Anda di halaman 1dari 8

Menata Diri di Masa Penantian

Pemateri : Ustadzah Annisa Islamova ‫حفظها هللا تعالى‬


Penyelenggara : Farhah Project
Penyusun Rangkuman : Azizah Zatunnunnafisa

Betapa banyak rumah tangga yang rusak karena kurangnya pemahaman


ilmu khususnya ilmu yang terkait dengan pernikahan.

Pernikahan tidaklah selalu indah seperti apa yang orang-orang katakan,


maka persiapkanlah hal ini sebaik mungkin.

Nasihat Ustadzah :

Ketahuilah bahwa dunia pernikahan tidaklah berputar pada rotasi


romantisme.

Dunia pernikahan tak semudah seperti sedang membolak-balikkan lembaran


kertas yang telah dibaca, memahami teorinya, lalu selesai.

Dunia pernikahan tak sesedarhana itu, engkau akan mengetahui dengan pasti
saat diri telah menjalaninya.

Ketika engkau memilih untuk menikah, maka kita harus siap berkorban
banyak hal.

Menata Diri di Masa Penantian 1


Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk pernikahan :

1. Ilmu Pernikahan dan Ilmu Parenting

A. Ilmu Pernikahan

Ilmu pernikahan itu bukan hanya tentang kita membaca buku dalam
kitab lalu memahami materinya kemudian selesai, namun ada hal yang harus
menjadi bahan introspeksi diri yaitu tentang kesanggupan untuk
mengamalkan ilmu tersebut. Itulah hal penting yang harus diperhatikan
sebelum memasuki jenjang pernikahan.

Allah jalla wa ‘ala mengatakan :

َ ‫ْض َوأَ َخذْنَ مِ نكُم ِميثَ ٰـقًا‬


‫غلِي ًۭظًا‬ ُ ْ‫ْف تَأْ ُخذُونَهُۥ َوقَ ْد أَفْض َٰى بَع‬
ٍۢ ‫ضكُ ْم إِلَ ٰى بَع‬ َ ‫َوكَي‬

”Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu


telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan
mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang
kokoh.”

Dari sini kita mengetahui, bahwa Allah mengabarkan pada kita bahwa
suatu pernikahan ialah perjanjian yang kokoh. Hal ini disebabkan karena
adanya dua orang yang tidak saling mengenal kemudian Allah menghalalkan
keduanya membangun komitmen dan ikatan secara fisik maupun batin pada
pasangannya.

Pernikahan bukanlah hal yang hanya didasari karena suka sama suka,
namun pernikahan ialah ikatan yang dibangun di atas taqwa kepada Allah
jalla wa ‘ala.

Sejatinya pernikahan itu ketika terdapat dua orang yang disatukan


oleh Allah jalla wa ‘ala karena satu tujuan yaitu ibadah seumur hidup.

Menata Diri di Masa Penantian 2


Allah jalla wa’ala juga berfirman :

ًۭ ‫َاس لَّكُ ْم َوأَنتُ ْم ِلب‬


َّ‫َاس لَّ ُه ن‬ ًۭ ‫هُنَّ ِلب‬

”Mereka (wanita atau para istri) ialah pakaian untukmu dan kamu juga
pakaian untuk mereka”

Maka dari itu seorang suami istri hendaknya untuk saling melindungi,
saling menjaga dan saling menutupi aib.

َ َ‫ٱلرجَا ُل قَ ٰ َّو ُمون‬


ِ‫علَى ٱلنِسَآء‬ ِ

” Sesungguhnya laki-laki adalah pemimpin bagi wanita”

Maka dengan dalil di atas, tidak ada bantahan mengenai perkara


menaati suami. Kecuali, apabila ketaatan itu menjerumuskan pada suatu
kemaksiatan kepada Allah ta’ala

Dalam hukum pernikahan itu, sejatinya telah Allah perinci mengenai


bagaimana seorang wanita memilih suami, bagaimana seorang muslimah
seharusnya mempelajari hak-hak suaminya, mempelajari kewajiban-
kewajibannya dan prinsip-prinsip lainnya.

Self Note : Dari sini, kita mengetahui bahwa untuk mengetahui seluk-
beluk pernikahan tentunya membutuhkan ilmu. Ilmu tersebut yang nantinya
atas izin Allah membantu kita untuk menjalani bahtera rumah tangga dengan
baik.

Dimulai dari ilmu memilih pasangan, bagaimana seorang wanita menjalankan


kewajibannya, memenuhi hak pasangannya, menutupi aib pasangannya, dan
bagaimana muslimah menjadi seseorang yang berbakti pada Allah
(utamanya) kemudian pada suaminya.

Pernikahan ialah suatu komitmen kita seumur hidup, seni


tentang bagaimana kita harus rela berkorban.

Menata Diri di Masa Penantian 3


B. Ilmu Parenting

Ilmu tentang bagaimana kita bisa menjadi ibu dan madrasah yang baik
untuk anak-anak kita.

Kata Penyair,

‫ إذا أعددتها أعددت شعبا طيب األعراق‬,‫األم مدرسة األولى‬

”Ibu adalah madrasah yang pertama, apabila kamu menyiapkannya (dengan


baik), berarti kamu menyiapkan sebuah bangsa (generasi yang baik)”.

Untuk melahirkan generasi yang baik, tentunya membutuhkan


ilmu yang sangat luas.

Bagaimana kita mempelajari mengena rentang usia anak, misalnya usia


sekian hingga sekian ia harus mengenal tauhid, kemudia usia sekian
mengenal emosinya, menghafal qur’an dll.

Belajar dari Ibu Imam Ahmad bin Hanbal (Shofiyyah)

Beliau berkorban dengan waktunya, untuk membentuk Imam Ahmad


menjadi seseorang yang sholih. Ketika Imam Ahmad berusia 3 tahun, beliau
menuntun anaknya untuk sholat di masjid, kemudian ditunggunya hingga
putranya selesai melaksanakan sholat.

Beliau mengkonsep anaknya supaya Imam Ahmad tidak menjadi anak


yang biasa-biasa saja, sehingga di usia Imam Ahmad yang masih kecil, beliau
sudah dibiasakan oleh ibunya untuk menghafal Al-Qur’an.

Dari sini kita bisa belajar, bahwa pengaruh seorang ibu atas anaknya
sangatlah besar, maka sudah sepantasnya untuk kita terus belajar dan
membekali diri dengan ilmu parenting yang sesuai dengan syari’at islam.

Menata Diri di Masa Penantian 4


2. Belajar Mengendalikan Emosi dan Ego

Allah Jalla wa’ala berfirman,

ِ ‫ب ٱلْ ُم ْح‬
َ‫سنِين‬ ُّ ِ‫ٱّلل يُح‬ ِ َّ‫َوٱلْكَـٰظِ مِ ينَ ٱلْغَيْظَ َوٱلْعَافِينَ ع َِن ٱلن‬
ُ َّ ‫اس ۗ َو‬

”dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)


orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫ضبَه‬
َ ‫غ‬ َّ ‫َّللاُ عَزَّ َو َج َّل قَلْبَهُ أَ ْمنًا يَوْ َم الْ ِقيَا َم ِة َو َمنْ ك‬
َ ‫َف‬ َّ ‫أل‬َ ‫ َم‬،ُ‫ َولَوْ شَا َء أَنْ يُ ْم ِضيَهُ أَ ْمضَاه‬،ُ‫غيْظَه‬
َ ‫َو َمنْ كَظَ َم‬
ُ‫َّللا عَوْ َرتَه‬
َُّ ‫سَت ََر‬

“Barangsiapa yang meninggalkan amarahnya, niscaya Allah akan tutup


aurat (kesalahan) nya. Barangsiapa yang menahan amarahnya padahal ia
mampu melakukannya, niscaya Allah ‘azza wa jalla akan memenuhi hatinya
dengan rasa aman pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Asakir).

Ketika kita marah atau emosi, maka itu akan mengantarkan pada
kejelekan dan membuka pintu kejelekan yang lain. Maka sudah seharusnya
untuk kita bisa memaafkan orang lain dan menahan amarah kita.

Rasulullah Shalallhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ب‬ َ َ‫سهُ ِعنْ َد الْغ‬


ِ ‫ض‬ َ ْ‫ ِإنَّ َما الشَّدِيدُ الَّذِى َي ْملِكُ نَف‬، ‫ع ِة‬ َ ‫لَي‬
َ ‫ْس الشَّدِيدُ ِبال ص َُّر‬

“Orang kuat bukanlah kuat dalam perkelahian. Namun orang yang kuat
ialah orang yang dapat mengendalikan jiwanya ketika marah”

Ketika sedang berada dipuncak amarahnya maka cobalah untuk tahan,


kemudian tinggalkan sebentar jangan ikut-ikut marah sehingga terjadi sebuah
pertikaian. Pertikaian ini nantinya ditakutkan bisa menimbulkan talak.

Menjadi seorang muslimah, harus bisa mengkonsep diri. Jangan sampai


kita mau diatur oleh pemikiran orang-orang luar (kafir). Jangan membiasakan
diri berlindung dibalik kata “akhwaat” untuk melakukan hal-hal yang buruk
seperti bermudah-mudahan dalam membantah tanpa dalil, moody, dll.

Menata Diri di Masa Penantian 5


3. Memperhatikan dan Mempersiapkan Fisik dan Mental

Kita harus tau kapasitas diri, yaitu dengan tidak memaksakan


kemampuan diri untuk menikah. Karena dalam pernikahan harus ada
kesiapan untuk mengurus 24/7 urusan rumah tangga yang pastinya
membutuhkan kekuatan fisik dan mental.

Kita juga harus mempertimbangkan kesiapan calon kita baik secara


fisik, mental, dan kesehatan. Cobalah untuk melakukan cek kesehatan sebagai
tindakan pencegahan atas hal-hal yang tidak diinginkan.

Ikhtiar mempersiapkan fisik dan mental bisa dilakukan salah satunya


dengan berdo’a. Salah satu do’a yang indah yaitu do’a yang biasa kita
panjatkan ketika berdzikir pagi dan petang :

َ‫ الَ إِلَـهَ إِالَّ أَنْت‬،‫ي‬


ْ ‫ اَللَّ ُه َّم عَافِن ِْي ف ِْي بَص َِر‬،‫ِي‬
ْ ‫ اَللَّ ُه َّم عَافِن ِْي ف ِْي سَ ْمع‬،‫اَللَّ ُه َّم عَافِن ِْي ف ِْي بَ َدن ِْي‬

”Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku
inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan
maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah
penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Engkau”

Perhatikan kembali kesehatan baik dari sisi perempuan dan laki-laki,


apalagi salah satu tujuan dari menikah yaitu memiliki keturunan sehingga
kedua pihak harus sehat, selain itu juga karena proses mendidik anak nantinya
membutuhkan kekuatan fisik dan mental yang baik.

4. Menyibukkan diri dengan kebaikan, bersama dengan teman


yang shalihah.

Mendatangi majelis-majelis taklim, mendatangi tempat-tempat yang


sekiranya membawa kebaikan bersama dengan teman yang shalihah.

Kita harus pandai juga dalam memilih teman sebelum memasuki


gerbang pernikahan. Kita harus bisa update mengenai siapa saja yang pantas
untuk kita jadikan teman. Kemudian cari lingkungan yang positif, yang disana
banyak kemudahan untuk bersama dengan orang-orang yang shalih.

Menata Diri di Masa Penantian 6


Saat ini, banyak krisis “akhwaat” dimana sebagian dari saudari kita
yang kurang beruntung karena pengaruh pergaulan. Misalnya seseorang yang
tadinya sudah kokoh manhajnya qoddarullah tergelincir karena tidak
memperhatikan pengaruh teman terhadap dirinya, sehingga kadar
keistiqomahan menurun akibat kurangnya dukungan.

Nasihat Ustadzah :

Penting untuk kita lebih sering mendatangi majelis ilmu bersama


dengan teman-teman yang shalihah. Mengkaji kitab-kitab, bahasa arab
(karena ini merupakan ilmu yang menjadi kunci dari berbagai gerbang ilmu).

Sebagai muslimah, kita harus selalu sibuk untuk memperbaiki diri dan
terus menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas hanya untuk Allah jalla wa’ala.
Seorang muslimah, tidak seharusnya dikenal dengan kemalasannya.

5. Berdo’a dan bersabar dalam penantian

Banyak berdo’a seperti firman Allah jalla wa’ala

‫َربَّنَا هَبْ لَنَا مِ نْ أَزْ ٰ َو ِجنَا َوذُ ِريَّ ٰـتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعي ٍُۢن َوٱ ْجعَلْنَا ِللْ ُمتَّقِينَ إِ َما ًما‬

Kita harus mengiringi 4 hal yang sudah disebutkan sebelumnya dengan


do’a. Karena bila hal tersebut tak diserahkan kepada Allah ta’ala tentu saja
itu semua hal yang mustahil untuk dilakukan, dan hanya kepada Allah ta’ala
kita kembalikan segala urusan kita dan menaruh segala harapan kita.

Do’a merupakan salah satu ibadah yang agung, dan kita tak mungkin
kecewa ketika kita menyerahkan urusan kita kepada Allah. Maka jangan
berkecil hati bila sekarang kita belum dipertemukan dengan jodoh kita.

Nasihat Ustadzah :

Kita harus selalu mengingat bahwa hanya Allah tempat kita mengadu
dan hanya Allah yang bisa memberikan apa yang kita butuhkan. Maka dari
itu, apapun hasil dari yang kita usahakan ( seperti yang kita sebutkan
sebelumnya ) kita harus yakin bahwa semuanya tak mungkin terjadi kecuali
atas kehendak Allah jalla wa’ala.

Menata Diri di Masa Penantian 7


Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

َ َ ‫ستَوْ ف َِى ِرزْ َقهَا َو ِإنْ أَبْطَأ‬


‫عنْهَا فَاتَّ ُقوا‬ ِ َ‫َّللا َوأَجْمِ لُوا فِى الطَّل‬
ْ َ‫ب فَ ِإنَّ نَفْسًا لَنْ تَ ُموتَ َحتَّى ت‬ ُ َّ‫أَيُّهَا الن‬
َ َّ ‫اس اتَّقُوا‬
‫ب ُخذُوا َما َح َّل َو َد عُوا َما َح ُر َم‬ ِ َ‫َّللا َوأَجْمِ لُوا فِى الطَّل‬
َ َّ

“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah


jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah
seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh
rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah,
dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan
mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no.
2144, dikatakan sahih oleh Syaikh Al Albani).

Lima poin di atas merupakan poin-poin dasar dalam perbekalan menuju


pernikahan.

Jangan lupa untuk mendoakan saudari kita yang melaksanakan ibadah


pernikahan ini dengan do’a yang telah diajarkan,

‫بارك هللا لك و بارك عليك و جمع بينكما في خير‬

Jauhkan pula sikap hasad dan iri dari diri kita atas kebahagiaan saudari kita.

Nasihat Penutup Ustadzah :

Wahai para wanita, engkau akan menjadi madrasah pertama bagi


anak-anakmu, namun ketahuilah kau tidak akan bisa mencetak generasi
terbaik, sampai engkau memenuhi hak suamimu.

Duhai wanita, hidupmu penuh dengan pengabdian, kepada Allah dan


suamimu, maka pilihlah lelaki yang baik agamanya, yang engkau siap
berlabuh mengabdikan suluruh hidupmu bersamanya, maka bertaqwalah
kepada Allah.

Menata Diri di Masa Penantian 8

Anda mungkin juga menyukai