Anda di halaman 1dari 23

REFLEKSI KASUS

FITRIA SISWI UTAMI


 Analisis s u a t u kasus sehingga
meningkatkan pe m ah am a n terhadap kasus
 Analisis medis dan non medis

 Aspek non medis:


— aspek perilaku
— sosial ekonomi
— budaya
— sistem pelayanan kesehatan
Refleksi kasus
BUKAN
“Responsi” a t a u “Presentasi
Kasus”
 Membantu menghubungkan a n t a r a
kegiatan klinik yang dilakukan oleh
mahasiswa dan target kompetensi yang
ha rus dicapai.
 Mengembangkan keterampilan berfikir kritis,
bersikap terbuka terhadap perbedaan ide
da n selalu mengantisipasi konsekuensi
tindakan yang dilakukan pada pasien
 Membantu retensi pengalaman dalam
menangani kasus menjadi
“pembelajaran bermakna”
1. Deskripsi

6. Tindak lanjut: J i k a 2. Adakah emosi


terjadi kasus pribadi
serupa, t erhadap
ap a yang ak an kasus ini?
dikerjakan?

5. Kesimpulan:
3. Evaluasi:
Adakah tindakan yang
Pengalaman baik
berbeda dari yang
dan buruk?
s udah dilakukan
4. Analisis: Apa
yang
dipelajari
dari kasus ini?
KASUS:
 d id a p a t setelah mengikuti k e g ia ta n klinik
 k a s u s di bangsal a t a u di poliklinik
 mengacu p a d a kompetensi
 me nar ik, misalnya:
— a k a n banyak dijumpai
— kontroversi
— dilematis
— manajemen yang tidak lengkap
Peran Pembimbing:
 melakukan verifikasi kasus

 memberikan pertanyaan-pertanyaan

 memberikan um pa n balik kepada mahasiswa


1. Deskripsi
 Deskripsikan kasus yang diambil.

 Cobalah u n t u k menuliskan hal yang


m e nur ut sa u da ra menarik/ mencemaskan/
kontroversi/ ingin diketahui lebih lanjut.
Contoh :
Pasien anak 2 tahun diare non disentri tanpa
dehidrasi dan dilihat ada data laboratorium
batas normal kemudian pasien diterapi dengan
infus dan diberikan antibiotik sefalosporin
intravena.
Yang menarik dari kasus ini adalah pasien tidak
dehidrasi tetapi diinfus dan diberikan antibiotik
intravena.
2. Adakah emosi pribadi terhadap kasus ini?
 Renungkan kembali situasi yang dihadapi.

 Identifikasi emosi pribadi yang terlibat


dalam kasus.
 Tujuan: memperkuat pengalaman yang
menyenangkan serta dapat mengatasi
pengalaman yang tidak menyenangkan
(Inhibit Learning).
Contoh:
Perasaan yang menyenangkan: dapat mengamati
pemasangan infus pada pasien anak, mampu
menilai derajat dehidrasi.
Perasaan yang tidak menyenangkan: bingung
karena terapi yang dilakukan tidak sesuai
dengan yang sudah dipelajari
3.Evaluasi: Pengalaman ini baik atau buruk?
 Lakukan evaluasi da n jelaskan pengalaman
selama menangani pasien, baik
pengalaman yang baik maupun
pengalaman yang buruk.
Contoh:
Pengalaman yang baik: mempelajari teknik
pemasangan infus pada pasien anak.
Pengalaman yang buruk: kurang perhatiannya
perawat terhadap pasien anak yang menangis
karena kesakitan. Penghitungan cairan yang
masuk dan keluar yang tidak tepat.
4. Analisis: Apa yang dipelajari dari
kasus ini?
 Tulis analisis kasus secara prospektif,
misalnya dengan mengkaji berbagai
kemungkinan penatalaksanaan (anamnesis,
pemeriksaan, diagnosis, terapi) yang berbeda.
 Gunakan referensi dengan menggunakan
pendekatan EBM.
Contoh:
Analisis: Jika pasien anak tidak diinfus, apakah
keadaanya akan berbeda? Apakah pada kasus ini
antibiotic perlu diberikan? Bagaimana cara
pendekatan terhadap pasien anak sebelum
dilakukan tindakan medis?
Referensi: SPM, … … … … … … … … … . .
5. KESIMPULAN: ADAKAH
TINDAKAN YANG BERBEDA DARI
YANG SUDAH DILAKUKAN?
 Tuliskanlah kesimpulan hasil analisis s aud ar a
berdasarkan referensi yang digunakan.
KESIMPULAN:
— Pemberian infus pada pasien anak diare tanpa
dehidrasi tidak perlu. Pemberian infus hanya untuk
pasien anak diare dengan dehidrasi berat. Pada
pasien dehidrasi tidak berat rehidrasi yang diberikan
adalah rehidrasi oral
— Pemberian antibiotik pada pasien anak diare non
disentri bukan merupakan indikasi.
— Pendekatan pada anak yang akan dilakukan
tindakan medis ..........
6. Tindak lanjut: Jika terjadi kasus serupa,
apa yang akan dikerjakan?

 Tuliskanlah rencana s a uda r a apabila


mendapatkan kasus yang serupa dengan kasus
ini.
Contoh:
Pengelolaan pasien anak dengan diare
ditentukan oleh dua hal yaitu derajat dehidrasi
dan penyebab diare tersebut. Teknik pemeriksaan
untuk menentukan derajat dehidrasi harus
dikuasai. Agar mampu memprediksi penyebab
diare maka harus menguasai gambaran klinis
dan teknik pemeriksaan.
KASUS

• Seorang ibu umur 44 tahun datang ke bidan untuk melakukan konsultasi dengan bidan. Ibu
mengatakan bahwa ia telah memiliki 5 orang anak yang masih dalam usia balita, dengan
jarak yang berdekatan. Ibu menginginkan untuk ber-KB dengan IUD, namun suami tidak
memberikan ijin dengan alasan agama. Setelah bidan melakukan pengkajian data baik
subjektif maupun ojektif, bidan melakukan tindakan pemasangan KB IUD hanya dengan
persetujuan istri.
a. Bagaimana pendapat anda dengan tindakan yang dilakukan oleh bidan tersebut?
Setuju/tidak? Alasannya apa?
b. Apa yang akan anda lakukan jika anda yang mendapatkan kasus tersebut?

• (Untuk pembimbing yg berdiskusi dg mahasiswa juga akan memberikan pendapatnya


tentang kasus tersebut)

Anda mungkin juga menyukai