TENTANG
TAHAPAN PELAKSANAAN BIMBINGAN KLASIKAL
“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktik Pelayanan
Konseling di TK dan SD ”
Disusun Oleh
Kelompok 9:
Dosen Pembimbing:
1. Elviana, M.Pd
2. Intan Sari, M.Pd
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami rahmat, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam tidak lupa pula
kami sampaikan kepada Nabi junjungan kita yakninya Muhammad Salallhu alaihi wasallam
beserta para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Selanjutnya, terimakasih kami
ucapkan kepada Ibu Elviana M.Pd dan ibu Intan Sari M.Pd selaku dosen mata kuliah
pelayanan konseling di TK dan SD. Yang mana beliau telah memberikan arahan kepada kami
dalam penyusunan makalah ini. Semoga kebaikan beliau dibalas oleh Allah dengan basalan
yang jauh lebih baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan pertama memahami konsep dasar belajar Kedua
memenuhi tugas diskusi dan pembuatan makalah secara kelompok. Adapun manfaat makalah
ini adalah sebagai wahana pembelajaran evaluasi pembelajaran agar dapat dipelajari oleh
seluruh mahasiswa/mahasiswi khususnya jurusan Bimbingan dan Konseling. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna, karena itulah
kritik dan saran yang membangun dari bapak/ibu dosen dan teman-teman sangat kami
harapkan.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
B. Saran.............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DeskripsiBimbingan klasikal merupakan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling yang diberikankepada sejumlah peserta didik/ konseli dalam satu
rombongan belajar dan dilaksanakan dikelas dalam bentuk tatap muka antara guru
Bimbingan dan Konseling atau konselor dengan peserta didik/ konseli.
Bimbingan klasikal bertujuan membantu peserta didik/ konseli untuk
mencapai kemandiriandalam kehidupannya, perkembangan secara utuh dan optimal
dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir, serta mencapai keselarasan antara
pikiran, perasaan dan perilaku.Secara rinci tujuan bimbingan klasikal adalah agar
peserta didik/ konseli
B. Rumusan Masalah
1. Apa tahap pelaksananaan bimbingan klasikal?
2. Bagai mana tahap pra kegiatan ?
3. Bagaimana membuka layanan ?
4. Bagaimana penilaiaan hasil?
5. Bagaimana menutup kegiatan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tahapan pelaksanaan bimbingan klasikal.
2. Untuk mengetahui pra kegiatan
3. Untuk mengetahui cara membuka layanan.
4. Untuk mengetahui menutup kegiatan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rismawati. “Pelaksanaan Layanan Klasikal Bimbingan Dan Konseling DiSMP Negeri 3 Kandangan.” Jurnal
Mahasiswa BK An-NUr 1, no. 1 (2015): 64–74.
2
1. Pra Kegiatan/ Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan layanan, guru bimbingan dan konseling harus
dapat mengenali kondisi terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar bimbingan klasikal
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Pada suasana ini guru binbingan dan
konseling dapat mencairkan suasana dengan cara menyapa peserta didik atau pretest.
Dalam langkah pertama ini beberapa hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu;
1) Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik yaitu kondisi belajar dapat
dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperliahatkan sikap
yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut
mengikuti pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai
dari awal kegiatan sehingga siswa akan mampu melakukan aktivitas belajar
dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat
aktivitasnya.
2) Memeriksa Kehadiran Siswa
3) kesiapan alat, dan bahan yang digunakan,
4) kesiapan media yang akan dipakai, kesiapan siswa, dan kesiapan materi layanan.
5) Keseluruhan persiapan tersebut dikemas dalamformat Satuan Layanan Bimbingan
Klasikal
3
d. Guru BK mngungkapkan tujuan, langkah-langkah digunakan dalam bimbingan
klasikal
2) Penjelasan langkah
Kegiatan yang dilakukan yaitu guru menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan.
Jika menggunakan teknik yang sudah dipilih, maka guru menjelaskan kegiatan
tugas dan tanggung jawab peserta didik seperti menyimak, dll
3) Tahap peralihan, yang dapat dilakukan seorang guru yaitu: menanyakan kesiapan
kelas pelaksanaan kegiatan, jika keadaan kelas sudah siap maka masuk kepada
tahap inti2.
2
Fatimah, Dewi Nur. “Layanan Bimbingan Klasikal Dalam Meningkatkan Self Control Siswa Smp Negeri 5
Yogyakarta.” Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam 14, no. 1 (2017): 25–37.
3
Willis, S. S. 2010. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Alfabeta.
4
Pada tahap inti ini, ada hal yang dapat dilakukan hal sebagai berikut4;
a. Guru BK menayangkan PPT dan Video tentang topik yang
dibahas dan memaparkan materi pada power point
b. PD mengamati materi PPT yang ditampilkan.
c. PD memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi.
d. Curah pendapat dan tanya jawab sekitar materi dalam ruangan
kelas.
4. Penilaian Proses dan Hasil Layanan
Penilaian proses fokus pada bagaimana pendidikan diselenggarakan dan
dilaksanakan. Ini mencakup pengamatan, analisis, dan penilaian terhadap cara guru
mengajar, bagaimana kurikulum diterapkan, dan lingkungan pembelajaran. Tujuan
utamanya adalah untuk memastikan bahwa proses pendidikan berlangsung dengan
efektif. Contoh metode penilaian proses termasuk observasi kelas, analisis kurikulum,
dan penilaian terhadap metode pengajaran.
Penilaian hasil berkaitan dengan pencapaian siswa setelah mengikuti program
pendidikan. Ini mencakup penilaian terhadap pemahaman, keterampilan, dan
pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Penilaian hasil dapat mencakup ujian, tugas,
proyek, atau tes penilaian lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengukur sejauh
mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam konteks TK dan SD, penilaian proses dan hasil digunakan untuk
memastikan efektivitas pengajaran, perkembangan siswa, serta perbaikan program
pendidikan. Hasil penilaian ini membantu guru dan pihak sekolah untuk
mengidentifikasi kelemahan, memberikan dukungan yang diperlukan kepada siswa,
dan meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan. Beberapa faktor yang dapat
dinilai meliputi:
1. Kualitas Pengajaran: Evaluasi metode pengajaran, kurikulum, dan kemampuan
guru dalam memfasilitasi pembelajaran.
2. Fasilitas dan Lingkungan Belajar: Penilaian terhadap kondisi ruang kelas,
perpustakaan, lapangan bermain, dan lingkungan sekolah secara keseluruhan.
3. Keterlibatan Orang Tua: Mengukur sejauh mana orang tua terlibat dalam
pendidikan anak-anak mereka dan apakah ada saluran komunikasi yang baik
antara sekolah dan orang tua.
4
Subroto, S. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
5
4. Evaluasi Hasil Belajar: Mengukur pencapaian akademis siswa, seperti ujian,
tugas, dan tes keterampilan.
5. Aspek Psikososial: Evaluasi perkembangan sosial dan emosional siswa, serta
bagaimana sekolah mendukung perkembangan ini.
6. Evaluasi Program Ekstrakurikuler: Menilai program ekstrakurikuler yang
ditawarkan oleh sekolah dan dampaknya terhadap perkembangan siswa.
7. Umpan Balik dari Siswa dan Orang Tua: Mendengarkan pandangan dan masukan
dari siswa dan orang tua tentang pengalaman mereka di sekolah.
8. Pemantauan dan Evaluasi Terus Menerus: Melakukan pemantauan berkelanjutan
terhadap proses dan hasil layanan untuk melakukan perbaikan yang diperlukan.
Penilaian ini bisa melibatkan survei, wawancara, observasi, dan pengumpulan
data. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pendidikan yang diberikan di TK dan
SD sesuai dengan standar pendidikan yang baik, dan bahwa siswa mendapatkan
pengalaman pendidikan yang mendukung perkembangan mereka secara menyeluruh.
5. Penutupan kegiatan
Penutup kegiatan adalah tahap akhir dari suatu kegiatan atau acara yang dilakukan
untuk meresmikan selesainya kegiatan tersebut dan untuk memberikan kesan terakhir
kepada peserta atau pemangku kepentingan. Ini dapat berlakukan untuk berbagai jenis
kegiatan, seperti seminar, konferensi, pertemuan bisnis, pameran, acara olahraga, dan
sebagainya. Penutup kegiatan memiliki beberapa tujuan, antara lain5:
1. Memberikan Apresiasi: Penutup kegiatan seringkali digunakan untuk
mengucapkan terima kasih kepada semua peserta, pembicara, panitia, dan sponsor
yang telah ikut serta dalam kegiatan tersebut.
2. Refleksi: Ini adalah waktu untuk merenungkan pencapaian dan hasil dari kegiatan
tersebut. Ini juga dapat melibatkan peninjauan apa yang telah dipelajari atau
dicapai selama kegiatan berlangsung.
3. Pemberian Sertifikat atau Penghargaan: Penutup kegiatan sering menjadi
kesempatan untuk memberikan sertifikat atau penghargaan kepada peserta atau
pihak-pihak yang berkontribusi dalam keberhasilan kegiatan.
4. Mengumumkan Hasil atau Keputusan Penting: Jika kegiatan tersebut memiliki
kompetisi, pemilihan, atau pengumuman hasil yang penting, penutup kegiatan
adalah waktu yang tepat untuk mengumumkan hal tersebut.
5
Kementrian pendidikan dan kebudayaan, 2016, panduan operasional penyelenggaraan bk. Jakarta:
Kemendikbud
6
5. Menyampaikan Pesan Terakhir: Ini adalah kesempatan terakhir untuk
menyampaikan pesan atau pesan terakhir kepada peserta, baik itu inspirasi,
motivasi, atau informasi penting lainnya.
Penutup kegiatan biasanya merupakan momen yang penting untuk merayakan sukses
kegiatan tersebut dan meninggalkan kesan yang baik kepada peserta.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
Pemberian layanan format klasikal dilakukan oleh Guru BK atau Konselor
meliputi materi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Isi materi sajian berupa
informasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik atau klien dan pencapaian tujuan
pendidikan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun
2003 yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Di samping itu perlu diperhatikan tentang falsafah negara yaitu Pancasila yang di
dalamnya terkandung nilai-nilai luhur dalam sila-sila Pancasila serta agama.
Pertama, Guru BK atau konselor dapat memberikan layanan format klasikal
sesuai dengan tuntutan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan layanan format klasikal dapat dilakukan dalam lima
langkah, yaitu menentukan tujuan, melakukan penilaian awal, membuat program yang
obyektif dan konkret, membuat desain aktivitas pembelajaran, dan melakukan penilaian
serta tindak lanjut. Layanan format klasikal dapat dilakukan oleh Guru BK atau konselor
yang mampu dan bertanggung jawab untuk memimpin, membangun, mengorganisir
pemberian bimbingan di kelas. Dalam kaitan ini, Guru BK atau konselor harus mampu
memahami situasi dan topik serta sesuai dengan perkembangan peserta didik.
Kedua, Guru BK atau konselor sekolah hendaknya melakukan kolaborasi dengan
guru ketika membangun, mengorganisir, dan menunjukkan layanan format klasikal.
Ketiga, Guru BK atau konselor sekolah dapat bersama dengan guru untuk
merancang dan membuat materi layanan format klasikal dalam kurikulum regular yang
dilakukan di sekolah.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis uraikan.penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.oleh karna itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif untuk memperbaiki makalah
berikutnya semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan
kita.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Dewi Nur. “Layanan Bimbingan Klasikal Dalam Meningkatkan Self Control Siswa
8
Smp Negeri 5 Yogyakarta.” Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam
14, no. 1 (2017): 25–37.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan, 2016, panduan operasional penyelenggaraan bk.
Jakarta: Kemendikbud
Rismawati. “Pelaksanaan Layanan Klasikal Bimbingan Dan Konseling Di SMP Negeri 3
Kandangan.” Jurnal Mahasiswa BK An-NUr 1, no. 1 (2015): 64–74.
Subroto, S. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Willis, S. S. 2010. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Alfabeta.