Sumber 1. Modul Pendidikan Profesi Guru Modul 3. Teknik Komputer dan Jaringan
Penulis : Dr. Purnamawati, M.Pd
Sumber 3. Modul Pelatihan Guru TKJ Berbasis SKKNI Modul 1 sampai Modul 15.
Analisis Kebutuhan Perangkat Jaringan Komputer sampai Penggantian Perangkat
Jaringan yang Rusak, Penulis : Widyaiswara BPPMPV KPTK, Dosen Universitas
Negeri Makassar, Dosen Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan Guru SMK
A. Kompetensi
Istilah jaringan komputer sudah tidak asing lagi kita dengar, jaringan komputer
adalah sebuah sistem jaringan telekomunikasi yang terdiri dari dua perangkat atau
lebih saling terhubung satu sama lain melalui media transmisi. Adanya jaringan
komputer memungkinkan perangkat untuk saling bertukar data atau informasi,
media penyimpanan dan berbagi resource seperti data berupa file teks, audio atau
video. Implementasi sistem jaringan yang sering kita temui adalah mencetak data
pada printer yang sama dan menggunakan hardware/software yang terhubung
dalam satu jaringan yang sama. Untuk lebih memahami konsep dasar jaringan
berikut penjelasannya:
Jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika dari sebuah proyek
pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset
Harvard University yang dipimpin profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek
tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang
harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak
membuang waktu kosong dibuatlah proses beruntun (batch processing),
sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan
dengan kaidah antrian.
1) Resource sharing terdiri dari (1) data sharing yaitu dengan adanya jaringan
komputer kita bisa dengan mudah berbagi data seperti dokumen, gambar,
video, dan lain-lain dengan kolega yang ada di lokasi yang jauh bahkan di
negara yang berbeda; (2) hardware sharing, jika dulunya satu komputer
satu printer, dengan jaringan komputer, satu printer bisa digunakan oleh
beberapa komputer sekaligus. Tidak hanya printer, kita bisa sharing
storage dan banyak hardware lainnya; (3) internet access sharing, jaringan
komputer kecil memungkinkan beberapa komputer berbagi satu koneksi
internet.
2) Connectivity dan communication, dimana Individu dalam sebuah gedung
atau workgroup dapat dikoneksikan dalam jaringan LAN. Beberapa LAN
dengan lokasi yang berjauhan terkoneksi kedalam jaringan WAN.
12) Perangkat acess point, kegunaannya mirip dengan router, namun access
point memiliki fungsi yang sebenarnya yaitu untuk memancarkan wireless
sinyal yang dipancarkan dari router untuk membuat jaringan WLAN. fungsi
lainnya yaitu sebagai DHCP server, memiliki fitur Wired Equivalent Privacy
(WEP) dan Wi-Fi Protected Access (WPA), mengatur akses berdasarkan
MAC address device pengakses, sebagai hub/switch yang bertindak untuk
menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel. Berikut
gambar dari acess point:
6) Switch X.25 / Frame Relay, X.25 dispesifikasikan oleh ITU-T sebagai suatu
teknologi paket switching melalui PSTN.X.25 yang dibangun berdasarkan
pada layer physical dan data link pada model OSI. Awalnya X.25
menggunakan line analog untuk membentuk jaringan paket switching,
walaupun X.25 bisa saja dibangun melalui jaringan digital. Protokol-
protokol X.25 mendefinisikan bagaimana koneksi antar-DTE dan DCE di
set-up dan di-maintain dalam PDN-public data network.
Dari informasi yang didapat tersebut maka produk tersebut sudah sesuai
dengan kebutuhan. Untuk perangkat jaringan lainnya juga sama dalam
menentukan spesifikasi, oleh karena itu maka dalam menentukan perangkat
jaringan sudah semestinya kita memahami terkait materi diatas.
1) Topologi Physical
Topologi physical merupakan gambaran fisik hubungan antara perangkat
jaringan yang membentuk pola khusus, berikut jenis topologi physical:
a) Topologi Ring, adalah topologi jaringan dimana proses pengiriman
informasi dari node satu ke node yang lainnya, maka proses pengiriman
informasi dalam topologi ini dibantu oleh token. Token berfungsi untuk
memeriksa apakah node yang dilewati memerlukan informasi yang
dibawa oleh token. Token berisi informasi bersamaan dengan data
yang berasal dari komputer sumber, kemudian melewati node dan akan
memeriksa apakah informasi data tersebut digunakan oleh node yang
bersangkutan, jika sesuai maka token akan memberikan data yang
diminta oleh node untuk kemudian kembali berjalan ke node berikutnya.
Kekurangan Topologi diantaranya (1) Jika ada salah satu node yang
mengalami gangguan maka seluruh jaringan akan ikut terganggu; (2)
proses pengembangan lebih sulit dikarenakan proses penambahan,
pengurangan, maupun pemindahan perangkat akan mempengaruhi
jaringan secara keseluruhan; (3) diperlukan penanganan dan
pengelolaan khusus. Berikut gambar untuk topologi ring:
b) Topologi bus adalah topologi yang tersusun rapi seperti antrian dan
menggunakan satu kabel coaxial dan setiap komputer terhubung ke
kabel menggunakan konektor BNC, dan kedua ujung dari kabel coaxial
harus diakhiri oleh terminator.
Kelebihan dari topologi bus hampir sama dengan topologi ring, yaitu
kabel yang digunakan tidak banyak dan menghemat biaya
pemasangan. Adapun kekurangan topologi bus adalah jika terjadi
gangguan atau masalah pada satu komputer bisa menggangu jaringan
di komputer lainnya, dan untuk topologi ini sangat sulit mendeteksi
gangguan, sering terjadinya antrian data, dan jika jaraknya terlalu jauh
harus menggunakan repeater. Berikut gambar dari topologi bus:
a. IP Address
IP address adalah metode pengalamatan pada jaringan komputer dengan
memberikan sederet angka pada komputer (host), router atau peralatan
jaringan lainnya. IP (Internet protocol) sendiri di desain untuk interkoneksi
sistem komunikasi komputer pada jaringan paket switched. Pada jaringan
TCP/IP, sebuah komputer diidentifikasi dengan alamat IP. Tiap-tiap komputer
memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainnya. Hal
ini dilakukan untuk mencegah kesalahan pada transfer data. Untuk mengatur
keperluan besarnya jaringan dan jumlahnya jaringan, IP Address dibagi
menjadi 5 kelas yaitu:
1) Kelas A, dimana Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan
skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset
dengan nilai nol. Tujuh bit berikutnya untuk melengkapi oktet pertama akan
membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (tiga oktet terakhir)
merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga
126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet
awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess
Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan
subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni: Network Identifier/
(NetID) atau network address (alamat jaringan) yang digunakan khusus
menunjukkan identitas jaringan komputer tempat komputer dihubungkan, Host
Identifier atau Host address yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan
alamat host di dalam jaringan. Aturan dasar pengalokasian IP Address:
1) Network ID tidak boleh sama dengan 127.0.0.0, karena network ID 127
secara default digunakan sebagai alamat loopback, alamat loopback yakni
IP address yang digunakan oleh komputer yang menunjuk dirinya sendiri.
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang di desain sebagai
pengganti dari IPv4. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit),
mendukung penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan
internet terus berkembang. IPv6 telah dilengkapi dengan mekanisme
penggunaan alamat secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara plug and play. Penulisan alamat IPv6 adalah x:x:x:x:x:x:x:x dimana
‘x‘ berupa nilai heksadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah
‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16*8 = 128 bit. Sebagaimana IPv4, IPv6
menggunakan bitmask untuk keperluan subnetting yang direpresentasikan
sama seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR (Classless Inter-
Domain Routing) yang digunakan pada IPv4.
Berdasarkan tabel 4.3 nilai subnet mask yang digunakan untuk subnetting
adalah 128, 192, 224, 240, 248, 252, 254, dan 255. Dengan demikian,
kemungkinan kemungkinan subnet yang tersedia seperti pada tabel 4.4,
Berikut gambaran subnetting:
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari tabel
subnetting diatas yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet
255.255.255.252. Karena di LAN sebelumnya telah menggunakan IP
192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan menggunakan IP
dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.128/28. seperti cara
sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.252.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30):
Konfigurasi bridge yang sederhana dapat dilakukan seperti pada contoh kasus
berikut: sebuah jaringan LAN wireless terhubung pada port wlan1 pada
routerboard, routerboard tersebut terhubung dengan internet menggunakan
port ethernet eth1. Gabungkan port eth1 dengan wlan1 supaya berada dalam
satu segmen jaringan sehingga klien yang terhubung pada wireless
mendapatkan internet dari hasil bridge tersebut. Berikut gambar dan langkah-
langkah setting bridge:
Gambaran untuk bridging yang lainnya adalah metode VLAN. VLAN adalah
suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN tetapi
bisa diterapkan pada WAN. VLAN atau logical subnet merupakan sebuah cara
untuk memecah jaringan menjadi beberapa segmen jaringan yang lebih kecil.
Tujuan utama VLAN untuk memperkecil jumlah trafik broadcast pada masing-
masing jaringan sehingga setiap jaringan mempunyai broadcast domainnya
sendiri, untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pengoperasian VLAN melalui
contoh kasus berikut:
PC1 dan PC2 sudah bisa saling berkomunikasi satu sama lain melalui routing
statis dengan tanda AS (active, static).
Bandwidth adalah suatu nilai konsumsi transfer data yang dihitung dalam
satuan bit per detik atau bit per second (bps) antara server dan client dalam
waktu tertentu. Dalam hal lain bandwidth merupakan besaran yang
menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi
melalui sebuah jaringan. Bandwidth dapat dikatakan juga luas atau lebar
cakupan frekuensi atau pita yang dipakai oleh sinyal untuk mengantarkan data
dalam media transmisi. Dapat disimpulkan bahwa bandwidth merupakan
kapasitas maksimal dari suatu saluran informasi yang dipakai mengirimkan
data dalam hitungan detik. Satuannya adalah Hertz untuk sirkuit analog dan bit
per detik dalam satuan digital. Bandwidth merupakan salah satu faktor penting
dalam jaringan. Bandwidth sering dipahami sebagai data transfer rate atau
jumlah data yang bisa dihantarkan dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka
waktu tertentu biasanya hitungan detik. Bandwidth dalam jaringan komputer
diukur dalam bits per second (bps).
Throughput adalah istilah yang digunakan untuk berapa banyak data yang
dapat ditransfer dari sumber ke tujuannya dalam jangka waktu tertentu.
Throughput merupakan jumlah data yang dapat dikirim dan diterima dalam
jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, throughput mengukur tingkat
keberhasilan pesan sampai di tujuannya. Throughput rata-rata memberi tahu
pengguna berapa banyak paket yang tiba di tujuan. Untuk memiliki paket
layanan berkinerja tinggi perlu mencapai tujuan dengan sukses.
Untuk melakukan restore pada sebuah router dalam hal ini mikrotik dibutuhkan
media penyimpanan yang beragam. Media ini biasanya digunakan
berdasarkan data yang akan dilakukan backup/restore. Media yang paling
sering digunakan dalam penyimpanan backup untuk konfigurasi router
diantaranya, hardisk komputer/laptop, haridisk ekternal, flasdisk, dan DVD/CD.
Pada studi kasus yang dilakukan data backup disimpan pada dua
penyimpanan yaitu pada drive komputer dan flash disk.