Anda di halaman 1dari 12

ETIKA PERGAULAN SUDUT PANDANG ISLAM

Dibuat oleh :
M. Irfan Zaki Rici 1958011049
NO. Presensi 14

Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu, Segala puji bagi Allah SWT yang


telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum
Acara Peradilan Agama dengan judul “Pandangan Islam”ETIKA PERGAULAN SUDUT
PANDANG ISLAM”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar lampung, 30 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ............................................................................................... 4
1.2. rumusan masalah .............................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Hukum pergaulan ............................................................................................... 5
2.2. Tata cara pergaulan lawan jenis ......................................................................... 7

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………….. 12

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pengarahan yang tepat ialah dengan mengikuti contoh konkret lewat keteladanan
Rasulullah SAW. Dengan dukungan orang tua dan pendidikan formal, insyaAllah
akan memperkuat dasar akidah remaja sehingga dia akan siap terjun dalam
pergaulan masyarakat yang lebih luas. Dan biasa menjalankan tanggung jawabnya
terhadap diri sendiri dan lingkunganya yang semuanya akan bermuara pada
realisasi tanggung jawabnya kepada Allah SWT.

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana menurut pandangan islam tentang pergaulan lawan jenis ?
2. Hukum pergaulan lawan jenis ?
3. Adab-adab apa sajakah yang harus dilakukan saat sedang bergaul
dengan lawan jenis ?

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hukum pergaulan


Dalam islam dalam kehidupan diatur dengan sedemikian rupa dari mulai bangun
tidur sampai Kembali tidur. Salah satunya adalah begaul antara lawan jenis dan
sesama jenis. Etika yang harus kita lakukan adalah menjaga aurat kita walaupun kita
bergaul dengan sejenis tetaplah harus memiliki etika dalam bergaul dan aurat
haruslah dijaga apalagi dengan lawan jenis seperti yang allah firman kan :

‫ُون‬ َ ِ‫ُوج ُه ْم ۚ ٰ َذل‬


َ ‫ك أَ ْز َك ٰىلَ ُه ْم ۗ إِنَّ ٱهَّلل َ َخ ِبي ۢ ٌر ِب َما َيصْ َنع‬ ۟ ‫ظ‬
َ ‫وا فُر‬ ُ ‫صر ِه ْم َو َيحْ َف‬ َ ۟ َ ‫قُل لِّ ْلم ُْؤ ِمن‬
ِ َ ٰ ‫ِين َي ُغضُّوا مِنْ أ ْب‬

Artinya :
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".

Rasullah S.A.W juga bersabda :


“Tidak dibolehkan laki-laki melihat aurat (kemaluan) laki-laki lain, begitu juga
perempuan tidak boleh melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh laki-laki
berkemul dengan laki-laki lain dalam satu kain, begitu juga seorang perempuan
tidak boleh berkemul dengan sesama perempuan dalam satu kain.” (HR. Muslim).
Yang kedua adalah jika kita bergaul adalah menjauhi hal-hal yang berpotensi untuk
terjadinya perzinahan sesuai dengan firmannya :
‫اًل‬4‫يبس‬4َِ 4‫ء‬4‫ َاس‬4‫ َو‬4َ 4‫ة‬4‫ًش‬4َ‫ح‬4ِ4‫اف‬4َ 4‫ن‬4‫اَك‬4َ 4‫ه‬4‫نإ‬4َُِّ 4ۖ4‫ازن‬4َ4ِّ ‫ال‬ 4‫وا‬4‫بر‬4‫ُقت‬4َ4َْ 4‫ اَلو‬4َ
Arti nya :
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS Al-Isyro 32)

Dari surat diatas kita telah dapat memahimi dimana kita mendekati zina saja tidak
diperbolehkan apalagi kita melakukan perzinahan karna itu dilarang oleh allah dan
kita haruslah memiliki hijab atau pembatas agar tidak melakukan hal-hal tersebut.
Adapuyn carakita untuk menjauhi tersebut seperti :

1. Tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina.
Contoh: berkhalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram. Nabi
bersabda:“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah

5
berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena
sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan”. (HR. Ahmad).
2. Menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang dapat “membangkitkan selera”
atau nafsu birahi. Allah Swt berfirman: “Hai para istri Nabi, kamu sekalian tidaklah
seperti perempuan yang lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk
(lembut manja) dalam berbicara hingga berkeinginan orang yang ada penyakit
dalam hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf.” (QS. Al Ahzab 33:31).

3. Menghindari bersentuhan kulit dengan lawan jenis. Hadits Nabi Saw: “Tak
pernah tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Bukhari
dan Muslim). Sabda Nabi Saw: “Seseorang dari kamu lebih baik ditikam kepalanya
dengan jarum dari besi daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal
baginya.” (HR. Thabrani).

4. Memperbaiki cara berjalan. Berjalanlah dengan cara yang baik, sopan dan santun
serta tidak berlenggak-lenggok sehingga dapat menimbulkan syahwat bagi yang
memandangnya. Nabi Saw. bersabda: “Dua golongan yang termasuk dari kalangan
ahli neraka, perempuan yang memakai pakaian tetapi keadaannya seperti telanjang
(ketat), dan perempuan ini berjalan sambil berlenggak lenggok dan ikatan
rambutnya seperti bonggol unta. Dan perempuan yang seperti ini keadaanya tidak
akan mencium bau syurga. Ketahuilah, bau syurga boleh diciumi dari jarak begini
dan begini”.

5. Hendaknya menjauhi hal-hal yang dapat merangsang syahwat seperti bau-bauan


(minyak wangi) atau warna-warna yang menarik, yang sepatutnya dipakai di rumah,
bukan di jalanan untuk bertemu dengan lelaki. Sabda Nabi Saw: “Dan hendaklah
kamu tetap diam di rumah kamu serta janganlah kamu menampakkan kecantikan
diri seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah zaman dahulu.” (Al Hadits).
6. Hendaknya tidak melakukan ikhtilat ( , )‫ اإلختالط‬yakni berbaur antara pria dengan
wanita dalam satu tempat. Sabda Nabi Saw: “Rasulullah Saw. pernah keluar dari
masjid dan pada saat itu bercampur baur lakilaki dan wanita di jalan,maka beliau
berkata: “Mundurlah kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian bagian tengah jalan;
bagian kalian adalah pinggir jalan”. (HR. Abu Daud). Sabda Nabi Saw: “Rasulullah
melarang laki-laki berjalan di antara dua wanita.” (HR. Abu Daud).

2.2. Tata Cara Bergaul Dengan Lawan Jenis

6
Allah telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan sempurna, teratur, dan
berpasang-pasangan. Ada langit dan ada bumi, ada siang dan ada malam, ada dunia
ada akhirat, ada surga dan neraka, ada tua dan ada muda, ada laki-laki dan ada
perempuan. Laki-laki dan perempuan: merupakan makhluk Allah yang telah
diciptakan scara berpasangpasangan. jadi, merupakan suatu keniscayaan dan
sangat wajar, jika terjadi pergaulan di antara mereka. Dalam pergaulan tersebut,
masing-masing berusaha untuk saling mengenal. Bahkan lebih jauh lagi, ada yang
berusaha saling memahami, saling mengerti dan ada yang sampai hidup bersama
dalam kerangka hidup berumah tangga. lnilah indahnya kehidupan. Laki-laki dan
perempuan ditentukan dalam sunah Allah untuk saling tertarik satu dengan yang
lainnya. Laki-laki tertarik dengan perempuan, demikian juga sebaliknya, perempuan
tertarik kepada laki-laki. Allah Swt. memberikan rasa indah untuk saling menyayangi
di antara mereka. Tidak jarang juga masing-masing merindukan yang lainnya. Rindu
untuk saling menyapa, saling melihat, serta saling membenci atas. dasar ketulusan
dan kasih sayang. Pergaulan yang baik dengan lawan jenis hendaklah tidak
didasarkan pada nafsu (syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas
yang dilarang agama. Inilah yang tidak dikehendaki dalam Islam. Islam sangat
memperhatikan batasan-batasan yang sangat jelas dalam pergaulan antara laki-laki
dengan perempuan. Di bawah ini akan kami ungkapkan adab-adab bergaul dengan
lawan jenis. Di antaranya:

1) Perintah menjaga pandangan “Katakanlah kepada laki-laki beriman: Hendaklah


mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. an-Nur:
30). Allah juga berfirman yang artinya, ”Dan katakalah kepada wanita beriman:
Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.”
Menundukkan pandangan dalam ayat ini tentu saja dimaksudkan untuk menjaga
mata dari hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat, termasuklah menonton
video porno dan sejenisnya.

2) Larangan berdua-duaan “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (kholwat)


dengan wanita kecuali bersama mahromnya.” (HR. Bukhari & Muslim) Tidak ada
larangan untuk bergaul dengan lawan jenis, namun membutuhkan lebih banyak
kewaspadaan dan kehati-hatian dalam melakukannya. Hal ini demi mencegah
terjadinya fitnah apalagi terjerumusnya keduanya dalam dosa besar. Salah satu
adab yang perlu dipatuhi adalah tidak berduaan. Ketika keduanya hanya berduaan,
maka setan akan sangat mudah untuk menggoda dan membisikkan berbagai
macam godaan dosa yang terlihat indah. Bahkan meskipun seorang yang alim,
hendaknya tetap menghindari kontak seperti ini.

3) Tidak bersentuhan fisik

7
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah
menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada
pemimpin).” (HR. Bukhari). Jelas bahwa sentuhan fisik antara lawan jenis bisa
menstimulus syahwat. Oleh sebab itu, perlu menahan diri ketika ingin menyentuh
lawan jenis. “Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih
lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani
dengan sanad hasan)

4) Tidak mendesah atau membuat-buat dalam berbicara Terutama kaum wanita,


janganlah membangkitkan syahwat lawan jenis dengan cara membuat-buat dalam
berbicara, kata cantik berubah jadi syantik. Atau sejenisnya yang memang disengaja
untuk memancing perhatian.

َ 4َ4‫ ْيف‬4َ
4‫ي‬4‫ف‬4ِ 4‫ي‬4‫ذ‬4‫َّال‬4ِ 4‫ع‬4‫م‬4‫ط‬ 4‫ل‬4‫و‬4ِ ‫ابقل‬4َِْ ْ 4َْ 4‫خ‬4‫ ْت‬4َ
4‫ن‬4‫ع‬4َ‫ض‬ 4‫فاَل‬4َ 4‫ن‬4‫تَّيق‬4‫ََّا‬4ُْ 4‫ن‬4‫ ِإ‬4ِ 4ۚ‫ء‬4‫ ِاس‬4َ‫ن‬4‫ِّال‬ 4‫ن‬4‫ َم‬4ِ 4‫حد‬4‫أ ٍك‬4ََ4 َّ‫ت‬4‫ ْ ُل‬4َ
4‫ن‬4‫س‬ 4‫ي‬4ِّ4‫نب‬4‫ِاَّل‬ 4‫ء‬4‫ َاس‬4‫ َن‬4ِ 4‫اي‬4َ
4‫اف‬4‫ًو‬4‫ر‬4‫ع‬4ُ ‫م‬4َْ ‫اًل‬ َ
4‫و‬4‫ق‬4ْ 4‫ن‬4‫لقو‬4َ44َ ُ ْ 4ٌ 4‫ر‬4‫م‬4َ4َ 4‫بلهق‬4ِ ِ
4‫ض‬ َ ْ

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu
bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik” (QS.
Al Ahzab: 32).

5) Tidak berdandan Dalam Islam, seorang wanita hanya diperbolehkan untuk


berdandan di hadapan suaminya saja. Begitu pula ketika bergaul dengan lawan
jenis. Wanita yang dengan sengaja berdandan bahkan menggunakan wewangian
untuk memikat laki-laki merupakan wanita yang sangat rendah dalam Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-


laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut
adalah seorang pelacur.” (HR. An Nasa’i no. 5129, Abu Daud no. 4173, Tirmidzi no.
2786 dan Ahmad 4: 414. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Sanad
hadits ini hasan kata Al Hafizh Abu Thohir).

6) Tidak bercampur baur Adab dalam bergaul dengan lawan jenis yang lain adalah
tidak bercampur baur. Hendaknya kita memisahkan diri dari lawan jenis ketika
melakukan komunikasi. Sebagaimana yang dilakukan para sahabat ketika bertanya
pada istri-istri Rasulullah. Allah Ta’ala berfirman :

َ 4‫وا‬4‫لخ‬4ُ‫تد‬4َْ 4‫اه‬4‫ َيأ‬44َُّ 4‫اي‬4َ


4‫ه‬4‫اُنإ‬4ِ4َ 4‫ن‬4‫ي َر‬4‫ظ‬4ِ4ِ‫ان‬4َ
ٰ ٍ 4َ4َ 4‫ى‬4‫لإ‬4ِٰ َ 4‫كم‬4‫ل‬4ْ ُ َ 4‫ن‬4‫ذ‬4‫ َؤ‬4‫ َي‬4ُْ 4‫ن‬4‫أ‬4ْ 4‫اَّلإ‬4ِ 4‫ي‬4ِّ4‫نب‬4‫ِاَّل‬
4‫ر‬4‫يغ‬4َ4َْ 4‫م‬4‫اع‬4‫ط‬ 4‫ت‬4َ4‫و‬4‫يب‬4ُ ‫ اَل‬4‫وا‬4‫نم‬4‫ َُآ‬4‫ن‬4‫يَذ‬4‫َّال‬4ِ
4‫ي‬4‫ؤذ‬4‫ ِي‬4ُْ 4‫ن‬4‫اَك‬4َ 4‫كمذ‬4‫ل‬4َْ ُ ِ 4 4‫ن‬4َّ‫إ‬4ِ 4ۚ‫ث‬ 4ٍ 4‫حيد‬4ِ‫ َل‬4ِ ْ
َ ‫ي‬4‫تس‬4‫ِنأ‬4‫ ِْ َم‬4ُ
4‫ن‬4‫س‬ 4‫ اَلو‬4َ 4‫وا‬4‫ر‬4‫ ُش‬4‫تن‬4‫ ِاف‬4َْ ُْ 4ِ4َ
4‫تم‬4‫ع‬4‫ط‬ 4‫اإفذ‬4َِ ُ
4‫وا‬4‫لخ‬4‫د‬4‫اف‬4َْ 4‫تم‬4‫يع‬4ُْ 4‫ ِد‬4ُ 4‫اإذ‬4َِ 4‫ن‬4‫كلو‬4َْ 4َِ 4ٰ

8
4‫ن‬4‫ ْم‬4ِ 4‫ن‬4َّ‫ه‬4ُ‫و‬4‫لأس‬4َ4ُ ْ‫اف‬4َ 4‫ًاع‬4‫اتم‬4َ 4‫ن‬4َّ‫ه‬4ُ‫و‬4‫أمس‬4‫َتل‬4َُ ْ 4‫اإذو‬4َِ 4َ 4ۚ4‫ق‬4‫ ِّح‬4‫ َال‬4ْ 4‫ن‬4‫ َم‬4ِ 4‫ي‬4‫يح‬4‫س‬ ِ‫ت‬4ْ4‫ ْ َي‬4َ ‫هَّللا اَل‬4ُ4‫و‬4َ 4ۖ‫م‬4‫ك‬4‫نم‬4ْ ُ 4ِْ ِ‫ت‬4ْ4‫ ْ َيف‬4َ
4‫ي‬4‫يح‬4‫س‬ 4‫َّي‬4‫نب‬4‫ِاَّل‬
َ ‫اَل‬ ‫هَّللا‬
4‫ن‬4‫ ْأ‬4 4‫و‬4َ 4ِ 4‫ل‬4َ4‫و‬4‫س‬4‫ ُر‬4َ ُ ُ َ ُ َ
4‫وا‬4‫ؤذ‬4‫ت‬4ْ 4‫ن‬4‫أ‬4ْ 4‫كم‬4‫ل‬4ْ 4‫ن‬4‫اَك‬4َ 4‫ام‬4‫و‬4َ 4َ 4ۚ4‫ن‬4َّ‫ه‬4‫ب‬4‫ق ِو‬4‫ل‬44َ ُ ُ4‫كم‬4‫ب‬4ْ‫و‬4‫ ِقل‬4ُِ 4‫ر‬4‫ه‬4ُ ‫ط‬ ْ َ َ ُ
4َ4‫أ‬4 4‫كمذ‬4‫ل‬4ْ ِ 4ٰ 4ۚ‫ب‬4ٍ 4‫اج‬4‫ َح‬4ِ 4‫ء‬4‫ ِار‬4‫و‬4َ 4َ
4‫ام‬4‫ظ‬
ً‫ي‬4‫ ِع‬4َ ‫هَّللا‬4ِ 4‫نعد‬4َِْ 4‫ن‬4‫اَك‬4َ 4‫كمذ‬4‫ل‬4َْ ُ ِ 4ٰ َ
4‫ن‬4َّ‫إ‬4ِ 4ۚ4‫ابأد‬4ًَ 4‫عده‬4‫ب‬4ِ 4ْ َ 4‫ن‬4‫م‬4ْ4ِ 4‫جه‬4ُ4‫ا َو‬4‫ز‬4‫ َأ‬4 ْ َ 4‫وا‬4‫ح‬4‫ُك‬4‫نت‬4َِ4ْ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi


kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu
masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu
selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan.
Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu
(untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar.
Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula)
mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya
perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah

7) Menjaga batas intensitas komunikasi Ingatlah bahwa bergaul dengan lawan jenis
memiliki banyak resiko, terutama fitnah dan zina. Maka dari itu, jagalah agar tidak
terlalu sering melakukan komunikasi dengan lawan jenis agar tidak terjadi hal yang
membuat kita terjerumus dalam dosa. Terlalu berlebihan dalam berkomunikasi
dapat menyebabkan kesalahpahaman hingga menimbulkan fitnah. Rasulullah
pernah memberikan peringatan pada kita semua,

“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi
kaum lakilaki daripada (fitnah) wanita.” (HR. Bukhari no. 5096 dan Muslim no.7122)

8) Menjaga kemaluan Menjaga kemaluan juga bukan hal yang mudah,karena


dewasa ini banyak sekali remaja yang terjebak ke dalam pergaulan dan seks bebas.
Sebagai muslim kita wajib tahu bagaimana caranya menjaga kemaluan. Caranya
antara lain dengan tidak melihat gambargambar yang senonoh atau
membangkitkan nafsu syahwat, tidak terlalu sering membaca atau menonton kisah-
kisah percintaan, tidak terlalu sering berbicara atau berkomunikasi dengan lawan
jenis, baik bicara langsung (tatap muka) ataupun melalui telepon, SMS, chatting,
dan media komunikasi lainnya.

9
9) Menutup aurat Bagi seorang wanita yang ingin melakukan komunikasi dengan
pria yang bukan mahramnya, maka hendaknya ia selalu menjaga auratnya tetap
tertutup. Jangan sampai menggunakan pakaian yang menarik perhatian hingga
menimbulkan bisikan setan apalagi terjerumus ke dalam syahwat. Sebagaimana
Allah berfirman :

4‫ذ‬4َ‫ل‬4َ4ِ4ٰ
4‫ك‬ 4ۚ4‫ن‬4َّ‫ه‬4‫ب‬4‫ ِي‬4ِ 4‫جاَل‬4َ 4‫ن‬4‫م‬4ْ4ِ 4‫ن‬4َّ‫عه‬4‫يل‬4َِ 4ْ 4‫ن‬4‫يَند‬4ُِ ْ 4‫ن‬4‫َنم‬4‫ؤي‬4ِ‫م‬4‫ال‬4ُْ 4‫ء‬4‫ ِاس‬4‫ َنو‬4ِ4َ 4‫ك‬4َ‫بتو‬4‫ِان‬4َ4َ 4‫ك‬4َ‫ج‬4ِ‫و‬4‫زا‬4َْ 4َ‫أِل‬ 4‫ل‬4‫ ْق‬4ُ 4‫ي‬4ُّ4‫نب‬4‫ِاَّل‬ 4‫اه‬4‫يأ‬4َ4َُّ 4‫اي‬4َ
4‫ام‬4ً‫يح‬4ِ‫ر‬4َ ‫ف‬4َُ
4‫ًار‬4‫و‬4‫غ‬ ‫هَّللا‬
4ُ 4‫ن‬4‫اَك‬4‫و‬4َ 4َ 4ۗ‫ن‬4‫ؤيذ‬4َ‫ي‬4َْ 4ُْ ْ
4‫فاَل‬4َ 4‫ن‬4‫فر‬4َ4‫ع‬4َ‫ي‬4ُْ 4‫ن‬4‫أ‬4ْ 4‫ى‬4‫أند‬4ٰ4َ ْ
َ

Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-


isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka !” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[al-Ahzâb/33:59]

10) Menjauhi Perbuatan Zina

Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas


tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa dan maksiat. Islam adalah
agama yang menjaga kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang
dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga
jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada
gilirannya akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam
rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina,
islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut :  Laki-laki tidak boleh
berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan
perempuan di tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling
berpandangan, lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua
adalah bujuk rayu syetan.  Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak
boleh bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam
adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang
tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang.

10
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahan yang telah dilakukan bahwa dapat disumpulkan tentang pergaulan
antar jenis kelamin yaitu pria dan wanita dimana terdapat Batasan-batasan yang
tidak boleh dilakukan karna akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan seperti
perzinahan ataupun yang lain, maka dari itu kita harus saling menjaga diri dan juga
menjaga hawa dan nafsu masing-masing agar terhindar dari hal tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. https://tafsirq.com/

2. https://mahadilmi.id/2014/05/12/etika-bergaul-dengan-lawan-jenis/

3. Bahan ajar PAI (PPT)

12

Anda mungkin juga menyukai