Anda di halaman 1dari 30

2.

PARADIGMA PENGEMBANGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


ISLAM

• Paradigma Pengembangan Manajemen


Pendidikan Islam
a. Pengertian dan Lingkup Praktik Manajemen
Pendidikan
b. Nilai-nilai Dasar Pengembangan Manajemen
Pendidikan.
c. Paradigma Keilmuan Manajemen Pendidikan
PERTEMUAN 2
Paradigma Pengembangan Manajemen Pendidikan

A. Pengertian Manajemen Pendidikan


1.Pengertian Manajemen
Ada beberapa pendapat para Ahli , yaitu :
> Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang
selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu
profesi.
> Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah
yang sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.
> Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (styl)
seseorang dalam menggunakan atau memperdayakan orang lain
untuk mencapai tujuan.
• Hersey dan Blancard (1988 : 144)
menyatakan bahwa manajemen adalah
merupakan suatu proses bagaimana
pencapaian sasaran organisasi melalui
kepemimpinan.
• Stoner (1992 : 8) menyatakan bahwa
manajemen merupakan proses
perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-
usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
• Kata lain manajemen merupakan
kemampuan dan keterampilan khusus
yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan baik secara
perorangan ataupun bersama orang lain
atau melalui orang lain dalam upaya
mencapai tujuan organisasi secara
produktuif .
2.Pengertian Manajemen pendidikan
- Manajemen pendidikan merupakan
proses manajemen dalam pelaksanaan
tugas pendidikan dengan
mendayagunakansegala sumber secara
efisien untuk mencapai tujuan secara
efektif.
• Dictionary of education, mendefinisikan
bahwa pendidikan sebagai:
(1) proses seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan tingkah laku dalam
masyarakat;
(2) proses social yang menyediakan lingkungan
yang terpilih dan terkontrol untuk
mengembangkan kemampuan social dan
individual secara optimal.
• Disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan usaha yang diciptakan
lingkungan secara sengaja dan bertujuan
untuk mendidik, melatih dan
membimbing seseorang agar dapat
mengembangkan kemampuan individu
dan social.
• Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003,
dinyatakan bahwa pendidikan bangsa adalah
usaha sadar dan terencana untuk
menciptakan suasana belajar agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, sikap social, dan keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
• Sistem pendidikan memiliki garapan dasar
yang dikembangkan, diantaranya terdiri dari :
a Bidang garapan peserta didik
b. Bidang garapan tenaga pendidik dan
kependidikan
c. Bidang garapan kurikulum
d.Bidang garapan sarana prasarana
e.Bidang garapan keuangan
f.Bidang garapan kemitraan dengan masyarakat
g. Bidang garapan bimbingan dan pelayanan
khusus
• Manajemen pendidikan adalah suatu
penataan bidang garapan pendidikan yang
dilakukan melalui aktivitas perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan staf,
pembinaan, pengkoordinasian,
pengkomunikasian pemotivasian,
penganggaran, pengendalian, pengawasan,
penilaian dan pelaporan secara sistematis
untuk mencapai tujuan pendidikan secara
berkualitas.
B.Lingkup Praktik Manajmen Pendidikan
Adapun secara umum ruang lingkup manajmen
pendidikan menurut objek garapan meliputi :
1.Manajemen Kurikulum :
* Mencakup komponen yang lengkap terdiri dari
rumusan tujuan pendidikan suatu lembaga sampai
dengan penjabarannya.
2.Manajemen Kesiswaan :
* Pengelolaan mencakup penerimaan siswa baru ,
layanan bimbingan dan penyuluhan, dan
pengelolaan siswa di dalam kelas.
3.Manajemen Personalia :
*Meliputi unsur tenaga pendidik, dan kependidikan
4. Tata Laksana Sekolah:
*Segi makro/jenisnya -- Tata ruang, fisik
bangunan, taman, tempat parkir, prasarana
jalan, sarana pendidikan, sarana Ibadah,sarana
olah raga dll
5.Manajemen Keuangan :
*Dana pendidikan ( sumber, dan penggunaannya)
6.Organisasi sekolah :
*Struktur oraganisasi ( Pembagian tugas jelas,
tidak tumpang tindih)
3.Wilayah kerja Kota/Kabupaten : Jenjang dan
Jenis sekolah/madrasah (
TK/RA,SD/MI,SMP/MTs,SMA/MA,SMK/MK)
4.Wilayah kerja satu unit sekolah/madrasah
langsung menangani pekerjaan mendidik (
TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,SMA/MA,SMK/MK)
5.Wilayah kerja satuan terkecil yaitu manajemen
kelas yang menjadi dapur inti dari seluruh jenis
manajemen pendidikan.
• Ruang lingkup menurut fungsi manajemen
pendidikan , yaitu :
1.Merencanakan
2.Mengorganisasikan
3.Mengarahakan
4.Mengkoordinasikan
5.Mengkomunikasikan
6.Mengawasi atau mengevaluasi
• Di Indonesia manajemen pendidikan Islam
setidak-tidaknya dapat dikelompokkan kedalam
5 jenis, yaitu :
1.Pondok Pesantern atau Madrasah Diniyah, yang
menurut UU No. 20 tahun 2003 tentan Sisdiknas
disebut sebagai pendidikan keagmaan (Islam)
formal
2.PAUD/RA, Madrasah, dan pendidikan
lanjutannya seperti IAIN/STAIN (Depag)
3.Pendidikan usia dini/ Ra, sekolah/perguruan
tinggi yang diselenggarkan oleh Yayasan dan
Organisasi Islam
3.Pelajaran Agama Islam di
sekolah/madrasah/pergurun tinggi ( mata
pelajaran, mata kuliah/ program studi
4.Pendidikan Islam dalam keluarga atau tempat-
tempat ibadah, forum-forum kajian keislaman,
majelis taklim ( pendidikan non formal, dan
informal)
C.Tujuan Manajemen Pendidikan
1.Produktivitas
• Produktivitas adalah perbandingan terbaik
antara hasil yang diperoleh (ouput) dengan
jumlah sumber yang dipergunakan (input)
• Produktivitas dapat dinyatakan secara
kuantitas maupun kualitas
• Kuantitas output berupa jumlah tamatan dan
kuantitas input berupa jumlah tenaga kerja
dan sumberdaya selebihnya ( uang, peralatan,
perlengkapan, bahan, dsb)
2.Kualitas
• Mutu adalah jasa/produk yang menyamai
bahkan melebihi harapan pelanggan sehingga
pelanggan mendapat kepuasan
• Feffer and Coote (1991) menyatakan bahawa
kualitas adalah menunjukan kepada suatu
ukuran penilaian atau pengharapan yang
diberikanatau dikenakan kepada
barang( products) dan/ atau jasa (services)
tertentu berdasarkanpertimbangan objektif atas
bobot dan/atau kinerjanya.
3.Efektivitas
• Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan
organisasi.
• Etzioni ( 1964 : 187) mengatakan bahwa
keefektifan adalah derajat dimana organisasi
mencapai tujuannya .
• Sedang menurut Sergiovani ( 1987 : 33)
efektivitas adalah kesesuaian hasil yang
dicapai organisasi dengan tujuan
• Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari
dimensi manajemen dan kepemimpinan
sekolah/madrasah, guru, tenaga
kependidikan, dan personil lainnya,
siswa, kurikulum, sarana-prasarana,
pengelolaan kelas, hubungan sekolah
dan masyarakatnya.
• Efektivitas dapat juga ditelaah dari :
 Masukan yang merata
 Keluaran yang banyak dan bermutu tinggi
 Ilmu dan keluaran yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat yang sedang
membangun
 Pendapatan tamatan yang memadai
( Engkoswara, 1987)
• Efisiensi
> Efisiensi berkaitan dengan cara yaitu
membuat sesuatu dengan betul ( doing
things right)
> Efisiensi ditekankan pada perbandingan
antara input/sumber daya denga output
> Suatu kegiatan dikatakan efesien bila tujuan
dapat dicapai secara optimal dengan
penggunaan atau pemakaian sumber daya yang
minimal.
> Efisiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan
itu dicapai dengan memiliki tingkat efisiensi
waktu, biaya, tenaga, dan sarana.
D.Nilai-nilai Dasar Pengembangan Manajemen
• Etos kerja mempunyai implikasi sebagai berikut:
1.Pemimpin pendidikan tidak boleh bekerja dengan
sembrono, seenaknya dan acuh tak acuh.
2.Setiap orang di nilai dari hasil kerjanya, sehingga
dalam bekerja di tuntut untuk :
(1) tidak memandang enteng bentuk kerja yang
dilakukan;
(2) memberi makna kepada pekerjaannya;
(3) insyaf bahwa kerja adalah bentuk keberadaan
( mode of existence).
3.Pemimpin pendidikan harus bekerja
secara optimal dan komitmen terhadap
proses dan hasil kerja yang berkualitas.
4.Pemimpin pendidikan harus bekerja
secara efisien dan efektif atau mempunya
daya guna
5.Pemimpin pendidikan harus mengerjakan
sesuatu dengan sungguh-sungguh dan teliti dan
tidak separuh hati atau setengah-setengah,
sehingga rapi, indah, tertib, dan bersesuaian
dengan antara satu dengan lainnya.
6.Pemimpin pendidikan dituntut untuk memiliki
dinamika yang tinggi, komitmen terhadap masa
depan, memiliki kepekaan terhadap
perkembangan masyarakat serta iptek.
• Rutherford ( 1974) menyatakan bahwa
kepala sekolah yang efektif memiliki visi
yang jelas, dan mampu
menerjemahkannya menjadi sasaran
sekolah yang berkembang menjadi
harapan besar di masa depan yang
dipahami, dihayati, dan di wujudkan oleh
seluruh warga sekolah.
E.Paradigma Keilmuan Manajemen Pendidikan
• Paradigma keilmuan manajemen pendidikan
adalah sebagai pandangan seseorang di dalam
melakukan pembaharuan atau perubahan
pendidikan kearah yang lebih baik lagi dengan
sistem-sietm terbaik untuk menghasilkan
lulusan (ouput) yang terbaik
• Membangun ilmu manajemen pendidikan bisa
dilakukan dengan cara:
(1) cara deduksi, yakni dimulai dari teks
(umum)kemudian dianalisis sehingga muncul teori-teori
tingkat filsafat, lanjut teori dieksperimenkan , sehingga
dari sini muncul teori pendidikan pada tingkat ilmu.Hal
ini dapat dilanjutkan menjadi petunjuk teknis (manual);
( 2) Cara induksi dengan cara (penalaran, berfikir secara
logis, fakta ,prinsif) seseorang mengambil teori
manajemen pendidikan yang sudah ada baik dari Barat
maupun dari Timur.

Anda mungkin juga menyukai