Anda di halaman 1dari 14

KEWAJIBAN SUAMI ISTRI DALAM PERSPEKTIF HADIS

Akhmad Sifa’ur Rohman, Anta Hafiz Andalusi, Diva Rahayu Oktaviani


Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
akhmedsifaur@gmail.com antahafiz8@gmail.com
divarahayuoktaviani@gmail.com

Abstrak

Dalam keharmonisan keluarga tentunya tidak lepas dari suatu hak dan kewajiban.
Kewajiban suami terhadap istri yang paling pokok setelah akad nikah adalah
kewajiban pemberian nafkah baik secara lahir yakni pemenuhan kebutuhan rumah
tangga dan batin yakni pemenuhan kebutuhan biologis. Nafkah adalah harta yang
diberikan kepada orang yang wajib memperolehnya. Dalam hadis dikatakan
bahwa memberi nafkah kepada istri hukumnya adalah wajib. Di dalam hadis
dikatakan bahwa wajibnya suami menafkahi isteri, anak dan pembantu yang
berada di bawah tanggungan suami. Bentuk nafkah yang disebutkan dalam hadis
ada dua yakni pakaian dan makanan serta kebutuhan keluarga. Selain itu, dapat
disimpulkan bahwa nafkah adalah sedekah jika dibarengi niat karena Allah SWT.

Kata Kunci : Kewajiban Suami Istri, Nafkah, Hadis.

Abstract

In family harmony, of course, rights and obligations cannot be separated. The most
basic obligation of the husband to his wife after the marriage contract is the
obligation to provide a living both physically, namely fulfilling the needs of the
household and spiritually, namely fulfilling biological needs. A living is a property
that is given to people who are obliged to earn it. In the hadith it is said that giving
maintenance to his wife is obligatory. In the hadith it is said that it is obligatory for
the husband to provide for his wife, children and servants who are under the
responsibility of the husband. There are two forms of livelihood mentioned in the
hadith, namely clothing and food as well as family needs. In addition, it can be
concluded that living is alms if it is accompanied by intentions for Allah SWT.

Keywords: Obligations of Husband and Wife, Livelihood, Hadith.

1
Pendahuluan

Agama yang paling sempurna diatas muka bumi ini adalah Islam yang
dibawa oleh nabi uhammad SAW. Dimana agama ini menjadi petunjuk dan
pedoman bagi umat yang beriman kepada allah untuk mencapai ridho dan cinta
allah. Bentuk pedomaan yang diajarkan dalam islam seperti bidang aqidah, ibadah
akhlak dan mu’amalah dan lain sebagainya yang telah di tetapkan didalam alquran
beserta hadis. Semua bidang di atas pun juga sudah di jabarkan dan dijelaskan oleh
nabi melalui dalam bentuk hadis sehingga kebingungan umat islam atas penjelasan
alquran yang masih global bisa dijelaskan lebih detail dalam hadis nabi.

Perkawinan merupakan bagian dari ajaran syariat Islam yang bertujuan


menjaga, memelihara dan melestarikan keturunan. Dengan perkawinan seorang
laki-laki dan perempuan bisa hidup berdampingan, menjalin hubungan suami istri
dan bersatu dalam sebuah ikatan keluarga secara aman. Perkawinan adalah sarana
agama yang mengatur pola hubungan antara laki-laki dan perempuan untuk saling
mencurahkan kasih sayang di antara mereka dan bersama-sama meraih
keberkahan. Untuk itu, sebagai ibadah luhur yang (dianggap) sakral, perkawinan
harus dilakukan atas dasar keikhlasan, penuh tanggung jawab dan sesuai dengan
ketentuan hukum yang ada.

Agama Islam mengajarkan bahwa setiap perbuatan harus dilakukan


semata-mata karena mengharap ridho dari Allah SWT.Artinya, seseorang yang
telah menikah berarti juga memasuki dunia dan kehidupan yang baru
pula.Sehingga harus bisa memadukan antara urusan duniawi dengan urusan
ukhrawiyang berdimensi insani dengan yang profan3 secara arif dan bijaksana.4
Kehidupan dalam bingkai perkawinan harus dijalani dengan penuh kesadaran, rasa
kasih sayang, saling hormat-menghormati, mampu menjaga rahasia dan aib
masing-masing dan bisa saling melengkapi antara satu dengan yang lain

Sebagai agama yang kaffah, Islam juga memberikan arahan tentang tata
kehidupan suami istri baik itu melalui ayat-ayat al-Qur’an maupun yang dijelaskan
melalui Hadits, karena tidak semua ayat-ayat dalam al-Qur’an tersebut bisa

2
langsung dipahami secara tekstual.Di sinilah peran, fungsi dan kewenangan Nabi
SAW. Sebagai pihak yang menerima wahyu al-Qur’an untuk memberikan
penafsiran dan penjelasan sehingga ayat-ayat tersebut bisa dipahami maknanya
secara jelas dan tegas.1

PEMBAHASAN

Kewajiban Suami dan Istri

Kewajiban menurut KBBI artinya adalah sesuatu yang diwajibkan, sesuatu yang
harus dilaksanakan, atau suatu keharusan. Jadi dapat disimpulkan bahwa keajiban
adalah segala sesuatu yang harus atau wajib dilakukan dengan penuh tanggung
jawab.2

Pada dasarnya antara kewajiban dan hak suami istri merupakan suatu yang timbal
balik, yakni apa yang menjadi kewajiban suami merupakan hak bagi istri, dan apa
yang menjadi kewajiban istri merupakan hak bagi suami. Oleh karena itu disini
akan dijelaskan kewajiban-kewajiban suami, karena penjelasan kewajiban suami
sudah meng-cover hak-hak istri. Baik suami maupun istri, keduanya dituntut untuk
melaksanakan kewajiban masing-masing dengan baik. Di samping ada kewajiban
masing-masing pihak, di sisi lain juga ada kewajiban yang menjadi tanggung
jawab bersama suami dan istri. Dan kewajiban masing-masing pihak ini
hendaknya jangan dianggap sebagai beban, namun dianggap sebagai tanggung
jawab yang harus dilaksanakan.3 Allah SWT berfirman dalam Q.S an-Nisa’ ayat
34 yang berbunyi:

1
Sifa Mulya Nurani,” Relasi Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Perspektif Hukum Islam
(Studi Analitis Relevansi Hak Dan Kewajiban Suami Istri Berdasarkan Tafsir Ahkam Dan Hadits
Ahkam)”, e-Journal Al-Syakhsiyyah Journal of Law and Family Studies, Vol. 3 No. 1 (2021)
2
Dwi Latifatul Fajri, pengertian kewajiban dan contohnya di lingkungan sehari hari,
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61c5a54bbf19d/pengertian-kewajiban-dan-contohnya-di-
lingkungan-sehari-hari, diakses pada 3 Juni 2023
3
Mohamad Ikrom, HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI PRESPEKTIF AL-QUR'AN, Jurnal
Qolamuna, Volume 1 Nomor 1 Juli 2015 hal 25.

3
ۤ
‫الٰلِ هت ُ هقنِهت‬
‫ض َّوِِبَآ اَنْ َف ُق ْوا ِم ْن اَْم َوالِِ ْم ف فَ ّه‬
ٍ ‫ض ُه ْم َع هلى بَ ْع‬ ‫ال قَ َّو ُام ْو َن َعلَى النِّ َسا ِء ِِبَا فَضَّل ّه‬
َ ‫اّللُ بَ ْع‬ ُ ‫اَ ِّلر َج‬
َ
ۚ ‫اض ِربُ ْوُه َّن‬ ِ ‫ظ هاّلل فواهلِِّت ََتافُو َن نُشوزه َّن فَعِظُوه َّن واهجروه َّن ِِف الْم‬ ِ ِ ِ ‫هح ِف هظ لِّْلغي‬
ْ ‫ضاج ِع َو‬
َ َ ُ ُْ ُ ْ َ ُ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ُّ َ ‫ب ِبَا َحف‬ َْ
‫اّللَ َكا َن َعلِيِّا َكبِْي ارا‬ ِ ِ
ّ‫فَا ْن اَطَ ْعنَ ُك ْم فَ ََل تَْب غُ ْوا َعلَْي ِه َّن َسبِْي اَل فا َّن ه‬
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan
karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka
perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan
menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).
Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri
nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan
(kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi,
Mahabesar.

Makna dan istilah yang berhubungan dengan suami atau istri menunjukkan bahwa
relasi suami istri adalah suatu keluarga yang hidup berkumpul, bersama-sama,
tidak berdiri sendiri. Seorang laki-laki juga tidak dapat disebut suami bila tidak
memiliki istri dan sebaliknya. Suami istri selalu berpasangan ibarat sebuah sandal
tidak dapat berfungsi bila tidak ada yang lainnya. Pasangan di sini adalah
pasangan yang berlawanan bukan dari jenisnya sendiri inilah yang makna yang
ditunjukkan al-Ẓawj. Suami pasangannya istri (jenis kelamin yang berlawanan).4

A. Kewajiban Suami
Kewajiban suami dapat dilihat juga dalam Kompilasi Hukum Islam sebagai
berikut:
1. Suami adalah pembimbing terhadap isteri dan rumah tangganya
2. Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu
keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
3. Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada isterinya dan
memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan
bermanfaat bagi agama dan bangsa. Sesuai dengan penghasilannya

4
Fatimah Zuhrah, RELASI SUAMI DAN ISTRI DALAM KELUARGA MUSLIM MENURUT
KONSEP AL-QUR'AN: Analisis Tafsir Maudhuiy, Analytica Islamica, Vol. 2, No. 1, 2013 hal
179-180.

4
suami, yaitu: menanggung nafkah, memberikan tempat tinggal,
biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi
isteri dan anak serta biaya pendidikan bagi anak.
B. Kewajiban Istri
Dalam Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa kewajiban isteri dalam
perkawinan adalah sebagai berikut:
1. Kewajiban utama bagi seorang isteri adalah berbakti lahir dan batin
kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum
Islam.
2. Isteri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga
sehari-hari dengan sebaik-baiknya. Demikianlah yang tersebut
dalam Kompilasi Hukum Islam yang disusun oleh para pakar ilmu
hukum Islam Indonesia. Jika diuraikan secara lebih luas, maka
kewajiban isteri dapat ditambahkan sebagai berikut, antara lain:
wajib taat kepada suami, wajib menetap di rumah suami, wajib
mengasuh dan mendidik anak dengan baik. 5

Hadis Kewajiban Suami Terhadap Istri

Shahih Bukhari 5555

ُ‫اّلل‬ َ َ‫ ق‬،‫صالِ ٍح‬


َّ ‫ َح َّدثَِِن أَبُو ُهَريْ َرةَ َر ِض َي‬:‫ال‬ َ ‫ َحدَّثَنَا أَبُو‬،‫ش‬ ْ ‫ َحدَّثَنَا األ‬،‫ َحدَّثَنَا أَِِب‬،‫ص‬
ُ ‫َع َم‬ ٍ ‫َحدَّثَنَا عُ َم ُر بْ ُن َح ْف‬
‫ َواليَ ُد العُْليَا َخْي ر ِم َن اليَ ِد‬،‫الٰ َدقَِة َما تَ َرَك ِغ اًن‬َّ ‫ض ُل‬ ِ
َ ْ‫ «أَف‬:‫صلَّى هللاُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ ُّ ِ‫ال الن‬
َ ‫َِّب‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،ُ‫َعْنه‬
‫ أَطْعِ ْم ِِن‬:‫العْب ُد‬
َ ‫ول‬ ُ ‫ َويَ ُق‬،‫ َوإَِّما أَ ْن تُطَلِّ َق ِِن‬،‫ إِ َّما أَ ْن تُطْعِ َم ِِن‬:ُ‫ول امل ْرأَة‬ُ ‫ول» تَ ُق‬ ُ ُ‫ َوابْ َدأْ ِِبَ ْن تَع‬،‫الس ْفلَى‬ُّ
َ
َِّ ‫ول‬ ِ ‫ ََِسع ه َذا ِمن رس‬،َ‫ َي أََب هري رة‬:‫ فَ َقالُوا‬،" ‫ إِ ََل من تَ َد ُع ِِن‬،‫ أَطْعِم ِِن‬:‫ول ِاِلبن‬ ِ ‫و‬
‫اّلل‬ ُ َ ْ َ َ ْ ََْ ُ َ َ َْ ْ ُ ْ ُ ‫ َويَ ُق‬،‫استَ ْعم ْل ِِن‬ ْ َ
6
ِ ِ‫ َه َذا ِم ْن ك‬،َ‫ «ِل‬:‫ال‬
»َ‫يس أَِِب ُهَريْ َرة‬ َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم؟ ق‬
َ
Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh, telah menceritakan kepada kami bapakku,
telah menceritakan kepada kami Al A'masy, telah menceritakan kepada kami Abu Shalih ia
berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Hurairah radhiallahu'anhu, ia berkata, Nabi ‫ﷺ‬
bersabda, "Sedekah yang paling utama adalah sedekah yang meninggalkan pelakunya dalam

5
Muhammad Syukri Albani, PERSPEKTIF FILSAFAT HUKUM ISLAM ATAS HAK DAN
KEWAJIBAN SUAMI ISTRI DALAM PERKAWINAN, ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman,
Volume 15, Nomor 1, Juni 2015. Hal 70-73
6
Muhammad ibn Ismail Abu Abdillah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih Bukhari, vol 7 (Dar Thauq an
Najah:Mesir,al-Sulthoniyah 1422 H), hal 63, no 5355

5
kecukupan. Tangan yang di atas adalah lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan
mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu." Sebab, seorang istri akan berkata,
"Terserah, kamu memberiku makan, atau kamu menceraikanku." Dan seorang budak juga
berkata, "Berilah aku makan dan silakan engkau menyuruhku bekerja." Kemudian seorang
anak juga akan berkata, "Berilah aku makan, kepada siapa lagi engkau meninggalkanku?"
Mereka bertanya, "Wahai Abu Hurairah, apakah kamu mendengar hal ini dari Rasulullah ‫"?ﷺ‬
ia menjawab, "Tidak. Hal ini adalah dari Abu Hurairah.

Takhrij Hadis

Sunan An Nasa’i 2543

،َ‫وسى بْ َن طَْل َتة‬ ِ َ َ‫ ق‬،‫ حدَّثَنَا عمرو بن عثْما َن‬:‫ال‬


َ ‫ ََس ْع ُ ُم‬:‫ال‬ َ ُ ُ ْ َُْ َ َ َ‫ ق‬،‫ َحدَّثَنَا ََْي ََي‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫َخبَ َرََن َع ْم ُرو بْ ُن َعلِ ٍّي‬
ْ‫أ‬
‫ َما َكا َن َع ْن ظَ ْه ِر‬،‫الٰ َدقَِة‬ ِ َِّ ‫ول‬ َ َ‫ َح َّدثَهُ ق‬،‫َن َح ِك َيم بْ َن ِحَزٍام‬
َ ْ‫ «أَف‬:‫صلَّى هللاُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
َّ ‫ض ُل‬ َ ‫اّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َّ ‫أ‬
ُّ ‫ َخْي ر ِم َن الْيَ ِد‬،‫ َوالْيَ ُد الْعُْليَا‬،‫ِغ اًن‬
ُ ُ‫ َوابْ َدأْ ِِبَ ْن تَع‬،‫الس ْفلَى‬
7
»‫ول‬
Telah mengabarkan kepada kami 'Amru bin 'Ali dia berkata, telah menceritakan kepada kami
Yahya dia berkata, telah menceritakan kepada kami 'Amru bin 'Utsman dia berkata, Aku
mendengar Musa bin Thalhah bahwa Hakim bin Hizam menceritakannya, dia berkata,
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, "Sedekah yang paling utama ialah yang diambil dari sisa kebutuhan
sendiri. Dan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, dan mulailah memberi
sedekah orang yang menjadi tanggunganmu."

Al-Jarh wa al-Ta’dil

1. Umar bin Hafsin


Nama Lengkap : Umar bin Hafsin bin Iyas bin Thalaq bin Mu’awiyah
Laqab :-
Kunyah : Abu Hafsin
Lahir : 222 H
Wafat :-
Guru : Abu Bakr bin Iyas al-Asdiy, Ahmad bin Sa’id al-
Darimi,Usamah bin Zaid al-Laitsi
Murid : Ahmad bin Ibrahim al-Dauraqi, Ahmad bin Yahya al-
Audiy, Ibrahim bin Yasar al-Ramadi
Jarh wa Ta’dil : Abu Hatim ar-Razi : Tsiqah
Abu Hatim bin Hibban al-Bastiy : Dzikruhu fii tsiqqah

7
Abu Abdurrahman Ahmad ibn Sa’ib ibn Ali al-Khurasani al-Nasa’i, Sunan an-Nasa’i, vol 5, bab
ayyu shoddaqotu afdholi, hal 69, no 2543.

6
2. Abi
Nama Lengkap : Hasin bin Iyas bin Thalaq bin Mu’awiyah bin Malik bin
Haris
Laqab :-
Kunyah : Abu Umar
Lahir : 194
Wafat :-
Guru : Ajlah bin Abdillah al-Kindi, As’as bin Sauro al-Kindi,
As’as bin Abdul Malik al-Khamroni
Murid : Ahmad bin Ibrahim al-Musholi, Ahmad bin Ibrahim Al-
Dauraqi, Ahmad bin Yunus al-Tamimi
Jarh wa Ta’dil : Abu Hatim bin Hibban al-Bastiy : Dzikruhu fii Tsiqah
Ahmad bin Sa’ib An-Nasa’i : Tsiqah

3. Al-A’masy
Nama Lengkap : Sulaiman bin Mihran al-A’masy
Laqab :-
Kunyah : Abu Muhammad
Lahir : 61 H
Wafat : 148 H
Guru : Ayyan bin usman al-Amwiy, Abu Zur’ah bin Amru al-
Yajli, Abu Sa’id al-Asdi, Abu Sufyan al-Harsyi
Murid : Abu Bakar bin Iyas al-Asdi, Ahmad bin Yasir al-
Qurasyi, Ahmad bin Abdul Malik al-Asdi
Jarh wa Ta’dil : Abu Hatim ar-Razi : Tsiqah
Abu Hatim bin Hibban ar-Razi : Dzkruhu fi Tsiqah

4. Abu Shalih
Nama Lengkap : Abu Shalih as-Saman
Laqab :-
Kunyah : Abu Shalih
Lahir : 101 H
Wafat :-
Guru : Abi bi Ka’ab al-Anshari, Anas bin Malik al-Anshari,
Ishaq Maula Za’idah
Murid : Ayyan bin Abi Iyas al-Aidiy, Abu Bakar bin
Abdurrahman al-Makhzumi, Abu Bakar bin Iyas al-Asdiy
Jarh wa Ta’dil : Ibrahim al-Harbi : Kana min Tsiqah
Abu Hatim ar-Razi : Tsiqah Shalih

7
5. Abu Hurairah
Nama Lengkap : Abdurrahman bin Shakr Abu Hurairah ad-Dausi
Laqab : Abu Hurairah
Kunyah :-
Lahir : 57 H
Wafat :-
Guru : Abu Hasyim bin Utbah, Abi bin Ka’ab al-Anshari,
Usamah bin Zaid al-Kalbi
Murid : Abu Amin as-Sami, Abu Ishaq Maula bani Hasyim, Abu
Ishaq Maula ibn Haris al-Hasyimi.
Jarh wa Ta’dil : Abu Hatim bin Hibban al-Bastiy : Dzikruhu fi Tsiqah
al-Mazy : Shahabati Rasulullah

6. Amru bin Ali


Nama Lengkap : Amru bin Ali bin Bahr bin Kanizi
Laqab :-
Kunyah : Abu Hafsin
Lahir : 249 H
Wafat :-
Guru : Ahmad bin Said ad-Darimi, Ahmad bin Hanbal as-
Syaibani, Azhar bin Sa’id al-Bahli
Murid : Ahmad bin al-Muqodam al-Ajliy, Ahmad bin Ali al-
Amwiy, Ahmad bin Hnabal as-Syaibani
Jarh wa Ta’dil : Abu Hatim ar-Razi : Shaduq
Abu Hatim bin Hibban al Bastiy : Dzikruhu fi Tsiqah
7. Yahya
Nama Lengkap : Yahya bin Sa’id Quruh
Laqab :-
Kunyah : - Abu Sa’id
Lahir : 120 H
Wafat : 198 H
Guru : Ayyan bin Sum’ah al Anshari, Abu Bakar bin
Abdurrahman al-Makhzumi, Abu Zar’ah bin Amru al-
Yajli
Murid : Ahmad bin Ibrahim al-dauraqi, Ahmad bin Ishaq al-
Hadrami, Ahmad bin Abi Sarih al-Nahsali
Jarh wa Ta’dil : Abu bakar al-Baihaqqi : Dzikruhu fi Sunan al-Kubro
Abu Hatim ar-Razi : Tsiqah Hafidz
8. Amr bin Usman

8
Nama Lengkap : Amru bin Usman bin Abdullah bin Muhib
Laqab :-
Kunyah : Abu Sa’id
Lahir :-
Wafat :-
Guru : Riyah bin Ubaidah al-Bahali, Abu Yardah bin Abi Musa
al-Asy’ary, Usman bin Abdullah al-Tamimi
Murid : Ishaq bin Yusuf al-Azraq, al-Khosim bin Malik al-
Mazni, Ja’far bin Awan al Kursy
Jarh wa Ta’dil : Abu Hatim ar-Razi : Shalih, La Ba’sa bihi
Abu Hatim bin Hibban al-Basty: Dzikruhu fi Tsiqah
9. Musa bin Thalhah
Nama Lengkap : Musa bin Thalhah bin Abdullah
Laqab :-
Kunyah : Abu Musa, Abu Muhammad
Lahir : 103 H
Wafat :-
Guru : Abi bin Ka’ab al-Anshari, Anas bin malik al-Anshari,
Hakim bin Hazim al-Kursy
Murid : Ibrahim bin Muhammad al-Kursy, Ibrahim bin Muhajir
al-Yajli, Ishaq bin Thalhah al Kursy
Jarh wa Ta’dil : Abu Hatim bin Hibban al-Basty : Dzikruhu fi Tsiqah
Ahmad bin Hanbal : Laitsa bihi Ba’sa
10. Hakim bin Hizam
Nama Lengkap : Hakim bin Hizam Khawailid bin Asad bin Abdul Azi
bin Qasyi
Laqab :-
Kunyah : Abu Khalid
Lahir : 54 H
Wafat :-
Guru : Am Ma’id al-Anshari
Murid : Abu Bakr bin Sulaiman al-Adwiy, Abu Habibah Maula
al-Zubair al-Awam, Abwab bin Yasir al-Anshari
Jarh wa Ta’dil : Abu Hatim ar-Razi: Lahu Shahabah
Abu Hatim bin Hibban al-Basty : Dzikruhu fi Shahabah

9
‫‪Skema Sanad Tunggal‬‬

‫)‪1. Skema Sanad dari jalur Imam Bukhari (utama‬‬

‫سلَّم‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫ّللا َ‬ ‫سو ُل ٰ‬
‫ّللاِ َ‬ ‫َر ُ‬

‫أَبُو ُهَريْ َرَة‬

‫صالِ ٍح‬
‫أَبُو َ‬

‫ش‬
‫األ َْع َم ُ‬

‫أَِِب‬

‫عُ َم ُر بْ ُن َح ْف ٍ‬
‫ص‬

‫إمام البخار‬

‫‪10‬‬
‫)‪2. Skema Sanad dari jalur Imam an-Nasa’i (Takhrij‬‬

‫سلَّم‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫ّللا َ‬ ‫سو ُل ٰ‬
‫ّللاِ َ‬ ‫َر ُ‬

‫َح ِك َيم بْ َن ِحَزٍام‬

‫وسى بْ َن طَْل َت َة‬


‫ُم َ‬

‫َع ْم ُرو بْ ُن عُثْ َما َن‬

‫ََْي ََي‬

‫َع ْم ُرو بْ ُن َعلِ ٍّي‬

‫إمام النسائى‬

‫‪11‬‬
Skema Sanad Gabungan

‫سلَّم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ ٰ ‫سو ُل‬
َ ِ‫ّللا‬ ُ ‫َر‬

‫أَبُو ُهَريْ َرَة‬ ‫َح ِك َيم بْ َن ِحَزٍام‬

‫صالِ ٍح‬ ‫وسى بْ َن طَْل َت َة‬


َ ‫ُم‬
َ ‫أَبُو‬

‫ش‬ ‫َع ْم ُرو بْ ُن عُثْ َما َن‬


ُ ‫األ َْع َم‬

‫أَِِب‬ ‫ََْي ََي‬

ٍ ‫عُ َم ُر بْ ُن َح ْف‬
‫ص‬ ‫َع ْم ُرو بْ ُن َعلِ ٍّي‬

‫إمام البخار‬ ‫إمام النسائى‬

Syarah Hadis

(Bab kewajiban memberi nafkahh kepada keluarga dan tanggungan). secara zhahir
yang dimaksud dengan keluarga pada judul bab ini adalah istri. Penyebutan
'tanggungan' sesudahnya termasuk penyebutan kata yang umum sesudah yang
khusus. Atau yang dimaksud 'keluarga' adalah istri dan kerabat, sedangkan yang
dimaksud 'tanggungan' adalah istri dan pembantu. Dengan demikian, istri
disebutkan dua kali sebagai penguat haknya. Dalil tentang kewajiban memberi
nafkah kepada istri telah disebutkan di awal pembahasan tentang nafkah. Adapun
ّ
dalil dari sunnah adalah hadits Jabir yang diriwayatkan knam Muslim, ‫ولهن عليكم‬
ّ
‫وكسىتهن بالمعروف‬ ّ
‫رزقهن‬ (Dan hak merepa atas kamu memberikan rezeki kepada
mereka dan memberikan pakaian kepada mereka dengan cara yang ma'ruf. Dari

12
segi logika, istri tertahan dan terhalang untuk berusaha dengan adanya hak suami,
maka ijma' menentukan wajib memberi nafkah kepada istri.8

Fiqhul Hadis

Nafkah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh suami kepada isteri
sesuai dengan ketentuan dalam al-Qur‟an, sunnah, dan ijma‟. Allah juga
mengatakan dalam Surah At-Talaq ayat 7, bahwa besaran nafkah untuk istri
berdasarkan kemampuan sang suami.

ِ ‫لِي ن ِفق ذو سع ٍة ِمن سعتِهٖ فۗ ومن ق ِدر علي ِه ِرزقهٖ ف لي ن ِفق ِِمَّآ اه هتىه ه ف‬
ّ‫ف ه‬
ُ‫اّلل‬ ُ ّ‫اّللُ ۗ َِل يُ َكل‬
ّ ُ ْ ْ ُ ْ َ ُ ْ َْ َ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ ّ َ َ ُْ ْ ُْ
‫ف‬
‫نَ ْف اسا اَِِّل َمآ اه هت َىها َسيَ ْج َعل ّه‬
‫اّللُ بَ ْع َد عُ ْس ٍر يُّ ْسارا‬ ُ
Artinya: "Hendaklah orang yang lapang (rezekinya) memberi nafkah menurut
kemampuannya, dan orang yang disempitkan rezekinya, hendaklah memberi
nafkah dari apa (harta) yang dianugerahkan Allah kepadanya. Allah tidak
membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang dianugerahkan
Allah kepadanya. Allah kelak akan menganugerahkan kelapangan setelah
kesempitan."
Seorang suami wajib memberi nafkah kepada istrinya dalam keadaan
bagaimanapun, dengan syarat istri menyerahkan diri kepada suaminya dalam
kediaman rumah tangga berdasarkan akad perkawinan yang sah. Apabila akad
perkawinan ini tidak sah, maka suami tidak berkewajiban memberi nafkah istri.9

Kesimpulan

Kewajiban dan hak suami istri merupakan suatu hal timbal balik, yakni apa yang
menjadi kewajiban suami merupakan hak bagi istri, dan apa yang menjadi
kewajiban istri merupakan hak bagi suami. Kewajiban suami terhadap istri salah
satunya adalah memberi nafkah. Ukuran memberi nafkah ditentukan menurut
keadaan orang yang memberi nafkah (suami), sedangkan kebutuhan orang yang

8
Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al
Kinani Al Asqalani, Fathul bari, Vol. 26 (pustaka azzam), bab kewajiban memberi nafkah kepada
keluarga dan tanggungan, Hal 536
9
Husnul Khitam, Nafkah dan Iddah: Perspektif Hukum Islam, Az Zarqa’, Vol. 12, No. 2,
Desember 2020, hal 190.

13
diberi nafkah ditentukan menurut kebiasaan setempat.Tidak adanya ketentuan
yang menjelaskan berapa ukuran nafkah secara pasti, justru menunjukkan betapa
fleksibelnya Islam dalam menetapkan aturan nafkah.

DAFTAR PUSTAKA

Sifa Mulya Nurani,” Relasi Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Perspektif
Hukum Islam (Studi Analitis Relevansi Hak Dan Kewajiban Suami Istri
Berdasarkan Tafsir Ahkam Dan Hadits Ahkam)”, e-Journal Al-
Syakhsiyyah Journal of Law and Family Studies, Vol. 3 No. 1 (2021)
Dwi Latifatul Fajri, pengertian kewajiban dan contohnya di lingkungan sehari hari,
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61c5a54bbf19d/pengertian-kewajiban-
dan-contohnya-di-lingkungan-sehari-hari, diakses pada 3 Juni 2023
Mohamad Ikrom, HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI PRESPEKTIF AL-
QUR'AN, Jurnal Qolamuna, Volume 1 Nomor 1 Juli 2015.
Fatimah Zuhrah, RELASI SUAMI DAN ISTRI DALAM KELUARGA MUSLIM
MENURUT KONSEP AL-QUR'AN: Analisis Tafsir Maudhuiy, Analytica
Islamica, Vol. 2, No. 1, 2013.
Muhammad Syukri Albani, PERSPEKTIF FILSAFAT HUKUM ISLAM ATAS
HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI DALAM PERKAWINAN,
ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad
bin Hajar Al Kinani Al Asqalani, Fathul bari, Vol. 26 (pustaka azzam), bab
kewajiban memberi nafkah kepada keluarga dan tanggungan.
Husnul Khitam, Nafkah dan Iddah: Perspektif Hukum Islam, Az Zarqa’, Vol. 12,
No. 2, Desember 2020.

14

Anda mungkin juga menyukai