ADMINISTRASI JARINGAN
FailOver dan LoadBalancer di Cisco
DOSEN PEMBIMBING
Ardi Syawaldipa, S. Kom, M. T
DISUSUN OLEH
Sandria (17076022)
C. Uraian Pembelajaran
1. Penjelasan Materi
a. Jaringan Komputer
Menurut Asosiasi Penulis Madcoms, jaringan komputer (Computer Network)
dapat diartikan sebagai sekelompok komputer yang dihubungkan menggunakan
media tertentu sehingga antar komputer dapat saling berhubungan untuk berbagi
data, informasi, program, aplikasi, dan perangkat keras, seperti printer, scanner,
CD/DVD Drive, ataupun hardisk.[1] Sedangkan menurut Yohan Jati Waloeya,
jaringan komputer dapat diartikan sebagai sebuah rangkaian yang terdiri dari dua
atau lebih komputer. Komputer-komputer ini akan dihubungkan satu sama lain
dengan sebuah sistem komunikasi. Dengan jaringan komputer ini, setiap pengguna
komputer yang terjaring di dalamnya akan dapat saling tukar-menukar data,
program, dan sumber daya lainnya seperti media penyimpanan, printer, dan lain-
lain.[2]
b. Jenis-jenis Jaringan
Berdasarkan kriterianya, jaringan komputer dibagi menjadi 4, yaitu :
1) Berdasarkan Distribusi Sumber Informasi/Data
a) Jaringan Terpusat
Jaringan ini terdiri dari komputer client dan server. Pada jaringan
terpusat, komputer client berfungsi sebagai perantara untuk mengakses
sumber informasi/data yang berasal dari satu komputer server.[2]
b) Jaringan Terdistribusi
Jaringan terdistribusi merupakan perpaduan antara beberapa jaringan
terpusat sehingga terdapat beberapa komputer server yang saling
berhubungan dengan client yang membentuk sistem jaringan tertentu.[2]
5) Berdasarkan Topologi
Topologi adalah aturan yang mendeskripsikan bagaimana komputer,
printer, dan perangkat lainnya terhubung lewat jaringan. Selain itu, topologi
dapat diartikan pola hubungan antar terminal dalam suatu sistem jaringan
komputer yang akan mempengaruhi tingkat efektifitas kinerja jaringan
komputer. Dilihat dari topologinya, sebuah jaringan bisa dibagibagi menurut
beberapa bagian.[1]
a) Topologi Bus
Topologi bus menghubungkan komputer satu dengan lainnya secara
berantai dengan perantara suatu kabel tunggal jenis koaksial (coaxial).
Semua komputer dapat dihubungkan secara seri menggunakan kabel
tersebut. Topologi bus umumnya tidak menggunakan suatu peralatan aktif
untuk menghubungkan komputer. Oleh karena itu, pada ujung-ujung kabel
koaksial harus ditutup dengan tahanan untuk menghindari pantulan yang
dapat menimbulkan gangguan sehingga menyebabkan kemacetan
jaringan.[2]
b) Topologi Bintang/Star
Pada topologi star, komputer-komputer di jaringan dihubungkan pada
sebuah terminal pusat yang bernama hub/switch. Tiap computer terhubung
ke port-port di hub/switch dengan kabel UTP. Hub/switch bertugas untuk
mengatur dan mengendalikan semua kegiatan komunikasi data. Trafik data
mengalir dari node ke terminal pusat dan diteruskan ke station tujuan.[1]
c) Topologi Cincin/Ring
Sebuah topologi ring menghubungkan komputer-komputer di LAN
menggunakan kabel secara melingkar. Topologi ring menggerakkan
informasi di kabel dalam satu arah. Komputer di jaringan mengirimkan
ulang paket-paket data ke komputer berikutnya di ring.[5]
d) Topologi Mesh
Pada topologi-topologi diatas, redudansinya masih kurang sehingga
perlu adanya topologi yang punya redudansi yang banyak, sehingga tidak
mungkin jaringan itu down, walaupun ada node yang rusak. Walaupun ada
redudansi yang tidak ekonomis, tapi topologi mesh ini kadang diperlukan
jika ingin topologi yang benar-benar handal, sehingga tidak ada yang bisa
menyebabkan gagal karena jika ada satu node yang rusak, maka akan
digantikan oleh node yang lain.[1]
Ada 2 topologi mesh, yaitu full mesh dan partial mesh.Topologi full
mesh ini menghubungkan setiap node dengan node lainnya. Ini akan
menghasilkan jaringan yang paling redundan dan handal tapi biayanya
mahal, terutama untuk jaringan yang besar. Jika ada link yang gagal maka
ada link lain untuk mengirimkan data. Topologi partial mesh mirip dengan
full mesh tetapi tidak setiap perangkat dihubungkan dengan perangkat
lainnya di jaringan, hanya dipilih dari alternatif yang ada saja.[1]
e) Topologi Hierarkies
Topologi hierarkies ini mirip dengan topologi star, namun tidak ada
node pusat. Cisco menamai topologi ini topologi hierarkies, tapi sering juga
dinamakan topologi tree/pohon.[1]
Topologi tree merupakan kombinasi karakteristik antara topologi star
dan topologi bus. Topologi pohon terdiri atas kumpulan topologi star yang
dihubungkan dalam satu topologi bus sebagai backbone. Komputer-
komputer akan dihubungkan ke hub, sedangkan hub lainnya dihubungkan
sebagai jalur tulang punggung (backbone) yang mempunyai topologi bus.
[2]
2) Hub
Hub merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual
beroperasi pada layer 1 (physical layer). Maksudnya, hub tidak menyaring
menerjemahkan sesuatu, hanya mengetahui kecepatan transfer data dan susunan
pin pada kabel. Cara kerja alat ini adalah dengan cara mengirimkan sinyal paket
data ke seluruh port pada hub sehingga paket data tersebut diterima oleh seluruh
komputer yang berhubungan dengan hub tersebut kecuali komputer yang
mengirimkan. Sinyal yang dikirimkan tersebut diulang-ulang walaupun paket
data telah diterima oleh computer tujuan. Hal ini menyebabkan fungsi colission
lebih sering terjadi.[6]
3) Bridge
Bridge berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan yang memiliki
segmen sama. Selain memperkuat sinyal seperti yang dilakukan repeater,
bridge juga melakukan transmisi ulang paket data dari satu segmen ke segmen
lainnya. Bridge berfungsi untuk menghubungkan dan menggabungkan media
jaringan yang tidak sama seperti kabel UTP dan kabel fiber optic, serta
menggabungkan arsitektur jaringan yang berbeda seperti token-ring dan
ethernet. Bridge me-regenerate sinyal, tetapi tidak melakukan konversi protokol
jaringan yang sama (seperti TCP/IP) akan tetap berjalan.[2] Bridge bekerja di
lapisan data link dan telah menggunakan alamat untuk meneruskan data ke
tujuannya. Bridge secara otomatis membuat tabel penerjemah untuk diterima
masing-masing port.[3]
4) Switch
Switch bekerja di lapisan data link dan memungkinkan transmisi secara full
duplex (dua arah). Setiap port di dalam switch memiliki domain collision
sendiri-sendiri. Switch memiliki tabel penerjemah pusat yang memiliki daftar
penerjemah untuk semua port.[3]
5) Router
Router berfungsi menyaring dan memfilter lalu lintas data dan
menghubungkan antar jaringan LAN, bahkan dengan WAN. Router menentukan
dan memilih jalur alternatif yang akan dilalui oleh data.[3]
Router adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengirimkan paket data
melalui sebuah jaringan atau internet agar menuju tujuannya melalui sebuah
proses yang dikenal sebagai routing. Router memiliki kemampuan untuk
melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki
banyak jalur diantara keduanya dan juga dapat digunakan untuk
menghubungkan sejumlah jaringan LAN.[2]
Sebuah router secara konstan akan memeriksa jaringan untuk memonitor
pola dari traffic atau penambahan dari titik koneksi, modifikasi, dan
penghapusan. Router menggunakan informasi ini untuk membangun sebuah
“peta” internal dari jaringan. Router secara periodic akan menukar informasi
dalam internal tabel dengan router lain untuk mendapatkan informasi data dari
jaringan lain yang secara langsung terkoneksi dengan router itu sendiri.[2]
6) Access Point
Dalam jaringan komputer, wireless access point adalah suatu piranti yang
memungkinkan piranti nirkabel untuk terhubung ke dalam jaringan dengan
menggunakan Wi-Fi, bluetooth, atau standar lain. WAP biasanya tersambung ke
suatu router (melalui kabel) sehingga dapat meneruskan data antara berbagai
piranti nirkabel (seperti komputer atau pencetak) dengan jaringan berkabel pada
suatu jaringan. Standar yang diterapkan untuk WAP ditetapkan oleh IEEE dan
sebagian besar menggunakan IEEE 802.11.[2] Access point berfungsi identik
dengan hub atau bridge. Jika bridge hanya mem-forward paket data tanpa
menganalisis dan mengatur rutenya lagi (routing). Dengan access point, bisa
ditambahkan jaringan wireless ke jaringan wireless lain atau bahkan ke jaringan
berkabel lainnya tanpa perlu menambahkan perangkat lainnya.[1]
e. Failover
Failover adalah teknik yang menerapkan beberapa jalur untuk mencapai
suatu network tujuan. Namun dalam keadaan normal hanya ada satu link yang
digunakan. Link yang lain berfungsi sebagai cadangan dan hanya akan
digunakan bila link utama terputus.
Cara kerja dari Fail Over ini dimana ketika terdapat link yang putus (Main
Link) maka jalur internet akan di alihkan menggunakan link backup.
Sebenarnya Ada beberapa cara untuk melalukan Fail Over pada Router
Mikrotik, seperti menggunakan parameter check-gateway dan distance atau
menggunakan script. Namun Kali ini kami akan membahas mengenai Fail Over
menggunakan parameter "Check-Gateway" dan "Distance".
2) Keepalive Message
Paket keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah
terbentuk antar kedua router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara periodik
oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak
berisikan data sama sekali.
3) Notification Message
Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan error yang
terjadi terhadap sebuah sesi BGP. Paket ini berisikan field – field yang berisi
jenis error apa yang telah terjadi, sehingga sangat memudahkan penggunaannya
untuk melakukan troubleshoting.
4) Update Message
Paket update merupakan paket pesan utama yang akan membawa informasi
rute - rute yang ada. Paket ini berisikan semua informasi rute BGP yang ada
dalam jaringan tersebut. Ada tiga komponen utama dalam paket pesan ini, yaitu
Network-Layer Reachability Information (NLRI), path atribut dan withdrawn
routes.
3. Latihan
Pada latihan ini saya akan melakukan Backup Link Internet dengan FailOver
secara sederhana dengan cisco packet tracer. Untuk lebih jelasnya lihat langkah-
langkah dibawah ini:
Langkah Kerja
a. ISP
Network 6 = isp pertama
Wif-baru = isp kedua
ISP A ISP B
b. Konfigurasi IP Address
Langkah pertama, kita bisa sesuaikan terlebih dahulu alamat IP ISP-A, ISP-B
dan LAN seperti pada topologi diatas. Untuk melakukan konfigurasi IP maka bisa
masuk ke dalam menu IP>>Address.
c. Konfigurasi DNS
Kemudian lakukan konfigurasi DNS pada router, jika Anda mendapatkan
alokasi DNS dari kedua ISP maka Anda bisa isikan alokasi DNS dari kedua ISP
tersebut dirouter, karena jika hanya salah satu DNS saja yang di inputkan, maka
ketika salah satu link mati maka router dan client tidak bisa membuka halaman
website menggunakan nama domain. Solusi lain Anda bisa gunakan Publik DNS
Google yaitu 8.8.8.8 atau 8.8.4.4. Konfigurasi DNS bisa ditemui pada menu
IP>>DNS.
d. Konfigurasi Route
Langkah selanjutnya, maka kita bisa membuat default-route dengan tujuan
0.0.0.0/0 dan gateway masing-masing ISP. Konfigurasi Route bisa Anda temui
pada menu IP>>Route.
e. Dengan konfigurasi seperti diatas, maka ketika jalur utama (Main Link) mati
maka link tidak di pindah ke jalur backup, untuk memfungsikan fitur Fail Over
maka kita perlu menambahkan konfigurasi "Check-Gateway" pada default route
ISP-A dan juga konfigurasi "distance" pada default route ISP-B.
Cara kerja dari check-gateway adalah melakukan pengecekan berkala ke
gateway ISP dengan mengirimkan paket PING/ARP. Ketika 10 detik pertama
gateway tidak merespon maka akan dianggap "request time out", kemudian jika 10
detik kedua gateway tidak merespon maka akan dianggap "unreachable".
Nah ketika Gateway sudah dianggap "unreachable" maka Router akan
memindahkan ke jalur yang memiliki distance lebih besar.
f. Konfigurasi NAT
Supaya disisi client bisa terkoneksi ke internet, maka kita membutuhkan
konfigurasi NAT Masquerade. Konfigurasi NAT bisa ditemui pada menu
IP>>Firewall>>NAT.
g. Tahap Pengujian
Sebagai tahap pengujian, ketika ISP-A terdapat ganggunan dan menyebabkan
link mati, maka jalur internet akan di backup melalui ISP-B. Kemudian jika jalur
ISP-A sudah aktif kembali maka jalur internet akan di kembalikan lagi ke Main
Link lagi yaitu ISP-A.
Hasil ketika ISP A masih di aktifkan
V. PENUTUP
Pada pengimplementasian FailOver dan Load Balamcing pada sebuah oruter baik
menggunakan router mikrotik maupun cisco terdapat sebuah informasi yang diperoleh yaitu
Jaringan LAN akan menggunakan ISP sesuai dengan IP gateway yang diatur pada router
LAN tersebut. Sedangkan ketika salah satu ISP mati maka Jaringan LAN secara otomatis
akan menggunakan ISP yang hidup. Dan ketika salah satu ISP yang mati hidup kembali maka
secara otomatis masing-masing jaringan akan berjalan normal menggunakan ISP yang sesuai
dengan IP gateway yang dimilikinya, kembali pada pengaturan sebelumnya.
Jaringan LAN yang menggunakan ISP Indosat (Apa saja tergantung pengguna) bisa
tersambung ke internet sedangkan Jaringan LAN yang menggunakan ISP Telkom (Apa saja
tergantung pengguna) tidak bisa tersambung ke internet disebabkan jaringan ISP Telkom
dilindungi oleh sistem keamanan firewall. Load balancing berjalan dengan baik saat satu
sumber koneksi mati, maka secara otomatis backup akan berjalan dengan sendirinya dengan
mengambil koneksi dari sumber yang ke dua. Pengkonfigurasian HSRP telah berhasil
dilakukan, namun HSRP terbatas mengatasi perpindahan ISP bila sambungan terputus, mati
atau router dalam keadaan mati dan tidak mengatasi kemungkinan lainnya seperti jaringan
LAN tidak tersambung ke jaringan ISP Telkom disebabkan firewall tersebut.