Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA

“ Teknik Dan Keterampilan Mengajar ”

Savira Octavia Tuuk


20505014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas perkenaan-
NYA saya boleh menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun judul makalah ini yaitu
“Teknik Dan Keterampilan Mengajar”.

Dalam makalah ini dijelaskan berbagai pembahasan tentang teknik dan keterampilan
mengajar, saya berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi
para pembaca.

Adapun dalam pembuatan makalah, saya menyadari masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membanguan agar makalah ini lebih
baik kedepannya.

Remboken, 30 Maret 2022

Savira Octavia Tuuk


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah.....................................................................................................................................................

B.     Rumusan
Masalah................................................................................................................................................................

C.     Tujuan
Penulisan..................................................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.   Definisi Teknik dan keterampilan dasar mengajar................................................................................................ 

B.     Macam-macam Teknik dan keterampilan dasar mengajar.............................................................................. 

C.     Tujuan dan manfaat Teknik dan keterampilan dasar mengajar.................................................................... 

BAB III PENUTUP


A.    Kesimpulan..............................................................................................................................................................................

B.     Saran.........................................................................................................................................................................................
.

DAFTAR PUSTAKA
A.      Latar Belakang
Perkembangan Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami suatu
peningkatan. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa faktor-faktor penunjang
misalnya kurikulum pendidikan yang ideal, sarana prasarana yang memadai di setiap sekolah dan
yang terpenting ialah faktor pendidik atau kinerja guru. Pendidik merupakan seseorang yang
penting dalam berlangsungnya suatu pendidikan dan kinerja guru dalam proses pembelajaran
dapat juga mempengaruhi perkembangan pendidikan.
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan
peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan
tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan
mengajar. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh
seorang guru. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola
kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar ini perlu dikuasi oleh
semua guru.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemakalah akan membahas mengenai teknik dan
keterampilan mengajar, guru diharapkan dapat memahani dan memiliki kemampuan untuk
menerapkan keterampilan dasar mengajar tersebut secara utuh dan terintegrasi dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajarannya.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa definisi Teknik dan keterampilan dasar mengajar?
2.         Apa macam-macam Teknik dan keterampilan dasar mengajar?
3.         Bagaimana tujuan dan manfaat Teknik dan keterampilan dasar mengajar?

C.      Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui definisi Teknik dan keterampilan dasar mengajar.
2.      Mengetahui Teknik dan macam-macam keterampilan dasar mengajar.
3.      Mengetahui tujuan dan manfaat Teknik dan keterampilan dasar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Definisi Teknik dan Keterampilan Dasar Mengajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan kecakapan untuk
menyelesaikan tugas. Sedangkan mengajar adalah melatih. DeQueliy dan Gazali mendefinisikan
mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.
Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of
learning”, mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.
Alvin W.Howard berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba
menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill,
attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.
Jadi dapat disimpulkan keterampilan dasar mengajar  (teaching skills) adalah kemampuan
atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus
dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar
secara efektif, efisien dan profesional. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh
tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga
pengajar, yaitu:
1.    Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach).
2.    Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach).
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena
dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar
bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas
seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.

B.       Macam-Macam Teknik dan Ketrampilan Dasar Mengajar


Menurut Turney terdapat 8 keterampilan mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan
menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya:

1.     Keterampilan Bertanya


Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam
komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan
bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas.
Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di
kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan
siswa. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan pengelolaan kelas dan sekaligus
pengelolaan instruksional menjadi lebih efektif. Selanjutnya dengan kemampuan mendengarkan
guna dapat menarik simpati dan empati di kalangan siswa sehingga kepercayaan siswa terhadap
guru meningkat yang pada akhirnya kualitas proses pembelajaran dapat lebih di tingkatkan.
a. Macam-macam Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Keterampilan bertanya dasar : mempunyai beberapa komponen yang perlu diterapkan
dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya dasar terdiri atas 7
komponen. Ketujuh komponen-komponen itu ialah sebagai berikut:

a)      Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat. Hal ini bertujuan agar pertanyaan
yang diberikan guru mudah dipahami oleh siswa.
b)      Pemberian acuan, acuan dapat diberikan pada awal pertanyaan maupun sewaktu-
waktu saat guru akan memberikan pertanyaan.
c)      Pemusatan, yaitu memfokuskan perhatian siswa agar terpusat pada inti masalah
tertentu sesuai dengan pertanyaan.
d)     Pemindahan giliran, siswa pertama memberikan jawaban, kemudian guru meminta
siswa kedua melengkapi jawaban siswa pertama, lalu siswa ketiga dan seterusnya. Hal ini
dapat mendorong siswa untuk selalu memperhatikan jawaban yang diberikan temannya
serta meningkatkan interaksi antarsiswa.
e)      Penyebaran, berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
guru. Guru menunjukkan pertanyaan kepada seluruh siswa kemudian menyebarkan
pertanyaan secara acak sehingga semua siswa siap untuk mendapat giliran.
f)       Pemberian waktu berpikir, guru mengajukan pertanyaan kemudian menunggu
beberapa saat untuk siswa berpikir bar kemudian meminta atau menunjuk siswa untuk
menjawab pertanyaan.
g)      Pemberian tuntunan, agar siswa yang tidak bisa menjawab atau siswa yang bisa
menjawab namun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan setelah memperoleh tuntunan
dari guru siswa tersebut akan mampu memberikan jawaban yang diharapkan.

2. Ketrampilan bertanya lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang mengutamakan usaha
pengembangan kemampuan berfikir siswa. Komponen keterampilan bertanya lanjut
terdiri dari:

a)      Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan, guru diharapkan


memberikan pertanyaan yang bersifat pemahaman, aplikasi (penerapan), alalisis dan
sintesis, evaluasi, dan kreasi. Pertanyaan yang bersifat ingatan hendaknya dibatasi sesuai
dengan sifat materi dan karakteristik siswa.
b)      Pengaturan urutan pertanyaan, agar kemampuan berpikir siswa dapat berkembang
secara baik dan wajar. Pertanyaan pada tingkat tertentu hendaknya dimantapkan,
kemudian beralih ke tingkat pertanyaan yang lebih tinggi. Hal itu dikarenakan agar tidak
membingungkan siswa dan tidak menghambat perkembangan kemampuan berpikir siswa.
c)      Penggunaan pertanyaan pelacak, hal ini bertujuan agar guru dapat membimbing
siswa untuk mengembangkan jawabannya.
d)     Peningkatan terjadinya interaksi, merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan
keterlibatan mental intelektual siswa secara maksimal.
b. Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan
1)      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
2)      Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
3)      Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4)      Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6)      Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
7)      Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
8)      Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
c. Prinsip Penggunaan Keterampilan Bertanya
Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru hendaknya memperhatikan prinsip-
prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan pertanyaan sebagai
berikut:
1) Kehangatan dan keantusiasan
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan penuh keantusiasan dan kehangatan karena
hal ini akan mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2)      Menghindari kebiasaan-kebiasaan berikut:
a)      Mengulangi pertanyaan sendiri
Mengulangi pertanyaan sendiri akan membuat siswa tidak memperhatikan
pertanyaan pertama sehingga menurunkan perhatian dan partisipasi siswa.
b)      Mengulangi jawaban siswa
Mengulangi jawaban siswa yang bertujuan untuk memberikan penguatan sangat
baik dilakukan oleh guru. Namun, jika guru terbiasa mengulangi jawaban siswa
maka siswa lain tidak akan mendengarkan jawaban temannya karena jawabannya
akan diulangi oleh guru.
c)      Menjawab pertanyaan sendiri
Guru cenderung menjawab sendiri pertanyaannya kalau siswa tidak ada yang
memberikan jawaban. Kebiasaan ini tidak baik karena dapat membuat siswa
frustasi dan malas berpikir
d)     Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
Sebagai satu selingan, guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang
memancing jawaban serentak sehingga kelas menjadi hidup. Namun, kalau hal ini
dibiasakan maka akan menurunkan fungsi pertanyaan karena guru tidak tahu siapa
yang menjawab dan siswa malas berpikir karena guru tidak meminta jawaban
perorangan. Untuk menghindari kebiasaan ini, guru hendaknya menyusun
pertanyaan secara baik dengan tingkat kesukaran yang sesuai sehingga siswa tidak
mungkin menjawabnya secara serentak.
e)      Mengajukan pertanyaan ganda
Pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ganda dapat menyebabkan siswa
menjadi frustasi karena banyaknya pertanyaan dan pertanyaan-pertanyaan itu
dijadikan menjadi satu pertanyaan. Guru hendaknya memecah pertanyaan
menjadi beberapa pertanyaan sehingga siswa yang kurang mampu berpikir dapat
memikirkan jawaban dengan tenang dan tidak menjadi frustasi.
f)       Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan
Guru kadang-kadang cenderung menunjuk siswa tertentu untuk menjawab
pertanyaan yang akan diajukannya. Hal ini sebaiknya dihindari karena dapat
membuat siswa lain tidak memperhatikan pertanyaan guru. Sebaiknya guru
mengajukan pertanyakan ke seluruh siswa, menunggu sejenak, kemudian baru
menunjuk siswa tertentu untuk menjawabnya.
3)      Memberikan waktu berpikir
Pada pertanyaan tingkat lanjut, waktu berpikir yang dberikan hendaknya lebi lama
dari waktu berpikir yang diberikan ketika menerapkan keterampilan bertanya
dasar. Hal ini sangat perlu diperhatikan karena siswa memerlukan waktu yang
cukup untuk berpikir dan menyusun jawabannya.
4)      Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya disiapkan
secara cermat sehingga urutan tingkat kesukaran pertanyaan dapat disusun lebih
dahulu dan materi pelajaran dapat dicakup secara tuntas.
5)      Menilai pertanyaan yang telah diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok hendaknya dinilai oleh guru setelah pelajaran
berlangsung sehingga ketepatan jumlah pertanyaan, tingkat kesukaran, kualitas
pertanyaan dalam mengembangkan kemampuan berpikir, dan cakupan materinya
dapat diketahui dengan jelas.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan keterampilan bertanya tersebut,
diharap guru akan mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa serta
meningkatkan keterlibatan mental intelektual siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang
diajukannya.
2.     Ketrampilan Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non
verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa,
yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap
suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut.
a. Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa
dan bertujuan sebagai berikut:
 Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
 Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
  Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
b. Jenis-jenis Penguatan
1) Penguatan verbal
Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
2) Penguatan nonverbal
Penguatan nonverbal terdiri dari penguatan gerak isyarat, penguatan pendekatan,
penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh
(partial).
c. Prinsip Penggunaan Penguatan
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu
1) Kehangatan dan keantusiasan
Penguatan yang diberikan guru haruslah disertai dengan kehangatan dan
keantusiasan. Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara,
misalnya dengan muka/wajah berseri disertai senyuman, suara yang riang penuh
dengan perhatian atau sikap yang memberi kesan bahwa penguatan yang diberikan
memang sungguh-sungguh. Sebaliknya, penguatan yang diberikan dengan suara
lesu, sikap acuh tak acuh, wajah yang murung, tidak akan ada dampak positif bagi
siswa, bahkan hanya akan menimbulkan kesan negatif bagi siswa.
2) Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa. Artinya, siswa
memang merasa terdorong untuk meningkatkan penampilannya.
3) Menghindari penggunaan respons yang negatif.
Respons negatif seperti kata-kata kasar, cercaan, hinaa, hukuman atau ejekan dari
guru merupakan senjata ampuh yang dapat menghancurkan iklim kelas yang
kondusif dan kepribadian siswa sendiri. Oleh karena itu, guru hendaknya
menghindari segala jenis respons negatif tersebut.      
Di samping ketiga prinsip di atas, dalam meberikan penguatan, guru hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Sasaran penguatan
Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya memberikan
penguatan kepada siswa tertentu, “Maron, karanganmu bagus sekali”. Contoh
penguatan kepada kelompok siswa ataupun kepada seluruh siswa secara utuh, “Wah,
Ibu bangga benar dengan kedisiplinan kelas 2 ini”. Dengan demikian, setiap
penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas sasarannya, apakah dituju kepada
pribadi tertentu, kepada kelompok kecil siswa atau kepada seluruh siswa.
2) Penguatan harus diberikan dengan segera
Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang penguatan
haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respons yang diharapkan.
Dengan kata lain, tidak ada waktu tunggu antara respons yang ditunjukkan dengan
penguatan yang diberikan.
3) Variasi dalam penggunaan
Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya sehingga
dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya. Penguatan verbal dengan
kata-kata yang sama dan terus-menerus akan kehilangan makna hingga tidak berarti
apa-apa bagi siswa. Demikian juga penguatan nonverbal yang dilakukan secara
terus-menerus akan membosankan dan tidak berdampak apa-apa, bahkan mungkin
akan menimbulkan respon negatif, misalnya menjadi bahan tertawaan. Oleh karena
itu, guru hendaknya berusaha mencari variasi baru dalam memberi penguatan.
3.     Ketrampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi stimulus adalah
suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk
mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa
menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi.
a.      Komponen mengadakan variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam
pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
1)    Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher
voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher
silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan
badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas
dan gerak guru (teachers movement).
2)      Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila
ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat
didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai
berikut :
a)   Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids). Contohnya: gambar-
gambar, diagram, grafik, papan, buletin, slide presentasi, ukiran, peta, globe
dan semua alat yang dapat dilihat oleh manusia.
b)   Variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids). Contohnya:
rekaman suara binatang, rekaman pidato, rekaman nyanyian, rekaman kuis atau
ujian listenning, radio, dll.
c)   Variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan
yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). Contohnya: biji-
bijian, binatang kecil yang hidup, patung, alat mainan, alat-alat laboratorium,
globe, dll.
3)      Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam
kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola
interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk
menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
b.      Tujuan dan Manfaat mengadakan Variasi
1)        Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar
mengajar yang relevan.
2)        Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan
menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3)        Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara
mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
4)        Guna member kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang
disenanginya.
c.       Prinsip Penggunaan mengadakan variasi
1)      Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai.
2)      Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak
perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3)      Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau
satuan pelajaran.
4.    Ketrampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik
yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab akibat, yang diketahui dan yang
belum diketahui.
Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat sesuatu menjadi
jelas”. Dalam kegiatan terkandung makna pengkajian makna secara sistematis sehingga yang
menerima penjelasan memiliki gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu
dengan informasi lainnya. Misal hubungan informasi baru dengan lama, hubungan sebab akibat,
hubungan antara teori dan praktik, atau hubungan antara dalil-dalil dengan contoh.
a.         Tujuan keterampilan menjelaskan
Kegiatan menjelaskan mempunyai beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut antara lain ialah:
1)      Membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, dalil, dan sebagainya secara objektif
dan bernalar.
2)      Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” yang muncul dalam proses
pembelajaran.
3)      Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah melalui cara berpikir
yang lebih sistematis.
4)      Mendapatkan balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya terhadap konsep yang
dijelaskan dan untuk mengatasi salah pengertian.
5)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penalaran dalam penyelesaian
ketidakpastian.
Sementara itu, penguasaan keterampilan menjelaskan akan memungkinkan guru untuk:
1)        Meningkatkan efektivitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan penjelasan
yang bermakna bagi siswa.
2)        Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan.
3)        Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber.
4)        Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar.
5)        Menggunakan waktu secara efektif.
b.        Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan memberi penjelasan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu:
1) Keterampilan merencanakan penjelasan
Merencanakan isi pesan (materi) pembelajaran, merupakan tahap awal dalam proses
menjelaskan. Di dalamnya mencakup:
a)        Menganalisis masalah yang akan dijelaskan secara keseluruhan termasuk
unsur-unsur yang terkait.
b)        Menetapkan jenis hubungan antara unsur-unsur yang berkaitan tersebut.
c)        Menelaah hukum, rumus, prinsip atau generalisasi yang mungkin dapat
digunakan dalam menjelaskan masalah yang ditentukan.
d)       Menganalisis karakteristik penerimaan pesan, agar guru mampu mengetahui
apakah siswanya sudah paham tentang materi yang dijelaskan atau masih
belum paham.
2)      Keterampilan menyajikan penjelasan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan menyajikan penjelasan:
a)       Kejelasan ucapan dalam berbicara, sangat menentukan kualitas suatu
penjelasan.
b)       Penggunaan contoh dan ilustrasi, agar penjelasan akan lebih menarik dan
mudah dipahami.
c)       Pemberian tekanan, agar siswa lebih menangkap inti permasalahan yang
djelaskan.
d)      Balikan, untuk memeriksa pemahaman siswa dengan cara mengajukan
pertanyaan atau ekspresi wajah siswa setelah mendengarkan penjelasan guru.
c.         Prinsip Penggunaan Keterampilan Menjelaskan
Dalam memberikan penjelasan, guru perlu memperhatikan hal-hal seperti di bawah ini:
1)      Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan (guru) dengan yang mendengarkan (siswa)
dan bahan yang djelaskan (materi).
2)      Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, tergantung dari
munculnya kebutuhan akan penjelasan.
3)      Penjelasan yang diberikan harus bermakna dan sesuai dengan tujuan pelajaran.
4)      Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau bila kebutuhan akan suatu
penjelasan muncul dari siswa.
5.   Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondusi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan
efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Adapun tujuan membuka pelajaran antara lain, yaitu:
1)      Menarik perhatian siswa
2)      Menumbuhkan motivasi belajar siswa
3)      Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan.
Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.  Tujuan kegiatan menutup pelajaran yaitu
untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai hasil belajar yang telah dikuasainya.
Kegiatan-kegiatan dalam menutup pelajaran misalnya : Merangkum atau membuat garis besar
permasalahan yang dibahas, memberikan tindak lanjut, dan lain-lain.
a.       Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1)  Membuka Pelajaran
Komponen keterampilan yang dikuasai guru dalam membuka pelajaran  adalah sebagai
berikut :
a) Menarik perhatian siswa
Menarik perhatian siswa dapat dilakukan  dengan berbagai cara antara lain
memvariasikan gaya mengajar, mengunakan alat-alat bantu mengajar, dan
penggunaan pola interaksi yang bervariasi.
b) Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan membuka pelajaran adalah membangkitkan motivasi siswa untuk
mempelajari atau memasuki topik/kegiatan yang akan di bahas atau dikerjakan,cara
memberikan motivasi  ada bermacam-macam cara, diantaranya ialah sikap hangat dan
antusias, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan,dan
memperhatikan minat siswa.
c) Memberi acuan
Memberi acuan dalam usaha membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan
gambaran  singkat kepada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan di
pelajari siswa. Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara seperti: Mengemukakan
tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,
mengigatkan masalah pokok, dan mengajukan pertayaan-pertanyaan.
d) Membuat kaitan
Salah satu aspek yang membuat pelajaran menjadi bermakna adalah jika pelajaran
tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Dalam hal ini guru
berusaha mengaitkan materi baru dengan pengetahuan, pengalaman, minat, serta
kebutuhan siswa, misalnya meninjau kembali pemahaman siswa tentang aspek-aspek
yang telah diketahui dari materi baru yang akan di jelaskan,memberi kaitan materi
baru dengan materi yang sudah diketahui siswa atau apabila konsep yang akan
dijelaskan  terlebih dahulu.
2) Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan  pada setiap akhir penggal kegiatan. Agar kegiatan
menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif,guru diharapkan menguasai cara
menutup pelajaran sebagai bahan sebagai berikut :
a) Meninjau kembali (mereview)
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran, pada akhir penggal
kegiatan guru hendaknya melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan siswa.
Hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu merangkum dan atau membuat ringkasan
inti pelajaran.
b) Merangkum inti pelajaran
Kegiatan merangkum inti pelajaran pada dasarnya berlangsung selama proses
pembelajaran. Misalnya, ketika selesai menjelaskan suatu topik guru meminta siswa
merangkum  topik yang telah dibahas.
c) Membuat ringkasan
Membuat ringkasan merupakan satu cara untuk memantapkan penguasaan siswa
terhadap inti pelajaran.
d) Menilai (mengevaluasi)
Penggal kegiatan atau akhir satu pelajaran dapat ditutup dengan menilai penguasaan
siswa tentang pelajaran yang telah dibahas. Penilaian dapat dilakukan dengan
cara  berikut: Tanya jawab secara lisan, mendemostrasikan ketrampilan,
mengaplikasikan ide baru, menyatakan pendapat tentang masalah yang di bahas, dan
memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis.
e) Memberi tindak lanjut
Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan kemampuan yang baru
dipelajari,guru perlu memberikan tindak lanjut yang dapat berupa: Tugas-tugas dapat
dikerjakan secar individual, seperti pekerjaan rumah (PR) dan tugas kelompok untuk
merancang sesuatu atau memecahkan masalah berdasarkan konsep yang baru
dipelajari.

b.       Prinsip-Prinsip Pengunaaan Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Penerapan ketrampilan membuka dan menutup pelajaran harus mengikuti prinsip tertentu.
Tanpa memperhatikan prinsip tersebut, kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak
akan berlangsung secara efektif. Prinsip itu adalah:
1) Bermakna
Harus bermakana artinya harus relevan dengan materi yang akan dibahas dan
disesuaikan dengan karakteristik siswa sehingga mampu mencapai tujuan yang
diinginkan, seperti menarik perhatian,meningkatkan motivasi, memberi acuan,
membuat kaitan, mereview atau menilai.
2) Berurutan dan Berkesinambungan
Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari kegiatan
pembelajaran, dan bukan merupakan kegiatan yang lepas-lepas dan berdiri itu sendiri.
Dalam hal ini guru hendaknya berusaha membuat susunan kegiatan yang tepat,
yang  sesuai dengan minat, pengalaman, dan kemampuan siswa, serta jelas kaitanya
antara yang dengan yang lain.

6.    Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1)      Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang).
2)      Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan) dan
langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu
pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
3)      Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota
kelompok.
4)      Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu kesimpulan.
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses pembicaraan yang teratur  yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan untuk
mengambil keputusan atau memecahakan suatu persoalan atau masalah.
a. Tujuan dan Manfaat Diskusi
Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi anatara lain :
1)        Memupuk sikap toleransi yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat
yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.
2)        Memupuk kehidupan demokrasi yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung
jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
3)        Memndorong pembelajaran secara aktif yaitu siswa dalam membahas suatu topik
pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam
kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan kemmapuan berfikirnya.
4)        Menumbuhkan rasa percaya diri yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang
dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan
rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan.
b.    Tahap-Tahap Kegiatan diskusi
1)    Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha memusatkan
perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik atau permasalahan yang
didiskusikan. Dengan demikian apabila terjadi pembicaraan yang menyimpang dari
sasaran diskusi, maka pada saat itu pula pimpinan diskusi harus segera meluruskan dan
mengingatkan peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang
dilakukan. Oleh karena itu sebelum dan selama proses diskusi harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a)        Merumuskan tujuan diskusi yaitu rumusan tujuan atau kompetensi secara
jelas dan terukur yang harus dimiliki atau dicapai oleh siswa dari kegiatan diskusi
yang akan dilakukan.
b)        Menetapkan topik atau permasalahan
Topik yang didiskusikan diusahakan harus menarik minat, menantang dan
memerhatikan tingkat perkembangan siswa. Topik masih bisa dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan atau pernyataan. Melalui topik yang dirumuskan tersebut dapat
mendorong dan menggugah rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa akan secara
aktif mencari informasi, belajar, dan memecahkannya.
c)        Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan menyimpang dari
arah diskusi. Hasil dari identifikasi dapat dijadikan masukan bagi pimpinan
diskusi untuk meluruskan pembicaraan, pertanyaan, atau komentar lainnya,
sehingga kegiatan diskusi senantiasa terjaga dan terfokus pada masalah diskusi.
d)       Merangkum hasil diskusi
Rangkuman ini tidak hanya dilakukan pada ahir diskusi, tapi selama proses
berlangsung hasil pembicaraan yang inti segera dirangkum, sehingga pada ahir
diskusi akan dapat menyimpulkannya secara lengkap dan akurat.
2)   Memperjelas masalah atau urunan pendapat
Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar, pendapat, atau gagasan
yang disampaikan peserta diskusi ada kalanya kurang jelas, sehingga jelas mengaburkan
pada topik pembahasan kadang-kadang juga menimbulkan ketegangan atau permasalahan
baru dalam diskusi. Kejadian ini jangan dibiarkan semakin berkembang, karena akan
mengganggu proses dan hasil diskusi itu sendiri.
3)        Menganilisis pandangan siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan sangat mungkin terjadi.
Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi adalah bagaimana agar
perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbimng setiap anggota kelompok untuk
berpartisipasi secara aktif dan konstruktif terpecahkannya masalah yang didiskusikan.
4)        Meningkatkan urunan siswa
5)        Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6)        Menutup diskusi
c.         Keunggulan Diskusi Kelompok Kecil
1)      Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
2)      Termotivasi oleh kehadiran teman.
3)      Mengurangi sifat pemalu.
4)      Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok.
5)      Meningkatkan pemahaman diri anak.
6)      Melatih sisa untuk berfikir kritis.
7)      Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
8)      Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa.
d.        Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil
1)      Waktu belajar lebih panjang.
2)      Dapat terjadi pemborosan waktu.
3)      Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif.
4)      Dominasi siswa tertentu dalam diskusi.
5)      Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti
kegiatan pembelajaran.
7.    Ketrampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen
ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal (bersifat prefentif) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru
terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan
tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas adalah sebagai berikut:
a.         Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal (bersifat preventif). Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan
guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran, sehingga
berjalan secara optimal, efisien dan efektif. Keterampilan tersebut meliputi :
1)      Menunjukkan sikap tanggap
2)      Memberi perhatian
3)      Memusatkan perhatian kelompok
4)      Memberikan petunjuk yang jelas
5)      Menegur
6)      Memberi penguatan
b.       Keterampilan yang berhubungam dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan. Dalam hal ini guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
8.    Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang
untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan
perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya
hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Ciri-ciri pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai berikut :
1)      Terjadi hubungan ( interaksi) yang akrab dan sehat antara guru dan siswa serta siswa
dengan  siswa.
2)      Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemempuan, dan minatnya sendiri.
3)      Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
4)      Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat
yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.
5)      Peran guru dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai berikut:
a)      Organisator kegiatan pembelajaran
b)      Sumber informasi bagi siswa
c)      Pendorong bagi siswa untuk belajar / motivatord)     Penyedia materi dan
kesempatan belajar bagi siswa
e)      Orang yang mendiagnosis kesulitan siswa dan memberibantuan yang sesuai
dengan kebutuhannya.

a.         Komponen katerampilan membimbing diskusi kelompok kecil.


1)        Pemusatan perhatian
2)        Memperjelas permasalahan
3)        Menganalisis pandangan peserta didik
4)        Meningkatkan urunan, pikiran psesrta didik
5)        Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi
6)        Mengadakan pendekatan secara pribadi
7)        Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
8)        Membimbing dan memudahkan belajar
9)        Merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran
10)    Menutup diskusi
b.       Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil atau perorangan :
1)      Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan.
2)      Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan.
3)      Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis.
4)      Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

Berbagai hal yang harus dihindari guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil adalah:
1)      Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topic
pembicaraan.
2)      Membiarkan diskusi dikuasai/dimonopoli oleh peserta didik tertentu.
3)      Membiarkan peserta didik tidak aktif.
4)      Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
5)      Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan
pemecahan masalah.
6)      Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak membentuk tindak lanjut.

C.      Tujuan dan Manfaat Teknik dan Ketrampilan Dasar Mengajar[6]


1.       Tujuan dari keterampilan dasar mengajar guru yaitu supaya guru atau tenaga pendidik dapat
memahami  hakikat keterampilan dasar mengajar yang dapat dipratikkan di dalam kelas,
mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan dasar mengajar dan terampil menerapkan setiap jenis
keterampilan dasar mengajar untuk meningkatkan kuaitas proses dan hasil pembelajaran. Dengan
memiliki pemahaman ini seorang guru akan mempunyai persiapan mengajar yang baik dalam
menguasai bahan pengajaran, mampu memilih metode yang tepat  serta bisa
memberikan  penguasaan kelas yang baik.
2.       Tujuan yang lain yaitu untuk membekali tenaga pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar
dan pembelajaran. Bagi calon tenaga pendidik hal ini akan memberi pengalaman mengajar yang
nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah, sedangkan bagi calon
tenaga pendidik hal ini dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajarnya sebelum mereka
melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik. Memberikan kemungkinan calon tenaga pendidik
untuk mendapatkan bermacam keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan
bagaimana menerapkan dalam program pembelajaran sehingga pada akhir masa kuliah
mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan nilai–nilai dasar
atau sikap yang direfleksikan dalam berfikir dan bertindak) sebagai calon guru sehingga
memiliki pengalaman melakukan pembelajaran dan kesiapan untuk melakukan praktek
pendidikan di sekolah/lembaga.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.   Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang harus dikuasai oleh semua
guru, baik guru SD, SMP, SMA maupun dosen di PT. Jadi guru haruslah menguasai semua
ketrampilan dasar mengajar bukan hanya ketrampilan membuka dan menutup pelajaran. karena
semua ketrampilan itu saling berhubungan. Jika seorang guru hanya terampil dalam satu atau dua
saja ketrampilan dasar mengajar hasil dari kegiatan belajar mengajar tidak akan maksimal. Selain
itu dengan terampil dalam mengajar akan berdampak baik pada semuanya bukan hanya siswa
saja tetapi juga akan berdamapak baik kepada guru itu sendiri.
2.  Macam- macam keterampilan dasar mengajar ada 8 yaitu:
a.       Keterampilan Bertanya
b.      Ketrampilan Memberikan Penguatan
c.       Ketrampilan Mengadakan Variasi
d.      Ketrampilan Menjelaskan
e.       Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
f.       Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
g.      Ketrampilan Mengelola Kelas
h.      Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
3.  Tujuan mempelajari keterampilan dasar mengajar yaitu untuk memberikan pengetahuan yang
lebih kepada pendidik mengenai keterampilan mengajar. Selain itu keterampilan dasar mengajar
juga berperan penting dalam proses pembelajaran, semakin guru itu memahami dan
mengaplikasikan keterampilan tersebut, semakin berpengaruh positif juga terhadap proses
pembelajaran.
B.     Saran
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan. Menyadari
kekurangan itu kami mohon dengan kerendahan hati untuk memberikan segala kritik dan saran
yang membangun dari pembaca bagi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan & Moedjiono. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Marno dan Idris. 2014. Strategi, Metode dan Teknik Mengajar (Menciptakan Keterampilan Mengaar
yang Efektif dan Edukatif). Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Pusat Bahasa DEPDIKNAS. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rhezi. “Keterampilan Dasar Mengajar” dalam http://rheziak.blogspot.co.id/2015/07/ diakses 13
September 2016 pukul 10:02
Slamet. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Usman, M. Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Badung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai