Anda di halaman 1dari 11

1

DAFTAR ISI

Daftar Isi .................................................................................................................. . 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ................................................................................................2
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan ...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hak dan kewajiban suami isteri .....................................................................3
B. Kewajiban suami terhadap isteri ....................................................................4
C. Kewajiban isteri terhadap suami ....................................................................6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...............................................................................................................10
DaftarPustaka .............................................................................................................11



2


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap pasangan muslim dan muslimah yang melakukan pernikahan, paham betul bahwa
tujuan menikah yang utama adalah untuk mendapatkan ridha Allah. Setelah itu untuk
mewujudkan keluarga yang sakinah mawahdah wa rahmah dan meneruskan keturunan
dengan memperoleh anak-anak yang shaleh dan salehah. keluarga yang terbentuk adalah
wadah untuk melakukan proses perubahan, baik untuk dri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Sepasang suami-istri yang dipersatukan oleh ikatan pernikahan juga sadar bahwa keluarga
adalah organisasi kecil yang memiliki aturan dalam pengelolaannya. Karena itu, sepasang
suami-istri harus bias memahami hak dan kewajiban dirinya atas pasangannya dan anggota
keluarga lainnya.Sepasang suami-istri dalam berinteraksi di rumah tangga sepatutnya
melandasi hubungan mereka dengan semangat mencari keseimbangan, menegakkan
keadilan, menebar kasih sayang, dan mendahulukan menunaikan kewajiban dari pada
menuntut hak.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah hak dan kewajiban suami isteri?
2. Apa macam-macam kewajiban suami terhadap isteri?
3. Apa saja kewajiban isteri terhadap suami?
C. TUJUAN
Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah:
1. Mengetahui hak dan kewajiban suami isteri.
2. Dapat menyebutkan dan menjelaskan kewajiban suami terhadap isteri.
3. Dapat menyebutkan dan menjelaskan kewajiban istri terhadap suami.



3


BAB II
ISI
Nikah adalah adalah akad yang menghalalkan pasangan suami isteri untuk saling
menikmati satu sama lainnya.Pada bagian permulaan surat Al Mu'minuun disebutkan bahwa
salah satu tanda orang-orang mukmin itu ialah orang yang menjaga kemaluannya, sedang
permulaan surat An Nuur menetapkan hukum bagi orang-orang yang tidak dapat menjaga
kemaluannya yaitu pezina wanita, pezina laki-laki dan apa yang berhubungan dengannya, seperti
menuduh orang berbuat zina, keharusan menutup mata terhadap hal-hal yang ada hubungannya
dengan perbuatan zina, menyuruh agar orang-orang yang tidak sanggup melakukan pernikahan
menahan diri dan sebagainya.

A. Hak dan Kewajiban Suami Istri
Jika suami sama-sama menjalankan tanggung jawabnya masing-masing, maka akan
terwujudlah ketrentaman dan ketenangan hati sehingga sempurnalah kebahagiaan hidup berumah
tangga. Dengan demikian, tujuan hidup berkeluarga akan terwujud sesuai dengan tuntunan
agama, yaitu sakinah, mawaddah, dan warrohmah.

Hak Bersama Suami Istri
Dengan adanya akad nikah maka antara suami dan istri mempunyai tanggung jawab dan hak .
yaitu sebagai berikut;
a.Suami dan istri dihalalkan melakukan hubungan seksual. Mengadakan kenikmatan hubungan
merupakan hak bagi suami istri yang dilakukan secara bersamaan.
b.Haram melakukan pernikahan dengan saudaranya masing-masing baik suami maupun istri.
c.Dengan adanya pernikahan, kedua belah pihak saling mewarisi apabila seseorang telah
meninggal meskipun belum bersetubuh.
d.Anak mempuanyai nasib jelas.
e.Kedua belah pihak bertingkah laku dengan baik sehingga melahirkan kelsraan dalam
kedamaian hidup.



4


B. Kewajiban suami kepada isteri
Kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang suami terhadap isteri antara lain :
a. Mahar
Mahar adalah pemberian wajib dari suami untuk isteri, suami tidak
boleh menggunakanya tanpa seizin dan seikhlas isteri.
Rasulullah bersabda,
Diriwayatkan dari amir ibn Rabiah bahwa seorang wanita dari Bani Fazarah kawin dengan
mahar sepasang sandal. Lalu Rasulullah bertanya:
Apakah engkau rela dari diri dan hartamu dengan sepasang sandal?Perempuan itu
menjawab:Ya. Lalu Rasulullah saw membolehkannya.(HR. Ahmad, Ibn Majah dan Tirmidzi)

b. Nafkah
Nafkah adalah menyediakan segala keperluan isteri berupa makanan, minuman, pakaian,
rumah, dan lain-lain.
Firman Allah :
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang
disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan
kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan.(QS. At-Thalaq 7)

c. Ihsan al-Asyarah
Ihsan al-Asyarah artinya bergaul dengan isteri dengan cara yang sebaik-baiknya.
Teknisnya dapat dilakukan menurut pribadi masing-masing. Misalnya : membuat isteri bahagia,
selalu berprasangka baik terhadap isteri, membantu isteri apabila ia memerlukan bantuan
meskipun dalam urusan rumah tangga, menghormati harta miliknya pribadi dan lain-lain.

Allah berfirman :

5



Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (Qs. An-Nisa` : 19). Rasulullah saw sudah
memberikan contoh teladan bagaimana bergaul dengan isteri dengan sebaik baiknya. Rasulullah
bersabda :
Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik akhlaqnya. Dan
orang orang baik diantara mereka ialah yang paling baik terhadap isterinya.(HR. Ahmad)

d. Berperilaku adil
jika suami memiliki lebih dari satu istri. Maka suami yang berpoligami wajib memberikan
nafkah dan perlakuan yang sama kepada istri-istrinya. maka nikahilah wanita-wanita yang
kalian senangi: dua, tiga, atau empat. Namun jika kalian khawatir tidak dapat berbuat adil di
antara para istri nantinya maka nikahilah seorang wanita saja atau dengan budak-budak
perempuan yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih dekat bagi kalian untuk tidak berbuat
aniaya. (QS. An-Nisa`: 3)
Rasulullah bersabda: Siapa yang memiliki dua istri lalu ia condong (melebihkan secara
lahiriah) kepada salah satunya maka ia akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan satu
sisi tubuhnya miring/lumpuh. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

e. Membimbing dan Mendidik Keagamaan Isteri
Seorang suami memiliki tanggung jawab dihadapan Allah terhadap isterinya karena suami
merupakan pemimpin didalam rumah tangga. Maka, suami berkewajiban mengajar dan
mendidik isterinya agar menjadi seorang wanita shalihah. Jika seorang suami tidak mampu
mengajarkannya sendiri, dia harus memberikan izin kepada isterinya untuk belajar di luar atau
mendatangkan guru ke rumah, atau menyediakan buku-buku bacaan untuk keluarga.
Sebagaimana firman Allah swt:

6


Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. At-Tahrim: 6)


C. Kewajiban Isteri Terhadap Suami

a. Patuh Terhadap Suami
Seorang isteri wajib mematuhi segala keinginan suaminya selama tidak untuk hal-hal yang
mendekati kemaksiatan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Allah berfirman :

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang
taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah
mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika
mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. (QS. An
Nisa: 34)
Rasulullah bersabda :
Sebaik-baik wanita adalah yang apabila engkau memandang kepadanya menggembirakanmu,
apabila engkau suruh dia patuh, apabila engkau beri nafkah dia menerima dengan baik, dan
apabila engkau tidak ada disampingnya dia akan menjaga diri dan hartanu(HR. Nasai)
Suami mendapatkan hak istimewa untuk dipatuhi isteri mengingat posisinya sebagai
pemimpin dan kepala keluarga yang mempunyai kewajiban untuk memberi nafkah terhadap
keluarga.

7






b. Ihsan al Asyarah

Ihsan al Asyarah isteri terhadap suaminya antara lain dalam bentuk : Menerima
pemberian suami dengan rasa puas dan terima kasih, serta tidak menuntut hal-hal yang tidak
mungkin, serta selalu berpenampilan menarik agar tercipta keharmonisan dalam keluarga.

c. Tidak keluar rumah kecuali dengan ijin suami
Ketika keluar dari rumahnya tidak memakai wewangian (parfum), karena adanya
larangan dalam hadits Rasulullah. Seorang istri tidak boleh keluar dari rumahnya, kecuali atas
izin dari suaminya, meskipun untuk pergi ke rumah karib kerabatnya, tidak boleh bekerja di luar
rumah kecuali atas izin suaminya.
Allah berfirman:

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (QS. Al Ahzab: 33).
Hendaklah seorang istri ataupun wanita dimana hal ini akan membawa kepada fitnah.
Rasulullah bersabda, yang artinya: "Siapa saja wanita yang memakai wewangian, lalu ia keluar
dari rumahnya, lalu ia melewati suatu kaum, sedangkan mereka mencium baunya, maka dia
(wanita) tersebut telah berzina, dan setiap mata yang melihatnya adalah zina." (HR.Ahmad
dalam Musnad 4/418, dihasankan oleh Syaikh al-Albani)
Bekerjanya seorang wanita adalah boleh, dengan syarat persetujuan dari suaminya dan tidak
menelantarkan hak suami dan hak anak-anaknya, akan tetapi tetap tinggal di rumah adalah lebih
utama baginya, karena suamilah yang wajib menafkahinya, dan tidaklah wajib bagi seorang istri
untuk mencari nafkah.

8


d. Mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah mengampuni dosa-dosa istri yang
mendahulukan hak suaminya daripada hak orangtuanya.
e. Senantiasa membuat dirinya selalu menarik dihadapan suami sehingga, dalam setiap keadaan
suami senang memandangnya.
f. Menjaga kemuliaan dan perasaan suami
Ketika Asma bin Kharijah Al-Fazariyah menyerahkan anak perempuanya kepada
suaminya di malam pernikahannya, ia berkata,Wahai anakku, sesungguhnya engkau telah
keluar dari kehidupan yang selama ini engkau kenal. Sekarang engkau akan berada di ranjang
yang belum pernah engkau ketahui, bersama pasangan yang belum sepenuhnya engkau kenali.
Karena itu, jadilah engkau bumi baginya dan dia akan menjadi langit bagimu, jadilah engkau
hamparan baginya dan dia akan menjadi hamba sahaya bagimu. Janganlah engkau
menentangnya, sehingga ia membencimu. Jangankah engkau menjauh darinya, sehingga ia
melupakanmu. Jika ia menjauh darimu, maka menjauh pulalah engkau darinya, dan jagalah
hidungnya, pendengarannya dan matanya; jangan sampai ia mencium darimu kecuali yang
harum, janganlah ia mendengar kecuali yang baik, dan jangan ia memandang kecuali yang
cantik.
g. Istri wajib menjaga khormatannya
Rosulullah saw. Bersabda:sebaik-baik istrimu adalah yang murni dan bersyahwat.
Yakni murni menjaga kehormatan dirinya (dari pandangan lelaki lain), dan bernafsu terhadap
suaminya. (HR. Ad Dailami)
Yang dimaksud dalam menjaga kehormatan diri adalah, menghindari tatapan penuh
syahwat dari lelaki selain suaminya. Untuk itu sebaiknya seorang wanita yang sudah bersuami
tidak berdandan tau bertingkah yang dapat membuat lelaki lain tertarik padanya. Namun yang
terjadi akhir-akhir ini malah sebaliknya. Banyak wanita yang sudah bersuami, masih juga
berusaha mencari perhatian dari lelaki selain suaminya. Padahal sanksi perbuatan tersebut pada
hari kiamat kelak sangat berat.


h. Hendaklah seorang istri bertaqwa kepada Allah dan menjauhi hal-hal yang bisa menyakiti
hati suaminya, baik itu berupa perkataan ataupun perbuatanya. Dan hendaklah seorang isteri
menjauhi sikap banyak menuntut kepada suami, apalagi hal itu diluar batas kemampuan

9


suaminya dan janganlah ia suka melontarkan kata-kata celaan, mengumpat, melaknat, karena
Rasulullah telah memberi peringatan terhadap wanita yang seperti ini, bahkan hal ini merupakan
salah satu penyebab banyaknya para wanita masuk ke dalam api neraka.
Sabdah Rasulullah yang artinya: "Wahai para wanita bersedekahlah dan perbanyaklah
istighfar, karena sesungguhnya aku melihat sebagian besar penghuni neraka adalah wanita, hal
itu dikarenakan kamu suka melaknat dan durhaka kepada suami." (HR. Muslim)


10


BAB III
KESIMPULAN

Jika suami sama-sama menjalankan tanggung jawabnya masing-masing, maka akan
terwujudlah ketrentaman dan ketenangan hati sehingga sempurnalah kebahagiaan hidup berumah
tangga. Dengan demikian, tujuan hidup berkeluarga akan terwujud sesuai dengan tuntunan
agama, yaitu sakinah, mawaddah, dan warrohmah.
Kewajiban suami kepada isteri:
a. Mahar
b. Nafkah
c. Ihsan al-Asyarah
d. Berperilaku adil
e. Membimbing dan Mendidik Keagamaan Isteri
Kewajiban Isteri Terhadap Suami:
a. Patuh Terhadap Suami
b. Ihsan al Asyarah
c. Tidak keluar rumah kecuali dengan ijin suami
d. Mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah mengampuni dosa-dosa istri yang
mendahulukan hak suaminya daripada hak orangtuanya.
e. Senantiasa membuat dirinya selalu menarik dihadapan suami sehingga, dalam setiap keadaan
suami senang memandangnya.
f. Menjaga kemuliaan dan perasaan suami
g. Istri wajib menjaga khormatannya
h. Hendaklah seorang istri bertaqwa kepada Allah dan menjauhi hal-hal yang bisa menyakiti
hati suaminya, baik itu berupa perkataan ataupun perbuatanya. Dan hendaklah seorang isteri
menjauhi sikap banyak menuntut kepada suami, apalagi hal itu diluar batas kemampuan
suaminya dan janganlah ia suka melontarkan kata-kata celaan, mengumpat, melaknat, karena
Rasulullah telah memberi peringatan terhadap wanita yang seperti ini, bahkan hal ini
merupakan salah satu penyebab banyaknya para wanita masuk ke dalam api neraka.


11


DAFTAR PUSTAKA



Prof. Dr. H.M.A Tihami, M.A., M.M , Drs. Sohari Sahrani, M.M., M.H. Fiqh Munakahat (kajian
Fiqh Nikah Lengkap). Jakarta: Rajawali Pers, 2010, cet. ke-2

Anonim. http://ekasetiyowati.blogspot.com/2011/04/makalah-akhlak-istri-kepada-suami.html

Anda mungkin juga menyukai