Anda di halaman 1dari 14

Lilin Kecil di Sebuah Jiwa

( Kepada Sepasang kekasih )

Sebatang lilin kecil menyala

Di sebuah ruang jiwa

Melawan hempasan angin dengan tarian cahaya

Mencari kebakaran dirinya

Di sebuah ruang jiwa

Sebatang lilin kecil masih menyala

Berperang seorang diri menaklukkan panas api

Jasadnya meleleh , perlahan meredup

Pun bila akhirnya padam

Tak berarti lilin kecil telah mati

Tersebab dia berhasil meraih mimpi

Kesempurnaan yang abadi

Ibarat lilin kecil itukah perjuangan memelihara cinta pada kekasih

Taluk Kuantan, 16 April 2022


Sepucuk Pesan Buat Rembulan

Sebagai rembulan wajahmu tercermin di bola mataku

Melarutkan pesona dalam desir alir darah

Maka kusampaikan pesan lewat angin

Dan daun yang mendesah

: pada rembulan izinkan aku menjadi bintang

Beri cahayamu untuk sebagian diriku

Kemudian biarkan aku bersanding denganmu

Bertakhta menyatukan cinta di angkasa

Sebab aku rela hidup dalam kehidupanmu

Meski harus mati terbunuh pagi

Taluk Kuantan, 16 April 2022


Di Balik Hujan Musim Kesembilan

Ada sepucuk kabar yang harus dibacakan

Tersembunyi dibalik hujan

Di musim kesembilan:

Kedukaan

Kepedihan

Kepasrahan

Keputusasaan

Seperti tafsiran bahasa tangisan awan

Seperti terjemahan gelombang angin

Seperti menakwilkan teriakan halilintar

Seperti memberi makna peristiwa penyerahan matahari atas cahaya

Taluk Kuantan , 30 Maret 2022


Di Sebuah Stasiun Sore Hari

Sedetik sebelum keberangkatan

Kereta itu melejitkkan matahari gelisahmu yang ranggas

Waktu mengepakkan perputaran bumi di ruas-ruas puisi

Dan aku meneriaki dengan gemerisik resah

Menyuruhmu merebahkan beliung nafas

Dalam riuh perpisahan

Bukankah telah kudentingkan geliat detik pada senggal pertemuan kita.

Tapi kita berpisah sedetik sebelum keberangkatan

Ditangan mu reranting senyum mungkin kian tersemai

Dan jiwaku pertemuan –pertemuan lain akan kugelar

Sebab jalanan masih mendebuhkan namamu

Lewat puisi yang kaujejalkan dalam mimpiku

Sedetik sesudah keberangkatan, aku menyadari

Kereta itu begitu lekas menghapus gemeretak rindumu

Taluk Kuantan , 30 Maret 2022


Kwatrin Malam

Hanya suara petikan gitar

Dan nyanyi sepiku yang bergetar

Seperti sayup tak terdengar

Tentang gelisahku yang terkapar

Taluk Kuantan , 16 April 2022


Lumut

Hening cintaku dalam cintamu

Meraba kehidupan, harapan

Makan sisa pohonan dan batu

Taluk Kuantan , 16 April 2022


Nyanyian Subuh

Kulafazkan zikir- zikir cinta

Pada lingkaran air doa

Mencerminkan rindu

Pada waktu yang lelap bersamamu

Dengan segala bunga

Diantara perenungan cintaku

Taluk Kuantan , 16 April 2022


Kepada Adinda

Adinda, aku memanggil suksamu

Dalam kedalaman rinduku

Agar kau mengerti, bahwa kita telah beku, biru

Taluk Kuantan , 16 April 2022


Sang Pengantin

Masuklah segala cinta itu

Diantara bulu-bulu rembulan

Dimana kita akan selalu berpegangan

Dalam cinta yang semakin dalam

Taluk Kuantan , 17 April 2022


KENANGAN

Kenangan adalah genangan peristiwa dari luka

yang membangunkanku

Menyeret malam pada lubang- lubang kegelapan

bersama percakapan

yang lahir menjadi bayangan sejarah

Kehadiranmu adalah deretan kenangan

yang mengalir liar dalam detak waktu

menyeberangi segala catatan harian

yang dibangun airmata

Taluk Kuantan , 13 Agustus 2022


Perindu Hujan

Luka kemarau menggeliat dimataku

Terpintal nafas pagi yang hangus bersama mimpimu

Mungkin telah kauantar cabikan airmata`

Kejalan-jalan sunyi yang menghampar kusut

Sebagai saksi bahwa hujan mematakan mantramu

Tapi aku adalah mendung yang terseok

Sebab matahari menceruki jubah kelabuku

Mengasingkan dengan tanah yang kian kumal

Seperti gugusan asap dalam mimpimu yang terbakar

Ah, bukankah kau selalu menjadi pertapa saat musim ini tiba

Yang menyihirku dengan mantra-mantra rindumu

Taluk Kuantan , Agustus 2022


Belanga Luka

Ingin kutampung suara tangismu

dalam ceruk luka yang menganga di setiap sajakku

meramal kabut yang gemericing dimatamu

Tiba-tiba gerimis memutikkan butir-butir sendu

Pada tatapanmu yang menyeruak ke ubun-ubun waktu.

Maka kuhampiri kau dengan seikat kemilau

Sebab reruntuhan salju semakin memburu airmata

Hingga keruang-ruang biru khusukku

Taluk Kuanta, Agustus 2022


Pagi Penuh Kembang

Senyumku hanyalah guguran daun kering.

yang akan menghumus bila waktunya tiba.

Mungkin takkan ada makna apapun

bagi angin yang tercium olehmu.

Tapi senyummu telah menggiring cahaya pagi.

kedalam jiwa.

Aroma kembang yang harum ,

menerima kesejukan helai daun-daun.

Dari tetesan embun,

sementara kelopaknya adalah senyumanmu.

Ada satu pagi yang membuatku bahagia.

Pagi penuh kembang.

Setelah kulewati ribuan pagi yang menggenang.

Kuciummu wangimu dalam sajak.

Langit gemetar, matahari membakar.

Angin semerbak mewangi kembang.

Taluk Kuantan, Agustus 2022

Anda mungkin juga menyukai