OMFALOKEL
I. DEFINISI
Omfalokel adalah penonjolan isi abdomen melalui dinding abdomen pada
titik sambungan korda umbilicus dan abdomen
(Prillitteri.2002. Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak Hal. 520)
Omfalokel adalah kelainan yang berupa protusi (sembuhan) isi ronnga perut
keluar di sekitar umbilicus,benjolan dan dibungkus dalam suatu
kantong.
(Markum,AH.1991.Ilmu Kesehatan Anak hal. 245-246)
Omfalokel adalah hernisi/benjolan isi rongga perut ke dalam dsar tali pusat.
(Behrman,Ricard E.19998.Ilmu Kesehatan Anak. hal. 659)
II. ETIOLOGI
Menurut Rosa M. Scharin (2004), etiologi pasti dari omphalocele belum
diketahui. Beberapa teori telah dipostulatkan, seperti :
1. Kegagalan kembalinya usus ke dalam abdomen dalam 10-12 minggu
yaitu kegagalan lipatan mesodermal bagian lateral untuk berpindah ke
bagian tengah dan menetapnya the body stalk selama gestasi 12 minggu.
2. Faktor resiko tinggi yang berhubungan dengan omphalokel adalah resiko
tinggi kehamilan seperti :
a. Infeksi dan penyakit pada ibu
b. Penggunaan obat-obatan berbahaya, merokok,
c. Kelainan genetik
d. Defesiensi asam folat
e. Hipoksia
f. Salisil dapat menyebabkan defek pada dinding abdomen.
g. Asupan gizi yang tak seimbang
h. Unsur polutan logam berat dan radioaktif yang masuk ke dalam tubuh
ibu hamil.
III. MANIFESTASI KLINIS
Menurut A.H. Markum (1991), manifestasi dari omphalokel adalah :
1. Organ visera / internal abdomen keluar
2. Penonjolan pada isi usus
3. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound
IV. PATOFISIOLOGI
Kelainan bawaan
Korda terobek
3. Paska Bedah
a. Perawatan paska bedah neonatus rutin
b. Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan
c. Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrik
d. Pemberian antibiotika
e. Terapi intravena diberikan untuk perbaikan cairan
Pada sekitar 7-12 hari setelah pembedahan, anak akan kembali lagi
mengalami pembedahan untuk menjalani perbaikan cacat. Namun ini
tergantung dari kondisi si bayi (lemah atau tidak).
VI. KOMPLIKASI
Menurut Marshall Klaus, 1998, komplikasi dari omphalokel adalah :
1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada
permukaan yang telanjang.Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu
balans cairan dan nutrisi yang adekuat misalnya dengan nutrisi parenteral.
2. D
3. apat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan ventilator
yang lama
4. Nekrosis
5. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan
lain yang memperburuk prognosis.
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP). Diagnosis prenatal
defek pada dinding abdomen dapat dideteksi dengan peningkatan MSAFP.
MSAFP dapat juga meninggi pada spinabifida yang disertai dengan
peningkatan asetilkolinesterase dan pseudokolinesterase.
2. Pemeriksaan Radiologi
3. Fetal smografi : dapat menggambarkan kelainan genetic
4. Echocardiografy : untuk mengidentifikasi kelainan jantung
DX III :
1. BHSP
R/ membina hubungan yang kooperatif
2. Beri penyuluhan tentang perawatan mandiri
R/ untuk meningkatkan tingkat penyembuhan
3. Beri dorongan keluarga pasien
R/ mengurangi rasa cemas dan takut
4. Beri motivasi kepada keluarga bahwa penyakit bisa di sembuhkan
R/ meningkatkan rasa percaya diri keluarga
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
PENGKAJIAN
Data Fokus Pengkajian
Fokus Pengkajian menurut Dongoes, M.F (1999):
1. Mengkaji Kondisi Abdomen
a. Kaji area sekitar dinding abdomen yang terbuka
b. Kaji letak defek, umumnya berada di sebelah kanan umbilicus
c. Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi/iritasi
d. Nyeri abdomen, mungkin terlokalisasi atau menyebar, akut/ironis sering
disebabkan oleh inflamasi, obstruksi
e. Distensi abdomen, kontur menonjol dari abdomen yang mungkin disebabkan
oleh pelambatan penyosongan lambung, akumulasi gas/feses,
inflamasi/obstruksi.
3. Kaji Sirkulasi
a. Kaji adanya sianosis perifer
Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar
yanghanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh
kulit(copyright© www.medicastore.com, 2004).
Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui. Pada 25 - 40% bayi yang menderita omfalokel,
kelainanini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan masalah genetic
atau abnormalitas kromosom.
Factor kehamilan seperti penyakit maternal dan infeksi, penggunaan obat
(antibioticoxytetracycline), merokok, factor tersebut dikonstribusikan dengan
insufisiensiplasenta dan kelahiaran dengan usia kehamilan rendah (small gestation
age) atau bayipremature.
Selain itu bisa juga karena hypoxia (penurunan suplai oksigen ke jaringan)dan
kandungan lemah.(Copy right@ www.medicastore.com, 2004).
Bentuk kerusakan dinding abdomen pada bayi mengakibatkan terganggunya
padapembentukan organ selama periode embrio.
Berikut ini beberapa teori pada etiologiomphalocel :
1.Keadaan sederhana yang mengikuti bentuk tubuh secara terus menerus.
2.Kegagalan isi perut untuk kembali ke abdomen.
3.Kegagalan lipatan tubuh bagian lateral yang sempurna untuk berpindah dan
dindingtubuh yang menutup.
4.Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara
normal.(http://patient.update.com/lisense.asp, 2006)
C.Manifestasi klinis
Omphalocel dapat dilihat dengan jelas, karena isi abdomen menonjol atau
keluarmelewati area perut yang tertekan.
Berikut ini perbedaan ukuran omphalokel, yaitu :Omphalocel kecil hanya usus yang keluar
atau menonjol, sedangkan omphalocel besar : usus, hati atau limpa yang mungkin bisa
keluar dari tubuh yang sehat.(Townsend CM, 2004 & Ledbetter DJ, 2006, in
http://www.google.com)
Omphalocel memperlihatkan sedikit pembesaran pada dasar tali pusat atau
kantongmembrane yang menonjol pada umbilicus. Kantong tersebut berukuran dari
kecilsampai berukuran raksasa dan mengenai hati, limfe dan tonjolan besar pada
bowel (isiperut). Tali pusat biasanya diimsersi ke dalam kantong jika kantong
rupture pada pernafasan, maka operasi biasanya dilakukan penundaan sampai
beberapa bulan
b.Keperawatan
Masalah keperawatan yang dapat terjadi adalah resiko infeksi, sebelum dilakukan
operasi bila kantong belum pecah dapat dioleskan merkurokromsetiap hari untuk
mencegah infeksi.
Operasi ditunda sampai beberapa bulanatau menunggu terjadinya penebalan selaput
yang menutupi kantong tersebut.Setelah diolesi merkurokrom dapat ditutupi dengan
kasa steril kemudiandiatasnya ditutupi lagi dengan kapas agak tebal baru dapat
dipasangkan gurita.
Pada Ompohalocel diperbaiki dengan pembedahan, meskipun tidak selalu.Sebuah
kantong melindungi isi abdomen dan waktu yang tepat untuk masalahberat yang lain
(seperti gangguan hati) harus diberi lebih dulu, jika diperlukan.Untuk memfiksasi
omphalocel, kantung tersebut dibalut dengan benda buatanpsesial , dimana kemudian
dijahit ditempat tersebut. Secara perlahan, lama-lama isi abdomen (Usus yang
keluar) ditekan ke dalam abdomen.
Ketika omphalocel telah nyaman dalam rongga abdomen, maka benda buatan
tersebut dikeluarkan dan abdomen kemudian ditutup.(Townsend CM, 2004 &
Ledbetter DJ, 2006, in http://www.google.com)
2.Kuatkan efek dari analgesik dengan memberitahukan bahwa anak akan merasa
lebih baik.
3.Berikan obat mulai dengan dosis yang dianjurkan sesuai dengan BB,contoh obat :
a) Obat - obat anti inflamasi nonsteroid : asetaminofen dengan 10- 20 mg/kg per
dosis setiap 4 -6 jam, tidak boleh lebih dari 5dosis dalam 24 jam.
b) Opioid pilihan untuk nyeri sedang sampai berat (dosis awalanak dengan BB < 50kg)
contohnya :Morfin : oral 0,2 – 0,4 mg/kg tiap 3 – 4 jam. Parenteral 0,1 – 0,2mg/kg. IM
3 – 4 jam 0,02 – 0,1 mg/kg dan IV bolus 2 jam.
Fentanil : oral 5 – 15 mg/kg. Parenteral 0,5 – 2,5 mg/kg dan IV bolus setiap 0,5 jam.
Kodein: oral 1 mg/kg tiap 3 – 4 jam. Parenteral tidak dianjurkan.
F.Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita Omphalocel, yaitu :
a.Infeksi usus
b.Kematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atautrauma
oleh karena usus yang tidak dilindungi.(Townsend CM, 2004 & Ledbetter DJ, 2006,
in http://www.google.com)
c.Pada omphalocel mempunyai resiko sebagai berikut :
1.Pemberian anestesi :
a)Bereaksi dengan pengobatan atau obat anestesi
b)Masalah pernafasan atau gangguan pola nafas, karena dapatmenyebabkan
menurunnya kerja organ pernafasan.
c)Perdarahan
d)Resiko infeksi terhadap luka atau kurangnya perawatan(strerilisasi)
e)Luka pada organ
f)Kesulitan bernafas (mungkin terjadi akibat pertambahantekanan pada abdomen,
ketika omphalocel ditutup.
g)Peritonitis (radang pada selaput lambung)
h)Kelumpuhan sementara pada usus halus