Anda di halaman 1dari 2

Darah api

(Karya : Windi Junianda)

Lembaran-lembaran yang yang terkubur dalam ingatan

Dengan selaksa kabut nan tak henti

Menimbun daratan

Teringat malam tempat orang Malang

Menyapa langit nan bercahaya

Bergelombang suara nan hilang

Ditelan kepekatan bumi

Jasad dan darah bergelimpangan

Masih jelas membekas

Menikam tiap kenangan rindu dilantunkan

Seolah kekejaman pahit di masa lalu

Masih ikhlas mengalir di setiap langkah

Putra Putri ibu Pertiwi

Luka itu tetap menyala

Meski telah diobati bertahun lamanya

Luka itu tetap menganga

Meski dedaunan siap gugur untuk membelainya

Kepingan darah berevolusi jadi api

Membumi hanguskan kepiluhan

Cairan merah itu tetap jelas

Terpapar dalam ingatan


Menggeliat bak gumpalan didih mematikan

Dari balik dinding bening nyata terlukis

Bayangan semu dan nyata

Jadi bingkai obrak-abrik 10 November

Bukan sekedar nostalgia

Yang membuat kepingan pilu jadi rindu

Bukan kisah cinta di ujung senja

Yang membuat butiran debu jadi permata

Dialah kisah darah api

Yang ikhlas dan rela

Mengalir di Sukma beku

Bagai lautan siap menampung

Puing-puing jasad terbengkalai

Darah api mengkoyak nadi mengembara

Nampak merentang mengumbar mesra

Dengan dongeng kisah 10 November

Kisah abadi yang terikrar

Karya : Windi Junianda

Anda mungkin juga menyukai