Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar.Belakang

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas batas normal.

Hipertensi jika tekanan sistolik diatas ≥140 mmHg dan tekanan diastolik

diatas ≥90 mmHg (Aspiani, 2016). Hipertensi dapat menyerang siapa saja,

baik pada usia muda maupun pada usia tua.

Hipertensi tidak memiliki gejala yang terlihat dari luar dan akan

menyebabkan penyakit seperti jantung, ginjal, otak bahkan kematian

(Maulidina, 2019). Kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular

sangat banyak di Indonesia terutama pada penyakit hipertensi, oleh karna itu

kita harus mengontrol tekanan darah jika kita memiliki riwayat penyakit

hipertensi didalam tubuh (Paruntu et al., 2014).

Menurut Word Health Organization (WHO) tahun 2019 sekitar 972

juta jiwa dari setiap tahunya di dunia sebesar 26,4%. Pada tahun 2021

diperkirakan 1,28 miliar orang di dunia mengalami hipertensi dan hampir

setengahnya tidak menyadari jika mereka mengalami hipertensi. Penderita

hipertensi akan meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia tahun

2018, hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang cukup

tinggi yaitu 34,1%. Angka tersebut cukup meningkat dibandingkan hasil

Riskesdas tahun 2013 sebesar 25,8%. Hipertensi merupakan kasus yang

1
2

paling banyak dijumpai di rumah sakit yang ada di indonesia (Riskesdas,

2018).

Berdasarkan data dinas kesehatan kabupaten Kampar pada tahun 2022

menunjukan bahwa hipertensi menduduki urutan ketiga di kabupaten Kampar

yaitu 10.853 kasus. Kasus terbanyak ditemukan dikecamatan tambang yaitu

19.250 kasus. Berdasarkan hasil survey pada tahun 2022 yang dilakukan oleh

mahasiswa profesi ners universitas pahlawan tuanku tambusai di desa

simpang kubu kecamatan Kampar, hipertensi menjadi penyakit tertinggi

pertama dengan jumlah kasus sebanyak 236 kasus.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada saat pengkajian

pada Ny.W didapatkan data bahwasannya pasien sudah menderita hipertensi

sejak 5 tahun terakhir saat ini pasien sudah berusia 43 tahun. Keluhan yang

diderita oleh pasien saat ini seperti nyeri pada tengkuk kuduk, emosi yang

tidak bisa dikontrol dan kesulitan tidur. Selama ini Ny.W hanya

mengkonsumsi obat-obattan yang didapatkan dari puskesmas dan klinik

terdekat.

Keluarga merupakan salah satu faktor pendukung dalam memecahkan

masalah kesehatan dan kualitas hidup anggota keluarganya. Keluarga harus

mengenal apa itu penyakit hipertensi, dan memberikan perawatan terhadap

anggota keluarga yang menderita supaya masalah kesehatan teratasi

(Oktiawati dkk, 2022). Pengobatan pada hipertensi bisa secaramfarmakologis

dan nonfarmakologis. Pengobatan secara nonfarmakologis untuk hipertensi


3

antara lain : akupuntur, rebusan, yoga, jus, musik, meditasi dan relaksasi,

aromaterapi (Mathematics, 2020).

Kualitas tidur sendiri merupakan sebuah ukuran dimana seseorang

dapat memulai tidur dan mempertahankan tidur yang digambarkan dengan

lama waktu tidur, dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun

setelah terbangun dari tidur. Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur

untuk memulihkan kembali kesehatannya. Kesempatan untuk istirahat dan

tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan, aktivitas, maupun kebutuhan

dasar lainnya (Tarwoto & Wartonah, 2015). Mengingat kebutuhan tidur bagi

penderita hipertensi sangatlah penting, maka diperlukan adanya upaya yang

tepat untuk mengatasinya. Diantara terapi yang dapat digunakan untuk

memperbaiki kualitas tidur adalah menggunakan aromaterapi berupa minyak

esensial seperti bunga lavender yang memiliki sifat sedative atau hipnotis dan

telah banyak digunakan sebagai terapi bagi individu yang mengalami kualitas

tidur buruk seperti pada penderita hipertensi (Mathematics, 2020)

Aroma terapi lavender sanngatlah muda dilakukan kapan pun.

Melakukan terapi ini selama 7 hari dengan teratur mampu membantu pasien

hipertensi untuk memperbaiki kualitas tidur yang terganggu, efek pemberian

aroma terapi sendiri dapat menimbulkan rasa tenang sehingga meransang

daerah di otak yang disebut nucleus rafe untuk mengeluarkan sekresi serotin

yang mengahantarkan kita untuk tidur (setyoadi, 2021).


4

Berdasarkan pemaparan fenomena diatas dan terdapat beberapa

penelitian terkait maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “asuhan keperawantan keluarga Tn.M khususnya pada Ny.W

dengan pemberian aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur

pederita hipertensi di Desa Simpang Kubu Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Air Tiris Tahun 2023”

B. Rumusan..Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “apakah pemberian aroma terapi lavender

berpengaruh pada kulitas tidur pada penderita hipertensi di Desa

Simpang Kubu?”

C. Tujuan Masalah

1. Tujuan.Umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan memberikan aroma

terapi lavender terhadap kualitas tidur pada penderita hipertensi khususnya

Ny. W

2. Tujuan.Khusus

a. Memaparkan hasil pengkajian keperwatan keluarga Tn.M

b. Memaparkan hasil analisa data pada asuhan keperawatan keluarga

Tn.M

c. Memaparkan hasil intervensi pada asuhan keperawatan keluarga Tn.M

khususnya pemberian aroma terapi lavender


5

d. Memaparkan hasil implementasi pada asuhan keperawatan keluarga

Tn.M khususnya pemberian aroma terapi lavender

e. Memaparkan hasil evaluasi pada asuhan keperawatan keluarga Tn.M

khususnya pemeberian aroma terapi lavender

f. Memeparkan hasil analisis dari pemberian aroma terapi lavender

(sebelum dan sesudah tindakan) pada Ny.W dengan hipertensi.

D. Manfaat..Penelitian

1. Aspek Teoritis (keilmuan)

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadikan bahan masukan bagi

penulis untuk menambah wawasan diri dan masyarakat serta puskesmas

dengan memberikan gambaran untuk pelayanan asuhan keperawatan

keluarga dengan kasus hipertensi.

2. Aspek Praktis (kegunaan)

Diharapkan menjadi tolak ukur dalam upayah pengendalian anggota

keluarga yang mengalami hipertensi dan penderitanya itu sendiri agar

hipertensinya terkontrol

E. Keaslian Penulisan

Penulis karya ilmiah ners ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan

oleh:

a. Dian Sari, Devid Leonard pada tahun 2018 dengan judul “ pengaruh

aroma terapi lavender terhadap kualitas tidur lansia di wisma cinta

kasih”
6

b. Devi Oktaviasari, Dessy Hermawan pada tahun 2021 dengan judul

“efektivitas aromaterapi lavender terhadap kulitas tidur penderita

hipertensi di wilayah kerja puskesmas metro pusat”

c. Ardila Putri Maharani pada tahun 2021 dengan judul “ aroma terapi

lavender untuk mengatasi insomnia pada remaja”


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stase Of Art
Stase of The Art merupakan kumpulan yang digunakan untuk sebagai
referensi dalam penelitian ini. Stase of The Art turut memberikan
penjabaran mengenai perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian
yang akan dilakukan. Berikut ini adalah Stase of The Art yang akan
dijabarkan dalam bentuk tabel/matriks.

Tabel 2.1 Tabel Stase of The Art

 No Deskripsi jurnal Pembahasan


 1. Pengaruh aroma terapi lavender  Hasil Penelitian:
terhadap kualitas tidur lansia di Pemberian aromaterapi lavender yang
wisma cinta kasih di padang berupa minyak esensial kepada lansia
berusia 60-69 tahun dilakukan selama 7
Tahun: hari dengan durasi 2 kali 1 hari selama
2018 30 menit. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan lansia yang mengalami
Peneliti: kualitas tidur buruk sebagian besar
Dian Sari berjenis kelamin perempuan. Sebelum
Devid Leonard diberikan aromaterapi lavender
didapatkan 99% yang mengalami
Metode Peneltian: kualitas tidur buruk. Untuk itu dapat
Quasi Eksperimen dengan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
rancangan one grup pretest- aromaterapi lavender terhadap kualitas
posttest. tidur lansia di wisma cinta kasih.

Jurnal:
Jurnal Endurance 3(1) Alasan Menjadi Tinjauan Peneliti :
Jurnal tersebut dapat memperkuat
penelitian ini dikarenakan dapat
memberikan referensi mengenai seberapa
pengaruhnya pemberian aroma terpai
lavender tersebut terhadap kualitas tidur
pada penderita hipertensi.

Keterkaitan Dengan Penelitian :


Keterkaitan penelitian yang dilakukan
Dian Sari ini adalah sama- sma meneliti
aromaterapi lavender terhadap kulitas
tidur, menggunakan responden lansia
dengan metode pemberian 2x 1 hari
selama 1 minggu. Semetara peneliti
mengkaitkan aromaterapi terhadap
8

kulitas tidur pada penderita hipertensi


pada usia pra lansia dengan pemberian
2x 1 hari dengan durasi 2 menit selama 3
hari.

 2.  Efektifitas aromaterapi  Hasil Penelitian :


lavender terhadap kualitas tidur Berdasarkan hasil penelitian tersebut
penderita hipertensi di wilayah dapat disimpulkan bahwa aromaterapi
metro pusat lavender dapat mengatasi kualitas tidur
pada penderita hipertensi. Penelitian
Tahun : dilakukan pada 16 orang dengan
2021 menggunakan alat ukur kuesioner (PSQI)
The Pitsburgh Sleep Quality Index,
Peneliti : dengan durasi pemberian aromaterapi
Devi Oktaviasari selama 7 hari dengan waktu selama 10
Dessy Hermawan menit, pada hasil uji paried sample t-tes
didapatkan p-value 0,0000 (p<α0,05)
Metode Penelitian : artinya terdapat perbedaan bermakna
Jenis penelitian kuantitatif, antara skor kualitas tidut sebelum dan
dengan pendekatan pre sesudah perlakukan atau dengan kata lain
experiment designs. Rancangan terdapat pengaruh aromaterapi lavender
penelitian ini mengguanakan terhadap kulitas tidur penderita
studi one group pretest posttest. hipertensi.

Jurnal : Alasan Menjadi Tinjauan Peneliti :


TMI JOURNAL OF topical Jurnal tersebut dapat memperkuat
Medicine Issues penelitian ini dikarenakan dapat
memberikan referensi mengenai
efektivitas aromaterapi lavender terhadap
kualitas lidur penderita hipertensi.

Keterkaitan Dengan Penelitian :


Keterkaitan peneliti dengan peneltian
Devi Oktaviasari adalah sama- sama
meneliti aromaterapi lavender terhadap
kulitas tidur penderita hipertensi,
penelitian terkait menggunakan metode
ekperimen menggunakan alat ukur
kuesioner PSQI, dan pengambilan
sample menggunkan total sampel
Semetara peneliti mengkaitkan
aromaterapi terhadap kulitas tidur pada
penderita hipertensi pada usia pra lansia
dengan pemberian 2x 1 hari dengan
durasi 2 menit selama 3 hari.
 3.  Pengaruh pemberian  Hasil Penelitian:
aromaterapi lavender pada Dilakukan pada 3 pasien penderita
penderita hipertensi dengan hipertensi dalam waktu 3 hari dan
ganguan rasa nyaman didapatkan hasil tekanan darah
sebelumnya yang tinggi menurun dan
Tahun : skala nyeri yang dari 5 menjadi 1 maka
9

2022 dari itu dapat disimpulkan bahwa


pengaruh pemberian aromatetapi
Peneliti: lavender pada penderita hipertensi
Indra febriani, faiza yuniati, sri dengan gangguan rasa nyaman ada.
martini, jawiyah, peni ana sari
Alasan Menjadi Tinjauan Peneliti :
Jurnal tersebut dapat memperkuat
Metode Penelitian : penelitian ini dikarenakan dapat
Studi kasus ini menggunakan memberikan referensi mengenai
desain deskriptif dengan pengaruh pemberian aromaterapi
pendekatanproses keperawatan lavender pada penderita hipertensi
dengan rasa nyaman
Jurnal:
Jurnal Ilmiah Universitas Keterkaitan Dengan Penelitian :
Batanghari Jambi Keterkaitan peneliti dengan penelitian
yang dilakukan oleh Indra adalah sama-
sama meneliti aromaterapi lavender
pada penderita hipertensi namun
penelitian ini mengkaitkan dengan
gangguan rasa nyaman dengan 3 pasien
yang berbeda dalam waktu 3 hari dan
lebih meneliti tentang tingkat nyeri yang
dirasa oleh penderita hipertensi.
Semetara peneliti mengkaitkan
aromaterapi terhadap kulitas tidur pada
penderita hipertensi pada usia pra lansia
dengan pemberian 2x 1 hari dengan
durasi 2 menit selama 3 hari.
 4. Aromaterapi lavender untuk  Hasil Penelitian:
mengatasi insomnia pada remaja Berdasarkan penelitian kuesioner
responden yang mengalami insomnia
Tahun : ringan sebagian besar menyatakan bahwa
2021 diketahui sebelum diberikan aromaterapi
lavender, masih banyak remaja yang
Peneliti : mengalami insomnia ringan. Responden
Ardilla putri maharani mempunyai masalah kesulitan tidur di
malam hari (61%), untuk pernyataan
Metode Penelitian: tiba-tiba terbangun pada malam hari
Metode yang digunakan dalam (88%). Pernyataam biasa terbangun lebih
penelitian ini adalah literature awal/dini hari res[ponden menjawab
review sebanyak 94% dapat disimpulkan bahwa
aromaterapi lavender tersebut dapat
Jurnal : mempengaruhi insomnia pada remaja
Jurnal Penelitian Perawat
professional Alasan Menjadi Tinjauan Peneliti:
Jurnal berikut dapat memperkuat
penelitian ini dengan memberikan
referensi mengenai seberapa signifikan
aromaterapi lavender untuk mengatasi
insomianpada remaja
10

Keterkaitan Dengan Penelitian :


Keterkaitan peneliti dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ardila adalah
sama-sama meleniti aromaterapi
lavender terhadap kulitas tidur namun
peneliti hanya melakukan penelitian
terhadap tingkat insomnia yang hanya
diderita oleh remaja saja, Semetara
peneliti mengkaitkan aromaterapi
terhadap kulitas tidur pada penderita
hipertensi pada usia pra lansia dengan
pemberian 2x 1 hari dengan durasi 2
menit selama 3 hari.
11

BAB III

GAMBARAN KLINIS

A. Pengkajian

Pada bab ini akan memaparkan bagaimana rangkuman asuhan

keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn.M khususnya pada Ny.W

dengan hipertensi yang dilakukan penerapan aromaterapi lavender untuk

mengatasi kualitas tidur yang dialami oleh klien. Pengkajian ini dilakukan

pada tanggal 29 mei 2023.

Klien berinisial Ny.W berumur 43 tahun pendidikan terakhir SD,

bekerja sebagai asisten rumah tangga, Ny.W bertempat tingal di Dusun 1

panglima khatib desa Simpang Kubu, tipe keluarga Ny.W merupakan kelurga

inti dimana klien memiliki 5 orang anak dan saat ini tinggal bersama suami

dan 2 orang anaknya karena 3 anak lainnya sekolah dan berkerja tinggal

diluar desa. keluarga mayoritas islam komunikasi kelurga dengan lingkungan

setempat sangatlah baik masih terjaga

Pada saat dilakukannya pengkajian Ny keluhan utama yang dirasakan

oleh klien merupakan susah tidur sehingga jam tidur tidak teratur didapatkan hasil

bawha klien tidur hanya 4-5 jam satu hari. Faktor pencentus dikarenakan klien

memiliki gaya hidup yang tidak baik seperti suami klien yang merokok, kurang

berolahraga, dan mengkonsumsi garam dalam jumlah yang banyak. Klien sering

merasa sakit dikepala bagian belakang jika tidurnya terganggu atau kurang tidur,
12

keluhan lainnya yang dirasakan oleh klien adalah nyeri tengkuk kuduk. Pada saat

dilakukan pengkajian nyeri secara komprehensif didapatkan data: P: nyeri dan

pusing semakin terasa pada saat kurang istirahat, Q: terasa seperti tertusuk-tusuk,

R: dibagian belakang kepala, S: skala nyeri 6, T: berlansung hilang timbul. Klien

sudah mencoba meminum obat resep dari dokter namun kerap ali klien tidak

rutin mengkonsumsinya.

Pada pengkajian riwayat terdahulu klien mengatakan sudah menglami

hipertensi 5 tahun yang lalu, Berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital yang

telah dilakukan pada Ny.W didapatkan bahwa tekanan darah: 189/105 mmHg,

Nadi: 92 kali/menit, RR: 21 kali/menit, T: 36,5℃ .

Hasil pemeriksaan fisik Ny. W dengan hipertensi di Desa Simpang Kubu

Tabel 3.1 Pemeriksaan Fisik


Pemerikasan Hasil
Keadaan umum Kesadaran : composmentis
GCS : 15
TD : 189/105 mmHg
P : 21 x/menit
S : 36,50c
N : 92 x/menit
Sirkulasi/cairan Pasien sering merasa pusing, berkeringat dingin
Perkemihan Tidak ada keluhan
Pernapasan dan dada P : 21 x/menit
Pergerakan dada simetris, vesikuler, tidak ada suara
napas tambahan, klien mengeluh sesak napas saat maag
kambuh.
Pencernaan Tidak ada gangguan ,
Muskuloskeletal Tidak ada keluhan apapun
Neurosensori Fungsi pengelihatan : klien mengatakan penglihatan
berkunang- kunang saat penyakit kambuh
Fungsi pendengaran : baik, tidak ada keluhan apapun
Fungsi perasa : baik, tidak ada keluhan apapun
Fungsi perabaan : baik, tidak ada keluhan apapun
Fungsi penciuman : baik, tidak ada keluhan apapun
Kulit Warna kulit sawo matang, tidak ada bekas luka, tidak
ada lesi dan tanda-tanda infeksi.
13

Tidur dan istirahat Kesulitan tidur jam tidur 4-5 jam 1 hari dikarenakan
penyakit yang dideritanya
Mental Klien merasakan perasaan cemas dan takut
Komunikasi dan budaya Komunikasi klien dengan keluarga, tetangga dan
masyarakat baik
Perawatan diri sehari-hari Klien tampak kotor mandi 2x 1 hari rambut kusut,
kukutangan dan kaki hitam, daerah sekitar rumah pasien
juga tampak tidak bersih
Kebersihan diri Tidak ada masalah dengan kebersihan diri.

B. Analisa Data

Tabel 3.2 Analisa Data

Analisa Data Masalah Etiologi


Ds:
- Klien mengatakan seing sulit tidur Ganguan pola Ketidakmampuan
- Kelien sering terbangun tengah malam tidur keluarga mengenal
- Klien mengatakan tidur tidak puas masalah kesehatan
- Klien mengatakan sangat jarang tidur
siang

Do:
- Klien tampak lesu dan lemah
- Tidur hanya 4-5 jam 1 hari
- Tampak mata pasien berkantung dan
memerah
- Didapatkan hasil tanda- tanda vital
Td = 189/105 mmHg
N = 90 x/menit
R = 21 x/menit
S = 36,50c

Ds:
- Klien mengatakan nyeri pada tengkuk Nyeri akut Ketidakmampuan
kuduk keluarga mengenal
- Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk masalah kesehatan
- Penglihatan berkunang-kunang
- Klien mengatakan jika merasakan nyeri
klien hanya berbaring dan istirahat saja
- Durasi nyeri 2-5 menit
14

Do:
- Klien tampak meringis
- Tampak klien memegangi kepala
- Keringat dingin disekujur tubuh
- Skala nyeri 6 (nyeri sedang)
- Td = 189/105 mmHg
- N = 90 x/menit
- Rr = 21 x/menit
S = 36,50c
Sumber: SDKI (PPNI, 2017)

C. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan analisa data yang didapatkan maka diagnose keperawatan yang


muncul yaitu:

1. Ganguan pola tidur pada keluarga Tn. M khususnya pada Ny. W

berhubungan dengan nyeri akut

2. Nyeri akut pada keluarga Tn. M khususnya pada Ny. W

berhubungan dengan hipertensi


15

BAB IV

PELAKSANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN

A. Intervensi Keperwatan

Rencana keperawatan yang peneliti angkat untuk mengatasi masalah

keperawatan pada Ny. W yaity:

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut

Tujuan yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x 24 jam masalah gangguan pola tidur berkurang dengan kriteria hasil

a. Keluhan sulit tidur menurun

b. Keluhan sering terjaga menurun

c. Keluhan tidak puas tidur menurun

Rencana tindakan keperawatan yang akan disususn untuk Ny. W yaitu:

a. Observasi

1) Identifikasi pola aktivitas dan tidur

2) Identifikasi faktor penggangi tidur ( faktor psikologis)

b. Teraupeutik

1) Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur

2) Tetapkan jadwal rutin tidur

c. Edukasi

1) Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur


16

2) Ajarkan relaksasi aromaterapi lavender

2. Nyeri akut berhubungan dengan hipertensi

Tujusn ysng dihsrspksn setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x

24 jam masalah nyeri akut berkurang dengan kriteria hasil:

a. Keluhan nyeri menurun

b. Meringis menurun

c. Skala nyeri munurun nyeri skala ringan 1-3)

d. Kesulitan tidur menurun

e. Frekuensi nadi membaik

f. Tekanan darah membaik

g. Pola tidur membaik

Rencana keperawatan yang akan disususn untuk Ny, W yaitu:

a. Observasi

1) Identifikasi lokasi nyeri, karakteristik,durasi, frekuensi, kualitas ,

itensitas nyeri

2) Identifikasi skala nyeri

3) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan

b. Teraupeutik

1) Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri dengan

memberikan relaksasi aomaterapi lavender

2) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri


17

c. Edukasi

1) Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jumlah relaksasi yang

tersedia ( relaksasi aromaterapi lavender)

2) Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi aromaterapi lavender.

B. Implementasi

1. Hari pertama

Tindakan pada hari pertama dilakukan pada hari senin 05 juni 2023

peneliti mengidentifikasi kualitas tidur yang dialami klien menggunakan

7 komponen pertanyaan yang mendukung terjadinya ganguan tidur,

dengan, klien mengatakan semalam hanya tidur 4 jam, sering terbangun

pada malam hari dan sulit untuk tidur pada siang harinya

Kemudian peneliti melakukan pegkajian nyeri secara komprehensif

didapatkan data P: nyeri dan pusing terasa pada saat melakukan aktivitas

berlebihan Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R: dibagian bekalang kepala

atau tengkuk kuduk, S: skala nyeri 6, T: berlansung secara hilang timbul.

Klien mengatakan sakit dan pusing dialaminya datang pada saat ia banyak

pikiran dan kurang tidur, tampak klien meringis dan memegangi kepala

atau tengkuk kuduk. Selanjutnya melakukan observasi TTV didapatkan

hasil TD: 176/101 mmHg, N: 110x/menit, R: 24x/menit, S: 35,2 ℃ .

Peneliti memberikan informasi tentang terapi nonfarmakologi

relakasasi aromaterapi lavender untuk membantu menurunkan tingkat


18

nyeri dan ganguan pola tidur serta membantu menurukan tekanan darah

pada klien. Setelah menjelaskan mengenai aromaterapi lavender, klien

setujuh untuk dilakukan terapi aromaterapi lavender. Peneliti menjelaskan

prosedur, klien tampak paham dan mengatakan bersedia dan siap untuk

melakukan terapi tersebut. Selanjutnya peneliti mendemonstrasikan teknik

relaksasi dengan aromaterapi lavender dengan cara meneteskan

aromaterapi lavender sebanyak 4-5 tetes ke masker klien dan mengintruksi

klien memakai masker selama 15 menit, klien mengatakan nyaman, klien

tampak rileks dan dapat mengikuti setiap intruksi yang diberikan.

Selang 1 jam kemudian setelah diberikan aromaterapi lavender,

peneliti kembali melakukan pengkajian nyeri komprehensif,

mengidentifikasi kualitas tidur pada klien dan mengobservasi ttv klien,

pada pengkajian tingkat nyeri klien masih merasa nyeri pada kepala dan

tengkunya, klien masih meringis. P: nyeri dan pusing terasa pada saat

melakukan aktivitas berlebihan Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R:

dibagian bekalang kepala atau tengkuk kuduk, S: skala nyeri 6, T:

berlansung secara hilang timbul. Didapatkan data bahwa klien masih

mengatan kepala pusing. Pada saat dilakukan observasi TTV didapatkan

hasil TD: 169/99 mmHg, N: 99x/menit, R: 24x/menit, S: 35,2 ℃ . Peneliti

menganjurkan klien melakukan relaksasi aromaterpi lavender pada saat

sebelum tidur dimalam hari dan mencoba untuk tidur tepat waktu.

2. Hari kedua
19

Hari kedua dilakukan pada hari selasa 06 juni 2023,sama halnya

dengan hari pertama peneliti mengidentifikasi pola tidur, klien

mengatakan semalam bisa tidur tepat waktu mulai dari jam 21.00-02.00

WIB kemudian tertidur lagi jam 03.00- 05.00 dan ketika bangun tidur

klien mengatakan badan terasa sudah terasa sedikit segar.

Kemudian peneliti melakukan pegkajian nyeri secara komprehensif

didapatkan data P: nyeri dan pusing terasa pada saat melakukan aktivitas

berlebihan Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R: dibagian bekalang kepala

atau tengkuk kuduk, S: skala nyeri 6, T: berlansung secara hilang timbul.

Klien mengatakan masih merasakan sakit kepala dan pusing, tampak

meringis. Selanjutnya melakukan observasi TTV didapatkan hasil TD:

167/95 mmHg, N: 97x/menit, R: 24x/menit, S: 35,2 ℃ .

Selanjutnya peneliti mendemonstrasikan kembali teknik relaksasi

dengan aromaterapi lavender dengan cara meneteskan aromaterapi

lavender sebanyak 4-5 tetes ke masker klien dan mengintruksi klien

memakai masker selama 15 menit, klien mengatakan nyaman, klien

tampak rileks dan dapat mengikuti setiap intruksi yang diberikan. peneliti

kembali melakukan pengkajian nyeri komprehensif, mengidentifikasi

kualitas tidur pada klien dan mengobservasi ttv klien, pada pengkajian

tingkat nyeri klien masih merasa nyeri pada kepala dan tengkunya, klien

masih meringis. P: nyeri dan pusing terasa pada saat melakukan aktivitas

berlebihan Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R: dibagian bekalang kepala


20

atau tengkuk kuduk, S: skala nyeri 4, T: berlansung secara hilang timbul.

Didapatkan data bahwa klien masih mengatan kepala nyeri dan pusing.

Pada saat dilakukan observasi TTV didapatkan hasil TD: 167/95 mmHg,

N: 98x/menit, R: 24x/menit, S: 36 ℃ . Peneliti menganjurkan klien

melakukan relaksasi aromaterpi lavender pada saat sebelum tidur dimalam

hari dan mencoba untuk tidur tepat waktu.

3. Hari ketiga

Pada hari ketiga dilakukan pada hari rabu 07 juni 2023, peneliti kembali

mengidentifikasi kualitas tidur, klien mengatakan tidur mulai jam 21.00-

05.00 WIB dan ketika bangun tidur , klien mengatakan badan semakin

terasa segar dan relaks, lien megatakan senang karena tidak ada terbangun

lagi ditengah malam, klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang

tekanan darah sudah mulai menurun dan sudah bisa tidur nyenyak.

Kemudian peneliti melakukan pegkajian nyeri secara komprehensif

didapatkan data P: nyeri yang dirasakan sudah minim Q: terasa seperti

tertusuk-tusuk, R: dibagian bekalang kepala atau tengkuk kuduk, S: skala

nyeri 4, T: berlansung secara hilang timbul. Klien mengatakan nyeri

sudah mulai berkurang, tampak mulai tenang. Selanjutnya melakukan

observasi TTV didapatkan hasil TD: 159/93 mmHg, N: 90x/menit, R:

20x/menit, S: 36 ℃ .

peneliti mendemonstrasikan kembali teknik relaksasi dengan

aromaterapi lavender dengan cara meneteskan aromaterapi lavender


21

sebanyak 4-5 tetes ke masker klien dan mengintruksi klien memakai

masker selama 15 menit, klien mengatakan nyaman, klien tampak rileks

dan dapat mengikuti setiap intruksi yang diberikan. Peneliti kembali

melakukan pengkajian nyeri komprehensif, mengidentifikasi kualitas tidur

pada klien dan mengobservasi ttv klien, pada pengkajian tingkat nyeri

klien mengatakan nyeri sudah banyak berkurang , tampak tenang P: nyeri

sudah banyak berkurang, lien tampak rileks ,Q: terasa seperti tertusuk-

tusuk, R: dibagian bekalang kepala atau tengkuk kuduk, S: skala nyeri 2,

T: berlansung secara hilang timbul. Pada saat dilakukan observasi TTV

didapatkan hasil TD: 148/84 mmHg, N: 88x/menit, R: 20x/menit, S: 36

℃ . Peneliti menganjurkan klien melakukan relaksasi aromaterpi dengan

rutin pada hari-hari berikutnya serta tetap mengonsumsi obat hipertensi

resep dari dokter dengan rutin dengan harapan tekanan darah Ny. W

selalu dalam batas normal.

C. Evaluasi

1. Hari pertama

Hari pertama setelah dilakukannya aromaterapi lavender pada

pengkajian kualitas tidur klien mengatakan masih kurang tidur, pada

pengkajian tingkat nyeri klien merasa nyeri pada kepala dan tengkunya,

klien masih meringis. P: nyeri dan pusing terasa pada saat melakukan

aktivitas berlebihan Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R: dibagian bekalang

kepala atau tengkuk kuduk, S: skala nyeri 6, T: berlansung secara hilang


22

timbul. Didapatkan data bahwa klien masih mengatan kepala pusing. Pada

saat dilakukan observasi TTV didapatkan hasil TD: 169/99 mmHg, N:

99x/menit, R: 24x/menit, S: 35,2 ℃ .

Dapat disimpulkan masalah belum teratasi dan intervensi dilanjutkan

yaitu identifikasi dan kaji nyeri komprehensif, identifikasi pola tidur dan

aktivitas tidur, berikan kembali terapi relaksasi aromaterapi lavender,

anjurkan klien untuk tidut tepat waktu dan melakukan aromaterapi

lavender sebelum tidur.

2. Hari kedua

Hari kedua dilakukannya aromaterapi lavender pada pengkajian

kualitas tidur klien mengatakan semalam bisa tidur tepat waktu mulai dari

jam 21.00-02.00 WIB kemudian tertidur lagi jam 03.00- 05.00 dan ketika

bangun tidur klien mengatakan badan terasa sudah terasa sedikit segar,

pada pengkajian tingkat nyeri klien merasa nyeri pada kepala dan

tengkunya, klien masih meringis. P: nyeri dan pusing terasa pada saat

melakukan aktivitas berlebihan Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R:

dibagian bekalang kepala atau tengkuk kuduk, S: skala nyeri 4, T:

berlansung secara hilang timbul. Didapatkan data bahwa klien masih

mengatan kepala pusing. Pada saat dilakukan observasi TTV didapatkan

hasil TD: 159/95 mmHg, N: 90x/menit, R: 20x/menit, S: 36 ℃ .

Dapat disimpulkan masalah belum teratasi dan intervensi dilanjutkan

yaitu identifikasi dan kaji nyeri komprehensif, identifikasi pola tidur dan
23

aktivitas tidur, berikan kembali terapi relaksasi aromaterapi lavender,

anjurkan klien untuk tidut tepat waktu dan melakukan aromaterapi

lavender sebelum tidur.

3. Hari ketiga

Pada hari ketiga setelah dilakukan aromaterapi lavender pada

pengkajian kualias tidur, klien mengatakan tidur mulai jam 21.00-05.00

WIB dan ketika bangun tidur , klien mengatakan badan semakin terasa

segar dan relaks, lien megatakan senang karena tidak ada terbangun lagi

ditengah malam, klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang tekanan

darah sudah mulai menurun dan sudah bisa tidur nyeyak. pada pengkajian

tingkat nyeri klien mengatakan nyeri sudah banyak berkurang , tampak

tenang P: nyeri sudah banyak berkurang, lien tampak rileks ,Q: terasa

seperti tertusuk-tusuk, R: dibagian bekalang kepala atau tengkuk kuduk,

S: skala nyeri 2, T: berlansung secara hilang timbul. Pada saat dilakukan

observasi TTV didapatkan hasil TD: 148/84 mmHg, N: 88x/menit, R:

20x/menit, S: 36 ℃ .

Dapat disimpulkan masalah teratasi dan intervensi dihentikan, namun

peneliti Peneliti menganjurkan klien melakukan relaksasi aromaterpi

dengan rutin pada hari-hari berikutnya serta tetap mengonsumsi obat

hipertensi resep dari dokter dengan rutin dengan harapan tekanan darah

Ny. W selalu dalam batas normal.


24

BAB V

PEMBAHASAN
25

A. Pembahasan

Penelitian melakukan pembahasan untuk mengetahui sejauh mana

asuhan keperawatan pada Ny. W yang telah dilakukan dan adanya

kesenjangan serta perbandingan antara teori dan kenyataan yang sesuai di

lapangan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi

dengan kualitas tidur.

1. Pengkajian

Studi kasus dilakukan dengan melakukan pengkajian awal sebelum

melakukan intervensi keperawatan pada kasus ini didapatkan data klien

tampak pucat, lesu, mudah lelah, emosi tidak terkontrol. Hal ini sesuai

dengan yang di katakan (Mathematics, 2016) mengenai tanda- tanda jika

kulitas tidur seseorang tidak terpenuhi maka yang akan terjadi

sebagaimana yang disebut tadi.

(Rahmad, 2020) mengatakan kualitas tidur yang tidak baik dapat

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu memikirkan penyakit yang diderita,

kendala ekonimi, sedikit waktu berkumpul dengan kelarga merasa

kesepian sehingga mengakibatkan seseorang mengalami sulit tidur hingga

mengakibatkan nyeri pada bagian kepala.

2. Diagnose Keperawatan

Setelah dilakukannya pengkajian diagnosa keperawatan yang muncul

yaitu Ganguan pola tidur pada keluarga Tn. M khususnya pada Ny. W
26

berhubungan dengan nyeri akut. (Bingga, 2021) mengatakan

Tidur sangatlah penting bagi tubuh. Pada saat tidur, tubuh akan

memperbaiki diri, baik secara fisik maupun mental, sehingga kita merasa

segar dan berenergi saat bangun serta siap menjalani aktivitas. Pencetus

diagnose ini muncul karena hasil pengkajian ditemukan tanda dan gejala

kurang tidur seperti pucat, tidak ada energi, mudah lelah, takanan nadi

meningkat, sering merasa sakit kepala dan pandangan tidak focus pada

saat diajak berbicara.

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Jiwo (2012) individu yang

menderita penyakit kronik seperti hiperteni, kanker, diabetes malitus,

penykait jantung dapat menyebabkan tergangunya kualitas tidur. Penyakit

kronil dapat menimbulkan kekahawatiran akan masa depan, selain itu

biaya pengobatan dan perawatan yang dilakukan juga akan menambah

beban pikiran

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawata antara lain yangpeneliti lakukan dengan jurnal

yang peneliti terapkan memiliki kesamaan yaitu pasien yang mengalami

kualitas tidur buruk. Kualitas tidur pada klien dapat disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu memikirkan penyakit yang diderita, kendala

ekonimi, sedikit waktu berkumpul dengan kelarga merasa kesepian

sehingga mengakibatkan seseorang mengalami sulit tidur hingga

mengakibatkan nyeri pada bagian kepala.


27

Menurut Applen (2012) dalam, aromaterapi lavender adalah

aromaterapi yang menggunakan minyak esendial dari bunga lavender,

dimana memiliki komponen utama berupa linalool dan linati asetat yan

dapat memberikan efek relaksasi. Kansungan linanool asetat lianlyl yang

merupakan bahan aktif pada minyak lavender, linalool asetat linalyl dapat

menunjukan efek relaksasi, sehingga tidak ada kontraindikasi dan efek

samping atau interaksi obat lavender. Penggunaan lavender dapat

membantu memberikan ketenanagan, mengurangi kecemasan, sakit kepala

kulitas tidur, anti mikroba, anti serangga, penyebuhan luka ringan, luka

berat, anti septik.

4. Implementasi Keperawatan

Impelementasi dilakukan dengan menebrikan aromaterapi lavender

untuk mengurangi kualitas tidur dan tekanan darah pada klien. Hari

pertama setelah dilakukannya aromaterapi lavender pada pengkajian

kualitas tidur, klien mengatakan masih kurang tidur, pada pengkajian

tingkat nyeri klien merasa nyeri pada kepala dan tengkunya, klien masih

meringis. P: nyeri dan pusing terasa pada saat melakukan aktivitas

berlebihan Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R: dibagian bekalang kepala

atau tengkuk kuduk, S: skala nyeri 6, T: berlansung secara hilang timbul.

Didapatkan data bahwa klien masih mengatan kepala pusing. Pada saat

dilakukan observasi TTV didapatkan hasil TD: 169/99 mmHg, N:

99x/menit, R: 24x/menit, S: 35,2 ℃ . Pada hari ketiga dilakukannya


28

relaksasi aromaterapi lavender hasilnya klien semakin merasa relaks dan

nyaman setelah mengunnakan relaksasi aromaterapi lavender

5. Evaluasi

Hasil evaluasi pada Ny.W evaluasi hari kegita setelah dilakukan. Klien

sudah tidak tampak Pada klien mengatakan badan semakin terasa segar

dan relaks, lien megatakan senang karena tidak ada terbangun lagi

ditengah malam, klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang tekanan

darah sudah mulai menurun dan sudah bisa tidur nyeyak. pada pengkajian

tingkat nyeri klien mengatakan nyeri sudah banyak berkurang, tampak

tenang P: nyeri sudah banyak berkurang, lien tampak rileks,Q: terasa

seperti tertusuk-tusuk, R: dibagian bekalang kepala atau tengkuk kuduk,

S: skala nyeri 2, T: berlansung secara hilang timbul. Pada saat dilakukan

observasi TTV didapatkan hasil TD: 148/84 mmHg, N: 88x/menit, R:

20x/menit, S: 36 ℃ .

Dapat disimpulkan masalah teratasi dan intervensi dihentikan, namun

peneliti Peneliti menganjurkan klien melakukan relaksasi aromaterpi

dengan rutin pada hari-hari berikutnya serta tetap mengonsumsi obat

hipertensi resep dari dokter dengan rutin dengan harapan tekanan darah

Ny. W selalu dalam batas normal.

B. Keterbatan penulis

Pada saat melakukan pengkajian klien sering tidak focus pada saat berbicara,

sering kali meresa gelisa hingga beberapa kali pengkajian harus dihentikan,
29

namun setelah dilakuknnya pendekatan yang baik serta membina hubungan

saling peraya antara klien dan peneliti, akhirnya pengkajian berhasil dilakukan

sampai selesai.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
30

Kesimpulan yang didapatkan pada asuhan keperawatan pada Ny.W

tentang pemeberian aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur penderita

hipertensi, maka dapat disimpulkan:

1. pengkajian kualitas tidur klien mengatakan masih kurang tidur, pada

pengkajian tingkat nyeri klien merasa nyeri pada kepala dan tengkunya,

klien masih meringis. P: nyeri dan pusing terasa pada saat melakukan

aktivitas berlebihan Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R: dibagian bekalang

kepala atau tengkuk kuduk, S: skala nyeri 6, T: berlansung secara hilang

timbul. Didapatkan data bahwa klien masih mengatan kepala pusing. Pada

saat dilakukan observasi TTV didapatkan hasil TD: 169/99 mmHg, N:

99x/menit, R: 24x/menit, S: 35,2 ℃ .

2. Diagnose yang muncul adalah Ganguan pola tidur pada keluarga Tn. M

khususnya pada Ny. W berhubungan dengan nyeri akut dan Nyeri akut pada

keluarga Tn. M khususnya pada Ny. W berhubungan dengan hipertensi

3. Intervensi yaitu teknik relaksasi aromaterpi lavender untuk menurunkan

tingkat nyeri, memperbaiki kualitas tidur dan tekanan darah pada

penderita hipertensi

4. Implementasi yang diberikan pada klien adalah sesui dengan intervensi

yaitu memberikan aromaterapi lavender sampai masalah teratasi dan

terdapat perbedaan dengan penelitian yang terdahulu yaitu dalam segi

waktu pemberian aroma terapi


31

5. Evaluasi menunjukan adanya perubahan pada kualitas tidur dan penurunan

tingkat nyeri serta tekanan darah setelah diberikan aromaterapi lavender.

B. Saran

1. Bagi keluarga

Keluarga adalah orang terdekat klien, diharapkan dapat saling berkerj


sama dalam merawat klien, dapat membantu klien untuk selau dapat
memperhatikan kesehatan, mendukung agar selalu dapat
nelakukanrelaksasi aromaterapi lavender dengan rutin, minum obat resep
dari dokter dengan rutin dan memperhatikan waktu serta pola tidur klien.
2. Bagi klien

Diharapkan klien untuk selalu dapat memperhatikan kesehatannya, selalu

melakukan relaksasi aromaterapi lavender dengan rutin, minum obat resep

dokter dengan rutin dan memperhatikan waktu serta pola tidurnya.

3. Bagi peneliti

Perlu untuk menambah dan mengingat kemampuan dalam


memberikanasuhan keperawatan pada klien dengan masalah berhubungan
dengan kualitas tidur. Perawata yang ada di tatanan pelayanan kesehatan
didalam merawat pasien hipertensi tidak hanya memperhatikan maslah
fisiknya saja, namun masalah psikososialnya juga perlu untuk diperhatikan
seperti masalah kualitas tidur.

Anda mungkin juga menyukai