OLEH :
TARTILA HAFIZHAH
1810012111160
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2021
PENYELESAIAN PERKARA HARTA BERSAMA SETELAH
TERJADINYA CERAI TALAK DALAM PERKARA
(NOMOR 437/Pdt.G/2020/PA.Bkt)
1
Tartila Hafizhah, 1Yansalzisatry
1
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta
Email : trtlhfzhh@gmail.com
ABSTRAK
Harta bersama setelah cerai talak dapat dibagi sesuai dengan Pasal 97 Kompilasi
Hukum Islam. Dalam perkara Putusan Nomor 437/Pdt.G/2020/PA.Bkt dimana
suami menggugat istri untuk pembagian harta bersama setalah keluarnya putusan
pengadilan mengenai cerai talak. Rumusan Maslah (1) Apakah yang menjadi latar
belakang timbulnya gugatan harta bersama oleh suami setelah cerai talak? (2)
Bagaimanakah pertimbangan hakim dalam menyelesaikan perkara harta bersama
dalam Putusan Nomor 437/Pdt.G/2020/PA.Bkt? Metode penelitian yang
digunakan adalah yuridis normatif, sumber data yaitu bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder, teknik pengumpulan data adalah studi dokumen, teknik
analisis data adalah kualitatif. Kesimpulan hasil penelitian adalah (1) Suami
mengajukan gugatan lebih kurang satu minggu setelah keluarnya putusan
pengadilan mengenai cerai talak, suami menggugat harta bersama yang berada di
bawah kekuasaan istri yang belum pernah dibagi (2) Hakim mempertimbangkan
bukti-bukti yang diberikan oleh pihak suami dan juga pihak istri dipersidangan
kemudian memutuskan objek-objek perkara tersebut dapat diterima atau tidak
dapat diterima sesuai dengan bukti-bukti yang diberikan oleh kedua belah.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Metode Penelitian
A. Tinjauan Perkawinan
1. Pengertian Perkawinan
2. Sahnya Perkawinan
3. Syarat-syarat Perkawinan
B. Tinjauan Perceraian
1. Pengertian Perceraian
2. Akibat Perceraian
ii
2. Dasar pertimbangan hakim dalam mengambil keputusan
E. Tinjauan Gugatan
1. Pengertian gugatan
3. Formulasi gugatan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari Pasal 1
dalam hubungan suami dan istri, atau antara suami istri, dan anak-anak dalam
kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan jasmani dan rohani.2 Kekal artinya adalah
berlangsung terus menerus seumur hidup dan tidak boleh diputuskan begitu
hayat. Tetapi tidak semua keinginan yang diharapkan dalam perkawinan akan
1
Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm. 75.
2
Salim HS, 2013, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta,
hlm. 62.
3
Abdulkadir Muhammad, op.cit, hlm.75.
1
2
dengan seorang wanita sebagai suami istri yang dilakukan di depan sidang
kedua belah pihak. Pasal 18 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang
Tahun 1975, menyebutkan bahwa perceraian itu terjadi terhitung pada saat
tersebut, dapat ditarik kesimpulan, bahwa perceraian yang sah dimata hukum
4
K. Wantjik Saleh, 1976, Hukum Perkawinan Indonesia, Ghanlia Indonesia, Jakarta,
hlm. 69.
3
itu tidak dapat dilakukan oleh pasangan suami istri saja, akan tetapi harus
melibatkan pengadilan.
yaitu terhadap hubungan suami istri, terhadap anak dan terhadap harta. Dalam
bawaan dan harta bersama. Setelah terjadinya perceraian, harta bawaan akan
hukum masing-masing dari Pasal ini adalah hukum yang digunakan oleh
bercerai, hukum mana yang akan dipakai oleh pihak bercerai untuk membagi
harta bersamanya, baik itu hukum perdata, hukum adat atau hukum agama
pihak bercerai.5
5
Ibid. hlm. 71.
4
Agama tenang harta bersama berbeda dengan aturan yang terdapat di dalam
langsung pada saat sidang cerai talak atau cerai gugat. Pasal 66 ayat (5)
penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri dan harta bersama suami istri
setelah terjadi cerai talak. Suami memilih untuk melakukan gugatan harta
kurang dua minggu setelah keluar putusan pengadilan mengenai cerai talak.
Saat sidang masih berlanjut dan belum ada putusan pengadilan, salah satu
pihak menjual 2 unit mobil yang seharusnya itu menjadi objek perkara dalam
perkara pembagian harta bersama ini. Penulis tertarik dengan kasus ini dan
memilih perkara ini untuk dijadikan objek penelitian. Penelitian ini dilakukan
B. Perumusan Masalah
5
sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan
437/Pdt.G/2020/PA.Bkt.
digunakan adalah:
6
Perkawinan.
Undang-Undang Perkawinan.
Putusan Pengadilan.
4. Analisis data
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Perkawinan
1. Pengertian Perkawinan
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang
Maha Esa.
menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat
untuk waktu yang lama.7 Perkawinan adalah suatu proses yang sudah
6
Riduan Syahrani, 2006, Seluk beluk Asas-asas hukum perdata, PT. Alumni,
Banjarmasin. hlm. 33.
7
I Ketut Atardi, 1987, Hukum Adat Bali dengan Aneka Masalahnya Dilengkapi
Yurisprudensi, Setia Lawan, Denpasar, hlm. 169.
7
8
2. Sahnya Perkawinan
Kristen dan bagi orang Hindu atau Hindu Budha seperti yang dijumpai di
Indonesia.10
8
Ibid.
9
Irfan Islami, Perkawinan di Bawah Tangan dan Akibat Hukumnya, Jurnal Hukum,
vol.8, no.1, hlm. 74.
10
K. Wantjik Saleh, op.cit, hlm. 16.
9
3. Syarat-syarat Perkawinan
a. Syarat materil
11
Ibid. hlm. 17.
12
Ibid.
13
Ibid.
10
hari.14
tahun.
b. Syarat formil
kepala daerah.15 Hal ini diatur dalam Pasal 3 ayat (2) PP No. 9
Tahun 1975.
masing-masing mempelai.17
b. Terhadap anak akan timbul hubungan antara orang tua dan anak
16
Abdulkadir Muhammad, op.cit, hlm. 74.
17
Zaeni Asyhadie, op.cit, hlm 131.
12
dan memberi bantuan lahir dan bathin yang satu kepada yang
lain.
bersama masyarakat.
hukum.
5) Suami adalah kepala rumah tangga dan istri adalah ibu rumah
sebaik-baiknya.
b. Terhadap anak
sudah tua.
pengadilan.
c. Terhadap harta
1) Harta bersama
harta yang diperoleh dari usaha suami dan isteri atau usaha salah
19
Salim HS, op.cit, hlm. 60.
14
2) Harta bawaaan
a) Harta Bawaan
perkawinan.21
b) Harta perolehan
B. Tinjauan Perceraian
1. Pengertian Perceraian
20
Sugih Ayu Pratitis, 2019, Akibat Hukum Perceraian Terhadap Harta Benda
Perkawinan, Doktrina Of Jurnal Law (doktrina sampai law italic) Vol. 2 No. 2, Oktober 2019,
hlm. 154.
21
Ibid.
22
Ibid.
15
a. Cerai Talak
dalam persidangan.25
b. Cerai Gugat
sebagai berikut :
25
Mohammad Junaidi Abdillah, Analisis Putusan Pengadilan Agama Terhadap Cerai
Gugat dan Cerai Talak Menurut UU Nomor 1/1974 Tentang Perkawinan dan KHI, Jurnal
Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Vol. 10, No.2, 2019, hlm. 170.
17
sebelum sidang.
umum.
2. Akibat perceraian
ada antara suami istri juga akan ikut terputus. Suami akan menjadi
duda dan istri akan menjadi janda. Apabila istri ingin menikah lagi
2) Terhadap anak
3) Terhadap harta
masing.
28
Rini Jumarni, 2020, Wajibkah Ayah Memberikan Nafkah Anaknya Setelah Bercerai,
https://ibtimes.id/wajibkah-ayah-memberikan-nafkah-anaknya-setelah-bercerai/, 22 Novemver,
pukul 00.05
29
K. Wantjik Saleh, op.cit, hlm. 71.
19
tentang hukum mana dan hukum apa yang akan berlaku, Jika perkara
perkawinan.
a. Perkawinan
b. Kewarisan,
c. Wasiat
d. Hibah
e. Wakaf
f. Zakat
g. Infaq
h. Shadaqah
i. Ekonomi Syariah
hanya saja Pengadilan Agama dikhususkan untuk umat Islam. Pada Pasal
peradilan umum kecuali yang telah diatur secara khusus dalam undang-
undang ini. Hal ini berarti untuk beracara di Pengadilan Agama hukum
yang dipakai adalah hukum acara perdata, kecuali yang telah diatur secara
hakim.
berikut :
tergugat/termohon.
dan tergugat/termohon.
30
Suwardi, Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Pembatalan Perkawinan di Pengadilan
Agama, Jurnal Ensiklopediaku, Vol.3 No.1, 2021, hlm. 82.
22
D. Pertimbangan Hakim
itu terdapat juga manfaat bagi para pihak yang bersangkutan sehingga
pertimbangan hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, dan cermat. Jika
pertimbangan hakim tidak teliti, baik, dan cermat, maka putusan hakim
31
Ibid.
32
Mukti Aro, 2004, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Pustaka Pelajar.
Yogyakarta, hlm.140.
23
doktrin hukum.34
dijadikan dasar untuk mengadili. Pasal 178 ayat (1) HIR, hakim karena
33
Ibid. hlm. 141.
34
M.Yahya Harahap, 2005, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 798.
24
masyarakat.
Pasal 178 HIR ayat (2) Pasal 189 ayat (2) R.BG dan Pasal 50
selebihnya.
Berdasarkan Pasal 178 ayat (3) HIR Pasal 189 ayat (3) R.BG
1. Pengertian gugatan
36
Gatot Supramono, 1993, Hukum Pembuktian di Peradilan Agama, Alumni, Jakarta,
hlm. 14.
37
Cik Hasan Bisri, 1998, Peradilan Agama di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hlm. 229.
38
Sudikno Mertokusumo, 2002, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta,
hlm. 52.
26
gugatan itu ada pihak yang menggugat disebut dengan penggugat dan
a. Jenis-jenis gugatan
diantaranya :39
2) Gugatan (contentious)
39
M. Yahya Harahap, op.cit, hlm 28-137
40
M. Yahya Harahap, op.cit, hlm. 29.
27
duplik.41
b. Bentuk-bentuk gugatan
tinggal.42
1) Bentuk lisan
2) Bentuk tulisan
118 ayat (1) HIR yang menyatakan bahwa gugatan perdata, yang
41
M. Yahya Harahap, op.cit, hlm. 46.
42
Elise T. Sulistini dan Rudy T Erwin, 1987, Petunjuk Praktis Menyelesaikan Perkara-
Perkara Perdata, Bina Aksara, Jakarta, hlm. 17.
28
3. Formulasi gugatan
gugatan :45
2) Diberi tanggal
3) Ditandatangani penggugat/kuasa
5) Posita
6) Petitum
a. Gugatan konvensi
gugatan awal atau gugatan asli dalam perkara. Istilah ini jarang
b. Gugatan rekonvensi
43
Abdul Manan, 2000, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan
Agama, Yayasan Al-Hikmah, Jakarta, hlm. 24.
44
M. Yahya Harahap, Op.cit, hlm. 51.
45
M. Yahya Harahap, Op.cit, hlm. 51.
46
Ilman Hadi, 2013, Arti Istilah Konvensi, Rekonvensi, Eksepsi dan Provisi,
https://www.hukumonline.com/klinik/a/arti-istilah-konvensi--rekonvensi--eksepsi--dan-provisi-
lt5110864b5855f, diakses pukul 00.03
29
mengajukan tuntutan balik. Maka dari bunyi Pasal 132 a ayat (1) HIR
(3) HIR, dari isi pasal tersebut maka dapat diambil kesimpulan :
diantaranya :
mendasari gugatan
tersebut.
BAB III
terjadinya cerai talak. Gugatan konvensi diajukan lebih kurang satu minggu
setelah keluar putusan pengadilan megenai cerai talak. Dasar utama adanya
bersama semasa perkawinan antara suami dan istri, harta bersama tersebut
berada di bawah kekuasaan istri dan belum pernah ada pembagian harta
bersama. Harta bersama yang digugat oleh suami adalah sebagai berikut :
1. Sebidang tanah perumahan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 776, atas
2. Sebidang tanah perumahan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 777, atas
3. Sebidang tanah perumahan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 793, atas
4. Sebidang tanah perumahan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 791, atas
hal ini dapat dilakukan sesuai dengan Pasal 158 R.bg yang menyatakan
33
bahwa tergugat memiliki hak untuk mengajukan gugatan balik terhadap
gugatan yang
34
34
1. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik No. 2093 atas nama
2. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik No. 2094 atas nama
3. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik No. 2095 atas nama
4. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik No. 2096 atas nama
5. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik No. 2097 atas nama
6. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik No. 2098 atas nama
7. Satu petak kios tempat usaha Nomor 93 atas nama suami terletak di Pasar
Bawah Bukittinggi.
8. Satu petak kios tempat usaha Nomor 47 atas nama suami terletak di Pasar
Bawah Bukittinggi.
10. Satu unit mobil mini bus merk Mitsubishi Pajero tahun pembuatan 2012
11. Satu unit mobil merk Mitsubishi L300 tahun pembuatan 2015 warna
12. Satu unit mobil merk Honda type Jazz tahun pembuatan 2008 warna
13. Satu unit mobil merk Mitsubishi Pajero tahun pembuatan 2019 warna
14. Utang sebesar Rp 375.000.000,- (tiga ratus tujuh puluh lima juta rupiah)
15. Pinjaman kredit di Bank Nagari atas nama istri sebesar Rp 450.000.000,-
(empat ratus lima puluh juta rupiah), yang dibuat semasa perkawinan
janda atau duda cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta
bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perkawinan. Oleh karena itu
suami dan istri mengajukan gugatan untuk mendapatkan haknya dalam harta
bersama tersebut.
1. Sebidang tanah perumahan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 776, atas
Objek perkara ini merupakan objek gugatan konvensi yang diajukan oleh
Milik Nomor 776. Maka menurut majelis hakim bukti ini tidak dapat
maka hakim menolak gugatan ini sesuai dengan Pasal 283 R.bg yang
2. Sebidang tanah perumahan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 777, atas
Objek perkara ini merupakan objek gugatan konvensi yang diajukan oleh
Nomor 777 berupa fotocopy disertai aslinya, alat bukti ini dapat
yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami istri selama dalam
3. Sebidang tanah perumahan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 793, atas
Objek perkara ini merupakan objek gugatan konvensi yang diajukan oleh
Maka gugatan untuk objek perkara ini hakim nyatakan tidak dapat
gugatan yang objek sengketa masih dalam jaminan utang atau objek
4. Sebidang tanah perumahan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 791, atas
Objek perkara ini merupakan objek gugatan konvensi yang diajukan oleh
adalah harta bersama mereka (suami dan istri). Objek perkara ini sama
halnya dengan objek perkara Sertifikat Hak Milik Nomor 793. Sertifikat
Hak Milik Nomor 791 ini juga menjadi jaminan utang kepada R. Jadi
objek perkara ini tidak berada di bawah kekuasaan mereka (suami dan
istri).
Maka gugatan untuk objek perkara ini juga hakim nyatakan tidak dapat
5. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik Nomor 2093 atas nama
bahwa objek perkara ini adalah harta bersama merek (suami dan istri).
39
tetapi tidak menjelaskan apakah tanah itu dibeli, hibah atau alasan
objek perkara ini merupakan harta pusaka tinggi milik ibu suami
tersebut.
Nomor 2093 harus ditolak sesuai dengan Pasal 283 R.bg yang
6. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik Nomor 2094 atas nama
menolak bahwa objek perkara ini adalah harta bersama mereka (suami
ini adalah harta pusaka tinggi kaum suami (tergugat rekonvensi), suami
dengan bukti berupa dua orang saksi yang menyatakan bahwa objek
perkara tersebut adalah harta pusaka tinggi milik ibu suami (tergugat
rekonvensi).
7. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik Nomor 2095 atas nama
ini adalah tanah yang mereka (suami dan istri) beli semasa perkawinan,
bukan harta bersama, objek perkara ini adalah harta pusaka tinggi kaum
41
syarat formil dan materil karena hanya satu orang saksi, kemudian
harta pusaka tinggi milik ibu suami (tergugat rekonvensi) dan suami
formil.
8. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik Nomor 2096 atas nama
objek perkara ini adalah tanah yang dibeli mereka (suami dan istri)
objek perkara ini bukan harta bersama, tetapi ini adalah harta pusaka
pusaka tinggi kaum suami (tergugat rekonvensi) yang merupakan hak dari
rekonvensi), akan tetapi tidak menjelaskan apakah tanah itu dibeli, hibah
mengajukan satu orang saksi, akan tetapi keterangan saksi tersebut hanya
Maka dari itu, bukti-bukti yang diajukan oleh suami (tergugat rekonvensi)
Sertifikat Hak Milik Nomor 2096 harus ditolak sesuai dengan Pasal 283
R.bg.
9. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik Nomor 2097 atas nama
bahwa objek perkara ini adalah harta bersama mereka (suami dan istri).
harta pusaka tinggi kaum suami (tergugat rekonvensi) maka dari itu suami
Kepala Kantor Kementrian Agraria dan Tata Ruang Bukittinggi. Surat itu
hibah atau alasan lainnya dan satu orang saksi dengan keterangan yang
10. Sebidang tanah perumahan Sertifikat Hak Milik Nomor 2098 atas nama
atas, istri mendalillan bahwa objek perkara ini adalah harta bersama
mereka (suami dan istri) yang dibeli semasa perkawinan. Istri menguatkan
tanah itu dibeli, hibah atau alasan lainnya. Istri (penggugat rekonvensi)
juga mengajukan seorang saksi yang bersaksi bukan atas penglihatan atau
rekonvensi).
11. Satu petak kios tempat usaha nomor 93 atas nama suami.
12. Satu petak kios tempat usaha nomor 47 atas nama suami.
atas dapat berupa benda berwujud atau benda tidak berwujud, harta
dapat berupa hak dan kewajiban, maka istri (penggugat rekonnvensi) dan
menjelaskan berapa lama hak sewa tersebut dimiliki oleh suami (tergugat
yang dinikmati oleh suami (tergugat rekonvensi) yang tidak dibagi kepada
14. Satu unit mobil mini bus merk Mitsubishi Pajero tahun pembuatan 2012
perkawinan mereka (suami dan istri). Objek perkara ini dikuasai oleh
perkara ini dikuasai oleh pihak ke-tiga karena ada utang. Akan tetapi
15. Satu unit mobil merk Mitsubishi L300 tahun pembuatan 2015 warna
menolak bahwa objek perkara ini merupakan harta bersama karena sudah
ada sejak sebelum perkawinan mereka (suami dan istri). Dalil suami
(tergugat rekonvensi) ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, karena
mereka (suami dan istri) menikah pada tahun 2004, sedangkan objek
perkara ini diproduksi pada tahun 2015. Maka sesuai dengan bukti
16. Satu unit mobil merk Honda type Jazz tahun pembuatan 2008 warna putih
tidak membantah bahwa objek perkara ini adalah harta bersama mereka
perkara ini telah lepas kepada pihak ke-tiga untuk pelunasan utang.
dan gugatan istri (penggugat rekonvensi) terhadap satu unit mobil merk
Honda type Jazz tahun pembuatan 2008 warna putih atas nama suami
17. Satu unit mobil merk Mitsubishi Pajero tahun pembuatan 2019 warna
menyatakan bahwa objek perkara ini telah lepas kepada pihak ketiga
membantah objek perkara ini adalah harta bersama, maka gugatan istri
terhadap satu unit mobil merk Mitsubishi Pajero tahun pembuatan 2019
warna putih atas nama suami harus dikabulkan sesuai dengan Pasal 35
Islam.
18. Utang sebesar Rp 375.000.000,- (tiga ratus tujuh puluh lima juta rupiah)
kepada R.
rumah Sertifikat Hak Milik Nomor 792 (bukan objek perkara), dan
sekarang yang menjadi jaminan untuk utang ini adalah Sertifikat Hak
notaris/PPAT.
perkara ini.
19. Pinjaman kredit di Bank Nagari atas nama istri sebesar Rp 450.000.000,-
sekian lama.
dilakukan pada bulan Mei 2019 dengan jaminan objek tanah Sertifikat
Hak Milik Nomor 792 yang tidak termasuk kedalam gugatan harta
Maka sama halnya dengan objek perkara utang kepada R, seharusnya istri
perkara ini. Karena Bank Nagari tidak diposisikan sebagai tergugat dalam
bahwa janda atau duda cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta
berikut :
1. Gugatan konvensi
a. Sebidang tanah perumahan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 777, atas
b. Sebidang tanah perumahan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 793, atas
c. Sebidang tanah perumahan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 791, atas
dari harta bersama tersebut, dan apabila tidak bisa dilaksanakan secara natura,
maka dilakukan dengan cara lelang melalui Kantor Lelang Negara dan hasilnya
dibagi kepada suami (penggugat) dan istri (tergugat) sesuai pembagian masing-
masing.
2. Gugatan rekonvensi
a. Satu unit mobil mini bus merk Mitsubishi Pajero tahun pembuatan 2012
b. Satu unit mobil merk Mitsubishi L300 tahun pembuatan 2015 warna
c. Satu unit mobil merk Honda type Jazz tahun pembuatan 2008 warna
putih atas nama suami. Karena objek perkara ini telah dijual seharga Rp
d. Satu unit mobil merk Mitsubishi Pajero tahun pembuatan 2019 warna
putih atas nama suami. Karena objek perkara ini telah dijual seharga Rp
470.000.000,- (empat ratus tujuh puluh juta rupiah) maka suami (tergugat
menyerahkan separoh dari harta bersama tersebut, dan apabila tidak bisa
dilaksanakan secara natura, maka dilakukan dengan cara lelang melalui Kantor
Lelang Negara dan hasilnya dibagi kepada suami (penggugat) dan istri (tergugat)
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
B. Buku
Cik Hasan Bisri, 1998, Peradilan Agama di Indonesia, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta,
Rinduan Syahrini, 2006, Seluk Beluk Asas-Asas Hukum Perdata, PT. Alumni,
Banjarmasin
Salim HS, 2013, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika,
Jakarta
C. Peraturan Perundang-undangan