Timbulnya hubungan suami dan isteri diawali oleh ikatan antara laki-laki dan
perempuan yang disebut perkawinan yang bertujuan membentuk keluarga yang
bahagia dan kekal.
1. Pasal 30
Suami-isteri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.
Maksudnya adalah apabila sudah menjadi pasangan suami-isteri kita harus
mengetahui tugas atau kewajiban apa saja yang harus dikerjakan dalam hidup
bersuami-istri,karna dalam hubungan suami-isteri berbeda dengan kehidupan
kita pada saat masih lajang dimana kewajiban kita dilakukan untuk kepentingan
sendiri.Apabila sudah menjadi suami-istri kewajiban harus dilakukan dengan
penuh tanggung jawab karena berpengaruh untuk kedepanya dalam hidup
bersuami-isteri.
2. Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan
suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama
dalam masyarakat.
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
3. Pasal 32
(1) Suami-istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap,yang
ditentukan secara bersama.
Maksudnya disini dalam pasangan suami-istri harus mempunyai pilihan
untuk bertempat tinggal dimana dan harus didiskusikan secara
bersama,karena dalam memilih tempat tinggal banyak sekali faktor yang
harus dibicarakan,misalnya faktor Ekonomi.
4. Pasal 33
(1) Suami isteri wajib saling cinta mencintai,hormat-menghormati,setia dan
memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.
Dalam pasal ini dalam hidup bersuami-istri sangat perlu dilakukan dalam
kehidupan nyata karena dengan hal itu hubungan menjadi lebih tenang
dan harmonis karena sama saja dengan melengkapi satu sama lainnya.
5. Pasal 34
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu
keperluan rumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
Sesuai dengan penghasilannya,suami menanggung:
Nafkah,kiswah dan tempat kediaman bagi isteri
Biaya rumah tangga,biaya perawatan dan pengobatan bagi istri dan
anak
Biaya pendidikan bagi anak.
(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga dalam sebaik baiknya.1
1
Salim,Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW).Sinar Grafika: Jakarta.hlm.74
2
Ibid hlm 74-74