Disusun Oleh :
BADRIYAH 1150120013
KABUPATEN PANGANDARAN
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang selalu
menganugerahkan nikmat-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW
yang membawa rahmat bagi seluruh alam, kepada keluarganya, para
sahabatnya dan semoga sampai kepada kita sebagai umatnya, aamiin.
1. Ibu Yanti Nurdiyanti, S.Pd.I., M.M. selaku dosen mata kuliah yang
telah membantu penulis selama menyusun laporan ini;
Kami menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca,
semoga laporan ini bermanfaat bagi kita.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………...18
LAMPIRAN
ii
ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness of the use of educational facilities
and infrastructure in order to improve the quality of graduates at MTs Ma'arif
Al-Hikmah Mekarsari. As well as knowing what are the obstacles in the use of
educational facilities and infrastructure in order to improve the quality of
graduates at MTs Ma'arif Al-Hikmah Mekarsari. This study uses descriptive
qualitative research methods. Descriptive qualitative method is a research
method used to examine the condition of a natural object where the researcher
is the key instrument. This study uses several data collection techniques,
including observation, interviews, literature or literature review, and study
documentation. Utilization of educational facilities and infrastructure at MTs
Ma'arif Al-Hikmah Mekarsari has a fundamental function for achieving success
iii
in the learning stages in order to improve the quality of graduates and graduate
competencies. By utilizing educational facilities and infrastructure, it can make
it easier for students to learn the material presented which is an indicator of the
effectiveness of the learning process. Utilization of educational facilities and
infrastructure at MTs Ma'arif Al-Hikmah Mekarsari in order to improve the
quality of graduates is carried out through 2 rules, namely, first bringing
facilities when learning into the classroom or presenting facilities and
infrastructure during the learning process, second, bringing the class out or
bringing participants students learn outside the classroom. The obstacles found
in the use of educational facilities and infrastructure in order to improve the
quality of graduates are the lack of awareness of students in managing the
facilities and infrastructure available in schools.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pendidikan tidak lepas dari sumber daya manusia,
salah satu faktor yang menjadikan manusia agar menjadi individu yang
bermutu dan kreatif adalah pendidikan. Didalam Undang-undang BAB
IX nomor 20 tahun 2003 pendidikan memiliki acuan serta kriteria yang
digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu terdiri dari
kompetensi lulusan, proses, standar isi, tenaga pendidikan, sarana dan
prasarana, manajemen, administrasi dan evaluasi pendidikan yang
perlu dikembangkan dengan cara terencana dan berkelanjutan.1
1
Republik Indonesia, (2003) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem
Pendidikan Nasional
2
Nasional, D. P. (2005). Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005. Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
1
pemanfaatan fasilitas sekolah. Khususnya dalam memanfaatkan sarana
dan prasarana yang tersedia di sekolah. Sarana dan prasarana
pendidikan adalah faktor yang paling signifikan untuk menopang
proses belajar mengajar di sekolah, dengan demikian penting
dilaksanakannya pemanfaatan dan pengelolaan agar dapat tercapainya
tujuan pembelajaran, dengan memanfaatkan sarana dan prasarana
diharapkan dapat memudahkan dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
Mutu lulusan sangat erat kaitannya dengan hasil yang baik dari
segi pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Mutu lulusan
merupakan bagian penting dalam membentuk sasaran dari insitusi
pendidikan untuk terwujudnya tujuan pendidikan. Mutu dapat
diartikan menjadi nilai produk, pelayanan ataupun suatu yang cocok
dengan standar yang telah diresmikan, dengan demikian perihal
tersebut jadi terlihat lebih utama dari yang lain. Edward Sallis dalam
bukunya menerangkan jika mutu merupakan suatu yang berkaitan
dengan gairah serta harga diri seorang, dia pula menerangkan jika
mutu dalam dunia pembelajaran ialah suatu yang bisa dibedakan
antara yang baik serta yang kurang baik, yang berhasil serta yang
kandas. Sehingga disini mutu ialah suatu hal yang paling berarti dan
wajib terus dikembangkan dalam setiap lembaga pendidikan.
Pembelajaran yang bermutu merupakan pembelajaran yang dapat
menciptakan lulusan yang mempunyai keahlian, pengetahuan serta
keahlian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa rumusan
masalah yang ditemukan di lapangan, kemudian dijawab melalui hasil
observasi yang mengacu pada beberapa teori-teori yang di ambil dari
beberapa referensi. Rumusan masalah yang dimaksud diantaranya,
sejauh mana keefektivitasan pemanfaatan sarana dan prasarana
2
pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu lulusan di MTs Ma’arif
Al-Hikmah Mekarsari, serta apa saja kendala dalam pemanfaatan
sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu
lulusan di MTs Ma’arif Al-Hikmah Mekarsari.
C. Tujuan Penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Mulyasa, E. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi Dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosda Karya. Hal. 49.
4
Bafadal (2014) menjelaskan sarana pendidikan adalah semua
perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, sedangkan prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara
tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.4
Senada dengan penjelasan Bafadal di atas, Syafaruddin dkk
(2016) menyatakan bahwa sarana pendidikan adalah semua perangkat
peralatan, bahan dan perabotan yang secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah, sedangkan prasarana pendidikan adalah
semua peralatan perlengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. 5
Berdasarkan pemaparan di atas dapatlah dipahami bahwa
sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki suatu lembaga
pendidikan merupakan bagian dari upaya pencapaian tujuan
pendidikan secara umum dan tujuan pembelajaran secara khusus
berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan demikian dapatlah
dipahami bahwa sarana dan prasarana pada dasarnya merupakan
elemen penting yang mendukung dan memfasilitasi seluruh rencana
sekolah dapat dilaksanakan.
B. Macam-Macam Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa
macam, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai, (2)
bergerak tidaknya pada saat digunakan, (3) hubungannya dengan
proses belajar mengajar.6
Ditinjau dari habis tidaknya dipakai
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam
sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan
sarana pendidikan tahan lama.
4
Bafadal, Ibrahim. (2014). Manajemen Perlengkapan Sekolah. Teori dan Aplikasinya. Jakarta:
Bumi Aksara. Hal. 02
5
Syafaruddin, dkk. (2016). Administrasi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing. Hal. 156
6
http://samplingkuliah.blogspot.com/2017/04/manajemen-sarana-dan-prasarana.html
5
1. Sarana pendidikan yang habis dipakai
Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau
alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif
singkat, seperti kapur tulis, spidol, penghapus dan sapu, serta
beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Selain itu, ada beberapa sarana pendidikan yang
berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton. Sedangkan
contoh sarana pendidikan yang tidak berubah bentuk adalah papan
tulis, bola lampu, dan kertas. Semua contoh tersebut merupakan
sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali
bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.
2. Sarana pendidikan yang tahan lama
Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahan
atau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktu
yang relatif lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer dan
peralatan olahraga.
Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan
1. Sarana pendidikan yang bergerak
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan
yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan
pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa
digerakkan atau dipindahkan kemana saja.
2. Sarana pendidikan yang tidak bergerak
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua
sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk
dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur dan menara serta
saluran air dari PDAM atau semua yang berkaitan dengan itu seperti
pipanya, yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-
tempat tertentu.
Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua
jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara
6
langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis,
spidol, alat peraga, alat praktik, dan media atau sarana pendidikan
lainnya yang digunakan guru atau dosen dalam mengajar. Kedua,
sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan
proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.
Adapun prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua
macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung
digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang
perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium.
Kedua, prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan
untuk proses belajar mengajar, tapi secara langsung sangat menunjang
terjadinya proses belajar mengajar, seperti ruang kantor, kantin,
masjid atau mushala, tanah, jalan menuju lembaga, kamar kecil, ruang
unit kesehatan, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir
kendaraan.
Sarana dan prasarana pendidikan untuk tingkat
SMP/MTs/SMPLB/ PAKET B Sederajat meliputi:
a) Ruang kelas.
b) Ruang perpustakaan.
c) Ruang laboratorium IPA.
d) Ruang pimpinan.
e) Ruang guru.
f) Ruang tata usaha.
g) Tempat beribadah
h) Ruang konseling.
i) Ruang UKS.
j) Ruang organisasi kesiswaan.
k) Jamban.
l) Gudang.
m) Ruang sirkulasi.
7
n) Tempat bermain/berolahraga.7
C. Standar Kompetensi Lulusan Tingkat SLTP
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria minimal tentang
kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukan
capaian kemampuan Peserta Didik dari hasil pembelajarannya pada
akhir Jenjang Pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan dirumuskan berdasarkan tujuan
pendidikan nasional, tingkat perkembangan Peserta Didik, kerangka
kualifikasi nasional Indonesia dan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan. Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Standar Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/ PAKET B
Sederajat8
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah
umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah pertama/
madrasah tsanawiyah/ sekolah menengah pertama luar biasa/ paket
B/ bentuk lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu dalam
bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri atas:
1. Mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan memahami kehadiran Tuhan
Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari, memahami ajaran
7
Ananda, R., & Banurea, O. K. (2017). Manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
8
https://www.sinau-thewe.com/2022/02/standar-kompetensi-lulusan-sdsmpsmasmk.html
8
agama, melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri sesuai
dengan tuntutan agama atau kepercayaan, berani menyatakan
kebenaran, menyayangi dirinya, menyadari pentingnya
keseimbangan kesehatan jasmani, mental dan rohani, menghargai
sesama manusia, berinisiatif menjaga alam, serta memahami
kewajiban dan hak sebagai warga negara.
2. Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan
budayanya, menghargai keragaman masyarakat dan budaya
nasional, terbiasa melakukan interaksi antar budaya, meolak
stereotipdan diskriminasi, serta berpartisipasi aktif untuk menjaga
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Menunjukkan prilaku terbiasa peduli dan berbagi, serta kemampuan
berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan terdekat dan
lingkungan sekitar.
4. Terbiasa bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan
merancang strategi untuk pembelajaran da pengembangan diri,
serta mampu beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih
tujuan.
5. Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan orisinal,
membuat tindakan atau karya kreatif sesuai kapasitasnya, dan
terbiasa mencari alternatif tindakan dalam menghaadapi tantangan.
6. Menunjukkan kemampuan mengidentifikasi informasi yang relevan
atau masalah yang dihadapi, menganalisis, memprioritaskan
informasi yang paling relevan atau alternatif solusi yang paling tepat.
7. Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa
menginterpretasikan dan mengintegrasikan teks, untuk
menghasilkan inferensi sederhana, menyampaikan tanggapan atas
informasi, dan mampu menulis pengalaman dan pemikiran dengan
konsep sederhana.
8. Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan
konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan
9
masalah yang berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat, dan
masyarakat sekitar.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
11
Lokasi Penelitian
12
BAB IV
13
menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia, sekolah selalu
memeperhatikan hal-hal berikut: 1) mengatur jadwal penggunaan
sarana dan prasarana agar tidak bentrok dengan kelas lain. 2)
memprioritaskan kegiatan pembelajaran inti. 3) menugaskan
seseorang dalam menjaga sarana dan prasarana. Hal ini sejalan dengan
pendapapat dari Handayani (2018) yang menyebutkan bahwa dalam
memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan terdapat 2 cara yaitu
membawa sarana dan prasarana penddidikan ke kelas dan membawa
kelas ke lapangan.9
9
Handayani, Meni. (2018). Pemanfaatan Sarana Laboratorium di SMA yang telah dan belum
melaksanakan Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 3(2), 152- 166.
14
didik tersebut menjadi peserta didik malas untuk belajar sehingga
mutu lulusannya kurang berkualitas.
15
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Ma’arif
Al-Hikmah Mekarsari dalam rangka meningkatkan mutu lulusan
dilaksanakan melalui 2 aturan yaitu, pertama membawa sarana ketika
pembelajaran ke dalam kelas atau menghadirkan sarana dan prasarana
ketika proses pembelajaran kedua yaitu, membawa kelas keluar atau
membawa peserta didik belajar di luar ruang kelas. Dalam
menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia, sekolah selalu
memeperhatikan hal-hal berikut: 1) mengatur jadwal penggunaan
sarana dan prasarana agar tidak bentrok dengan kelas lain. 2)
memprioritaskan kegiatan pembelajaran inti. 3) menugaskan
seseorang dalam menjaga sarana dan prasarana.
Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Ma’arif
Al-Hikmah Mekarsari memliki fungsi yang fundamental untuk
tercapainya keberhasilan dalam tahapan pembelajaran guna
meningkatkan mutu lulusan serta kompetensi lulusan. Dengan
memanfaatkan sarana dan prasarana pedidikan dapat memudahkan
peserta didik dalam mempelajari materi yang disampaikan yang
menjadi indikator dalam keefektifan proses pembelajaran.
Pada dasarnya mutu lulusan dapat dipengaruhi oleh faktor apa
saja diantaranya dengan memanfaatkan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah, selain sarana dan prasarana juga ada faktor
lainnya yaitu diantaranya faktor kurikulum, faktor dari kebijakan
pendidikan, teknologi dan informasi dalam pendidikan, metode
pembelajaran yang digunakan, strategi dan pendekatan pembelajaran,
penilaian akhir, dan pendidikan dan pengelolaan pendidikan.
kendala yang ditemukan dalam pemanfaatan sarana dan
prasarana pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu lulusan yaitu
kurangnya akan kesadaran peserta didik dalam mengurus sarana dan
16
prasarana yang tersedia di sekolah. Kendala lainnya pun ditemukan
peneliti ketika melakukan observasi langsung ke MTs Ma’arif Al-
Hikmah Mekarsari dimana keterbatasan sarana dan prasrana
pendidikan yang semestinya dapat menjadi penunjang berjalannya
proses kegiatan belajar mengajar menjadi terhambat karena masih
minimnya sarana dan prasarana pendidikan. Contohnya seperti masih
kurangnya lahan sekolah juga keterbatasan ruang belajar serta belum
adanya fasilitas lapangan untuk pembelajaran olahraga.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://samplingkuliah.blogspot.com/2017/04/manajemen-sarana-
dan-prasarana.html
https://tembalang.semarangkota.go.id/en/saranaprasarana#:~:text=S
ebagai%20contoh%3A%20sarana%20pendidikan%20diartika
n,Besar%20Bahasa%20Indonesia%2C%202008).
https://www.sinau-thewe.com/2022/02/standar-kompetensi-lulusan-
sdsmpsmasmk.html
18
Mulyasa, E. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi Dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
19
BIODATA DIRI
Desa Mekarsari
Kecamatan Cimerak
Kabupaten Pangandaran
NIM : 1150120013
No telp/WA : 085221890243
Email : badriyah@stitnualfarabi.ac.id
20
21
22
23
24