Anda di halaman 1dari 9

Berapa Lama Sebelum Padi Menguning

Karya : Acep zamzam Noor Karya : Ajip Rosidi

Berapa lama aku harus menunggumu Sebelum padi menguning mana burung datang mendekat

Melayang-layang di udara bagaikan daun atau cinta bisa melekat.

Sebelum jatuh dan menguning?

Bumi yang setia akan menyambutmu bagaikan seorang kekasih Jika tiada banjir mendatang hama menyerang

harapan panen takkan sia-sia.

Ketika angin meniupmu terus ke utara

Langit bergulir semakin ketiada Lantas padi menguning cinta pun datang

Berapa lama lagi aku harus setia. tinggal aku yang selalu malang.

Telah kukandung waktu 1953

Kumatangkan rindu.

Telah kutatah batu mengukir namamu.

Wahai mautku ...


KANGEN Kau tahu ketika tak ada lagi yang bisa diucapkan,

Karya: Ws Rendra Ketika kunikmati dan kusyukuri kematian ini

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku Dengan puisi sesungguhnya aku tetap hidup

menghadapi kemerdekaan tanpa cinta Bercinta dan berontak terus-menerus

Karya : Acep zamzam Noor

Kau tak akan mengerti segala lukaku (H, 1991)

karna cinta telah sembunyikan pisaunya.

Membayangkan wajahmu adalah siksa.

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku.

Apabila aku dalam kangen dan sepi

Itulah berarti

aku tungku tanpa api.


LAGU BERDUA PADA GAMELAN JIWA

Karya : Acep zamzam Noor Karya : Acep zamzam Noor

Duduk berdua di pingir kolam Pada gamelan jiwa

Senja menjadi sebening telaga Bermain lagu

Aku membaca rindu di matamu Getar asmarandana

Dan kuterjemahkan begini: Alangkah sendu

Duduk berdua di pinggir kolam

Ikan-ikan berenang Pada gamelan jiwa

Di hati kita Mengalun kelu

1979. Sunyi semesta

Dalam tetabuhan kalbu

Pada gamelan jiwa

Berdenting rindu

Mengayuh sampan usia

Ke tepian waktu

1982.
TANGIS DARAH LIRIK SUNYI

Karya : Acep zamzam Noor Karya : Acep zamzam Noor

Lagu mengalun Kelopak bunga gugur

Menjengkal belantara Di bumi yang penuh kasih

Sukma. Kekasih Jemari pun terulur

Kukayuh rindu dalam pejam Senyum di ujung kalimatmu

Kepadamu

Kesepian menghitungnya

Sebuah lagu mengalun Dari rambutmu tercium harum jiwa

Menyapu padang Mengolah kecapi dalam getar udara:

Nurani. Kekasih Hati di ujung jemarimu

Kutempuh keluasan putih

Hatimu Kesetiaan mencatatnya

Bahwa sungai yang mengalir

Ini laguku. Tangis darah Mengombakkan lagu: bulan dan penyair

Mencari hakikat rindu Berkawin di matamu

Inilah tangisku 1982

Gairah sunyi

Mencari arti abadi

1982.
RINDU LAGU EMBUN

Karya : Acep zamzam Noor Karya : Acep zamzam Noor

1 Bahkan kesedihan pun dewasa

Yang nyala dalam jiwa Di matamu. Ia tahu makna dunia yang fana

Kemudi dalam hidup Dan paham tentang asinnya airmata

Yang melambai dalam sesat Ketika langit menyala

Pelita dalam gelap Menyaksikan perang saudara

Matamu buta. Dan kesedihan bergulir

Yang wangimu semerbak Pada pipi. Menjadi embun pagi

Kucium dalam sajak 1982.

Rindu

pun menyusur lautan

Hatimu yang membentang

Jarak pun menjengkal hutan

Dalam setiap sembahyang

1981.
SENDIRI MEDITASI

Karya : Acep zamzam Noor Karya : Acep zamzam Noor

Senja pun jadi lagu Angin itu masih duduk-duduk

Dalam rindu Di halaman. Merenungi bunga-bunga

Geriap cuaca Musik hanya lewat

Di hati yang membaca Juga waktu. Angin itu

Seperti abadi. Ketika sunyi

Hidup pun hibuk Ketika dingin menggetarkan daun-daun

Berjaga-jaga Membakar

Bertahan di sudut kelam ngungun.

Dalam kesepian yang menikam Gerimis pagi

1983.

Akankah datang yang ditunggu

Stasiun seakan beku

Akankah datang kereta itu

Bersama rindu

Dan seharian kita bercinta:

Tapi di depanku langit semata

1982.
TERINGAT LI PO TENTANG IBU

Karya : Acep zamzam Noor Karya : Acep zamzam Noor

Siapakah yang melangkah Telah banyak kesedihan yang kutimbun menjadi bibit

Meninggalkan jejak gerimis? Lengkung langit Agar bukit-bukit di utara itu menghijau kembali

Sejak semula hanya betah jadi saksi Jika cinta masih mewarnai kemarau dan reruntuhan

Yang bisu. Dan angin risik dan daun-daun Itulah harapan terakhir yang tersisa di sana -

Dingin batu mewarnai waktu Mungkin banjir segera datang sebelum musim panen tiba

Tapi mencintaimu lebih segala dari semuanya

Siapakah yang melangkah 1984

Dan bergegas melupakan jejak

Kesedihan? Aku, bayang-bayang dan bulan

Hanya berpandangan. Menunggu. Dan taman lebih bisu

Juga pohon-pohon dan bangku-bangku. Juga waktu

1983.
BERAPA LAMA LEMBAH ANAI

Karya : Acep zamzam Noor Karya : Acep zamzam Noor

Berapa lama aku harus menunggumu Aku mencari rambutmu

Melayang-layang di udara bagaikan daun Jauh ke dalam hutan

Sebelum jatuh dan menguning? Matamu menenungku

Bumi yang setia Akan menyambutmu bagaikan seorang kekasih Dengan air terjun

Ketika angin meniupmu terus ke utara Sungai adalah suara

Langit bergulir semakin ke tiada. Berapa lama lagi Yang menenggelamkanku

Aku harus setia? Telah kukandung waktu, kumatangkan rindu Lembah yang tercipta

Telah kutatah batu mengukir namamu, wahai mautku Dari kedalaman kata-kata

1984. 2003.
LAGU ANGIN

WS Rendra
Buku: Stanza dan Blues – Malam Stanza

Jika aku pergi ke timur


arahku jauh, ya, ke timur.
Jika aku masuk ke hutan
aku disayang, ya, di hutan.
Aku pergi dan kakiku adalah hatiku.
Sekali pergi menolak rindu.
Ada duka, pedih dan airmata biru
tapi aku menolak rindu.

Anda mungkin juga menyukai