Anda di halaman 1dari 13

LATIHAN SOAL UJI KOMPETENSI

KEPERAWATAN GERONTIK

1. Seorang laki-laki berusia 62 tahun tinggal bersama keluarga dirumahnya, mengeluh pusing, telinga
berdengung, penglihatan kabur dan rasa berat di tengkuk pada perawat yang berkunjung. Hasil
pengkajian genogram, didapatkan data orang tua klien meninggal karena serangan stroke.

Apakah pemeriksaan fisik yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?

a. Mengukur JVP
b. Menginspeksi area dada
c. Mengukur tekanan darah
d. Menghitung frekuensi napas
e. Melakukan tes urine dan swabach

Pembahasan;

Data berupa keluhan pusing, telinga berdengung, penglihatan kabur, rasa berat di tengkuk, dan
riwayat penyakit keluarga mengidentifikasikan adanya gangguan system kardiovaskular khususnya
hipertensi. Pemeriksaan fisik yang tepat dilakukan oleh perawat kepada klien adalah mengukur
tekanan darah.

Strategi;

Identifikasi keluhan-keluhan yang dirasakan klien, kemudian identifikasi data objektif yang
paling tepat dikaji untuk memvalidasi jenis gangguan kesehatan pada kasus.

Jawaban C

2. Seorang laki-laki berusia 75 tahun tinggal di panti Wreda. Sejak 4 hari yang lalu mengeluh mual dan
muntah, porsi makan hanya dihabiskan ¼ porsi saja. Klien terbaring lemah di tempat tidur. Aktivitas
dan rutinitas lainnya tidak bisa dilakukan oleh klien.

Apakah data yang harus dikaji lebih lanjut pada kasus?

A. Koping individu
B. Kemampuan mobilisasi
C. Aktivitas kegiatan sehari-hari
D. Jenis dan pola makan
E. Pola istirahat
Pembahasan;

Masalah yang Nampak dominan pada kasus diatas adalah terkait pencernaan dan pemenuhan
nutrisi. Hal ini Nampak dari data mual-muntah, porsi makan yang dihabiskan ¼ porsi saja. Untuk
bisa menentukan masalah keperawatan yang tepat pada lansia tersebut dibutuhkan pengkajian
lebih lanjut tentang hal-hal yang terkait pemenuhan nutrisi, seperti apa jenis makanan yang
dikonsumsi oleh lansia, apakah ada kesulitan mengunyah atau menelan.

Strategi;

Lengkapi data pada kasus di atas dengan mengkaji lebih lanjut data yang relevan untuk
menegakkan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh.

Jawaban ; D

3. Seorang perempuan berusia 70 tahun tinggal di panti wreda sejak satu tahun yang lalu. Klien
mengeluh badannya terasa lemas dan susah menjangkau toilet sehingga sring ngompol di tempat
tidur atau di tempat duduk. Tercium bau pesing dari pakaian dan kamar klien. Hasil pengkajian
fungsional berdasarkan Indeks KATz, klien termasuk dalam kategori ; D.

Apa masalah keperawatan pada kasus di atas?

A. Resiko intoleransi aktivitas


B. Gangguan mobilitas fisik
C. Deficit perawatan diri
D. Inkontinensia urin
E. Keletihan

Pembahasan;

Salah satu masalah yang paling sering dialami lansia adalah ketidakmampuan mengontrol BAK
karena berbagai factor baik internal (misalnya proses penuaan) maupun eksternal (misalnya toilet
jauh). Dengan adanya data mayor klien, sering ngompol dan berbau pesing, maka diagnosis yang
paling tepat adalah inkontinensia urin.
Strategi;

Identifikasi definisi, karakteristik dan factor yang berhubungan dengan masalah keperawatan
inkontinensia urin

Jawaban ; D

4. Seorang perempuan berusia 64 tahun tinggal di panti wreda sejak lima tahun yang lalu. Klien
mengalami katarak dan gangguan gaya berjalan. Sejak saat itu klien menggunakan tongkat untuk
membantunya berjalan. Klien menyatakan tidak berani berjalan jauh karena takut jatuh
disebabkan lingkungan sekitar panti yang berundak dan lantai yang licin.

Apakah diagnosa keperawatan yang tepat untuk kasus di atas?

A. Nyeri
B. Resiko jatuh
C. Resiko cedera
D. Gangguan mobilitas fisik
E. Koping individu tidak efektif

Pembahasan;

Pada lansia, resiko jatuh memiliki factor resiko yang terdiri dari factor internal dan eksternal.
Factor internal diantaranya adalah umur, penyakit (diabetes, hipertensi, depresi, demensia),
gangguan gaya berjalan, gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan. Sementara factor
eksternal dari resiko jatuh adalah kondisi lingkungan seperti lantai licin, penerangan yang tidak
adekuat, tempat tidur terlalu tinggi dan tanpa side rail, alas kaki yang licin, tangga/ undakan
yang curam, kamar mansi tanpa pegangan, dan juga penggunaan alat bantu jalan yang tidak
tepat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lansia yang berada di institusi lebih beresiko
jatuh dibandingkan lansia yang berada di rumah.

Pada kasus diatas tampak jelas factor resiko jatuh dari klien baik factor internal maupun factor
eksternal. Resiko cidera tidak dipilih karena kasusu diatas spesifik cidera yang beresiko terjadi
adalah jatuh bukan cidera karena hal lainnya.

Strategi;

Identifikasi definisi, karakteristik dan factor yang berhubungan dengan masalah keperawatan
resiko jatuh.

Jawaban ; B
5. Seorang perempuan berusia 60 tahun tinggal di panti wreda sejakk suaminya meninggal sebulan
lalu. Klien terlihat kurus dan lemah. BB 33 kg, TB 145 cm. klien mengatakan sama sekali tidak
nafsu makan, karena biasanya ada suaminya yang selalu makan bersamanya. Klien juga
mengatakan jarang minum, dalam sehari ia hanya menghabiskan kurang lebih 500cc air.

Apakah tindakan yang tepat untuk kasus diatas?

A. Oral hygiene
B. Terapi nutrisi
C. Bantuan makan
D. Manajemen nutrisi
E. Monitoring nutrisi

Pembahasan;

Pada kasus diatas tanpak kondisi malnutrisi pada lansia yang penyebabnya kompleks, disertai
dengan adanya penurunan fisiologis fungsi system gastrointestinal. Malnutrisi pada lansia dapat
diatasi dengan intervensi manajemen nutrisi, yang aktivitasnya meliputi melakukan modifikasi
lingkungan untuk mendukung makan, memilih makan kesukaan, menghitung jumlah kebutuhan
dan melibatkan keluarga dalam memberikan motivasi untuk makan. Pilihan jawaban yang lain
merupakan intervensi yang dapat diberikan pada klien dengan masalah nutrisi, namun dalam
kasus ini yang paling tepat dan mengatasi masalah secara langsung adalah manajemen nutrisi

Strategi :

Identifikasi masing-masing indikasi tindakan di atas. Oral hygine ditujukan untuk


mempertahankan kebersihan rongga mulut, gusi, dan lidah. Terapi nutrisi adalah tindakan yang
diberikan kepada pasien yang mengalami gagguan pemenuhan kebetuhan nutrisi. Monitoring
nutrisi merupakan tindakan pengumpulan dan analisis dan pasien untuk
mencegah/meminimalkan kekurangan nutrisi.

Jawaban ; D

6. Hasil pengkajian di panti wreda didapatkan data; terdapat peganggan besi diseluruh tembok
wisma, lanatai keramik, belum dipasang anti slip. Kamar mandi memiliki lantai dengan anti slip
namun banyak terdapat lumut. Satu bulan terakhir ada 3 kali kejadian jatuh pada lansia.
Perawat memberikan penyuluhan pada lansia dan pengasuh tentang resiko jatuh.

Apakah kriteria keberhasilan jangka pendek interensi tersebut?

A. Antusias tidaknya peserta dalam penyuluhan


B. Ada tidaknya peserta yang bertanya
C. Menurunnya angka kejadian jatuh
D. Peningkatan pemahaman lansia
E. Modifikasi lingkungan panti

Pembahasan;

Tindakan pemberian penyuluhan tentang resiko jatuh dilakukan karena data di panti
menunjukkan bahwa dalam satu bulan terakhir terdapat 3 kalu kejadian jatuh pada lansia.
Berdasarkan data lingkungan juga menunjukkan bahwa lingkungan sangat beresiko
menyebabkan jatuh. Untuk penanganan jangka pendek kejadian jatuh dibutuhkan peningkatan
pemahaman lansia tentang factor-faktor resiko jatuh. Kondisi ini dapat dicapai melalui
pemberian penyuluhan pada lansia dan pengasuh.

Strategi;

Indicator jangka pendek merupakan kriteria formatif keberhasilan tindakan keperawatan yang
dapat diukur, segra sesuai pelaksanaan tindakan tersebut.

Jawaban D

7. Perempuan usia 80 tahun mengalami kelumpuhan sejak 2 tahun yang lalu dan tidak pernah
keluar rumah lagi. Berdasarkan pengkajian didapatkan data; klien tidak ingat nama keluarganya
kecuali nama anaknya yang sering merawat dirinya, klien mengucapkan kalimat yang sama
berulang-ulang. Klien tampak binggung dan kesusahan menceritakan sesuatu kejadian dimasa
lalu. Hasil uji dengan Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) diperolah skor salah
8. Apakah diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

A. Resiko jatuh
B. Kerusakan memori
C. Gangguan orientasi
D. Gangguan konfusi akut
E. Hambatan mobilitas fisik

Pembahasan;

Data focus pada kasus diatas adalah tanda-tanda kehilangan ingatan atau memori seperti klien
tidak ingat nama keluarganya kecuali nama anaknya yang sering merawat dirinya, klien
mengucapkan kalimat berulang-ulang, klien tampak bingung dan kesusahan menceritakan
sesuatu kejadian dimasa lalu. Kemudian didukung dengan hasil SPSMQ dengan skor 8 yang
berarti kerusakan intelektual berat. Sehingga dapat disimpulkan klien mengalami kerusakan
memori

Jawaban ; B

8. Perawat melakukan kunjungan rumah klien perempuan usia 76 tahun. Tinggal bersama anak
laki-lakinya dan menantu. Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga didapatkan data; kuku
tangan dan kaki panjang, tercium bau yang tidak sedap dari kamar klien. Keluarga mengatakan
bahwa biasanya lansia diurus oleh menantu perempuan, tetapi semenjak menantu sakit, tidak
ada yang mengurus lansia,Tetapi keluarga tidak mengizinkan lansia diurus oleh orang lain.

Apakah intervensi keperawatan utama pada kasus tersebut?

A. Menyarankan membawa lansia ke rumah sakit


B. Menyarankan mencari pengasuh bagi lansia
C. Memberikan perawatan langsung
D. Membawa lansia ke panti wreda
E. Melaporkan ke dinas terkait

Pembahasan;

Pada kasus tersebut terdapat tanda-tanda deficit perawatan diri (klien tampak kotor, tidak
pernah mandi sejak setahun, kuku tangan dan kaki panjang). Yang perlu diperhatikan pada
kasusu adalah tidak ada keluarga yang mengurus lansia dan keluarga tidak mengizinkan lansia
diurus oleh orang lain. Dari kasus terbukti adanya pengabaian fisik pada lansia. Sehingga
perawat harus melaporkan ke dinas terkait.

Jawaban E.

9. Perawat mengunjungi rumah seorang lansia (68 tahun) yang mengeluh sering nyeri persendian
kaki. Hasil pengkajian: klien berjalan dengan tongkat, tapi masih mampu melakukan aktivitas
secara mandiri seperti makan, BAK, dan mandi dan berpakaian. Klien tinggal bersama anak dan
cucunya. Apakah pengkajian yang sedang dilakukan oleh perawat?

A. Indeks KATz
B. Morse Fall Scale
C. Geriatric Depression Scale
D. Mini Mental State Examination
E. Pittsburgh Sleep Quality Index

Pembahasan;

Data Fokus;

- Klien berjalan menggunakan tongkat

- Klien masih mampu melakukan aktivitas secara mandiri seperti BAK, mandi, dan berpakaian

Sesuai data pada kasus, perawat sedang melakukan pengkajian kemandirian lansia dalam
melakukan aktivitas dasar yaitu Indeks KATz. Indeks KATz yaitu pengkajian kemandirian pada
lansia yang menilai atau mengukur kemampuan fungsional lansia di lingkungan klinis dan rumah
meliputi mandi, berpakaian, toileting, berpindah tempat, kontinen dan makan.

Geriatric Depression scale (kurang tepat) karena yang dimaksud dengan GDS adalah pengkajian
yang dilakukan untuk mengukur tingkat depresi pada lansia.

Morse Fall Scale (kurang tepat) karena yang dimaksud dengan morse fall scale adalah pengkajian
yang digunakan untuk mengidentifikasi klien yang beresiko jatuh.

Mini mental scale examination (tidak tepat) karena yang dimaksud dengan mini mental scale
examination adalah tes singkat untuk menilai fungsi kognitif pada lansia, terutama pada lansia
yang mengalami penurunan fungsi kognitif, kemampuan berfikir, dan kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.

Pittsburgh sleep quality indeks (kurang tepat) karena yang dimaksud dengan PSQI adalah
pengkajian yang dilakukan untuk mengetahui kualitas tidur seseorang dalam jangka waktu 1
bulan secara subjektif.

Jawaban; A (Indeks KATz)

10. Seorang perempuan (65 tahun) dirawat di bangsal geriatric dengan Diabetes mellitus. Saat
pengkajian klien mengeluh badan terasa lemah dan sering merasa haus. Semua aktifitas klien
dibantu oleh anggota keluarga. Apa kategori klien dalam indeks KATz?

A. D
B. E
C. F
D. G
E. H
Pembahasan;

Indeks KATz adalah pengkajian yang mengukur kemampuan fungsional lansia yang meliputi 6
aktifitas dasar, yaitu mandi, berpakaian, toileting, berpindah tempat, kontinen, dan makan.

Dari kemampuan melaksanakan 6 aktifitas tersebut dapat menjadi 7 tahapan sebagai berikut;

Indeks KATz A (mandiri untuk 6 aktifitas)

Indeks KATz B (mandiri untuk 5 aktifitas)

Indeks KATz C (mandiri kecuali mandi dan 1 fungsi lain)

Indeks KATz D (mandiri kecuali mandi, berpakaian, dan 1 fungsi lain)

Indeks KATz E (mandiri kecuali mandi, berpakaian, toileting dan 1 fungsi lain)

Indeks KATz F (mandiri kecuali mandi, berpakaian, toileting, berpindah tempat dan 1 fungsi lain)

Indeks KATz G (tergantung pada orang lain untuk 6 aktifitas).

Pada kasus diatas didapatkan data bahwa semua aktifitas klien dibantu oleh anggota keluarga,
sehingga kategori klien dalam indeks KATz G

Jawaban; d. G

11. Seorang lansia (70 tahun) dirawat di bangsal geriatric dengan stroke. Hasil pengkajian; kaki kiri
klien sulit digerakkan, kekuatan otot 2. Kemudian perawat melakukan latihan ROM pasif pada
kaki kiri klien. Apa prinsip etik yang diterapkan oleh perawat?

A. Autonomy
B. Beneficience
C. Justice
D. Veracity
E. Fidelity

Pembahasan;

Beneficience (berbuat baik) yaitu melakukan sesuatu yang baik untuk pasien dan keluarga. Pada
kasus melakukan latihan ROM pasif merupakan prinsip beneficience, karena dilakukan untuk
kebaikan klien agar masalah pada kaki kiri klien dapat diperbaiki.
Data focus;

Klien mengeluh kaki kiri sulit digerakkan, kekuatan otot 2

Perawat melakukan latihan ROM pasif pada kaki kiri klien

Autonomy (kurang tepat) karena prinsip ini lebih menekankan pada menghargai hak-hak klien
dalam membuat keputusan tentang tindakan perawatannya.

Justice (kurang tepat) karena prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan yang
sebenarnya dan tidak membohongi klien

Veracity (kurang tepat) karena prinsip ini lebih menekankan bahwa perawat harus mengatakan
yang sebenarnya dan tidak membohongi klien

Fidelity (kurang tepat) karena prinsip ini lebih menekankan pada kesetiaan perawat pada
komitmennya terhadap pasien, seperti menepati janji.

Jawaban; B. Beneficience

12. Seorang perempuan (65 tahun) datang ke poliklinik RS dengan keluhan sering mengompol
padahal tidak ada keinginan untuk BAK dan terjadi setiap 4 jam. Klien mengatakan sering minum
kopi. Apa masalah keperawatan yang tepat?

A. Gangguan eliminasi urine


B. Inkontinensia urin berlebih
C. Inkontinensia urin reflex
D. Inkontinensia urin stress
E. Inkontinensia urin urgensi

Pembahasan;

Data focus;

Klien mengeluh sering mengompol padahal tidak ada keinginan untuk BAK

Klien mengatakan mengompol setiap 4 jam

Sesuai data kasus diatas, klien mengalami gangguan pola eleminasi yang sulit dikontrol atau
dikendalikan sehingga masalah keperawatan yang tepat yaitu inkontinensia urine reflex.

Inkontinensia urine reflex adalah pengeluaran urine yang tidak terkendali pada saat volime
kandung kemih tertentu tercapai (SDKI, 2016).
Gangguan eliminasi urine (kurang tepat) karena masalah yang terjadi sudah spesifik pada
inkontinensia urine

Inkontinensia urine berlebih (kurang tepat) karena yang dimaksud dengan inkontinensia urine
berlebih adalah keluarnya urine secara tidak sadar berhubungan dengan distensi yang berlebih
pada kandung kemih

Inkontinensia urine stress (kurang tepat) karena ini di maksudkan untuk pengeluaran urine
secara tiba-tiba dengan aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan intra- abdomen
seperti batuk, bersin, atau saat bekerja berat

Inkontinensia urine urgensi (tidak tepat) karena yang dimaksud hal ini adalah keluarnya urine
secara tidak sadar yang terjadi segera setelah adanya rangsangan kuat untuk berkemih.
Sederhananya saat ada rangsangan berkemih, klien ngompol tanda ada kemampuan untuk
menahannya.

Jawaban ; C. Inkontinensia urin reflex

13. Seorang perempuan (68 tahun) tinggal di panti wreda sejak 4 hari lalu. Hasil pengkajian; klien
mengeluh lemah, daerah bokong terasa panas dan nyeri. Bokong dan scapula tampak
kemerahan. TD 150/110 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 20x/menit dan suhu 36,8˚C. klien
mengatakan di panti hanya berbaring di tempat tidur.

Apa tindakan yang tepat dilakukan pada kasusu tersebut?

A. Melakukan relaksasi nafas dalam


B. Melakukan massage
C. Melakukan ROM
D. Mobilisasi setiap 2 jam
E. Memberikan kompres hangat

Pembahasan;

Data Fokus

- Klien mengeluh daerah bokong terasa panas


- Tampak kemerahan pada daerah bokong dan scapula
- Klien tampak lemah, TD 150/110 mmHg, nadi 84x/I, dan suhu 36,8˚C
- Klien mengatakan hanya berbaring di tempat tidur

Masalah keperawatan; gangguan integritas kulit b.d penekanan kulit pada daerah penonjolan
tulang, minim aktivitas b.d daerah bokong terasa panas, kemerahan pada bokong dan scapula.
Maka tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah klien saat ini yaitu dengan melakukan
mobilisasi tiap 2 jam untuk melancarkan aliran darah dan mencegah perluasan luka tekan grade
1 di tubuh (ulkus decubitus) karena kondisi bedrest pada klien.

Opsi Melakukan relaksasi nafas dalam (kurang tepat) karena ini bisa saja kita berikan untuk
mengatasi masalah nyeri dan untuk menenangkan klien, tapi belum mengatasi masalah utama
yang dialami saat ini.

Opsi Melakukan massage (tidak tepat) karena ini bisa saja kita berikan untuk mengatasi masalah
klien tapi belum mengatasi masalah utama yang dialami saat ini

Opsi melakukan ROM (tidak tepat) karena ini dilakukan untuk mengatasi masalah pergerakan
persendian pada ekstremitas untuk meningkatkan masa otot dan tonus otot ekstremitas.

Opsi memberikan kompres hangat (tidak tepat) karena ini bisa saja kita berikan untuk mengatasi
masalah nyeri sendi tapi belum mengatasi masalah utama yang dialami saat ini.

Jawaban ; D. mobilisasi setiap 2 jam

14. Seorang lansia (63 tahun) datang ke puskesmas, mengeluh sering pusing dan mengantuk sejak 1
minggu lalu, mudah berkeringat dan sering lapar. Klien memiliki riwayat DM sejak 5 tahun lalu
namun sudah 6 bulan tidak control. Klien jarang berolahraga. Hasil pemeriksaan; GDS 62 mg/dl.

Apa masalah keperawatan yang tepat?

A. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah


B. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
C. Intoleransi aktivitas
D. Deficit nutrisi
E. Inkontinensia urine

Pembahasan;

Data Fokus

Klien mengeluh sering merasa pusing dan mnegantuk sejak 1 minggu lalu

Klien mengeluh mudah berkeringat dan sering merasa lapar

Klien jarang berolahraga

GDS 62 mg/dl (hipoglikemia)


Sesuai data pada kasus, klien mengalami penurunan jadar glukosa darah sehingga masalah
keperawatan yang tepat adalah ketidakstabilan kadar glukosa darah.

Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang
normal. Ditandai dengan data mudah pusing, mengantuk, sering merasa haus dan lapar, dan
mudah berkeringat (SDKI, 2016).

Opsi resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (tidak tepat) karena pada kasus terdapat data
kadar glukosa darah yang abnormal yaitu diatas normal (hiperglikemia). Hal ini menunjukkan
terjadinya masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah secara actual.

Opsi intoleransi aktivitas (kurang tepat) karena pada kasus klien tidak mengalami masalah pada
system kardiopulmonal dan tidak ada data yang menunjukkan perubahan vital sign selama dan
setelah melakukan aktivitas.

Opsi deficit nutrisi (kurang tepat) karena merupakan asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolism yang didukung dengan berat badan menurun minimal 10%
dibawah rentang ideal.

Opsi inkontinensia urine (kurang tepat) karena tidak ada data yang menunjukkan adanya
pengeluaran yang tidak disadari atau sulit dikendalikan.

Jawaban ; B. Ketidakstabilan kadar glukosa darah

15. Seorang lansia (68 tahun) dirawat di bangsal geriatric dengan stroke hemoragik. Saat
pengkajian, klien mengeluh susah menggerakkan kaki kirinya, kekuatan otot 2, terdapat
pembengkakan dan nyeri pada persendian kaki, klien nampak lemah.

Apa masalah keperawatan pada klien?

A. Gangguanmobilitas fisik
B. Ansietas
C. Nyeri akut
D. Nyeri kronik
E. Intoleransi aktivitas

Pembahasan;

Data Fokus

Klien mengeluh susah menggerakkan kaki kirinya


Kekuatan otot 2

Terdapat pembengkakan dan nyeri pada persendian kaki

Klien nampak lemah

Masalah keperawatan utama yaitu gangguan mobilitas fisik dibuktikan dengan sulit
menggerakkan ektremitas, kekuatan otot menurun, dan nyeri saat berganti posisi.

Opsi ansietas (tidak tepat) karena tidak ada gejala mayor ansietas pada klien. Data tampak takut
merupakan data minor, sehingga diagnosis ini tidak tepat dijadikan sebagai masalah
keperawatan utama

Opsi nyeri akut (kurang tepat) karena nyeri yang dialami pasien hanya pada saat berganti posisi,
tidak ditemukannya adanya tanda dan gejala nyeri seperti skala nyeri dan respon klien terhadap
sensasi nyeri yang dirasakannya, sehingga diagnosis ini kurang tepat sebagai masalah
keperawatan utama.

Opsi nyeri kronik (kurang tepat) karena nyeri yang dialami pasien hanya pada saat berganti
posisi, tidak ditemukannya adanya tanda dan gejala nyeri seperti skala nyeri dan respon klien
terhadap sensasi nyeri yang dirasakannya, sehingga diagnosi ini kurang tepat sebagai masalah
keperawatan utama.

Opsi intoleransi aktivitas (tidak tepat) karena pada kasus klien tidak mengalami masalah pada
system kardiopulmonal dan tidak ada data yang menunjukkan perubahan vital sign selama dan
setelah melakukan aktivitas

Jawaban ; A. gangguan mobilitas fisik.

Anda mungkin juga menyukai