A. Latar Belakang
Perkawinan merupakan ikatan antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan untuk menjalani kehidupan berumah tangga, sejak disahkannya
ikatan tersebut maka dari masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban
yang tidak mereka miliki sebelumnya.
Yang dimaksud dengan hak adalah apa-apa yang diterima oleh
seseorang dari orang lain, sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban
adalah apa yang harus dilakukan seseorang terhadap orang lain.1 Didalam
hukum keluarga, hak suami merupakan kewajiban bagi istri, sebaliknya
kewajiban suami merupakan hak bagi istri. Salah satu kewajiban suami
terhadap istri didalam Islam adalah nafkah.
Leksikon ini akan menjelaskan secara singkat tentang kewajiban
nafkah suami terhadap istri menurut berbagai agama yang ada di Indonesia,
yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu dan Penghayat
kepercayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kewajiban nafkah suami terhadap istri menurut berbagai
agama yang ada di Indonesia?
2. Mengapa suami diwajibkan memberikan nafkah terhadap istri?
1
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia,(Jakarta: PrenadaMedia, 2014), 159.
1
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui kewajiban nafkah suami terhadap istri menurut berbagai
agama yang ada di Indonesia
2. Mengetahui sebab diwajibkannya nafkah suami terhadap istri
D. Manfaat Pembahasan
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang hak dan
kewajiban suami dan istri secara umum, khususnya tentang kewajiban
nafkah suami terhadap istri.
E. Studi Pustaka
2
hukum Islam memberi kemudahan bagi ummat agar bisa melaksanakan syariat
dengan mudah. Kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa pada
zaman sekarang pendistribusian nafkah dalam rumah tangga tidak hanya
berpatok lagi terhadap suami saja, namun istri juga ikut bekerj atau berkarir
diluar untuk menambah kebutuhan rumah tangga.
F. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Nafkah
Kata Nafkah atau Nafaqah berasal dari kata انفقdalam bahasa arab
secara etimologi mengandung arti نقص وقلyang berarti berkurang. Juga
berarti فنى وذهبyang berarti hilang atau pergi. Bila kata ini dihubungkan
dengan perkawinan mengandung arti: sesuatu yang dikeluarkannya dari
hartanya untuk kepentingan istrinya sehingga menyebabkan hartanya
menjadi berkurang.289.
Menurut sayyid sabiq, bahwa yang dimaksud dengan nafkah adalah
memenuhi kebutuhan makan, tempat tinggal (dan kalau ia seorang yang
2
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia,(Jakarta: PrenadaMedia, 2014), 165.
4
kaya maka pembantu rumah tangga dan pengobatan istri juga termasuk
nafkah).3
2. Kewajiban nafkah suami terhadap istri
a. Kewajiban nafkah suami terhadap istri didalam agama Islam
Suami diwajibkan memberi nafkah terhadap istrinya
berdasarkan firman Allah Swt:
5
tidak mampu, dia wajib membayar nafkah sebanyak satu mud (3 ons
gandum/beras).4
Ibnu Hajar Al Asqalani berkata,”Memberi nafkah kepada
keluarga merupakan perkara yang wajib atas suami. Syari’at
menyebutnya sebagai sedekah, untuk menghindari anggapan bahwa
para suami yang telah menunaikan kewajiban mereka (memberi
nafkah) tidak akan mendapatkan balasan apa-apa. Mereka mengetahui
balasan apa yang akan diberikan bagi orang yang bersedekah. Oleh
karena itu, syari’at memperkenalkan kepada mereka, bahwa nafkah
kepada keluarga juga termasuk sedekah (yang berhak mendapat
pahala, Pen). Sehingga tidak boleh memberikan sedekah kepada selain
keluarga mereka, sebelum mereka mencukupi nafkah (yang wajib)
bagi keluarga mereka, sebagai pendorong untuk lebih mengutamakan
sedekah yang wajib mereka keluarkan (yakni nafkah kepada keluarga,
Pen) dari sedekah yang sunnat.”5
b. Kewajiban nafkah suami terhadap istri didalam agama Kristen
Nafkah atau pemenuhan nafkah biasanya dikaitkan dengan laki-
laki atau suami (bukan istri) asumsi ini tidaklah tepat sebenarnya, jika
kita melihat rujukan Firman Tuhan :
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan
perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah
Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka
terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau
akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu6
4
Khaeron Sirin, Perkawinan Madzhab Indonesia, (Yokyakarta: Deepublish, 2016),86.
5
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, (),
6
http://wartakristenministry.blogspot.com/2018/01/nafkah-dalam-kristen.html
6
Firman diatas memiliki makna bahwa manusia tidak menjadi
mudah lagi mencari rejeki atau nafkah ketika telah menjauh dari
keintiman dengan tuhan yang pemberi kehidupan, karena awalnya
semua kebutuhan manusia telah dipenuhi allah ditaman eden sehingga
manusia tidak perlu lagi mencari nafkah kehidupan, hubungan
manusia yang rusak akan menjadi kesulitan tersendiri ketika
komunikasi manusia dengan tuhan telah rusak, pada ayat tersebut
diatas jelas tidak terungkap perintah tuhan untuk manusia laki-laki
mencari nafkah mutlak untuk istrinya, hanya untuk mencari rejeki
didunia karena kesalahan manusia melanggar perintah allah maka
tidak gampang lagi ketika mencari rejeki karena sejatinya kebutuhan
manusia telah disediakan tuhan namun manusia telah melanggar
perintah tuhan. jelas tidak ada perintah dan tertulis dan dapat
dimaknai dengan jelas jika :” suami mencari nafkah untuk istri/
keluarganya”.7
pandangan umum jika suami mutlak memberi nafkah istri dan
keluarganya sesungguhnya merupakan faham yang berasal dari ajaran
lain diluar alkitabiah yang berasimilasi dan terus kemudian menjadi
merasuk dalam alam sadar kita ketika secara umum yang bukan
merupakan ajaran alkitab namun secara tidak sadar itu menjadi
terbiasa seolah-olah ajaran itu sama dengan ajaran kekristenan, karena
ajaran kekristenan ialah ajaran kasih.8
Meskipun didalam al-Kitab tidak diterangkan tentang
kewajiban nafkah suami, tapi pada umumnya keluarga suamilah yang
banyak menghidupkan keluarga, karena suami sebagai kepala rumah
7
Ibid.
8
Ibid.
7
tangga, namun dalam perjalanannya perlu adanya kesepakatan berdua.
Didalam efesus 5:22-23: “Hai istri tunduklah kepada suamimu seperti
kepada tuhan”. Karena suami adalah kepala istri sama seperti kristus
adalah kepala jemaat, dialah yang menyelamatkan tubuh. Juga
didalam 1 petrus 3:7:”demikian juga kamu hai suami-suami hiduplah
bijaksana dengan istrimu sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah
mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan,
supaya doamu jangan terhalang”.
9
http://balidewatapost.blogspot.com/2014/08/kewajiban-suami-istri-menurut-weda-dan.html
9
Di dalam agama Buddha tidak dibahas hak seorang suami, yang
ada hanyalah kewajiban seorang suami sebagai kepala keluarga.
Dalam Mangala Sutta terdapat sebuah bait yang bunyinya sebagai
berikut :
artinya:
Menyokong dan merawat ayah dan ibu Membahagiakan anak dan istri
Pekerjaan yang bebas dari keruwetan Itulah Berkah utama
(Khuddaka Patha halaman 3)
10
terlalu sibuk dan dapat membagi waktunya untuk isteri, wajib
berhemat dan tidak meng-hambur-hamburkan uang (Jataka V, 433).10
10
https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/tuntunan-perkawinan-dan-hidup-berkeluarga-dalam-agama-
buddha/
11
b. Kewajiban nafkah suami terhadap istri
3. Sumber Data
Sumber data yang ada di leksikon ini terdiri dari dua jenis,
yaitu: data primer dan sekunder. Sumber data primer yang menjadi
acuan leksikon ini adalah Hukum Perkawinan Islam di Indonesia
karya Amir Syarifuddin. Sedangkan sumber data sekunder leksikon
ini adalah Perkawinan madzhab Indonesia karya Khoeron sirin.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun beberapa teknik yang bisa digunakan untuk
mengumpulkan data satu sama lain mempunyai fungsi yang berbeda
dan hendaknya dipergunakan secara tepat dengan tujuan penelitian.
Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah:
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen, atau menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku, majalah, catatan harian. Data-data dalam penelitian
ini merupakan dari sumber primer dan sumber sekunder.11
b. Wawancara/Interview
Interview atau yang sering juga disebut wawancara atau
kuisioner lisan adalahsebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.12
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 156.
12
Ibid., 155.
12
5. Teknik Analisis Data
H. Analisis Data
1. Analisis tentang kewajiban nafkah suami terhadap istri menurut
berbagai agama yang ada di Indonesia
Pada dasarnya semua agama yang ada di Indonesia
menganjurkan kepada setiap pemeluknya untuk memberikan nafkah
terhadap istrinya, meskipun anjuran tersebut ada yang bersifat wajib
dan ada yang tidak wajib. Agama Islam sendiri termasuk agama yang
mewajibkan nafkah suami terhadap istrinya.
13
Sudarman Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), 41.
13
Hukum Islam ada 5 yaitu wajib, sunnah, mubah, makruh dan
haram. Wajib adalah suatu perintah yang harus dikerjakan , dimana
orang yang meninggalkannya berdosa.14 Sunnah ialah suatu perintah
yang apabila dilaksanakan maka akan diberi pahala, sedang jika
ditinggalkan tidak akan disiksa. Mubah ialah suatu hukum, dimana
Allah Swt memberikan kebebasan kepada orang mukallaf untuk
memilih antara mengerjakan suatu perbuatan atau meninggalkannya.
Makruh adalah suatu larangan syara’ terhadap suatu perbuatan, tetapi
larangan tersebut tidak bersifat pasti, lantaran tidak ada dalil yang
menunjukkan atas keharaman perbuatan tersebut. Haram ialah
larangan Allah yang pasti terhadap suatu perbuatan, baik ditetapkan
dengan dalil yang qath’i maupun dalil zhanni.
Menurut pendapat Ibnu Hajar Al-Asqalani, hukum nafkah
suami terhadap istri adalah wajib. Artinya, jika suami tidak
memberikan nafkah terhadap istrinya maka dia akan mendapatkan
dosa atau siksa.
Sedangkan menurut agama hindu, seorang suami harus
menjamin kehidupan istrinya. Bahkan didalam agama hindu seorang
suami wajib memberikan semua uang hasil jerih payahnya kepada
sang istri untuk dikelola.
Jika didalam agama Islam baik suami maupun istri sama-sama
mempunyai hak dan kewajiban,maka berbeda dengan agama budha,
seorang suami hanya mempunyai kewajiban yang kemudian menjadi
hak istri, suami tidak mempunyai hak dan begitu pula istri tidak punya
kewajiban. Salah satu kewajiban suami adalah membahagiakan istri
dengan memenuhi segala kebutuhannya, lahir maupun batin.
14
Saefullah Ma’sum, dll. Ushul Fiqh, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2016),33-61.
14
Didalam agama Konghuchu dan agama Penghayat nafkah
suami diwajibkan, tapi tidak dijelaskan secara rinci nafkah apa saja
yang diwajibkan. Dalam pelaksanaanya, mereka mengikuti aturan
pemerintah dan adat istiadat setempat.
Sementara agama Kristen dan Katolik sama-sama tidak
mewajibkan nafkah suami terhadap istri. Namun secara etika dan
kebudayaan di Indonesia, suami tetap harus bekerja untuk menghidupi
keluarganya, jika ada kesepakatan diantara suami dan istri bahwa
yang mencari nafkah adalah istri karena suatu sebab, maka hal itu
diperbolehkan karena memang didalam agama kristen dan katolik
tidak mewajibkan nafkah suami terhadap istri.
Daftar Pustaka
16
M. Dahlan R, Fikih Munakahat, Yogyakarta: Deepublish, 2015.
http://wartakristenministry.blogspot.com/2018/01/nafkah-dalam-kristen.html
http://balidewatapost.blogspot.com/2014/08/kewajiban-suami-istri-menurut-weda-
dan.html
https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/tuntunan-perkawinan-dan-hidup-
berkeluarga-dalam-agama-buddha/
17