Analisa :
1. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif, penelitian kualitatif adalah berakar
pada latar belakang ilmiah sebagai kebutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian,
memanfaatkan metode kualitatif analistis secara induktif, mengarahkan sasaran penelitian
pada usaha menemukan teori, lebih mementingkan proses dari pada hasil, memilih
seperangkat kriteria untuk menulis keabsahan data, rancangan penelitian bersifat sementara
dan hasil penelitian disepakati oleh subjek penelitian. (Maleong, 2001).
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa guru BK melaksanakan peran
sebagai konselor dengan mengacu pada latar belakang perlunya BK bagi siswa yang
dilihat dari beberapa segi salah satunya yaitu latar belakang psikologis.Disini anak
berkebutuhan khusus tersebut memiliki latar belakang psikologis yang berbeda.
2. Perasaan Guru Bimbingan Dan Konseling Selama Menangani Anak Berkebutuhan Khusus
Perasaan penuh warna yang disarankan oleh guru bimbingan dan konseling selama menangani
anak berkebutuhan khusus adalah perasaan menerima anak, perasaan bahagia, perasaan marah,
perasaan depresi, dan beban waktu.
Dari kutipan jurnal diatas dapat kita simpulkan bahwa seorang guru BK harus
memiliki rasa empati terhadap masalah yang dihadapi oleh siswanya.rasa empati itu sendiri
adalah perasaan dimana kita sebagai guru BK ikut merasakan apa yang sedang dirasakan
oleh siswanya.Dimana rasa empati ini termaksuk bagian dari format BK yaitu Klasikal.
3. Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus Yang Telah Di Lakukan Oleh Guru Bimbingan Dan
Konseling agar mereka bisa bersama-sama dengan anak normal lainnya, bersosialisasi,
beradaptasi dengan baik.
4. Jenis dan metode yang digunakan dalam menangani ABK .Pertama mengklarifikasi dengan
semua wali kelas untuk menyapa, menanyakan kondisi ABK, guru bimbingan dan konseling
terjun secara langsung melihat keadaan. Dan metode yang digunakan guru bimbingan dan
konseling memberikan layanan kepada anak, komunikasi, kepatuhan terhadap aturan, melibatkan
orangtua, dan mengamati perkembangan anak.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya karja sama antara guru BK
dengan pihak lainnya seperti wali kelas dan juga orang tua siswa.Dalam melibatkan pihak
ketiga dalam penyelesaian masalah siswa termaksuk format kegiatan BK Kolaboratif yaitu
guru BK berkolaborasi dengan pihak lain dalam penyelesaian masalah siswa.
Jurnal 2 :
MODEL KONSELING KELOMPOK EKSISTENSIAL HUMANISTIK
UNTUK MENGURANGI KECEMASAN SISWA MENENTUKAN
ARAH PEMINATAN SMA NEGERI SEMARANG
Analisa :
1. Pelayanan arah peminatan ini merupakan sesuatu yang baru masih terasa asing bagi siswa
sehingga besar kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam menentukan pilihan yang sesuai
dengan potensi dirinya. Untuk itu siswa sangat membutuhkan pendampingan secara serius
sehingga pelaksanaannya tidak menyebabkan pemborosan waktu, biaya dan tenaga.
Dari kutipan jurnal diatas dapat kita simpulkan bahwa guru BK melakukan model
konseling kelompok di SMA Negeri Semarang yang membahas peminatan siswa untuk
program pendidikan selanjutnya.Dari itu dapat kita lihat guru BK telah menerapkan
pelayanan arah peminatan dan juga bidang pelayanan BK belajar dan juga kerier.