Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN TERHADAP PENGESAHAN DAN

PENCATATAN PERKAWINAN

ARTIKEL JURNAL

(Untuk Memenuhi Middle Test Mata Kuliah Hukum Acara Perdata)

Dosen Pembimbing:

Khairunnida, SH.I, MH

Disusun oleh:

Akhmad Yadi Shalehin (20.04.00961)

PRODI AHWAL SYAKHSHIYYAH SEMESTER 4

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

RASYIDIYAH KHALIDIYAH

AMUNTAI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam realita kekeluargaan, banyak kita jumpai pernikahan yang tidak terdaftar oleh
negara, alasannya karena biaya dari sebuah catatan pernikahan yang mahal, prosedur rumit
dan kurangnya wawasan akan manfaat dari catatan pernikahan.

Perkawinan yang tidak tercatat oleh negara, faktanya banyak menimbulkan dampak
buruk bagi kelangsungan rumah tangga. Akibat hukumnya bagi perkawinan yang tidak
memiliki akta nikah secara yuridis suami ataupun istri serta anak yang dilahirkan tidak
dapat melakukan tindakan hukum keperdataan yang berkaitan dengan rumah tangganya.
Sehingga tak jarang pasangan yang ingin berperkara di pengadilan ditolak permohonannya
oleh sebab ketiadaan keabsahan nikahnya.

Dari dilema keperdataan tersebut, tentunya memaksa pasangan suami istri yang
nyatanya telah melangsungkan pernikahan secara siri untuk mengajukan permohonan
pencatatan nikah (itsbat nikah). Oleh sebab inilah dimuatnya peraturan perundang-
undangan terkait pencatatan nikah oleh peradilan. Tentunya dalam mengabulkan
permintaan pemohon, pengadilan harus melakukan beberapa tinjauan, baik berupa
kejelasan siapa walinya, penghulunya, saksinya juga kapan dan dimana berlangsungnya
akad siri tersebut.

Dari permasalahan tersebut, mendorong penulis untuk mengangkat sebuah judul


penelitian terkait tinjauan permohonan isbat nikah, yang telah dirangkum dalam jurnal
berikut ini.

1
B. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan pengesahan dan pencatatan pekawinan?


2) Apa saja yang menjadi dasar hukum adanya pengabsahan pekawinan?
3) Apa saja tinjauan dalam permohonan pengesahan perkawinan?
4) Seperti apa prosedur pengesahan dan pencatatan pekawinan?

C. Tujuan Penulisan

1) Mengenal definisi pengesahan dan pencatatan pekawinan,


2) Mengetahui dasar hukum pengabsan perkawinan,
3) Mengetahui tinjauan dalam permohonan pengesahan perkawinan, dan
4) Memahami prosedur pengesahan dan pencatatan pekawinan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pengesahan dan Pencatatan Pernikahan

Pengesahan perkawinan adalah permohonan keabsahan dari nikah siri yang diajukan
ke pengadilan untuk dinyatakan sahnya pernikahan dan memiliki kekuatan hukum.
Sedangkan pencatatan perkawinan adalah pendataan administrasi perkawinan yang
ditangani oleh petugas pencatat nikah (PPN) dengan tujuan untuk menciptakan ketertiban
hukum.1

Pengesahan dan pencatatan tersebut merupakan suatu hal yang penting, bahkan
menjadi sebuah persyaratan administratif yang harus dilakukan. Tujuannya adalah agar
perkawinan itu jelas dan menjadi bukti bahwa perkawinan itu telah terjadi, baik bagi yang
bersangkutan, keluarga kedua belah pihak, orang lain, maupun bagi masyarakat karena
peristiwa perkawinan itu dapat dibaca dalam suatu surat yang bersifat resmi dan dalam
suatu daftar yang sengaja dipersiapkan untuk itu, sehingga sewaktu-waktu dapat
digunakan, terutama sebagai alat bukti tertulis yang autentik. Alat bukti autentik tersebut
dapat digunakan dalam situasi menentukan status anak yang lahir dalam suatu perkawinan
antara pasangan dan jika terjadi perceraian.

Hal tersebut merupakan upaya untuk menjaga kesucian aspek hukum yang timbul
dari ikatan perkawinan. Realisasi pengesahan dan pencatatan itu, melahirkan Akta Nikah
yang masing-masing dimiliki oleh istri dan suami salinannya. Akta tersebut, dapat
digunakan oleh masing-masing pihak bila ada yang merasa dirugikan dari adanya ikatan
perkawinan itu untuk mendapatkan haknya. Perkawinan yang dilakukan diluar pengawasan
Pegawai Pencatatan Nikah tidak mempunyai kekuatan hukum. Melalui Pencatatan

1
S. Salsabila, Tinjauan Teoritis Tentang Pencatatan Perkawinan dan Isbat Nikah, 2019,
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uinbanten.ac.id/4666/5/BAB
%25203.pdf&ved=2ahUKEwiZg7upvfH2AhUU6nMBHUIqBk0QFnoECAMQAQ&usg=AOvVaw0L6PItI1ZK
ZtZV1QRCBAKM, (Diakses pada tanggal 1 April 2022, pukul 07.44 WITA).

3
perkawinan yang merupakan alat bukti tertulis sehingga menyebabkan terdapatnya hak dan
kewajiban bagi para pihak.2

B. Dasar Hukum Pengabsahan Perkawinan

Dasar hukum pengesahan nikah bagi orang beragama islam (Itsbat nikah) adalah
Pasal 7 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam (KHI): "Dalam hal perkawinan tidak dapat
dibuktikan dengan Akta Nikah, dapat diajukan itsbat nikahnya ke Pengadilan Agama."

Adapun bagi mereka yang beragama kristen protenstan, katolik, hindu, budha dan
konghucu tetap dapat mengajukan permohonan pengesahan perkawinan, 3 sebagaimana
ketentuan UU No 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Dalam Undang-
undang ini yang dimaksud dengan Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan
penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui
Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil serta pengelolaan informasi Administrasi
Kependudukan.4

Adapun ketentuan pencatatan perkawinan diatur dalam Pasal 2 UU No. 1 Tahun


1974 yang menyatakan:

1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing


agamanya dan kepercayaannya itu.
2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari ketentuan tersebut jelas, setiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Artinya setiap perkawinan harus diikuti dengan
pencatatan perkawinan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bila kedua
2
Ria Shinta Dewi, Tinjauan Yuridis Perceraian atas Perkawinan yang Tidak Tercatat di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan (Jurnal Retentum Vol. 1), (Medan: Universitas Darma
Agung, 2019), hlm. 67-68.
3
Legal Keluarga, Pengesahan Perkawinan di Pengadilan Bagi Non Muslim, 2020,
https://www.legalkeluarga.id/pengesahan-perkawinan-di-pengadilan-bagi-non-muslim/, (Diakses pada tanggal 1
April 2022, pukul 21.38 WITA).
4
Dispenduk Capil Kendali, UU No 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, 2006.
https://dispendukcapil.kendalkab.go.id/undangundang/article/23/uu-no-23-tahun-2006-tentang-administrasi-
kependudukan#, (Diakses pada tanggal 1 April 2022, pukul 21.43 WITA).

4
ayat dalam Pasal tersebut dihubungkan satu sama lainnya, maka dapat dianggap bahwa
pencatatan perkawinan merupakan bagian integral yang menentukan pula kesahan suatu
perkawinan, selain mengikuti ketentuan dan syarat-syarat perkawinan menurut hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.5

Dalam KUH Perdata juga disebutkan pasal 1868: "Suatu akta otentik ialah suatu
akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan undang-undang oleh atau dihadapan
pejabat umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat."6

C. Tinjauan Pengesahan Perkawinan

Dalam permohonan pengesahan nikah yang diajukan ke pengadilan, ada beberapa


orang yang bisa mengajukan permohonan pengesahan tersebut, yakni suami, istri, anak,
orang tua atau wali nikah.

Adapun faktor-faktor yang membolehkan pengajuan tersebut adalah:

1) Untuk menyelesaikan perceraian.


2) Hilangnya buku nikah.
3) Jika ada keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat Pernikahan.
4) Jika Pernikahan tidak tercatat dan terjadi sebelum tahun 1974 (sebelum
dibuatnya UU tentang perkawinan).
5) Pernikahan yang tidak tercatat dan terjadi setelah tahun 1974 dan tidak
melanggar ketentuan undang-undang.7

Tentunya dalam menerima permohonan dari pemohon, pengadilan harus meninjau


beberapa hal berikut:

5
Rachmadi Usman, Makna Pencatatan Perkawinan Dalam Peraturan Perundang-undangan Perkawinan
Di Indonesia (Jurnal Legislasi Indonesia), (Banjarmasim: Fakultas Hukum ULM, 2017), hlm. 258.
6
Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undah Hukum Perdata Burgerlijk Wetboek, (Jakarta Timur:
Balai Pustaka, 2017), hlm. 521.
7
IT PA Tigaraksa, Permohonan Itsbat/ Pengesahan Nikah, https://pa-tigaraksa.go.id/permohonan-itsbat-
pengesahan-nikah/, (Diakses tanggal 2 April 2022, pukul 14.31 WITA).

5
1) Diajukan oleh pasangan suami istri yang menikah secara siri (tidak tercatat
oleh dinas catatan sipil atau KUA)
2) Bagi suami istri yang masih hidup, maka keduanya harus menjadi pihak yang
mengajukan permohonan.
3) Bagi pasangan yang salah satunya meninggal dunia, pihak yang masih hidup
yang mengajukan permohonan.
4) Ketiadaan halangan pernikahan.
5) Ketidakhadiran pihak tergugat atau termohon dalam perkara pengesahan nikah
untuk perceraian tidak mempengaruhi penyelesaian perkara.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam permohonan pengesahan nikah, yakni:

1) Jika permohonan diajukan oleh kedua pasangan, maka permohonan tersebut


bersifat Voluntair dan berupa penetapan. Jika terjadi penolakan, maka suami
istri bersama-sama atau masing-masing dapat mengajukan banding dan kasasi.
2) Jika permohonan diajukan oleh salah satu pasangan, maka permohonan
tersebut bersifat Contentious, berarti pihak yang satu sebagai termohon.
3) Jika permohonan (suami) masih memiliki istri dari perkawinan sebelumnya,
maka istri terdahulu harus dijadikan pihak dalam perkara, apabila ia menolak
atau tidak dimasukkan dalam perkara, maka permohonan tidak dapat diterima,8
4) Permohonan pengesahan perkawinan diajukan secara tertulis ke Pengadilan
Negeri dengan membayar biaya administrasi permohonan,
5) Permohonan pengesahan perkawinan dapat diajukan sendiri atau diwakili oleh
pengacara (kuasa hukum),
6) Permohonan pengesahan perkawinan diajukan ke Pengadilan Negeri
berdasarkan domisili Pemohon,
7) Pemohon wajib hadir langsung ke pengadilan apabila hakim membutuhkan.
Apabila tidak, dapat diwakili oleh pengacara (kuasa hukum).9

8
Justika, Syarat Sidang Isbat Nikah Siri yang Wajib Anda Penuhi, https://blog.justika.com/keluarga/syarat-
sidang-isbat-nikah-siri/, (Diakses tanggal 2 April 2022, pukul 14.38 WITA).
9
Ibid., (Diakses tanggal 3 April 2022, pukul 08.03 WITA).

6
E. Prosedur Pengajuan dan Sidang Pengabsahan Perkawinan

Adapun administrasi yang perlu dipersiapkan dalam pengajukan permohonan


pengesahan perkawinan ke Pengadilan Negeri, yaitu:

1) KTP Pemohon,
2) KTP Pasangan apabila masih hidup,
3) Kartu Keluarga (KK),
4) Akta Kelahiran Anak,
5) Surat keterangan dari Pemuka agama ditempat dulu menikah,
6) Kutipan Akta Kematian apabila pasangan telah meninggal dunia, dan
7) Menyaipkan 2 (dua) orang saksi yang mengetahui adanya perkawinan dahulu
dengan pasangan.10

Setelah berkas adminitrasi diajukan, pemohon akan dikenakan panjar biaya perkara,
kemudian minta bukti pembayaran yang akan dipakai untuk meminta sisa panjar biaya
perkara. Jika pemohon tidak mampu membayar panjar biaya perkara, pemohon dapat
mengajukan permohonan untuk beperkara secara cuma-cuma (Prodeo).

Langkah selanjutnya menunggu panggilan sidang, pengadilan akan mengirim surat


panggilan yang berisi tentang tanggal dan tempat sidang kepada pemohon dan termohon
secara langsung ke alamat yang tertera dalam surat permohonan.

Pada sidang pertama, pemohom membawa dokumen seperti surat panggilan


persidangan serta fotokopi formulir permohonan yang telah diisi. Dalam sidang pertama ini
hakim akan menanyakan identitas para pihak misalnya kartu tanda penduduk (KTP) atau
kartu identitas lainnya yang asli. Dalam kondisi tertentu, hakim mungkin akan melakukan
pemeriksaan isi permohonan. Kemudian waktu dan tanggal sidang kedua dan seterusnya
akan diberitahukan kepada pemohon atau termohon yang hadir dalam sidang tersebut oleh
hakim.

Adapun pada sidang kedua dan seterusnya, ada kemungkinan pemohon harus
mempersiapkan dokumen dan bukti yang diminta oleh hakim. Dalam kondisi tertentu,

10
Ibid., (Diakses tanggal 3 April 2022, pukul 08.26 WITA).

7
hakim akan meminta pemohon menghadirkan saksi-saksi yaitu orang yang mengetahui
pernikahan siri tersebut, di antaranya wali nikah dan saksi nikah atau orang-orang terdekat
yang mengetahui pernikahan itu.

Jika permohonan dikabulkan, pengadilan akan mengeluarkan putusan penetapan


nikah. Salinan putusan tersebut akan siap diambil dalam jangka waktu 14 hari sejak sidang
terakhir dan dapat diambil sendiri ke kantor pengadilan atau diwakilkan kepada orang lain
dengan surat kuasa. Setelah itu, pemohon bisa meminta dinas kependudukan dan
pencatatan sipil (bagi non muslim) atau kantor urusan agama (bagi muslim) setempat untuk
mencatatkan pernikahan dengan menunjukkan bukti salinan putusan atau penetapan
pengadilan tersebut.11

11
Hukum Online, 5 Langkah Permohonan Itsbat Nikah, 2021, https://www.hukumonline.com/klinik/a/5-
langkah-permohonan-itsbat-nikah-lt4e67428a5d0ea, (Diakses tanggal 3 April 2022, pukul 08.36 WITA).

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Permohonan pengesahan perkawinan adalah permohonan keabsahan dari nikah siri


yang diajukan ke pengadilan untuk dinyatakan sah menurut negara dan memiliki kekuatan
hukum. Sedangkan pencatatan perkawinan adalah pendataan administrasi perkawinan yang
ditangani oleh PPN. Adapun ketentuan pencatatan perkawinan adalah Pasal 2 UU No. 1
Tahun 1974 ayat 2 yang menyatakan: “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.”

Pengadilan harus meninjau beberapa hal penting seperti; diajukan oleh pasangan
suami istri yang menikah secara siri, keduanya atau yang masih hidup menjadi pihak yang
mengajukan permohonan dan ketiadaan halangan pernikahan.

Dalam proses sidang, pemohon mendaftarkan administrasi terlebih dahulu ke


pengadilan negeri, lalu membayar panjar biaya perkara hingga proses siding pertama
penyelidikan identitas. Di sidang kedua dan seterusnya juga akan dihadirkan pembuktian-
pembuktian hingga putusan hakim apakah mengabulkan atau tidak. Jika dikabulkan
pemohon akan langsung menuju PPN untuk dicatatkan pernikahannya.

B. Saran dan Kritik

Dari materi diatas, kita belajar bagaimana tinjauan dan prosedur permohonan
pengabsahan nikah, baik di pengadilan negeri maupun di pengadilan agama, tentunya
sangat bagus untuk menambah wawasan dasar terkait perkara pengesahan perkawinan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan, pembahasan ataupun penyajian jurnal ini
tentunya terdapat kekeliruan, maka penulis memberikan ruang bagi pembaca sekalian
untuk memberikan kritikan dan sarannya guna bisa diperbaiki di kemudian hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Salsabila, S. 2019. Tinjauan Teoritis Tentang Pencatatan Perkawinan dan Isbat Nikah.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uinbanten.ac.id/
4666/5/BAB
%25203.pdf&ved=2ahUKEwiZg7upvfH2AhUU6nMBHUIqBk0QFnoECAMQAQ&usg=AOvV
aw0L6PItI1ZKZtZV1QRCBAKM. (Diakses tanggal 1 April 2022, pukul 07.44 WITA).

Dewi, Ria Shinta. 2019. Tinjauan Yuridis Perceraian atas Perkawinan yang Tidak
Tercatat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan (Jurnal Retentum Vol. 1).
Medan: Universitas Darma Agung.

Keluarga, Legal. 2020. Pengesahan Perkawinan di Pengadilan Bagi Non Muslim.


https://www.legalkeluarga.id/pengesahan-perkawinan-di-pengadilan-bagi-non-muslim/. (Diakses
pada tanggal 1 April 2022, pukul 21.38 WITA).

Kendali, Dispenduk Capil. 2006. UU No 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi


Kependudukan. https://dispendukcapil.kendalkab.go.id/undangundang/article/23/uu-no-23-
tahun-2006-tentang-administrasi-kependudukan#. (Diakses pada tanggal 1 April 2022, pukul
21.43 WITA).

Usman, Rachmadi. 2017. Makna Pencatatan Perkawinan Dalam Peraturan Perundang-


undangan Perkawinan Di Indonesia (Jurnal Legislasi Indonesia). Banjarmasim: Fakultas Hukum
Universitas Lambung Mangkurat.

Subekti dan Tjitrosudibio. 2017. Kitab Undang-Undah Hukum Perdata Burgerlijk


Wetboek. Jakarta Timur: Balai Pustaka.

Tigaraksa, IT PA. 2022. Permohonan Itsbat/ Pengesahan Nikah, https://pa-


tigaraksa.go.id/permohonan-itsbat-pengesahan-nikah/, (Diakses tanggal 2 April 2022, pukul
14.31 WITA).

10
Justika. Syarat Sidang Isbat Nikah Siri yang Wajib Anda Penuhi.
https://blog.justika.com/keluarga/syarat-sidang-isbat-nikah-siri/. (Diakses tanggal 2 April 2022,
pukul 14.38 WITA).

Online, Hukum. 2021. 5 Langkah Permohonan Itsbat Nikah.


https://www.hukumonline.com/klinik/a/5-langkah-permohonan-itsbat-nikah-lt4e67428a5d0ea.
(Diakses tanggal 3 April 2022, pukul 08.36 WITA).

11

Anda mungkin juga menyukai