Anda di halaman 1dari 8

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI - ISTRI

Pernikahan dalam Islam pada dasarnya bertujuan untuk membentuk rumah tangga yang
harmonis. Salah satu upaya untuk membangun dan menjaga keharmonisan tersebut adalah
dengan menunaikan hak dan kewajiban antara suami dan istri.

Terdapat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh suami dan istri dalam membina rumah
tangganya. Pengertian hak adalah segala sesuatu yang melekat dan mesti diterima seseorang,
sedangkan kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan.

Kewajiban-Kewajiban dalam Hubungan Suami-Istri.

Kewajiban istri terhadap suami, antara lain :

1. Taat pada Suami

Ini adalah kewajiban istri terhadap suami. Istri diwajibkan untuk selalu taat pada suami kecuali
dalam hal-hal yang melarang aturan agama dan atau kesusilaan.Misalnya, istri harus taat saat
suami menyuruh untuk melaksanakan salat di awal waktu, melakukan ibadah dan
melaksanakan kewajiban lain seperti menutup aurat, dan lain sebagainya.

Hal ini tertuang dalam (QS. An Nisa: 34) yang berbunyi :

ٌ َ‫ت ٰ َحفِ ٰظ‬


ِ ‫ت لِّ ْل َغ ْي‬
ُ ‫ب بِ َما َحفِظَ ٱهَّلل‬ ٌ َ‫ت ٰقَنِ ٰت‬ َّ ٰ ‫فَٱل‬
ُ ‫صلِ ٰ َح‬

Artinya : “Maka istri-istri yang shaleh itu ialah yang taat kepada Allah dan memelihara diri
ketika suaminya tidak ada. Oleh karenanya Allah telah memelihara (menjaga) mereka,”

2. Bermuka Manis dan Menyenangkan Suami.

Kewajiban istri terhadap suami selanjutnya adalah bermuka manis dan menyenangkan suami.
Perintah ini secara khusus berkaitan dengan psikologi perempuan yang terkadang tidak stabil,
baik karena faktor biologis maupun non-biologis. Untuk itu, kewajiban istri terhadap suami
lainnya adalah dapat mengontrol dan mengelola emosi sebaik mungkin.

Maksud dari bermuka manis dan menyenangkan suami ini tentu bisa berbeda berdasarkan
kebiasaan dan pola dalam sebuah rumah tangga. Bagi seorang istri, menyenangkan suami bisa
dilakukan dengan memasak makanan kesukaannya.

Ada sebuah hadist dari Abu Hurairah RA, beliau mengatakan Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Sebaik-baik perempuan ialah seorang perempuan yang apabila engkau melihatnya, engkau
merasa gembira. Jika engkau perintah, dia akan mentaatimu. Dan jika engkau tidak ada di
sisinya, dia akan menjaga hartamu dan dirinya”.
3. Menjaga Harta, Rumah, dan Kehormatan Suami.

Kewajiban istri terhadap suami selanjutnya adalah menjaga harta, rumah, dan kehormatan
suami. Ini juga sebuah prinsip bersifat fleksibel sesuai dengan pola yang berjalan dalam sebuah
rumah tangga. Akan tetapi umumnya, istri diserahi tugas untuk mengelola keuangan keluarga.

Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar Islam mengatakan, “Di luar uang untuk kepentingan
keluarga, suami juga diwajibkan memberi uang kepada istri sebagai ‘gaji’ karena telah menjaga
rumah dan mengasuh anak, dalam kasus istri yang tidak bekerja dan memilih untuk tinggal di
rumah”.

Perintah menjaga rumah sebagai salah satu kewajiban istri terhadap suami ini berlaku untuk
istri yang bekerja ataupun yang memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah. Perintah ini
berkait erat dengan nilai etika lain yang diajarkan dalam Islam.

Allah SWT berfirman: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab : 33).

Menjaga kehormatan suami adalah tidak membeberkan aib suami pada orang lain. Sebab hal
ini secara tidak langsung menunjukkan kelemahan istri yang tidak bisa menjaga rahasia
keluarga.

Ibnu Thaimiyah pun berkata dalam kitabnya: “Tidak halal bagi seorang istri keluar dari rumah
kecuali dengan izin suaminya. Bila istri keluar rumah suami tanpa izinnya, berarti dia telah
berbuat nusyuz (membangkang), bermaksiat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, serta pantas
mendapatkan siksa”.

4. Mencari Kerelaan dan Menghindari Kemarahan Suami.

Kewajiban istri terhadap suami selanjutnya adalah mencari kerelaan dan menghindari
kemarahan suami. Kerelaan suami disebut sebagai tiket seorang istri untuk meraih kebahagiaan
akhirat dan mendapat surga. Karena itu, seorang istri harus berusaha sebisa mungkin untuk
mendapatkan kerelaan suami.

5. Paham dalam Urusan Ranjang.

Kewajiban istri terhadap suami selanjutnya adalah paham dalam urusan ranjang. Dari Abu
Hurairah, Nabi SAW bersabda: “Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas istri
enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu shubuh” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Untuk itu, istri harus dapat memenuhi kebutuhan suami di atas ranjang terkecuali ada udzur
seperti sakit, haid, nifas, dan lain-lain. Maka bicarakanlah secara baik-baik dengan suami terkait
hal tersebut.

Kewajiban Suami terhadap Istri, antara lain:

1. Mahar.

Menurut Mutafa Diibul Bigha, Mahar adalah harta benda yang harus diberikan oleh seorang
laki-laki (calon suami) kepada perempuan (calon isteri) karena pernikahan.

Pemberian mahar kepada calon istri merupakan ketentuan Allah SWT. bagi calon suami
sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 4 yang berbunyi:

َ ‫ ٰاتُوا النِّ َسآ َء‬ ‫َو‬


‫ َّم ِر ْٓیــٴًـا‬ ‫هَنِ ْٓیــٴًـا‬ ُ‫ َش ْی ٍء ِّم ْنهُ نَ ْفسًا فَ ُكلُوْ ه‬ ‫ع َْن‬ ‫فَا ِ ْن ِط ْبنَ لَ ُك ْم‬-ًؕ‫صد ُٰقتِ ِه َّن نِحْ لَة‬

Artinya: “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari
maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan)
yang sedap lagi baik akibatnya.”

2. Nafkah, Pakaian dan Tempat Tinggal.

Fuqaha telah sependapat bahwa nafkah terhadap istri itu wajib atas suami yang merdeka dan
berada di tempat. Mengenai suami yang bepergian jauh, maka jumhur fuqaha tetap
mewajibkan suami atas nafkah untuk istrinya, sedangkan Imam Abu Hanifah tidak mewajibkan
kecuali dengan putusan penguasa. 

Tentang kewajiban nafkah ini telah dijelaskan Allah SWT. dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat
233.

ُ‫اَل تُ َكلَّف‬-ؕ‫ف‬ ِ ْ‫و َعلَى ْال َموْ لُوْ ِد لَهٗ ِر ْزقُه َُّن َو ِك ْس َوتُه َُّن بِ ْال َم ْعرُو‬-ؕ َ ‫ض ْعنَ اَوْ اَل َده َُّن َحوْ لَ ْی ِن َكا ِملَ ْی ِن لِ َم ْن اَ َرا َد اَ ْن یُّتِ َّم الر‬
َ َ‫َّضا َعة‬ ُ ‫َو ْال َوالِ ٰد‬
ِ ْ‫ت یُر‬
‫نَ ْفسٌ اِاَّل ُو ْس َعهَا‬

Artinya:“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya.”

3. Menggauli istri secara baik.

Menggauli istri dengan baik dan adil merupakan salah satu kewajiban suami terhadap istrinya.
Sebagaimana Firman Allah dalam Alquran surat an-Nisa ayat 19 yang berbunyi:

ِ َ‫ْض َم ۤا ٰاتَ ْیتُ ُموْ ه َُّن اِاَّل ۤ اَ ْن یَّاْتِ ْینَ بِف‬


‫اح َش ٍة ُّمبَیِّنَ ۚ ٍة‬ ُ ‫ لَ ُك ْم اَ ْن ت َِرثُوا النِّ َسآ َء كَرْ هًاؕ َواَل تَ ْع‬  ُّ‫ٰۤیاَیُّهَا الَّ ِذ ْینَ ٰا َمنُوْ ا اَل یَ ِحل‬
ِ ‫ لِت َْذهَبُوْ ا بِبَع‬ ‫ضلُوْ ه َُّن‬
‫فَا ِ ْن َك ِر ْهتُ ُموْ ه َُّن فَ َع ٰۤسى اَ ْن تَ ْك َرهُوْ ا َشیْــٴًـا َّویَجْ َع َل هّٰللا ُ فِ ْی ِه خَ ْیرًا َكثِ ْیرًا‬-‫ف‬ ِ ۚ ْ‫َوعَا ِشرُوْ ه َُّن بِ ْال َم ْعرُو‬

Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan
paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian
dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji
yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”

4. Menjaga istri dari dosa.

Sudah menjadi kewajiban seorang kepala rumah tangga untuk memberikan pendidikan agama
kepada istri dan anak-anaknya agar taat kepada Allah dan RasulNya. Dengan ilmu agama
seseorang mampu membedakan baik dan buruknya prilaku dan dapat menjaga diri dari berbuat
dosa. Selain ilmu agama, seorang suami juga wajib memberikan nasehat atau teguran ketika
istrinya khilaf atau lupa atau meninggalkan kewajiban dengan kata-kata bijak yang tidak
melukai hati sang istri.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surah At-Tahrim ayat 6 yang artinya : “Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”

5. Memberikan cinta dan kasih sayang kepada istri.

Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam surat Ar Rum ayat 21 di atas pada kalimat:

ًؕ‫َو َج َع َل بَ ْینَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرحْ َمة‬

Dapat juga dimaknai bahwa seorang suami wajib memberikan cinta dan kasih sayang kepada
istrinya yang terwujud dalam perlakuan dan perkataan yang mampu membuat rasa tenang dan
nyaman bagi istri dalam menjalankan fungsinya sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga.
Adapun bentuk perlakuan tersebut bisa berupa perhatian, ketulusan, keromantisan,
kemesraan, rayuan, senda gurau, dan seterusnya.
Hak - Hak dalam Hubungan Suami - Istri.

Hak Istri terhadap Suami :

1. Diperlakukan dengan Baik.

Saat istri diperlakukan dengan baik dan lemah lembut, tentu hati istri akan terasa hangat dan
akan mengembalikan rasa kasih sayang tersebut dengan sesuatu yang lebih baik. Ini tentunya
akan mempengaruhi kehangatan dalam rumah tangga saat suami mampu memberikan
perlakuan baik pada istrinya.

Apalagi, bersikap lemah lembut terhadap istri dapat menjadi indikasi sempurnanya akhlak dan
bertambahnya keimanan bagi seorang mukmin, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Orang
mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling bagus akhlaknya; dan sebaik-baik
kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya.” (HR At-Tirmidzi).

2. Dimaafkan Kekhilafan dan Kesalahannya.

Hal ini termasuk ke dalam hak istri terhadap suami karena setelah menikah, suami wajib
mendidik istrinya. Dalam prosesnya, cara ini menjadi pesan dari Rasulullah SAW agar suami
banyak bersabar sambil tetap mengingatkan jika istri berbuat kesalahan. Dan tentunya
memberi maaf juga.

Rasulullah SAW bersabda: ”Berilah nasihat kepada perempuan (istri) dengan cara yang baik.
Karena sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok.
Sesuatu yang paling bengkok ialah sesuatu yang terdapat pada tulang rusuk yang paling atas.

Jika hendak meluruskannya (tanpa menggunakan perhitungan yang matang, maka kalian akan
mematahkannya, sedang jika kalian membiarkannya), maka ia akan tetap bengkok. Karena itu
berilah nasihat kepada isteri dengan baik.” (HR Muttafaq ‘alaih).

3. Dijaga oleh Suami.

Penjagaan ini termasuk dengan memelihara istri dari segala sesuatu yang dapat merusak dan
mencemarkan kehormatan diri dan suaminya. Suami berkewajiban untuk menjaga istri dengan
sepenuh hati. Hak istri terhadap suami adalah mendapatkan penjagaan atas akhlak dan
agamanya juga.

Semua tingkah laku, fisik dan psikis istri adalah tanggung jawab suami. Dan sebagai kepala
keluarga, suami akan diminta pertanggungjawabannya. Rasulullah SAW bersabda: ”Lelaki
adalah pemimpin dalam keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang
dipimpinnya.” (HR Bukhari).

4. Rahasianya Tidak Disebarkan.

Ini juga termasuk dengan tidak menyebutkan kejelekan-kejelekan istri di depan orang lain.
Karena suami adalah orang yang dipercaya untuk menjaga istrinya dan dituntut untuk dapat
memeliharanya. Di antara rahasia suami istri adalah rahasia yang dilakukan di atas ranjang.
Kepercayaan yang terjaga merupakan salah satu hak istri terhadap suami.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Asma’ binti Yazid RA, dia berkata: “Saat bersama
Rasulullah SAW, dan para sahabat laki-laki dan perempuan, beliau bersabda: ’Apakah ada
seorang laki-laki yang menceritakan apa yang telah ia lakukan bersama isterinya atau adakah
seorang isteri yang menceritakan apa yang telah ia lakukan dengan suaminya?’

Semuanya terdiam. Kemudian aku (Asma’) berkata: “Demi Allah wahai Rasulullah,
sesungguhnya mereka semua telah melakukan hal tersebut,’. Maka Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kalian melakukannya, karena sesungguhnya yang demikian itu seperti syaitan yang
bertemu dengan syaitan perempuan, kemudian ia menggaulinya sedangkan manusia
menyaksikannya,” (Aadaabuz Zifaaf, hal. 72).

5. Diajak Bermusyawarah dalam Berbagai Hal

Ini adalah sesuatu yang penting. Sebab, saat istri diajak berdiskusi dan menghasilkan keputusan
bersama terutama yang berkaitan dengan sesuatu yang penting, istri akan merasa dihargai. Istri
tidak hanya merasa sebagai pendengar yang baik, tapi juga teman hidup yang bisa diajak
berdiskusi.

Ini termasuk hak istri terhadap suami, salah satu alasannyaadalah sebagai salah satu
pemenuhanterhadap kehidupas psikologis istri. Saat merasa sama-sama menghadapi suatu
permasalahan, kekompakan dan komunikasi amat penting demi terjalinnya hubungan yang
sehat.

Hak Suami terhadap Istri :

1. Suami berhak Ditaati dan Dihormati Oleh Istri.


Dalam pasal 31 ayat (3) menjelaskan, “Suami adalah kepala rumah tangga atau keluarga dan
istri adalah ibu rumah tangga”. Maksud dari pasal ini ialah, suami sebagai kepala rumah tangga
berhak untuk dihormati dan dihargai oleh isterinya karena ialahyang memimpin jalannya biduk
rumah tangga.

Dalam pasal 83 ayat (1) menjelaskan, “kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir
dan batin kepada suami di dalam yang dibenarkan oleh hukum Islam”.

2. Suami berhak mendapat kebutuhan biologis.

Salah satu kewajiban yang harus dipatuhi istri ialah melayani kebutuhan suami, terutama dalam
urusan ranjang. Seorang istri tidak boleh menolak jika suami mengajaknya melakukan
hubungan intim, kecuali dalam kondisi uzur syar'i seperti haid, puasa Ramadan, sakit, dan
sebagainya.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ت َأ ْن ت َِجى َء لَ َعنَ ْتهَا ْال َمالَِئ َكةُ َحتَّى تُصْ بِ َح‬


ْ َ‫ِإ َذا َدعَا ال َّر ُج ُل ا ْم َرَأتَهُ ِإلَى فِ َرا ِش ِه فََأب‬

“Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas si istri enggan memenuhinya, maka
malaikat akan melaknatnya hingga waktu subuh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3.Suami berhak untuk tidak mengizinkan orang lain masuk rumah kecuali dengan izin suami.

Seorang istri tidak boleh sembarangan membiarkan orang lain masuk ke dalam kediamannya,
kecuali jika tamu tersebut datang atas perizinan sang suami.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,

ِ ‫الَ تَْأ َذنُ ال َمرْ َأةُ فِي بَ ْي‬


‫ت زَ وْ ِجهَا َوهُ َو َشا ِه ُد ِإالَّ بِِإ ْذنِ ِه‬

“Tidak boleh seorang wanita mengizinkan seorang pun untuk masuk di rumah suaminya
sedangkan suaminya ada melainkan dengan izin suaminya.” (HR. Ibnu Hibban)

4. Meminta izin suami jika hendak keluar rumah.

Seorang istri tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya, baik jika sang istri
keluar untuk mengunjungi kedua orangtuanya, ataupun untuk kebutuhan yang lain. Bahkan,
untuk keperluan salat di masjid, itu semua harus atas seizin suami. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, 


“Tidak halal bagi seorang istri keluar dari rumah kecuali dengan izin suaminya.”

5. Suami berhak mendapatkan penampilan yang menarik dari istrinya.

Hak suami terhadap istri dalam ajaran Islam selanjutnya ialah soal penampilan. Seorang istri
harus menjaga penampilannya agar tetap cantik, wangi, dan berpenampilan menarik di
hadapan suaminya agar bisa menyenangkan hati suami.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأيُّ النِّ َسا ِء َخ ْي ٌر قَا َل الَّتِي تَسُرُّ هُ ِإ َذا نَظَ َر َوتُ ِطي ُعهُ ِإ َذا َأ َم َر َواَل تُخَالِفُهُ فِي نَ ْف ِسهَا َو َمالِهَا بِ َما يَ ْك َره‬
َ ِ ‫يل لِ َرسُو ِل هَّللا‬
َ ِ‫ق‬

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling
baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami jika
diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami
benci.” (HR. An-Nasai dan Ahmad)

6. Bersyukur dengan pemberian suami.

Seorang istri harus memiliki sifat qana'ah atau merasa cukup. Istri harus pandai berterima kasih
kepada suami atas semua yang telah diberikan kepadanya. Jika tidak, istri akan berhadapan
dengan ancaman neraka dari Allah Ta'ala. 

7. Tidak menginfakkan harta suami kecuali dengan izinnya.

Sedekah merupakan hal yang diperintahkan oleh Allah. Kendati demikian, seorang istri harus
tetap meminta izin jika ingin menginfakkan harta milik sang suami.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ت زَ وْ ِجهَا ِإالَّ بِِإ ْذ ِن زَ وْ ِجهَا‬


ِ ‫ق ا ْم َرَأةٌ َش ْيًئا ِم ْن بَ ْي‬
ُ ِ‫الَ تُ ْنف‬

“Janganlah seorang wanita menginfakkan sesuatu dari rumah suaminya kecuali dengan izin
suaminya” (HR. Tirmidzi)

8. Tidak menyakiti suami dan membuat suasana rumah tangga tetap damai dan tenteram.

Dibutuhkan kompromi dari kedua belah pihak. Sebagai istri, kita perlu berhati-hati dalam
bersikap dan berucap agar tidak menyakiti hati pasangan. Selain itu, istri juga dihimbau untuk
dapat berusaha meredam amarah suaminya dengan tetap mempertahankan sikap lembut dan
tenang.

Anda mungkin juga menyukai