TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Histologi Jaringan
Histologi atau yang disebut juga anatami mikro adalah ilmu yang
secara cermat dan rinci. Usaha atau cara untuk mengamati, mempelajari
pada sediaan jaringan dengan irisan tipis. Irisan tersebut nantinya akan
7
2. Hewan Coba
terhadap obat, vaksin, atau dalam penelitian biologi. Hewan coba yang
(Tolistiyawsati.dkk, 2014).
sedikit ruang, makan, dan minum, mudah dalam pemeliharaan, dan dapat
8
Syarat yang harus dimiliki oleh hewan coba pada bidang kedokteran
murah, tidak berbahaya, dan praktis. Mencit adalah hewan yang memenuhi
Pramono,1989).
minggu dan pada umur dewasa dapat mencapai 30-40 g (Setyorini, 2010).
3. Ginjal
medula ginjal bagian dalam sebagian besar tubulus linear dan saluran.
Medula ginjal pada manusia terdiri dari 8-15 struktur kerucut disebut
piramid ginjal. Ginjal masing-masing berisi 1-4 juta unit fungsional yang
disebut nefron, masing-masing terdiri dari sel dan tubulus ginjal epitel
yang panjang dan sederhana dengan tiga bagian utama. Divisi utama
9
Gambar 2.2. Mikroskopis Ginjal normal (a) Perbesaran 4x, terlihat
gambaran tubulus (Tu) dan glomerulus (Gl) ; (b) Perbesaran 20x, terlihat
gambaran glomerulus (Gl), tubulus kontortus proksimal (TKP), dan
tubulus kontortus distal (TKD); (c) Gambaran glomerulus Perbesaran
40x, terlihat gambaran glomerulus (Gl), kapsula bowman (KB), tubulus
kontortus proksimal (TKP), dan tubulus kontortus distal (TKD) (Atlas
of Laboratory Mouse Histology, 2004).
a. Definisi
10
dan/atau cairan tubuh yang didapat dari tubuh pasien dan bermakna
1) Eutanasia
11
dilakukan dengan cara fisik dan zat anastesi dengan inhalasi serta
2) Pemotongan (Trimming)
3) Fiksasi
a) Definisi Fiksasi
b) Prinsip Fiksasi
12
fungsional dan struktural dengan cara koagulasi dan
yakni cairan fiksatif dan protein sel. Hal ini menyebabkan sel
(Waheed, 2012).
c) Tujuan Fiksasi
13
2. Mengimobilisasi jaringan dan antigen seluler untuk
mengeraskan jaringan.
14
untuk mengawetkan jaringan dalam kurun waktu yang cukup
4) Dehidrasi
alkohol 30%, 50%, 70%, 80%, 95%, dan alkohol absolut. Pada
15
Hal ini perlu dilakukan karena air tidak dapat bercampur
Manan, 2015).
5) Penjernihan (Clearing)
xylol atau xylene dan toluol atau toluene yang memiliki kelebihan
2012).
16
6) Infiltrasi Parafin (Embedding)
dan diganti dengan parafin selain itu juga membuat jaringan tahan
7) Pengeblokan (Blocking)
(Miranti, 2010).
8) Pemotongan (Sectioning)
17
digunakan untuk memotong tipis atau irisan suatu jaringan.
18
pewarnaan antara lain pewarna ada Alcian Blue (AB), van gieson,
12) Pelabelan
c. Tissue Processing
(Ariyadi, 2017).
19
dehidrasi dan infiltrasi sampel jaringan histologi dengan fiksatif,
a. Suhu/Temperatur
yang dapat diterima dengan baik untuk menjaga morfologi sel dan
fiksasi dapat juga dilakukan dengan suhu yang lebih tinggi, sampai
b. Waktu penetrasi
macam diantara jenis-jenis larutan fiksatif yang ada dan juga jenis
dari sel atau jaringan yang terdapat di pusat terdalam suatu jaringan
20
tersebut. Waktu penetrasi diharuskan mencapai titik pusat terdalam
Ketika bagian dalam dari jaringan tidak sempat terfiksasi maka akan
asetat maupun asam pikrat (Bouin). Hal ini biasa dilakukan ketika
yang bersifat asam dalam waktu yang lama, akan membuat sel
2017).
21
b. Jenis Larutan Fiksasi
buruk. Salah satu cara untuk mengatasi ini adalah dengan memotong
organ dengan ukuran ketebalan yang lebih tipis dari ukuran standar
(Ganjali, 2013).
22
6. Kriteria Penilaian Kualitas Mikroskopis Sediaan
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Kualitas Mikroskopis Sediaan
Skala
No Struktur Deskripsi
Nominal
1 Inti Sel Inti tidak dapat diidentifikasi 0
Inti sel tidak jelas 1
Inti sel kurang jelas 2
Inti sel jelas 3
2 Sitoplasma Sitoplasma tidak dapat
0
diidentifikasi
Sitoplasma dan jaringan ikat
1
tidak jelas
Sitoplasma dan jaringan ikat
2
kurang jelas
Sitoplasma dan jaringan ikat
3
jelas
3 Keseragaman Keseragaman warna tidak
0
warna pada dapat diidentifikasi
preparat Warna pada preparat tidak
1
seragam
Keseragaman warna pada
2
preparat kurang
Warna pada preparat seragam 3
Sumber : Kriteria ini dikembangkan dari (Ariyadi & Suryono, 2017) dan
disetujui oleh dr. Desy Armalina M.Si, Med
Keterangan :
23
7. Skoring Kualitas Mikroskopis Sediaan
Tabel 2.2 Skoring Kualitas Mikroskopis Sediaan
No Deskripsi Nilai
1 Tidak Baik 0–3
2 Kurang Baik 4–6
3 Baik 7–9
Sumber : Kriteria ini dikembangkan dari (Prasetiawan E., Sabri E.,
& Ilyas S., 2012) dan disetujuioleh dr. Desy Armalina M.Si, Med
24
B. Kerangka Teori
25