Pendahuluan
Critical book report merupakan salah satu usaha untuk memperdalam pengetahuan
mengenai isi buku serta mempertimbangkan suatu buku. Melalui critical book report akan
diperoleh isi ringkas dari suatu buku serta dapat dilihat apa saja kelebihan dan kekurangan
suatu buku. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan ini pembaca mempertimbangkan
penggunaan suatu buku. Dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan ini juga pembaca
bisa mempersiapkan buku lain sebagai tambahan untuk menyempurnakan isi buku.
Buku yang dikritik dalam critical book report ini adalah buku berjudul Penelitian
Tindakan Bimbingan dan Konseling. Secara keseluruhan sebenarnya buku ini telah
membahas topik PTBK sesuai dengan judulnya. Topik mengenai PTBK ini telah dijelaskan
dengan sangat bagus. Namun untuk sementara penulis menyimpulkan bahwa buku ini
memiliki beberapa kelebihan namun tak luput juga dari beberapa kelemahan, oleh sebab
itulah penulis memilih buku ini untuk dijadikan bahan dalam membuat critical book report.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan book report ini adalah untuk mencari inti dari buku Peneltian
Tindakan Bimbingan dan Konseling ini. Selain itu penulis membuat critical book report ini
untuk mencari kelebihan dan kelemahan yang dimiliki buku ini untuk memudahkan pembaca
dalam mempertimbangkan penggunaan buku ini.
Selain itu tujuan dari pembuatan critical book report ini adalah untuk memenuhi
tugas critical book report mata kuliah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling.
1
1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan critical book report ini adalah agar memahami buku Penelitian
Tindakan Bimbingan dan Konseling ini menjadi lebih mudah dengan adanya ringkasan buku
yang dibuat. Melalui ringkasan yang dibuat diharapkan critical book report ini bisa
membantu pendidik,calon pendidik maupun seluruh pembaca untuk lebih mengerti mengenai
Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling baik secara teori ataupun gagasan penulis
dalam buku ini.
Critical book report ini juga bermanfaat agar pembaca mengetahui kualitas dari buku
ini karena disini penulis akan memberikan pendapatnya mengenai kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki buku ini.
2
BAB II
BAB 1
Peran guru BK semakin diperlukan karena siswa sekarang ini menghadapi berbagai
tantangan belajar, dan berbagai persoalan kehidupan siswa yang semakin kompleks mulai
dari berperilaku tidak sopan, membuat onar, pelanggaran tata tertib dijalan, berkelahi,
tawuran, menggunakan narkoba, dll. Keadaan karakter siswa di sekolah dan diluar
sekolah perlu mendapat perhatian serius, oleh karena itu praktetk pelayanan konseling di
sekolah dan luar sekolah harus ditingkatkan.
b. Kondisi Penataran
Ada beberapa alas an antara lain : Penelitian ini menawarkan cara untuk perbaikan
pembimbingan, PTBK tidak mengganggu Proses Pelayanan Konsleing, PTBK dapat
membuktikan teori yang relevan dengan pembimbingan dan PTBK dapat membantu guru
BK untuk menghayati praktek layanan.
3
PTBK adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan sistematis dengan melakukan
refleksi terhadap praktik pelayanan selanjutnya lakukan tindakan perbaikan untuk
peningkatan praktik pelayanan konseling. Ciri-ciri masalah yang layak diteliti melalui
PTBK (1) Berangkat dari masalah guru sehari-hari (2) adanya tindakan. Tujuan PTBK
adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki pratek pelayanan yang seharusnya
dilakukan oleh guru pembimbing. Ada 3 manfaat yang diperoleh jika guru mampu dan
mau melakukan PTBK yaitu : inovasi pebelajaran konseling, pengembangan kurikulum
bimbingan, peningkatan professional guru pembimbing. Petunjuk untuk memulai PTBK
yaitu mulai dari persoalan yang kecil dahulu, rencanakan PTBK secara cermat, susun
jadwal yang realistic, libatkan pihak lain, ciptakan situasi umpan balik, informasikan pada
pihak lain, ciptakan situasi umpan balik, buat jadwal penelitian, dan kriteria keberhasilan.
1. PTBK Diagnostik : penelitian yang dirancang dengan menuntut peneliti kearah suatu
tindakan berupa diagnostic dalam hal ini peneliti memasuki situasi yang terdapat di
dalam latar penelitian Contoh : peneliti berupaya menangani perkelahian,
perselisihan, konflik antar siswa di sekolah.
2. PTBK Partisipan : guru harus trlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal
sampai akhir penelitian.
3. PTBK Empiris : peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan dan mebukukan
apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama tindakan berlangsung.
4. PTBK Eksperimental : Penelitian dilaksanakan dengan berupaya menerapkan
berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan prinsip-prinsip eksperimen.
BAB 2
PERUMUSAN MASALAH
Masalah dapat diidentifikasi dan ditemukan berdasarkan pengalaman bimbingan yang lalu
setelah melakukan proses pembimbingan. Untuk dapat menemukan masalah, guru
pembimbing dituntut jujur dengan diri sendiri, melakukan renungan terhadap pembimbingan
selama ini. Langkah untuk menemukan masalah yang layak di PTBK antara lain :
4
1. Amatilah hal-hal yang terjadi pada anak asuhnya , misalnya : dalam bentuk ungkapan
verbal, ungkapan perasaan, dll.
2. Baca kurikulum bimbingan, perhatikan kompetensi yang diharapkan dari siswa.
3. Fokuskan permasalahan yang diteliti pada proses pembimbinganuntuk pencapaian
kompetensi.
4. Diskusi professional dilakukan sesame teman sejawat., kepala sekolah, dosen yang
memiliki latar belakang keilmuan yang sama.
Hipotesis tindakan pada PTBK diartikan sebagai sesuatu dugaan bakat terjadi jika suatu
tindakan dilakukan, tindakan diduga akan dapat memecahkan masalah yang diteliti. Untuk
merumuskan hipotesis tindakan, guru BK dapat melakukan :
Kajian teori bimbingan konseling dan teori belajar serta teori pendidikan.
Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan
Kajian hasil diskusi dengan rekan sejawat, pakar, dan peneliti
Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
Alternatif tindakan hendaknya mempunyai landasan yang mantap secara teoritis dan
konseptual
Setiap alternative pemecahan yang diusulkan perlu dikaji ulang atau di evaluasi dari
segi bentuk tindakan dan prosedurnya, segi kelayakan. Kemudahan, kepraktisan (hasil
segera dilihat) dan optimalisasi hasil, serta cara penilaian.
5
Pilih alternatif tindakan dan prosedur yang dinilai paling menjanjikan hasil optimal
dan dapat dilakukan oleh guru BK dalam kondisi dan situasi dunia pendidikan pada
anak asuhnya.
Tentukan langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan serta cara-cara untuk
mengetahui hasilnya.
Tentukan cara untuk menguji hipotesa tindakan guna membuktikan bahwa dengan
tindakan yang dilakukan telah terjadi perubahan, perbaikan, atau peningkatan dengan
meyakinkan.
Faktor-faktor yang perlu dikaji dalam menganalisis kelayakan tindakan adalah sebagai
berikut :
- Kemampuan guru BK yang akan bertindak sebagai pelaku tindakan pada anak
asuhnya
- Kemampuan siswa baik dari segi fisik, psikologi, sosial budaya dan etik
- Fasilitas dan sarana pendukun yang tersedia pada anak asuhnya atau sekolah
- Iklim bimbingan anak asuh atau sekolah, apakah cukup mendukung terwujudnya
tindakan sesuai dengan desain.
D. Membuat Judul Penelitian Tindakan Bimibingan Konseling
Judul dirumuskan sesuai dengan masalah yang berhasil dirumuskan peneliti. Yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan judul peneltiian tindakan kelas yaitu judul ditulis secara
singkat, dan judul harus jelas menggambarkan masalah yang akan dipecahkan, tindakan
untuk mengatasi masalah, dan tempat pengembangan inovasi.
Tujuan PTBK dirumuskan secara singkat, jelas dan spesifik berdasarkan permasalahn
yang dikemukakan. Manfaat hasil penelitian khususnya perbaikan kualitas pendidikan
dan/atau pembelajaran konseling diuraikan secara jelas. Perlu juga dikemukakan
manfaatnya bagi peserta didik. Guru/dosen, dan komponen pendidikan terkait disekolah.
6
BAB III
Tindakan dalam PTBK dipilih sesuai dengan masalah utama yang dirasakan guru BK
atau konselor. Menentukan tindakan melalui analisis terhadap teori yang dilakukan. Secara
teori komponen pembelajaran konseling terdiri dari tjuan, bahan bimbingan, media
bimbingan, evaluasi dan strategi bimbingan.
Bebtuk-bentuk tindakan yang dapat dijadikan sebagai rencana perbaikan yang akan
dilakukan peneliti antara lain seperti: optimalisasi fungsi pribadi dengan mengembangkan
model interaksi manusia dan merancang model memotivasi siswa, analisis kerja yang
bertujuan untuk meningkatkan fungsi professional dan efisisensi, perubahan organisasi untuk
meningkatkan fungsi organisasi, inovasi untuk layanan bimbingan dan konseling yang efisien
dan efektif, perencanaan dan pengambilan keputusan untuk tindakan perbaikan, dan
pemecahan masalah pembelajaran konseling yang sedang dihadapi.
Penyusunan proposal PTBK sudah seharusnya menguasai empat hal yaitu, bidang
ilmu yang diteliti, prosedur penelitian bimbingan dan konseling, komponen bimbingan dan
menguasai cara menulis. Kebutuhan akan teori pembelajaran dihadapkan pada masalah
perancangan kembali kurikulum untuk mengembangkan keterampilan berfikir, para peneliti
mengungkapkan perlu adanya suatu teknologi pembelajaran.
7
BAB IV
Perencanaan dalam PTK terdiri dari penetapan siklus yang akan dilakukan, pelaksana
tindakan, instrument penelitian, indikator keberhasilan ditetapkan, menyususn rencana
pelaksanaan pembelajaran, dan memeperiapkan kartu data.
Observasi merupan kegiatan yang dilakukan oleh kepla sekolah, dan guru kelas
selama tindakan dilakukan, observer duduk di dalam kelas mengamati, pengambilab data
dibantu dengan menggunakan handycam, catatan lapangan, dan daftar cek.
Selanjutnya, dilakukan refleksi dan evaluasi setelah selesai satu siklus, berdasarkan
data hasil tes, daftar cek, dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan ketika selesai
pembelajaran dan setelah evaluasi siklus I untuk menganalisis, memprediksi,
menghubungkan berbagai kejadian yang terlihat selama tindakan atau berdasarkan hasil
evaluasi.
BAB V
8
Konsep validitas pada penelitian tindakan kelas mengacu pada kredibilitas dan derajat
kepercayaan dari hasil penelitian. Validitas pada penelitian tindakan pada dasarnya
menggunakan prinsip-pronsip validitas penelitian kualitatif.
Anderson dan rekan (1994) menawarkan kriteria berikut untuk validitas penelitian
tindakan:
1. Validitas demokratik, mensyaratkan bahwa beberapa perspektif semua peserta
penelitian (guru, kepala sekolah, orang tua dan siswa) telah akurat diwakili. Salah satu
cara untuk memastikan bahwa ada validitas demokratis untuk suatu studi penelitian
tindakan akan melibatkan guru dan administrator dalam upaya kolaboratif dengan
peserta yang mewakili kelompok yang sedang diwakili.
2. Validitas hasil, mensyaratkan bahwa tindakan yang dilaksanakan dari sebuah studi
tertentu mengarah pada keberhasilan mengatasi masalah yang sedang dipelajari.
Penelitian dapat dianggap valid jika hal dipelajari dapat diterapkan pada siklus
penelitian berikutnya.
3. Validitas proses, mempertanyakan apakah penelitian telah dilakukan dengan cara
“diandalkan” dan “kompeten”.
4. Validitas katalistik, mengharuskan para peserta dalam studi dipindahkan untuk
mengambil tindakan atas dasar pemahaman mereka meningkat dari subjek penelitian.
5. Validitas dialog, melibatkan percakapan kritis dengan orang lain tentang temuan
penelitian anda dan praktek.
Kriteria validitas penelitian kualitatif menurut Wolcott dalam Mills (2003) adalah
sebagai berikut:
1. Sedikit bicara, dengar sebuah lot. Strategi ini menunjukkan bahwa guru peneliti yang
melakukan wawancara, bertanya, atau melibatkan anak-anak, orangtua, dan kolega
dalam diskusi tentang masalah yang dipelajari harus hati-hati memonitor rasio
mendengarkan bicara.
2. Rekam pengamatan akurat. Ketika melakukan penelitian kelas, hampir tidak mungkin
untuk merekam pengamatan saat mengajar. Sebagai peserta pengamat, kita harus
mengandalkan catatan jurnal atau ingatan.
3. Mulai menulis awal. Luangkan waktu untuk menuliskan refleksi tentang pengamatan.
4. Biarkan pembaca “lihat” sendiri. Sertakan data primer dalam pertimbangan apapun
untuk membiarkan pembaca penelitian tindakan anda melihat data untuk diri mereka.
5. Keandalan
6. Laporan penuh
9
7. Jadilah seorang yang jujur. Menjadi jujur dapat memberikan kesempatan untuk
menjadi ekplisit tentang peristiwa yang terjadi selama penelitian dan yang mungkin
mempengaruhi hasil.
8. Mencari saran atau masukan. Pembaca lain akan membantu meningkatkan pertanyaan
tentang apa yang anda sebagai penulis akan anggap.
9. Menulis akurat.
Instrumen atau tes diharap akan memberikan hasil yang sama dari waktu ke waktu.
Jika tes itu diberikan pada kesempatan masa depan, siswa individu akan ada hasil yang
hampir sama.
Secara historis, penelitian di bidang pendidikan berhubungan dengan generalisasi,
sebuah istilah yang mengacu pada penerapan temuan penelitian dan konteks yang berbeda
dari tempat penelitian, yaitu berdasarkan perilaku sekelompok kecil individu, peneliti
mencoba untuk menjelaskan perilaku sekelompok orang yang lebih luas. Penelitian tindakan
mengacu pada aplikasi praktis dari metode ilmiah atau bentuk lain dari penyelidikan disiplin
untuk proses menangani masalah sehari-hari.
Salah satu cara bagi peneliti untuk berhubungan dengan bias tentang subjek yang
diteliti adalah untuk mengembangkan daftar proposisi tentang apa yang mereka pikir yang
akan ditemukan selama penelitian.
Peran etika dalam penelitian tindakan dapat dipertimbangkan dalam hal bagaimana
memperlakukan kita masing-masing individu dengan siapa kita berinteraksi di lingkungan
sekolah. Penelitian tindakan adalah intim karena ada sedikit jarak antara guru peneliti dan
mata pelajaran mereka, para siswa dikelas dan sekolah.
Pedoman etika penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
1. Perspektif etis. Hal ini mungkin tampak seperti pernyataan yang jelas kecuali untuk
peringatan ini: sebagai guru peneliti, kita dapat menemukan diri kita dalam situasi
yang asing bagi kita.
2. Izin penelitian. Apakah perlu mencari izin dari partisipan dalam penelitian. Hal ini
dapat ditentukan dengan membahas proyek penelitian tindakan dengan administrator
atau orang kantor yang dapat menggambarkan kejadian yang memerlukan izin tertulis.
3. Prinsip sosial. Prinsip-prinsip sosial yang lebih luas harus mendikte sikap etis anda.
4. Penipuan. Anda memiliki tanggung jawab untuk bertindak dengan integritas dan
untuk mengormati permintaan yang diwawancarai untuk kerahasiaan.
5. Ketepatan. Setiap upaya untuk memanipulasi data untuk mendukung posisi pribadi
tidak etis.
10
6. Etika kebermanfaatan. Menghindari bahaya moral mengikat peneliti untuk melakukan
penelitian mereka dengan cara yang dapat meminimalisir potensi bahaya untuk
mereka yang terlibat dalam belajar siswa-guru, orang tua, administrator, dan relawan.
7. Etika “tugas dan kewajiban”. Dari perspektif ini, tindakan dapat memberikan hasil
yang baik tetapi tidak deontologically benar kecuali tindakan yang juga sesuai dengan
standar etika seperti kejujuran dan keadilan.
8. Relational etika. Dalam hal ini, kolaborasi penelitian dalam upaya tindakan akan
mengharuskan bahwa anggota tim kerja dari perjanjian yang saling menguntungkan
bagi setiap orang yang berpartisipasi dalam penyelidikan
9. Etika ekologi. Dari perspektif ini, peneliti harus tetap memperhatika hubungan antara
peneliti dan para peserta, sebuah hubungan yang ditentukan oleh “peran, status,
bahasa dan norma-norma budaya”
BAB VI
11
Kritria pemantauan berakar pada misis penelitian bimbingan konseling yang berusaha
meningkatkan praktek konseling. Oleh karena itu kriterianya adalah :
a. Peningkatan praktek konseling, dapat dilihat dari proses dan hasil konseling.
b. Keterlibatan sasaran yakni konselor/ guru bimbingan dan anak asuhnya.
Ketika konselor/ guru bimbingan mnelaksanakan tindakan dalam rangka PTBK, teman
sejawat, kepala sekolah melakukan pengamatan untuk mengumpulkan informasi tentang
pelaksanaan tindakan. Hopkin (2002) mengemukaakan seblum menyusun daftar observasi,
sebaiknya mengajukan beberapa pertanbyaan untuk memperjelas tujuan observasi.
Pelaku Pemantauan
Pemantauan tindakan dapat dilakukan oleh berbagai pihak yang ikut terlibat dalam
pelaksanaan tindakan seperti, siswa, guru, orang tua, guru, kepala seko0lah, dan pengawas.
Yang perlu diperhatikan pemantauan adalah orang yang langsung mengamati tindakan.
Untuk mempermudah pemantuan ada 5 aspek yang harus ditetapkan lebih dahulu, yaitu
tujuan pemantauan, sasaran yang dipantau, jenis data yang dipantau , metode dan alat ,
analisis data.
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari prosses penelitian tindakan
bimbingan konseling (PTBK). Hanya pada tahap ini bahwa konselor/ guru pembimbing bisa
memastikan bahwa hasil yang diperoleh adalah valid dan dapat dipercaya.
12
Pengumpulan data dan verifikasi merupakan karakteristik dari empat tahap penelitian
bimbingan konseling. Dalam empat tahap penelitian tindakan, ada matriks yang
menggambarkan berbagai sumber data yang tersedia pada setiap tahap analisis.
Hasil pemantauan bermanfaat ntuk berbagai kepentingan pencapaian tujuan penelitian (1)
mempertajam atau memperjelas tindakan untuk dapat mencapai tujuan penelitian, (2)
memfungsikan pribadi guru pembimbing yang belum optimal untuk mendukung terjadinya
peningkatan, (3) mengarahkan tindakan yang sudah baimk menjadi lebih baik lagi untuk
peningkatan pembelajaran konseling.
Fungsi evaluasi tindakan adalah menentukan tingkat keberhasilan dan pencapaian tujuan.
Evaluasi juga dapat berguna untuk mengetahui jika ada hasil sampingan dari pelaksanaan
tindakan, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif.
Sasaran evaluasi adalah menemukan bukti-bukti nyata dari peningkatan yang terjadi
setelah dilaksanakannya tindakan. Peningkatan yang terjadi setelah dilaksanakannya
tindakan. Kriteria evaluasi ada dua yaitu ktriteria dapat bersifat (1) nomatif, dan (2) kriteria
absolut.
Kriteria Normatif tersebut dapat berasal dari dalam dan dari luar. Kriteria dalam adalah
keadaan sebelum tindakan dibanding dengan sesudah tindakan. Kriteria luar adalah keadaan
kelompok lain yang tidak dikenai tindakan dengan syarat bahwa kelompok lain tersebut
memliki sifat dasar setara dengan kelompok yang dikenai tindakan.
Kriteria absolut berasal dari sumber ideal, misalnya bersumber pada teori yang relavan
dengan hasil tindakan, edeologi, peraturan kebijakan.
Pelaku evaluasi dalam PTBK dasarnya mirip dengan pelaku pemantauan.evaluasi dapat
dilakukan dengan guru pembimbing, kepala sekolah, dan pemilik sekolah.
13
d. Pemanfaatan Hasil Evaluasi
Setelah data terkumpul, dianalisis, dan dimaknai akhirnya harus dapat disimpulkan
tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan. Bagian yang berhasil dan yang tidak
berhasil harus dapat diidentifikasi, dan dicari penjelasannya.
Alat yang diperlukan untuk menmgumpulkan data baik dalam rangka pemantapan
maupun evaluasi pada dasarnya sama, oleh karena itu penjelasan tentang cara penyusunannya
dijadikan satu berikut ini.
BAB VII
PENGUMPULAN DATA
14
2) Memilih peserta
3) Menentukan jenis wawancara
4) Menentukan format pencatatan data
b) Mengumpulkan data
1) Melakukan wawancara
c) Analisis
1) Menganalisa data dengan menggunakan perbandingan, melihat melalui
lensa yang knseptual, dan menggabungkan dan mengkombinasikan
data.
d) Mencerminkan
1) Menginterpretasikan
2) Mengembangkan strategi pembimbingan baru
3) Merekomendasi strategi bimbingan
4) Menulis laporan ringkasan
5. Jenis Wawancara
Wawancara terstuktur mengandalkan penggunaan daftar pertanyaan yang
dikembangkan oleh peneliti sebagai metode pengumpulan data. Teori dibalik metote
ini adalah bahwa setiap orang mengajukan pertanyaan yang sama di cara yang sama
sehingga ada perbedaan antara jawaban yang dianggap nyata, dan bukan hasil situasi
wawancara itu sendiri. Wawancara terstruktur ditandai dengan adanya pertanyaan-
pertanyaan terbuka yang telah disiapkan sebelumnya.
Wawancara semi tersturktur pewawancara kebebasan lebih untuk menyelidiki
dengan pertanyaan-pertanyaan tindak lanjut. Misalnya, ketika informasi yang tidak
terduga atau menggali informasi selama wawancara, pewawancara dapat mencari
klarifikasi dan elaborasi pada jawaban yang diberikan.
6. Menentukan Penelitian Pertanyaan
Menulis Pertanyaan Wawancara
5 hal yang dapat dilakukan untuk urutan pertanyaan dalam wawancara :
1) Sebelum bertanya kepada hal yang kontroversial terlebih dahulu memberi
pertanyaan factual.
2) Memulai dengan pertanyaan terbuka atau pertanyaan tidak terstruktur yang
membantu peserta untuk berbicara tentang apa yang paling penting mereka
pikirkan.
15
3) Mengajukan pertanyaan tentang saat ini sebelum ke pertanyaan masa lalu dan
masa depan.
4) Pertanyaan terakhir memungkinkan responden untuk memberikan informasi
lain, mereka lebih memilih untuk menambahkan dan tayangan mereka.
5) Sebelum menggunakan pada peserta yang sebenarnya, sebaiknya pertanyaan
diberikan pada peserta didik yang memiliki ciri yang sama.
BAB VIII
Sudarsono mengatakan PTBK bukan eksperimen, tetapi evaluasi diri atas upaya
pembelajaran yng dilakukan selama ini. PTBK lebih merupakan upaya mencermati
pemeblajaran konseling yang dilakukan pada anak asuhnya, dan pencermatan dilakukan
sendiri oleh konselor/guru pembimbing. PTBK seperti juga hasil penelitian tindakan lainnya,
16
tiga hal dikerjakan dalam satu siklus dan siklus itu akan dikembangkan secra spiral
berkelanjutan sampai peneliti, pengelola, dan pembuat kebijakan memperoleh keyakinan
bahwa upaya perbaikan pembelajaran konseling telah cukup. Tiga hal dalam satu siklus yaitu;
Maksuda dalam mengembangkan spiral yaitu bahw siklus itu bukan semata-mata mengulang
kegiatan rutin managerial yang lama, melainkan sesudah ada upaya mengadakan perbaikan
da telah diuji melalui penelitian, maka rutin managerial berikutnya sudah menggunakan cara
yang lebih baik. Dalam penelitian PTBK pelaksana rutin managerial adalah sekaligus
membuat keputusan kebijakan dan sekaligus peneliti. Guru pembimbing tetap sebagai
pengelola rutin kegiatan pembelajaran konseling di kelas dan diluar kelas pada anak asuhnya
secara berkelanjutan. Denga demikian guru pembimbing yang professional akan mengerjakan
tugas rutin selalu disertai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerjanya. Empat
fungsi konselor/guru bimbinngan dalam penelitian tindakan yaitu :
1) Menjalankan rutin,
2) Memperbaiki rutin,
3) Meneliti kegiatan, dan
4) Mengevaluasi kegiatan
Dalam PTBK, indikasi-indikasi mengecewakan tidak perlu diunggu sampai penelitian selesai;
juga indikasi-indikasi mengembirakan tidak perlu menghilangkan kecermatan dna kehati-
hatian. Secra professional guru pembimbing perlu mengadakan telah balik berkelanjutan,
perlu berpikir reflektif berkelanjutan, agar supaya pembelajaran dapat terus semakin baik.
Konselor yang professional akan mengerjakan tugas rutin selalu disertai upaya untuk
menigkatkan kualitas dan kuantitas kerjanya. Dalam penelitian bimbingan konseling tiga
aktivitas piker yaitu membuat analisis, membuat refleksi, dan merancang tindakan dilakukan
berkelanjutan. Aktifitas piker berkelanjutan tersebut dapat berlansung linier konvergen dan
dapat pula horizontal divergen. Hasil penelitian tindakan tidak valid bila tindakan itu
memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehingga
kreteria validitas penleitian terletak pada aplikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk
17
mengupayakan perbakan atas masalah yang dihadapi. Tugas konselor/guru pembimbing
meningktkan profesionalitas berwujud upaya berkelanjutan mengadakan analsis, refleksi dan
evaluasi agar terjadiperbaikan bimbingan. Sebagai tujuan pertama penelitian tindakan bukan
pengembangan ilmu melainakan mmecahkan permasalahan tindakan, agar diperoleh hasil
tindakan yang lebih baik. Kreteria validatasnya adalah berhasilnya tindkaan mmecahkan
permasalahan tindakan.
BAB IX
Konseling adalah profesi dan petugasnya disebut konselor. Keberadaan konselor dalam
system pendidikan nasinal dinayatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan
kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, dan instruktur. Professional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,kemahiran atau keckapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Adapun cirri-ciri
pefesi sebagai beriku :
1) Keintelektualan
2) Kompetensi yang dipelajari
3) Objek praktis speksifik
4) Motivasi altruistic
5) Komunikasi dan organisasi profesi
Kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan
nonformal adalah : sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling,
berpendidikan profesi konselor. Konseling diselenggarakan dengan menggunakan strategi
BMB3 maksudnya ketika layanan berlangsung siswa berpikir ikut merasaakan , menunjukan
sikap, diminta untuk melakukan tindakan, selanjutnya harus bertanggungjawab dengan
tindakaannya. Hasil konseling dapat dilihat pada diri klien terjadi AKURS-S yaitu adanya
acuan yang benar digunakan siswa dalam bertingkahlaku, tumbuhnya kompetensi
menyelesaikan masalah,ada usaha menyelesaikan maslah, memiliki rasa senang setelah
konsleing, dan sungguh-sungguh melakukan tindakan yang telah disepakati pada konseling.
18
BAB III
PEMBAHASAN
1. Daftar isi dan daftar pustaka disusun secara rapi di setiap akhir bab sehingga
memudahkan pembaca jika ingin mencari buku.
2. Isi buku diambil dari teori-teori para ahli dan pengetahuan dari penulis dengan fakta
yang ada. Sehingga pembaca lebih mudah mencari informasi dari daftar rujukan.
3. Buku ini sangat relevan untuk digunakan sebagai panduan bagi para konselor dan
calon-calon konselor karena buku memberikan gambaran PTBK secara rinci dan
mudah dipahami untuk pelaksanaan penelitian tindakan bimbingan dan konseling itu
nanti.
4. Buku ini menghantarkan pembaca dengan menjelaskan konsep dasar penelitian
tindakan bimbingan dan konseling itu terlebih dahulu, baik itu pengertian,
karakteristik, prinsip, tujuan, manfaat, jenis dan bentuknya, agar pembaca dapat
bergerak dari pemahaman dasar tentang Remaja dahulu dan tidak bingung di bahsan
bab-bab selanjutnya
5. Buku ini menjelaskan bagaian-bagain dari laporan penyusunan penelitian tindakan
bimbingan dan konseling serta langkah-langkah pelaksanaannya dengan rinci di
masing-masing bab untuk setiap bagian agar lebih mudah dipahami
6. Buku ini memiliki rangkuman disetiap akhir bab jadi jika pembaca kesulitan
memehami bagian isi pembaca bisa melihat penjelasan yang lebih rinci dan ringkas di
bagian rangkuman
7. Buku ini membuat tugas dan tes formatif disetiap akhir babnya agar pembaca bisa
mengukur sejauh mana ia telah memahami buku ini
8. Dibagain bab akhir buku ini memberikab contoh dari proposal PTBK yang dapat
dijadikan pembaca sebagai panduan untuk menyusun proposal PTBK
19
3.2. Kelemahan Buku
1. Pokok bahasan dalam buku ini kadang sudah terlalu jauh dari judul,artinya banyak
pokok bahasan yang sudah tidak seharusnya dibahas dalam suatu judul jadi ikut
dibahas sehingga membuat pembaca menjadi bingung.
2. Sub bab dakam buku ini cenderung sulit dimengerti, karena banyak tulisan-tulisan
tebal yang seakan –akan menjadi sub bab padahal bukan
3. Buku ini terlallu banyak menejelaskan penelitian tindakan kelas bukan penelitian
tindakan dalam bimbingan dan konseling
4. Contoh yang diberikan dalam buku ini sering tidak sejalan, sehingga bisa membuat
pembaca menjadi kebingungan.
20
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Buku Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling ini secara keseluruhan sudah
lengkap dan cocok dijadikan panduan bagi para konselor dan calon konselor karena memuat
materi mengenai Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling dengan cukup lengkap.
Dibandingkan buku lain buku ini sedikit lebih lengkap membahas tentang Penelitian
Tindakan Bimbingan dan Konseling
Dari segi isi buku ini sebenarnya sudah merangkum beberapa materi dengan lebih
sederhana agar mudah dimengerti oleh pembaca. Untuk menghantarkan pembaca ke apa
sebenarnya Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling itu, buku ini terlebih dahulu
menjelaskan konsep dasar dari Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling itu sendiri
sehingga pembaca tidak akan bingung.
Buku utama dan buku pembanding bisa dibilang saling melengkapi jika dalam buku
utama ada topik yang kurang jelas buku pembanding menjelaskan topik tersebut dengan lebih
lengkap begitu pula sebaliknya. Jadi walau memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan
menurut saya secara keseluruhan buku ini sudah sangat bagus dan lengkap.
Saran
Secara keseluruhan buku ini sangat relevan digunakan oleh calon konselor dan
konselor karena bahasan mengenai Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling yang
sangat mendalam dan mudah di mengerti namun, buku ini juga memiliki kelemahan seperti
bahasan yang tidak terfokus pada penelitian tindakan bimbingan dan konseling melainkan
banyak yang mengarah ke penelitian tindakan kelas
Selain itu penulis juga menyarankan untuk memakai buku utama dan buku
pembanding apabila pembaca ingin memiliki materi yang lengkap mengenai Penelitian
Tindakan Bimbingan dan Konseling. Karena isi dari kedua buku ini saling melengkapi satu
sama lain.
21
Daftar Pustaka
Dewi. Rosmala. 2016. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling. Medan
Prayitno. Erman Amti. (2013). Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka
Cipta
22