Anda di halaman 1dari 10

e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling

Volume: 2 No 1, Tahun 2014


PENERAPAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK
MENINGKATKAN PERCAYA DIRI PADA SISWA SMA

MadeApriliaDwiKristianti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes

Jurusan Bimbingan Konseling


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja,Indonesia

e-mail:
odokliaodoklia@gmail.co.id,madriantari@yahoo.co.id,Nyomandantes@pasca.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian konseling ini untuk meningkatkan percaya diri siswa kelas XI
BHS 2 SMA Negeri 3 singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK). Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus. Metode yang digunakan yaitu observasi dan data
percaya diri dikumpulkan dengan kuesioner. Subjek dalam penelitian ini yaitu 30
siswa. Hasil penelitian menunjukkan dari data awal ke siklus I rata-rata yang
diperoleh yaitu 38,4 dari 9 siswa yang memiliki kategori percaya diri rendah.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I terdapat 4 orang siswa yang masih
dibawah 120. Maka 4 siswa tersebut diberikan tindakan pada siklus II. Rata-rata
yang diperoleh dari siklus I ke siklus II yaitu 14,3. Hipotesis dilakukan dengan
menggunakan rumus t-test nonparametric, diperoleh nilai thitung 3,64 dengan taraf
signifikasi 5%, dapat disimpulkan penerapan l konseling kelompok dengan teknik
bermain peran dapat meningkatkan percaya diri siswa kelas XI BHS 2 SMA
Negeri 3 Singaraja.

Kata kunci: konseling kelompok, bermain peran, percaya diri

Abstract
This study aimed to improve the self confident of the eleventh grade student of
BHS 2 SMA Negeri 3 Singaraja in academic year 2013/2014. This study was a
counseling guidance action research (PTBK). This study was done into two
cycles. The method used was the observation, and the data of self confidence
were collected throught questionairre. The subject of this study were 30 student.
The result of the study showed that from the first data to the first cycle the
average was 38,4 from 9 student who have low self confident category. After the
treatment in the first cycle, there are 4 student under 120. The those 4 student
are given the treatment in the second cycle. The average get from the first to the
second cycle is 14,3. The hypotesis done by using t-test nonparametric, tcount
value is 3,64 with significancy 5%. It can be concluded that the use of group
counseling model with role play technique can improve the self confidence of the
eleventh grade student’s of BHS 2 SMA Negeri 3 Singaraja in academic year
2013/2014.

Keywords: group counseling, role plays, self- confidence


e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014

PENDAHULUAN luar individu. Faktor-faktor tersebut dapat


Pendidikan merupakan usaha berpengaruh positif dalam arti mendukung
membantu peserta didik untuk menuju keberhasilan studi siswa, tetapi juga dapat
perkembangan optimal baik secara fisik, berpengaruh negatif yaitu dapat
mental maupun sosial. Dalam menghambat studi siswa, karena
pelaksanaannya pendidikan dapat menimbulkan masalah bagi siswa. Hal ini
berlangsung di sekolah maupun di luar sering tidak disadari oleh siswa, sehingga
sekolah. Dalam Undang-undang Republik 3 siswa tidak berani dan kurang percaya diri
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem untuk datang ke ruang BK untuk
Pendidikan Nasional pada Bab II pasal 3, mendapatkan layanan BK. Bila hal ini
dirumuskan bahwapendidikan berfungsi dibiarkan berlarut, kemungkinan banyak
untuk mengembangkan kemampuan dan siswa yang akan terhambat studinya.. Rasa
membentuk watak serta peradaban bangsa tidak percaya diri ternyata sikap yang paling
yang bermatabat dalam rangka merugikan. dan menunjukkan
mencerdaskan kehidupan bangsa, ketidakcakapan seseorang! Takut salah.
bertujuan untuk perkembangan potensi- takut mengalami kegagalan, takut ditolak
potensi peserta didik agar menjadi manusia dan dada berdebar-debar yang diiringi oleh
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan perasaan tak tenang atau resah sebelum
Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat melakukan suatu tindakan, perbuatan, atau
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi kegiatan ternyata telah menyita dan
warga negara yang demokratis dan menghabiskan banyak energi menyebabkan
bertanggungjawab. Kualitas kehidupan seseorang sering menjadi tidak berhasil,
bangsa sangat di tentukan oleh faktor mengurungkan niat melakukan kegiatan
pendidikan. Kemajuan suatu bangsa dapat atau tidak dapat mengambil suatu
dicapai melalui penataan pendidikan yang keputusan karena ragu-ragu. Bahkan,
baik (Nurhadi dan Senduk, 2003;1). Dalam adakalanya kita dibuat kesal, ketika dia
undang-undang no 20 tahun 2003tentang disuruh melakukan sesuatu. Anak malah
sistem pendidikan nasional pada pasal 1 berusaha keras menghindari atau
ayat (1) menyebutkan bahwa pendidikan membangkang melakukan apa yang kita
adalah usaha sadar untuk mewejudkan perintahkan tersebut. Jika peneliti
suasana belajar dan proses pembelajaran memperhatikan rasa cemas, was-was
agar peserta didik secara aktif (khawatir), tak yakin, tubuh gemetar
mengembangkan potensi dirinya. Proses acapkali menjangkiti dan menjadi
belajar merupakan peristiwainteraksi penghambat, ketika anak hendak memulai
edukatif yang terikat pada tujuan, dan melakukan sesuatu. Wajah anak pun
kejelasan. Dengan belajar manusia bisa menunjukkan roman tak berdaya dan
melakukan perubahan-perubahan kualitatif, ketakutan. Padahal, dia belum melakukan
sehingga tingkah laku individu bisa apa-apa. Jika anak melakukan sesuatu,
berkembang. Belajar sebagai aktifitas paling suka berhenti di tengah jalan karena rasa
sentral dalam bidang pendidikan untuk tak berdaya anak sedemikian besar
memajukan sumberdaya manusia. sehingga anak mengurungkan niatnya
melakukan sesuatu. Gejala-gejala seperti ini
Keberhasilan siswa dalam tidak hanya sering menghinggapi diri anak,
menyelesaikan studinya ditentukan oleh tetapi hampir semua orang yang tidak
banyak faktor, baik yang bersumber dari memiliki percaya diri mengalaminya. '' Rasa
individu siswa sendiri maupun faktor dari tidak percaya diri ternyata sikap yang paling
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
merugikan. dan menunjukkan percaya diri anak ini. Untuk itulah, kita harus
ketidakcakapan seseorang! Takut salah. memahami masalah kejiwaan yang menjadi
takut mengalami kegagalan, takut ditolak penghambat terbentuknya percaya diri pada
dan dada berdebar-debar yang diiringi oleh anak sehingga kita dapat menentukan
perasaan tak tenang atau resah sebelum tindakan yang tepat untuk membantu
melakukan suatu tindakan, perbuatan, atau menumbuhkan percaya diri pada anak.
kegiatan ternyata telah menyita dan
menghabiskan banyak energi menyebabkan Aktifnya gejala rasa tidak percaya diri
seseorang sering menjadi tidak berhasil, pada anak dapat menekan atau
mengurungkan niat melakukan kegiatan menghambat bekerja/berfungsinya daya
atau tidak dapat mengambil suatu nalar anak sehingga anak mengalami
keputusan karena ragu-ragu. Bahkan, kesulitan untuk memusatkan konsentrasi
adakalanya kita dibuat kesal, ketika dia pikiran, melemahkan motivasi dan daya
disuruh melakukan sesuatu. Anak malah juang anak. Pada akhirnya anak tidak
berusaha keras menghindari atau mampu mengaktualisasikan
membangkang melakukan apa yang kita kemampuannya. Perlu kita ketahui, percaya
perintahkan tersebut. diri tidak begitu saja melekat pada anak.
Anak menghindar melakukan Kemampuan percaya diri bukan merupakan
perbuatan yang peneliti kehendaki tersebut bawaan lahir atau turunan anak
dengan berbagai dalih atau kambing hitam. terbentuknya kemampuan percaya diri
Padahal, semua dalih tersebut untuk adalah suatu proses belajar bagaimana
menutupi ketakberdayaan dan ketakutan merespon berbagai rangsangan dari luar
anak untuk melakukan perbuatan yang dirinya melalui interaksi dengan
dibebankan padanya. Peneliti pun menjadi lingkungannya. Jadi, perlu campur tangan
bertanya-tanya, apa yang salah pada anak? kita untuk mengatasi munculnya gejala tidak
Sebenarnya, gejala tidak percaya diri percaya diri anak ini. Untuk itulah, kita harus
seperti munculnya ketakutan, keresahan, memahami masalah kejiwaan yang menjadi
khawatir, rasa tak yakin yang diiringi penghambat terbentuknya percaya diri pada
dengan dada berdebar-debar kencang dan anak sehingga kita dapat menentukan
tubuh gemetar ini bersifat psikis atau lebih tindakan yang tepat untuk membantu
didorong oleh masalah kejiwaan anak menumbuhkan percaya diri pada anak.
dalam merespon rangsangan dari luar Berdasarkan hasil wawancara dengan
dirinya. Aktifnya gejala rasa tidak percaya guru BK, bahwa konseling kelompok masi
diri pada anak dapat menekan atau jarang dilaksanakan karena situasi dan
menghambat bekerja/berfungsinya daya kondisi yang tidak memungkinkan. Selain
nalar anak sehingga anak mengalami itu juga minimnya keinginan siswa untuk
kesulitan untuk memusatkan konsentrasi mengkonsultasikan masalahnya kepada
pikiran, melemahkan motivasi dan daya guru pembimbing. Kegiatan konseling
juang anak. Pada akhirnya anak tidak kelompok dengan menggunakan teknik
mampu mengaktualisasikan bermain peran dapat difokuskan sebagai
kemampuannya. Perlu kita ketahui, percaya upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri
diri tidak begitu saja melekat pada anak. pada siswa. Hal tersebut sebagai salah satu
Kemampuan percaya diri bukan merupakan upaya untuk mengatasi kurangnya rasa
bawaan lahir atau turunan anak percaya diri pada siswa. Karena masi
terbentuknya kemampuan percaya diri banyak siswa yang kurang percaya diri
adalah suatu proses belajar bagaimana dalam mengemukakan masalahnya. Pada
merespon berbagai rangsangan dari luar pendidikan formal pemberian pendidikan
dirinya melalui interaksi dengan rasa percaya diri diberikan pada mata
lingkungannya. Jadi, perlu campur tangan pelajaran budi pekerti yang dibawakan oleh
kita untuk mengatasi munculnya gejala tidak guru bimbingan konseling atau konselor di
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
sekolah. Konselor sangat berperan penting
pada upaya meningkatkan rasa percaya diri
pada siswa di sekolah.
SMA Negeri 3 Singaraja merupakan
salah satu sekolah menengah atas di kota
Singaraja. Kemampuan siswa di sekolah ini
mewakili rata-rata kemampuan siswa di METODE
kota Singaraja secara umum. Berdasarkan Dalam penelitian ini, yang menjadi
pengalaman penelitian selama mengikuti subjek penelitian adalah siswa kelas XI
PPL-Real dan PL-BKS/Intensif BK, peneliti BHS 2 SMA Negeri 3 Singaraja tahun
berasumsi secara umun siswa SMA Negeri pelajaran 2013/2014 yang masih memiliki
3 Singaraja masih perlu diberikan rasa percaya diri rendah. Penelitian ini
penanaman rasa percaya diri. Kurangnya dilaksanakan dalam dua siklus, siklus 1 dan
rasa percaya diri pada siswa SMA Negeri 3 siklus kedua. Masing-masing siklus terdiri
Singaraja perlu menanamkan rasa percaya dari 3 kali pertemuan yaitu 2 kali konseling
diri sedini mungkin. Pada jenjang SMA, kelompok dan 1 kali pertemuan penelitian
kelas XI BHS 2 yang merupakan kelas awal melakukan evaluasi. Jenis penelitian yang
sehingga penanaman rasa percaya diri dilaksanakan adalah penelitian tindakan
perlu dimulai secara intensif dari jenjang ini. bimbingan konseling yaitu penerapan
Berdasarkan permasalahn yang konseling kelompok dengan teknik bermain
dipaparkan di atas, peneliti melalui peran untuk meningkatkan rasa percaya
penelitian ini bermaksud melakukan diri siswa kelas XI BHS 2 SMA Negeri 3
penelitian terhadap penerapan konseling Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014.
kelompok dalam rangka meningkatkan rasa Peneletian ini dilaksanakan dalam
percaya diri pada siswa kelas XI BHS 2 di sistem siklus, untuk masing-masing siklus
sekolah SMA Negeri 3 Singaraja. Nantinya mencakup pada tahapan anatara lain: tahap
diharapkan para konselor mampu identifikasi, tahap diagnosis, tahap
menerapkan konseling kelompok untuk prognosis, tahap Tahap
meningkatkan rasa percaya diri pada siswa Konseling/treatment, Tahap evaluasi,dan
SMA Negeri 3 Singaraja. Tahap refleksi, rencana penelitian yang
Senada dengan hal itu penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada
dilakukan oleh I Made Puspa Widiasa gambar berikut.
Tahun pelajaran 2013/2014 yang berjudul
Penerapan Konseling Kelompok SIKLUS I
Berdasarkan Teori Gestalt Dengan Teknik
Berkeliling Untuk Meningkatkan Self Tahap
Confidence Siswa Kelas XA SMA 1 Identifikasi
Kubutambahan Tahun Pelajaran
2013/2014. Bahwa penerapan konseling
kelompok berdasarkan teori gstalt dengan Tahap Tahap
teknik berkeliling untuk meningkatkan self Refleksi Diagnosi
confidence dapat meningkatkan percaya diri
siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka Tahap Tahap
penulis dalam peneliti ini menentukan kajian Evaluasi Prognosa
dalam judul : “Penerapan Konseling
Kelompok Dengan Teknik Bermain Peran
Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa Tahap Konseling
Kelas XI BHS 2 SMA Negeri 3 Singaraja
Treatment/training
Tahun Pelajaran 2013/2014.”
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
melatih siswa/konseli atau sebuah upaya
yang dilakukan dalam proses konseling
misalnya memberikan advis cara-cara untuk
meningkatkan percaya diri. Tahap keempat
yaitu konseling /treatment/training tahap ini
tujuan untuk membantu siswa yang memiliki
percaya diri rendah agar mampu
dikembangkan. Terapi yang diberikan
SIKLUS II
kepada siswa-siswa sesuai dengan
Tahap prosedur dan langkah-langkah bantuan
yang telah ditetapkan dalam program
Identifikasi
kasus. Tahap kelima yaitu evaluasi adalah
suatu tahap penilaian terhadap indikator-
Tahap Tahap indikator yang tercantum dalam prognosa.
Tahap keenam yaitu refleksi merupakan
Refleksi Diagnosi
kegiatan analisis, sintesis, interprestasi dan
penjelasan (eksplanasi).
Tahap Tahap Menurut Nurkencana (1990:35-61)
terdapat beberapa teknik pengumpulan data
Evaluasi Prognosa secara umum seperti, observasi, kuisioner
dan interview. Dalam penelitian ini untuk
Tahap Konseling
mendapatkan data digunakan metode
kuisioner. Data yang digunakan untuk
Treatment/training meningkatkan percayaa diri siswa yaitu
dengan metode observasi, kuesioner, dan
interview. Dalam penelitian ini digunakan
metode observasi bertujuan untuk
mengetahui apakah penerapan konseling
kelompok dengan teknik bermain peran
(Dharsana; Dasar-dasar Konseling Seri 2
dapat meningkatkan percaya diri siswa.
:2007 Menurut Nurkancana (1990: 51), observasi
dapat diartikan suatu cara pengumpulan
Tahap pertama yaitu Identifikasi
data dengan mengadakan pengamatan
adalah hal paling pertama yang mesti
langsung terhadap suatu obyek dalam
dilakukan sebelum melaksanakan penelitian
periode tertentu dan mengadakan
adalah tahap identifikasi. Segala sesuatu
pencatatan secara sistematis tentang hal-
yang akan dilakukan nantinya dalam
hal tertentu yang diamati.
tindakan penelitian haruslah matang dan
Metode interview dilakukan
akurat sehingga pelaksanaan tindakan
bertujuan untuk mengetahui apa yang
dapat terlaksana dengan baik dan sesuai
menyebabkan siswa tersebut memiliki
dengan tujuan yang dikehendaki. Tahap
percaya diri yang rendah. Kuisioner
yang kedua yaitu diagnosis adalah tahapan
menurut Nurkencana (1993:45) diartikan
untuk menganalisis penyebab suatu
sebagai suatu metode pengumpulan data
masalah yang dihadapi klien. Setelah di
dengan jalan mengajukan suatu daftar
identifikasi siswa yang memiliki percaya diri
pertanyaan tertulis kepada sejumlah
rendah. Selanjutnya langkah yang
individu dan individu-individu yang diberikan
digunakan adalah menentukan faktor
daftar pertanyaan tersebut diminta untuk
penyebab sehingga siswa mengalami
memberikan jawaban secara tertulis pula.
masalah tersebut. Tahap yang ketiga yaitu
Secara oprasional pengembangan
prognosis adalah tahapan untuk
kuesioner dilakukan melalui langkah-
menyiapkam rencana-rencana untuk
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
langkah : (1) menyusun kisi-kisi instrument Berdasarkan pada hasil penelitian dari
,(2) merumuskan butir-butir pernyataan, (3) kedua pakar (judges) terhadap kuesioner
melakukan uji validasi isi, (4) melakukan uji percaya diri yang berjumlah 30 butir
validasi (kesahihan) butir dan reliabilitas pernyataan, diperoleh koefesien validitas isi
(keandalan) kuesioner. Kuisoner diartikan sebesar 1.00, yang berarti bahwa kuesioner
sebagai suatu medote pengumpulan data percaya diri tersebut memiliki validitas isi
dengan jalan mengajukan suatu daftar yang sangat tinggi. Berikut ini adalah hasil
pertanyaan tertulis kepada sejumlah analisis koefesien validitas isi kuesioner
individu dan individu-individu yang diberikan learned helplessness:
daftar pertanyaan tersebut diminta untuk
meberikan jawaban secara tertulis pula, hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui siswa
yang memiliki pecaya diri rendah. Adapun
rumus validitas isi : D
D V=
A + B + C+ D
Validitas Isi A+B+C+D (Gregory,
2000:98-99)
30
Keterangan :
V=
A : Sel yang menunjukan ketidaksesuaian
0 + 0 + 0+ 30
antara kedua penilai/pakar
B dan C: Sel yang menunjukan perbedaan
V = 1,00 (validitas isi sangat
pandangan antara kedua penilai/pakar
tinggi)
D: Sel yang menunjukan persetujuan yang
valid antara kedua penilai/pakar.
Nilai validitas isi yang diperoleh
mencerminkan keseluruhan butir tes yang
dihasilkan. Untuk mengklasifikasikan
dikategori mana koefisien validitas itu
berada, maka dapat diketahui berdasarkan
tabel berikut:
Dalam penelitian ini nilai
Koefisien Validitas
kevaliditasan suatu data atau butir
pertanyaan berdasarkan r Product Moment.
KOEFISIEN VALIDITAS
Pengujian ini dilakukan dengan cara
membandingkan skor rhitung dengan rtabel
Validitas isi sangat dengan taraf signifikasi 5%. Rumus yang
digunakan adalah sebagai
0,80 - 1,00 tinggi berikut
0,60 - 0,79 Validitas isi tinggi N  XY   X  Y 
rxy 
0,40 - 0,59 Validitas isi sedang
N  X 2 2

  X   N  Y 2   Y 
2

Keterangan :
0,20 - 0,39 Validitas isi rendah r = Koefesien
korelasi
0,00 - 0,19 Validitas isi sangat N = banyaknya
responden
rendah X = Jumlah skor
butir
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
Y = Jumlah skor Kriteria penggolongan percaya diri
total siswa, ditetapkan berdasarkan lima jenjang
X2 = Jumlah katagori seperti tabel di bawah ini
kuadrat skor butir
Y2 = Jumlah
kuadrat skor total
XY = Jumlah
hasil kali skor butir dengan skor total.
Hipotesis dalam menguji validitas
butir (Santoso, 2000:276), adalah :
a) Ho = Skor butir berkolerasi positif dengan
skor faktor
b) Hi = Skor butir tidak berkolerasi positif :Kualifikasi Skor percaya diri
dengan skor faktor NO SKOR KUALIFIKASI
Dasar pengambilan keputusan : 1 MI + 1,5 SDI Sangat tinggi
a) Jika r positif, serta r hasil > r tabel, maka MI +3SDI
butir atau variabel tersebut valid. Ho 2 MI + 0,5SDI Tinggi
diterima MI +
b) Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r 1,5SDI
tabel, maka butir atau variabel tersebut 3 MI -0,5SDI ≤ Sedang
tidak valid. Ho ditolak MI +0,5 SDI
Untuk mencari reliabelitas 4 MI -1,5SDI ≤ Rendah
instrumen menggunakan Kuder- MI -0,5 SDI
Richharadson 20 (K-R 20). Rumus 5 MI -3SDI ≤ MI Sangat rendah
Kuder-Richharadson 20 (K-R 20) adalah -1,5SDI
sebagai berikut :
Dari hasil perolehan MI dan SDI di atas,
maka diperolehlah rentangan skor percaya
Sumber: Nurkancana (1990:148) diri sebagai berikut :

Keterangan :
r = Koefesien
Reliabilitas
Kualifikasi Skor percaya diri
n = Jumlah item NO SKOR KUALIFIKASI
SD2 = Varian 1 120 ≤ 150 Sangat tinggi
p = Proporsi jumlah 2 100 ≤ 120 Tinggi
yang benar pada setiap item
3 80 ≤ 100 Sedang
q =1–p
4 60 ≤ 80 Rendah
Deskripsi data yang diperoleh akan
5 30 ≤ 60 Sangat rendah
dicari arah kecenderungannya dengan
membandingkan Mean Observasi dengan Penggunaan t-test ini dimaksudkan
Mean Ideal. Formula yang digunakan untuk mengetahui berapa besar
sebagai berikut : keberhasilan penerapan model konseling
rational emotif dengan teknik kognitif untuk
MI = (skor tertinggi ideal + skor
meningkatkan percaya diri siswa, maka
terendah ideal) digunakan rumus sebagai berikut :
SDI = (skor tertinggi ideal - skor
terendah ideal)
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
No Nama
Skor Kategori
Absen Siswa
t= (
1 AFK 70 Rendah
6 ASDK 73 Rendah
8 DASG 72 Rendah
12 LK 71 Rendah
Bruning L. James, 1997:8) 17 RSK 68 Rendah
Ẋ = Mean sampel 18 RT 71 Rendah
µ = Mean dari populasi 19 SIW 71 Rendah
= Jumlah dari nilai- 20 TSK 69 Rendah
nilai skor kuadrat 21 MADK 73 Rendah
= Kuadrat dari Pada tahap evalusi ini setelah peneliti
memnyebarkan kuesioner tentang percaya
jumlah semua nilai diri kepada siswa, peneliti melakukan
N = Jumlah skor yang analisis data. Setelah hasil analisis
digunakan dalam analisis. dilakukan maka hasil yang diperoleh siswa
Untuk menentukan µ (miu) digunakan terjadi peningkatan yaitu sebagai berikut :
tingkat keberhasilan minimal 80%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan ini dilaksanakan
di kelas XI BHS 2 SMA Negeri 3 Singaraja
Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai subjek
penelitian. Siswa kelas XI BHS 2 yang
memiliki percaya diri rendah di tetapkan Tabel 4.4 Peningkatan percaya diri
sebagai subjek yang akan dikenakan Siklus I
tindakan konseling. Cara yang ditempuh Dat
adalah dengan menyebarkan kuesioner a Siklu
No
percaya diri dengan jumlah butir 30 buah. Nama awa sI Keteranga
Abse
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Siswa l n
n
teknik purposive sampling dengan aturan Sko
Skor
kurve normal untuk penetapan subjek. r
Subjek yang diberikan tindakan adalah 1 AFK 70 121 Meningkat
subjek yang berada pada daerah M -2 – 6 ASDK 73 122 Meningkat
M-3 . Dalam penelitian ini peneliti 8 DASG 72 125 Meningkat
menentukan µ dengan tingkat keberhasilan 12 LK 71 123 Meningkat
80 % dari skor tertinggi ideal yaitu 150. Jadi 17 RSK 68 120 Meningkat
80% dari skor tertinggi ideal 150 adalah 18 RT 71 92 Meningkat
120. Hal tersebut dilakukan untuk 19 SIW 71 94 Meningkat
mengingat tingkat keberhasilan yang 20 TSK 69 94 Meningkat
digunakan sebagai kategori tinggi 21 MADK 73 92 Meningkat
rendahnya percaya diri. Sebelum dilakukan Jumlah 638 983
tindakan bagi siswa yang berada di bawah Rata-rata 70,8 109,2
80% atau berada di bawah 120 adalah
siswa yang memiliki percaya diri rendah. Di lihat dari hasil data tabel percaya diri di
Siswa yang memiliki percaya diri dapat atas ditemukan siswa yang memiliki
dilihat ditabel 4.1 dan grafik 4.1 di bawah ini percaya diri rendah. Rata-rata peningkatan
: percaya diri adalah 38,4. Ini berarti
pelaksanaan konseling kelompok dengan
Daftar Siswa yang memiliki PercayaDiri teknik bermain peran dapat meningkatkan
Rendah yang Akan Dikenai Tindakan percaya diri siswa. Berikut disajikan grafik
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
perbandingan persentase peningkatan rata 14,3. Untuk lebih jelas terhadap hasil
percaya diri awal siswa dan setelah evaluasi peningkatan percaya diri siswa
diberikan tindakan pada siklus I. kelas XI BHS 2 SMA Negeri 3 Singaraja.
Pada tahap evalusi terdapat hasil tes Untuk mengetahui apakah penerapan
awal dimana terdapat 9 siswa yang konseling kelompok dengan teknik bermain
menunjukkan percaya diri yang rendah. peran berhasil, maka peneliti melakukan uji
Setelah melakukan konseling kelompok hipotesi sebagai berikut :
pada siklus I, dan setelah diadakan evaluasi
terdapat 4 siswa yang skornya di bawah
120, Dan setelah melakukan tindakan
pada siklus II kepada 9 orang siswa pada
siklus II. Maka hasil siklus I dan siklus II
disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :

Tabel 4.8 Uji Hipotesis


Tabel 4.7 Peningkatan Percaya Diri N X X2
Siklus II 1 121 14641
Dat Sikl 2 122 14884
Na a Sikl us II 3 125 15625
No
ma aw us I Keteran 4 123 15129
Abs
Sis al gan 5 120 14400
en
wa Sk Sko Sko 6 122 14884
or r r 7 128 16384
121 Meningk 8 123 15129
1 AFK 70 121
at 9 128 16384
ASD 122 Meningk ∑ 1112 137460
6 73 122
K at Rata- 123,5
DAS 125 Meningk 15273,3
8 72 125 rata
G at
123 Meningk telah ditentukan yaitu 80 % dari skor
12 LK 71 123
at
120 Meningk tertinggi ideal yaitu 120.
17 RSK 68 120
at t=
122 Meningk
18 RT 71 92
at
128 Meningk
19 SIW 71 94
at t= t = 3,64
123 Meningk
20 TSK 69 94
at
128 Meningk
21 APK 73 92
at
111 Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan
Jumlah 638 983 maka didapatkan thitung = 3,64 dan ttabel =
2
70, 109, 123, 1,833 dengan taraf signifikasi 5 % jadi thitung
Rata-rata > ttabel ini berarti Ho diterima. Jadi
8 2 5
penerapan konseling kelompok dengan
Berdasarkan tabel diatas diketahui teknik bermain peran dapat meningkatkan
bahwa terjadi peningkatan percaya diri percaya diri siswa.
siswa setelah tindakan yakni dengan rata- Sebelum diberikan konseling
kelompok dengan teknik bermain peran,
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
siswa kelas XI BHS 2 SMA Negeri 3 siklus I terdapat 4 orang siswa yang masi
Singaraja cenderung bersikap kurang dibawah 120. Maka 4 siswa tersebut
percaya diri, beleum percaya dengan diberikan tindakan pada siklus II. Rata-rata
kemampuan dirinya,selalu berpandangan yang diperoleh dari siklus I ke siklus II yaitu
negatif tentang dirinya. Dilihat dari sikap 14,3. Dan dari hasil uji hipotesis yang
siswa yang masih memiliki percaya diri dilakukan yaitu dengan menggunakan
rendah maka untuk tahap selanjutnya rumus t-test nonparametrik maka diperoleh
peneliti akan melakukan konseling nilai thitung yaitu 3,64 dengan taraf signifikasi
kelompok dengan teknik bermain peran 5% yaitu ttabel 1,833. Jadi thitung >ttabel ini
untuk meningkatkan percaya diri siswa berarti Ho diterima maka penerapan model
kelas XI BHS 2 SMA Negeri 3 Singaraja. konseling kelompok dengan teknik percaya
Kecenderungan percaya diri siswa diri dapat meningkatkan percaya diri siswa.
sesudah diberikan konseling kelompok
dengan teknik bermain peran yaitu sudah
menunjukkan peningkatan. Dilihat dari sikap DAFTAR RUJUKAN
siswa sehari-hari menunjukkan bahwa Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian.
siswa yang memiliki percaya diri rendah, Yogyakarta: CV Andi offset.
sekarang sudah percaya terhadap
kemampuan dirinya, selalu berpandangan Dharsana, I Ketut.2007. Dasar-Dasar
positif, berani menerima resiko, dan bisa Konseling Seri 2. Singaraja:
menerima kenyataan. Undiksha.

PENUTUP Nurkancana dan Sunartana. 1990. Evaluasi


Berdasarkan hasil penelitian dan hasil belajar. Surabaya. Usaha
pembahsan pada bab IV, maka dapat ditarik Nasional.
kesimpulan bahwa penerapan konseling
kelompok dengan teknik bermain peran Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian
untuk meningkatkan percaya diri siswa Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
kelas XI BHS 2 SMA Negeri 3 Singaraja, ini Bruning, James L. 1977.Computational
terbukti dari peningkatan percaya diri siswa
Handbook of Statistic. United
berdasarkan hasil penyebaran kuesioner
percaya diri. Dilihat dari data awal ke siklus State of Amerika; Library of
I rata-rata yang diperoleh yaitu 38,4 dari 9
Congress Cataloging in
siswa yang memiliki kategori percaya diri
rendah. Setelah dilakukan tindakan pada Publication Data.

Anda mungkin juga menyukai