Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 2

Alfisyahr Silvandani Indraswari 2020011064006


Aprianto Apolos Ayomi 2020011064005
Arum Hastri Andhini Putri 2020011064007
Firgo Mayor Yawandare 2020011064017
Hermon Wayo Kaitana 2020011064002
Hulda Monalisa Bilasi 2020011064020
Nikhmatul Rohma 2020011064022
Trisye D Wambrauw 2020011064019
Wulan Walukow 2020011064012
Layanan Pendidikan di Sekolah
merupakan kegiatan sistem penidikan yang menyediakan sesuatu yang
dibutuhkan publik dan disediakan dalam bentuk :
• Layanan kurikulum dan pembelajaran
• Kesiswaan atau peserta didik
• Pendidik dan tenaga pendidikan
• Keuangan
• Sarana prasarana
• Partisipasi masyarakat
Garvin dalam Tjiptono (2008:77)
“Ada lima prespektif kualitas layanan, yaitu transcendatal approach, product-based
approach, used-base approach, manufacturing-based approach dan value-based
approach”
1. Transcendatal approach → memandang kualitas sebagai innale excellence yaitu sesuatu yang
secara intuitif bisa dipahami namun nyaris tidak mungkin dikomunikasikan.
2. Product-based approach → kualitas merupakan karakteristik, komponen atau atribut objektif yang
dapat dikuantatifkan dan dapat diukur.
3. Used-based approach → didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang
menilainya (eyes of the beholder) sehingga produk yang paling memuaskan prefensi seseorang
(maximum satisfaction) merupakan produk berkualitas tinggi.
4. Manufacturing-based approah → didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas cenderung bersifat
operations-driven.
A. Layanan Kurikulum dan Pembelajaran
Layanan manajemen pendidikan nasional bertujuan mengoptimalkan kinerja setiap
substansi untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan.

Purwanto (2009:14) “Semua kegiatan sekolah akan dapat berjalan dengan lancar
dan berhasil jika pelaksanaannya melalui proses-proses yang terdapat dalam
unsur-unsur substansi atau garapan tersebut.”

Unsur-unsur substansi atau garapan meliputi :


• Layanan kurikulum dan pembelajaran
• Layanan peserta didik
• Layanan pendidik dan tenaga kependidikan
• Layanan pembiayaan pendidikan
• Layanan sarana dan prasarana
• Partisipasi masyarakat
Kurikulum merupakan rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibekukan
dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah dan
dilaksanakan dalam rangka membantu peserta didik mengembangkan berbagai
potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nlai agama, sosial-
emosional, kognitif, bahasa, fisik atau motorik, kemandirian dan seni.

Sudarsyah dan Nurdin (2009:192) “Layanan manajemen kurikulum harus


memperhatikan prinsip dan fungsinya”

Prinsip dan Fungsi :


• Produktivitas
• Demokratisasi
• Kooperatif
• Efektivitas dan efisiensi
• Mengarahkan visi, misi dan tujuan.
B. Layanan Kesiswaan atau Peserta Didik
Layanan Kesiswaan → suatu layanan yang memusatkan perhatian pada penyaluran,
pengawasan dan layanan siswa di kelas dan diluar kelas.

Siswa → mereka yang sedang mengikuti program pendidikan pada suatu sekolah atau
jenjang pendidikan tertentu.

Imron dan Wiyono (2004:3) “Layanan kesiswaan atau manjemen kesiswaan dapat
diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap siswa mulai
dari masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.”

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun


2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan “Peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha membanggakan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”
C. Layanan Pendidik dan Tenaga Pendidik

merupakan aktivitas yang dilakukan dari pendidik dan tenaga pendidik itu masuk ke
dalam organisasi hingga akhirnya berhenti melalui proses perencanaan tenaga dan
setelah itu dilakukan perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi,
penghargaan, pendidikan dan latihan, pengembangan dan pemberhentian.

Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional menyatakan “Pendidik merupakan tenaga prosefional.”
Visi : terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip
profesional untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam
memperoleh pendidikan yang bermutu.
Misi : 1. Mengangkat martabat guru dan dosen
2. Menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen
3. Meningkatkan kompetensi guru dan dosen
4. Memajukan profesi serta karier guru dan dosen
5. Meningkatkan mutu pembelajaran
6. Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antar daerah dari segi
jumlah, mutu, kualifikasi akademik dan kompetensi.
7. Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu.
Kedudukan sebagai tenaga profesional bertujuan untuk
melaksanakan sistem penddikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
 Guru → untuk meningkatkan martabat guru serta perannya
sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional.
 Dosen → untuk meningkatkan martabat dosen serta
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional.
Upaya-upaya memaksimalkan fungsi dan peran strategis guru dan dosen :
1. Penegakkan hak dan kewajiban guru dan dosen
2. Pembinaan dan pengembangan profesi
3. Perlindungan hukum
4. Perlindungan profesi
5. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
Standar kompentensi guru :
1. Kompentensi pedagogik
2. Kompentensi kepribadian
3. Kompentensi sosial
4. Kompentensi profesional
D. Layanan Keuangan atau Pembiayaan Penddikan
merupakan layanan terhadap fungsi-fungsi keuangan atau pembiayaan yang berfungsi
memuat perolehan atau sumber-sumber dana pendidikan dan bagaimana
mengalokasikannya.

Bentuk layanan keuangan atau pembiayaan pendidikan :


• Penganggaran pendidikan
• Anggaran program
• Anggaran kinerja
• Pencatatan akuntasi
• Auditing
Pengaturan mengenai pendanaan pendidikan dalam Pasal 46, Pasal 47, Pasal
48 serta Pasal 49 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disusun berdasarkan semangat desentralisasi dan
otonomi satuan pendidikan dalam pertimbangan pendanaan pendidikan
antara pusat dan daerah.

Hukum yang mengatur keuangan pendidikan yaitu Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
yang meliputi pengaturan lebih lanjut mengenai tanggung jawab pendanaan,
sumber pendanaan, pengelolaan pendanaan dan pengalokasian dana.
E. Layanan Sarana Prasarana Pendidikan

 Sarana pendidikan adalah barang atau benda bergerak yang


dapat dipakai sebagai alat dalam pelaksanaaan tugas dan fungsi
unit kerja pendidikan.
Contoh : mobil, komputer, pulpen, kertas dan tinta printer.

 Prasarana pendidikan adalah barang atau benda tidak bergerak


yang dapat menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas dan
unit kerja pendidikan
Contoh : gedung kantor
Peratuan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Bab II Pasal 2 menyebutkan bahwa
Lingkup Standar Nasional Pendidikan salah satunya yaitu Standar Sarana dan
Prasarana. Ayat dari Pasal 24 PP menyatakan :
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain dan tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Irianto dan Saud (2008:62) : “Pada praktiknya ternyata tidak semua sarana dan
prasarana produk inovasi dapat digunakan
dalam proses pendidikan”
Prinsip-prinsip pengembangan sarana dan prasarana :
1. Relevance → pengembangan dan inovasi harus sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan.
2. Manageable → pengembangan dan inovasi merupakan bagian dalam pengembangan
fungsi-fungsi manajemen.
3. Sustainable → pengembangan dan inovasi harus dapat dilihat dan keberlanjutan
program.
4. Efficiency → pengembangan dan inovasi harus memperhatikan unsur efisiesi.
5. Productivity → pengembangan dan inovasi mengacu kepada peningkatan output dan
produktivitas yang bersangkutan.
6. Up to date → pengembangan dan inovasi yang dikembangkan merupakan hal terbaru
dalam penyelenggaraan.
Barafadal (2008:5) : “Prinsip-prinsip dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan
agar tujuan manajemen sarana dan prasarana dapat tercapai.”

Prinsip-prinsip mengelola sarana dan prasarana :


1. Prinsip pencapaian tujuan → dilakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah
dalam keadaan kondusif siap pakai.
2. Prinsip efisiensi → dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati sehngga bisa
memperoleh fasiltas berkualitas baik dengan harga yang relatif
murah.
3. Prinsip administratif → dilakukan untuk memperhatikan undang-undang, peraturan,
intruksi dan pedoman-pedoman yang diberlakukan
pemerintah.
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab → dilakukan agar semua orang terlibat dalam
pengelolaan perlengkapan dan memiliki kerja
sama yang baik.
5. Prinsip kekohesifan → dilakukan agar terealisasikan dalam bentuk proses kerja sama
yang sangan kompak.
F. Layanan Partisipasi Masyarakat
Maisyaroh (2004:118) : “Hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu
proses komunikasi antara lembaga pendidikan dan
masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di lembaga pendidikan. Manajemen hubungan
lembaga pendidikan dan masyarakat adalah proses
mengelola komunikasi tersebut mulai dari kegiatan
perencanaan sampai pada pengendalian terhadap proses dan
hasil kegiatannya.”

Wujud layanan lebih menekankan pada mengelola komunikasi antara lembaga pendidikan
dengan masyarakat.
Media-media dan wadah komunikasi :
• Persatuan orang tua peserta didik
• Komite atau dewan sekolah
• Dewan pendidikan atau lembaga swadaya masyarakat
Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efiensi pengelolaan
pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur
pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah
Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota adalah badan mandiri yang mewadahi
peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan
efisiensi pengelolaan pendidikan di tingkat kabupaten/kota, baik pada
pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan
luar sekolah.
Tujuan :
1. Mewadahi dan menyalurkan apresiasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di
satuan pendidikan.
2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntable dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang
bermutu di satuan pendidikan.

Peran :
4. Pemberi pertimbangan (advisory agency)
5. Pendukung (supporting agency)
6. Pengontrol (controlling agency)
7. Mediator antara pemerintah (executive) dengan masyarakat.

Fungsi :
8. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat.
9. Melakukan kerja sama dengan masyarakat dan pemerintah.
10. Menampung dan menganalisasi aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan masyarakat.
11. Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi.
12. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi.
13. Menggalang dana masyarakat.
14. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai