Anda di halaman 1dari 18

“JURUS AMPUH KOMPETEN”

Profesi Ners ‘Kompeten dengan One Shot


Exam’

Narasumber:
Kurniawan Erman Wicaksono, S.Kep., Ners.,
M.Kes.
RECOMMENDATION
Bersikap tenang dan santai

Baca soal dengan teliti, kemudian baca kasusnya

Jangan bingung dengan soalnya  eliminasi pilihan alternatif

Jangan terpaku dengan 1 soal

Sering ikuti tryout/latihan soal

Jangan memilih jawaban berdasar temuan yang ada di klinis terutama tindakan
keperawatan, namun pilihlah jawaban yg benar berdasar teori

Meminta restu dan berdoa


01
Seorang perawat Puskesmas melakukan kunjungan rumah. Hasil pengkajian
menunjukkan, seorang perempuan 50 tahun mengalami kesulitan berjalan,
mengeluh kaki terasa kaku, nyeri pada kedua kaki bila digerakkan dengan skala
nyeri 7 dari rentang 10, klien berjalan menggunakan tongkat. Nilai hasil
pengkajian Barthels Index 75 (ketergantungan sebagian). Klien mempunyai
riwayat post stroke 2 kali. Hasil pemeriksaan fisik: tekanan darah 150/100
mmHg, nadi 80 kali/menit, suhu rentang normal, RR 28 kali/menit.

Apakah masalah keperawatan kasus di atas?


a. Gangguan mobilitas fisik
b. Nyeri akut
c. Risiko jatuh
d. Defisit perawatan diri
e. Gangguan rasa nyaman
Kata Kunci :
• Klien mengeluh kaki terasa kaku, nyeri pada kedua kaki bila digerakkan
dengan skala nyeri 7 dari rentang 10, klien berjalan menggunakan tongkat.
Klien mempunyai riwayat post stroke 2 kali  PQRST

Pembahasan :
• Nyeri akut (D. 0077)  penyebab agen pencedera fisiologis
• Gejala dan tanda minor  Objektif : Tekanan darah meningkat, pola nafas
berubah

Jawaban Benar :
B. Nyeri akut
Jawaban Lainnya

• Gangguan mobilitas fisik  keterbatasan dalam gerakan fisik; gejalan dan


tandanya : mengeluh sulit menggerakkan, kekuatan otot menurun
• Risiko jatuh  berisiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan akibat
terjatuh; faktor risiko usia > 65 tahun, riwayat jatuh, dll
• Defisit perawatan diri  tidak mampu melakukan atau menyelesaikan
aktivitas perawatan diri
• Gangguan rasa nyaman  perasaan kurang nyaman, kurang senang, dan
sempurna dalam dimensi fisik, psiko spiritual, lingkungan dan sosial

Sumber:
PPNI. 2019. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Kemenkes RI
02
Seorang perawat melakukan kunjungan rumah. Hasil pengkajian menunjukkan,
seorang perempuan usia 36 tahun menderita batuk lebih dari 3 minggu, batuk
berdahak dan mengeluarkan darah, berat badan terus menurun dan keluar
keringat dingin pada malam hari. Keluarga beranggapan penyakit yang
dialamiadalah batuk biasa sehingga membeli obat bebas.

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?


a. Manajemen kesehatan tidak efektif
b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
c. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
d. Bersihan jalan nafas tidak efektif
e. Defisit pengetahuan
Kata Kunci :
Keluarga beranggapan penyakit yang dialamiadalah batuk biasa sehingga
membeli obat bebas
Pembahasan :
Keluarga beranggapan penyakit yang dialamiadalah batuk biasa sehingga
membeli obat bebas  kompleksitas program perawatan/pengobatan 
keluarga gagal menerapkan program perawatan/pengobatan

Jawaban Benar :
A. Manajemen kesehatan tidak efektif
Jawaban Lainnya

• Bersihan jalan nafas tidak efektif  tidak bisa diambil, karena konteks
soal keluarga
• Perilaku kesehatan cenderung berisiko  dalam kasus sudah tidak
menunjukkan risiko lagi, melainkan sudah positif sakit
• Pemeliharaan kesehatan tidak efektif  bisa ditegakkan jika “keluarga
tidak membawa pasien kepelayanan kesehatan karena menganggap batuk
biasa
• Defisit pengetahuan  bisa ditegakkan jika kasus “keluarga tidak tahu apa
yang dilakukan, sehingga membeli obat bebas”  keluarga tidak
menunjukkan kepanikan terhadap kondisi pasien

Sumber:
PPNI. 2019. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Kemenkes RI
03
Seorang perempuan usia 65 tahun dirawat di rumah dengan kasus post stroke
6 bulan yang lalu. Klien hanya tinggal bersama anak laki-lakinya. Saat dilakukan
pengkajian, didapatkan data bahwa kekuatan otot bagian tubuh kanan 3 dan
sebelah kiri 5. klien mengatakan masih bisa berjalan perlahan-lahan dengan
bantuan tongkat

Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?


a. Melatih penggunaan alat bantu jalan
b. Melatih gerakan tubuh aktif dan pasif
c. Memberi anjuran tentang bantuan aktivitas fisik
d. Modifikasi lingkungan untuk memperluas gerakan klien
e. Mengatur jadwal aktivitas klien sesuai kemampuannya
Kata Kunci :
• Seorang perempuan usia 65 tahun dirawat di rumah dengan kasus post
stroke 6 bulan yang lalu.

Pembahasan :
• Melatih gerakan aktif dan pasif  melatih dengan ROM.

Jawaban Benar :
B. Melatih gerakan tubuh aktif dan
pasif
Jawaban Lainnya

• Melatih penggunaan alat bantu jalan  klien sudah menggunakan


tongkat
• Memberi anjuran tentang bantuan aktivitas fisik  kurang tepat karena
tidak sesuai dengan kriteria hasil yaitu klien mandiri dalam aktivitas
• Memodifikasi lingkungan  belum tepat, karena kasus tidak
menyebutkan adanya kejadian risiko jatuh atau hambatan dalam aktivitas
di rumah
• Mengatur jadwal aktivitas  tidak tepat
Sumber:
Sahar, Setiawan & Riasmini. 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas
dan Keluarga. Singapore: Elsevier Pte Ltd.
04
Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke klinik panti werdha dengan keluhan
mencret sejak kemarin. Hasil pengkajian menunjukkan: BAB cair 5 kali sejak
kemarin, kulit dan membran mukos kering, tekanan darah 110/70 mmHg, suhu
36,5˚C.

Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut?


a. Anjurkan klien menghindari penyebab diare
b. Rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
c. Monitor tanda-tanda vital
d. Kontrol risiko: Hipertermia
e. Jaga keseimbangan cairan
Kata Kunci :
• Hasil pengkajian menunjukkan: BAB cair 5 kali sejak kemarin, kulit dan
membran mukos kering, tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5˚C

Pembahasan :
• Ingat urutan dalam penyusunan Intervensi keperawatan  O – N – E – C
(observation, nursing treatment, education, collaboration)  Jaga
keseimbangan cairan (Nursing treatment)

Jawaban Benar :
E. Jaga keseimbangan cairan
Jawaban Lainnya

• Anjurkan menghindari penyebab diare  education


• Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat  collaboration
• Monitor TTV  observation, tetapi di kasus sudah dijelaskan
• Kontrol risiko: Hipertermia  collaboration
.

Sumber:
Sahar, Setiawan & Riasmini. 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas
dan Keluarga. Singapore: Elsevier Pte Ltd.
05
Hasil pengkajian pada sebuah kelompok karang taruna, menunjukkan 85%
remaja menyatakan pernah menonton film porno, 5% remaja menganggap
seks bebas adalah hal yang wajar dilakukan, 80% remaja belum pernah
mendapatkan pendidikan seksual, dan 90% merasa malu meminta pendidikan
seksual dari orangtuanya.

Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?


a. Kolaborasi dengan BKKBN
b. Pendidikan kelompok sebaya
c. Pendidikan perilaku seksual
d. Pemberdayaan keluarga
e. Manajemen stress
Kata Kunci :
85% remaja menyatakan pernah menonton film porno, 5% remaja
menganggap seks bebas adalah hal yang wajar dilakukan, 80% remaja belum
pernah mendapatkan pendidikan seksual, dan 90% merasa malu meminta
pendidikan seksual dari orangtuanya.

Pembahasan:
• Strategi intervensi keperawatan komunitas  salah satunya Proses
Kelompok, ada 3 (SHG, Support group, Peer group)
• Peer group  pendidikan teman sebaya  cocok pada remaja dan anak
usia sekolah, karena kelompok mereka satu sama lain masih saling
mempengaruhi
• Supoort group  diberikan pada keluarga dan kader sebagai kelompok
swabantu (misal kasus TB dengan membentuk PMO)
• Self help group (SHG)  untuk klien yang sakit dengan tujuan untuk
mencari solusi pemecahan masalah yang efektif

Jawaban Benar :
B. Pendidikan kelompok sebaya
Jawaban Lainnya
• Kolaborasi dengan BKKBN  tidak tepat
• Pendidikan perilaku seksual  kurang spesifik
• Pemberdayaan keluarga  cocok jika bukan agregat anak sekolah dan
remaja
• Manajemen stress  data tidak mendukung

Sumber:
Sahar, Setiawan & Riasmini. 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas
dan Keluarga. Singapore: Elsevier Pte Ltd
TERIMA KASIH DAN
SALAM KOMPETEN

Anda mungkin juga menyukai