dilakukan atau dapat diupayakan
putusan nomor 0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr dengan mengajukan Permohonan Eksekusi.
jaminan atau sanksi harus tegas disebutkan Karena mengingat bahwa putusan pengadilan
oleh majelis hakim Pengadilan Agama. itu mempunyai kekuatan mengikat, putusan
3. Akibat Hukum Bagi Orang tua Yang pengadilan juga mempunyai kekuatan
Lalai Dalam Melaksanakan eksekutorial. Sehingga dapat dimintakan
Kewajibannya Terhadap Nafkah Anak permohonan untuk mengeksekusi putusan
Pasca Putusan Perceraian tersebut secara paksa yaitu dengan cara
Perkara nomor 0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr pemohon mengajukan permohonan eksekusi
dalam amar putusannya berbunyi ke Pengadilan Agama terkait.
“Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk
membayar kepada Penggugat Rekonpensi biaya D. KESIMPULAN
hadlonah ketiga anak tersebut setiap bulannya Nafkah anak setelah perceraian jika
masing-masing Rp. 1.500.000,- (satu juta lima diperhatikan dari perkara nomor
ratus ribu rupiah) sejak putusan berkekuatan 0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr dan perkara
hukum tetap sampai anak tersebut dewasa atau nomor 0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr, mengenai
mandiri dan setiap tahun ditambah sebesar 10% nafkah anak tetap dibebankan kepada orang
dari jumlah tersebut.”, dan perkara nomor tua laki-laki (Ayah), sesuai dengan Undang-
0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr, dimana dalam undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
amar putusannya berbunyi “Menghukum Perkawinan Pasal 41 dan Kompilasi Hukum
Pemohon Konpensi atau Tergugat Rekonpensi untuk Islam Pasal 105 huruf “c”. Sedangkan
membayar kepada Penggugat Rekonpensi nafkah besaran biaya nafkah anak adalah
satu orang anak Tergugat Rekonpensi dan berdasarkan pertimbangan kemampuan
Penggugat Rekonpensi yang bernama Muhammad ekonomi orang tua laki-laki (Ayah),
Raka Aldiansyah Saputra sejumlah Rp. 500.000,- sebagaimana dimaksud pada Kompilasi
(lima ratus ribu rupiah) setiap bulannya dengan Hukum Islam Pasal 156 huruf “d”. Bahwa
kenaikan sebesar 10% pertahun diluar biaya penyebab atau hambatan tidak

84 Nurrohmatul Jannah, Nurbaedah, Tinjauan Yuridis Kewajiban Orang Tua Terhadap...


Mizan: Jurnal Ilmu Hukum, Volume 11, Nomor 1, Juni 2022 ISSN : 2301-7295
e-ISSN : 2657-2494

dilaksanakannya isi putusan Pengadilan terealisir, perlu adanya kesadaran hukum yang
Agama Kediri yang menghukum untuk harus ditanamkan dalam diri masyarakat.
memberikan biaya nafkah anak oleh orang Selain itu aturan mengenai jaminan hak
tua laki-laki (ayah), salah satunya ialah faktor terhadap anak setelah perceraian perlu
ekonomi, dimana orang tua laki-laki (ayah) dipertegas.
berpenghasilan kecil. Faktor lainnya ialah
orang tua laki-laki (ayah) telah menikah lagi. E. DAFTAR PUSTAKA
Faktor pendukung dari tidak dilaksanakannya Amiruddin, 2004, Pengantar Metode
putusan Pengadilan Agama Kediri perkara Penelitian Hukum, PT Raja
nomor 0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr dan Grafindo Persada, Jakarta.
perkara nomor 0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr Bambang Sunggono, 2007, Metodologi
yang sudah berkekuatan hukum tetap Penelitian Hukum, PT Raja
mengenai nafkah anak antara lain: dalam Grafindo Persada,Jakarta.
amar putusan tidak menyebutkan jaminan Khoiruddin Nasution,2007, Hukum
bagi anak, jika Pemohon Konpensi atau Keluarga (Perdata) Islam
Tergugat Rekonpensi lalai dalam Indonesia, Academia Tazzafa,
melaksanakan kewajibannya terhadap nafkah Yogyakarta.
anak, Dalam pelaksanaan pemberian nafkah Kompilasi Hukum Islam, Instruksi Presiden
anak setelah terjadinya perceraian, pihak Nomor 154 Tahun 1991.
Pengadilan Agama tidak pernah mengawasi, Mattew B. Miles A. Michael.H, 199, Analisis
apakah putusan tersebut dilaksanakan sesuai data Kualitatif. Buku Sumber
dengan keputusan majelis hakim atau tidak. tentang Metode-metode Baru,
Akibat dari lalainya orang tua dalam CV. Karya Ilmu,Jakarta.
melaksanakan kewajibannya terhadap nafkah Sukandar, S., Ubaidillah, M. B., & Rofiah, A.
anak setelah putusan perceraian, dapat F. M.A. Arifin (2022). Praktik
dilakukan atau dapat diupayakan dengan Mbangun Nikah Dengan Hitungan
mengajukan Permohonan Eksekusi. Abajadun Di Pondok Pesantren
Saran dari peniliti bagi orang tua Kedung Bengkah Sukomoro
sebelum memutuskan untuk bercerai Nganjuk Perspektif Hukum Islam.
sebaiknya difikirkan lebih mendalam lagi Klausula (Jurnal Hukum Tata
akibat yang akan timbul setelah perceraian. Negara, Hukum Adminitrasi, Pidana
Kepada orang tua yang telah bercerai, jangan Dan Perdata), 1(1), 49-74.
sampai melalaikannya kewajibannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
memelihara dan mendidik anak sampai Tentang Perkawinan.
dewasa. Agar pelaksanaan nafkah anak bisa

85
Licensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International

Anda mungkin juga menyukai